Professional Documents
Culture Documents
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia Nya sehingga tersusunnya Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
di rumah sakit. Standar ini disusun beriujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan gawat darurat di rumah sakit.
acuan
pelayanan
keperawatan
gawat
darurat
sesuai
dengan
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah meluangkan waktu dan likirannya untuk mendukung dan berperan serta dalam
penyusunan Standar Pelayanan KeperawCltan Gawat Darurat dari awal sampai
terbitnya buku ini. Semoga menjadi menjadi amal dan kebaikan bagi kita semua.
Kami mengharapkan dukungan dari berbagai pihak agar standar ini dapat dijadikan
acuan nasional dalam keperawatan gawat darurat di rumah sakit.
"
/ .Ii'ul/\j\
/ Uhartati,
---"
SKp, M.Kes
-,
DAFTAR lSI
Hal
KATA PENGANTAR ........ ....... .. .. ... .............. ... ..... .... ... .... .. .. .. ............ ... ..
DAFTAR lSI .. .. .... ............... ....... .. .... .. .. .. .. .. ...... ......... .............. ... ... ......... ..
iii
iv
KONTRIBUTOR ......... ... ....... .. ... ... ....................... ...... ... .. .... ........ .... .. ..... .. .
vi
DAFTAR LAMPIRAN ............... .. ..... .. ....... ........ .. ...... .. .. ... ..... .... ... ..
ix
BABIPENDAHULUAN
Standar"
Pengorganisasian Pelayanan
Keperawatan Gawat Darurat. ..... .. .. ... .. ............. ...... .. .... .. .... .... 9
10
12
14
15
16
ii
E.
17
18
19
LAMPIRAN
III
21
TIM PENYUSUN
Keteknisian
Medik)
Keteknisian Medik)
Keteknisian
Medik)
Medik)
Medik)
Rosita Akip,S .Kep.,Ners (RSUP Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita)
iv
KONTRIBUTOR
DAFTAR ISTILAH
melakukan praktik dengan batasan terlentu di bawah supervisi lang sung maupun
lidak langsung oleh Perawat Protesional dengan sebulan Licensed Vocational
Nurse (L VN).
5. Perawal protesional adalah Ie nag a protesional yang mandiri, bekerja secara
olonom dan berkolaborasi dengan yang lain dan lelah menyelesaikan program
pendidikan protesi keperawalan lerdiri dari ners generalis, ners spesialis dan ners
konsultan. Jika lelah lulus uji kompelensi yang dilakukan oleh badan regulatori
yang bersital olonom, selanjulnya disebul Registered Nurse (RN).
6. Ners adalah seseorang yang lelah menyelesaikan program pendidikan sarjana
dilambah dengan pendidikan protesi (Ners).
7. Ners Spesialis adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
pasca sarjana (S2) dan ditambah pendidikan spesialis keperawatan.
8. Surat Tanda Regislrasi (STR) adalah bukli lertulis yang diberikan oleh pemerinlah
kepada lenaga kesehalan (Perawal) yang lelah memiliki sertitikal kompelensi
sesuai kelenluan Peraluran Perundang-Undangan.
9. Pasien I Klien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehalannya unluk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik
secara langsung maupun lidak langsung kepada perawal.
vi
10.lnstalasi Gawat Oarurat (IGO) adalah Instalasi pelayanan rumah sakit yangl
memberikan pelayanan pertama selama 24 jam pada pasien dengan ancaman
kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan multidisiplin ilmu
11 . Kondisi gawat darurat adalah suatu keadaan dimana seseorang seeara tiba-tiba
dalam keadaan gawat alau akan menjadi gawat dan teraneam anggola badannya
dan jiwanya (akan menjadi eaeat atau mati) bila lidak mendapalkan pertolongan
dengan segera .
12. SMART adalah Spesific, Measureable, Achieveable,
Realiable, Time.
viii
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan
multi
profesi
termasuk
pelayanan
keperawatan.
Pelayanan
kegawatdaruratan saal ini sudah diatur dalam suatu sistem yang dikenal dengan
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) baik SPGDT sehari
hari (SPGDT-S) dan akibat bencana (SPGDT-B) ,
dan
mengurangi
angka
kesakitan , kematian
dan
kecacatan.
sangat
terbatas
untuk
mendukung
terwujudnya
pelayanan
B. Dasar Hukum
1. Undang -Undang
Republik
2009 tentang
Kesehatan,
2. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit,
3. Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor 24 Tahun
2007 tentang
Indonesia
Nomor
2004
Penanggulangan Bencan a,
4. Undang-Undang
Republik
33
tahun
tentang
Level
I di Rumah Sakil :
pasien
gawat
penyelamalan jiwa.
da rurat,
mengurangi
menetapkan
perlolongan pertama
diagnosis
dan
upaya
Level
mengurangi
IV di Rumah Sakil
mengurangi
BAB II
A.
pendayagunaan
sumber
daya
yang
ada
dan
pengembangannya.
2, Meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial.
3, Meningkatkan kerjasama tim,
4, Terpenuhinya sarana. prasarana. peralatan dan Sumber Daya Manusia (SDM)
kesehatan sesuai standar,
stan dar.
Khusus:
D. Sasaran
1. Pengelola pelayanan kesehatan di rumah sakit,
2. Pengelola
pelayanan
keperawatan
di
dinas
kesehatan
Provinsi,
Kabupaten/Kota ,
3. Tenaga keperawatan yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat,
4. Pengambil keputusan tingkat pusat dan daerah.
5. Organisasi prolesi kesehatan,
6. Institusi pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan kesehatan lainnya.
BAB III
Standar I
A. Ketenagaan
Pernyataan
Perencanaan ketenagaan perawat gawat darurat mencakup kebutuhan tenaga,
peran dan fungsi tenaga perawat gawat darurat serta kualifikasi tenaga perawat
berdasarkan kompetensi yang telah ditentukan.
Rasional
Perencanaan tenaga perawat yang sesuai dengan kualifikasi dapat mendukung
terwujudnya pelayanan keperawatan gawat darurat yang berkualitas, efektif dan
efisien.
Kriteria Struktur :
1. Ada kebijakan pimpinan rumah sakit yang mengatur kualifikasi perawat yang
bertugas di Instalasi Gawat Darurat ,
2. Ada kebijakan pimpinan tentang perencanaan kebutuhan tenaga perawat
mengacu
pada
fungsi
pelayanan
Instalasi
Gawat Darurat
rumah
sakit
(tingkat
beban
kerja)
sena jam
efektif
perawat
perhari
sena
kompleksitas dari kasus yang ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGO) rumah
sakit,
3. Semua perawat yang memberikan pelayanan keperawatan gawat darurat di
IGO memiliki Surat Tanda Registrasi (STR), dan sertifikat pelatihan gawat
darurat.
Kriteria Proses :
1. Menyusun rencana kebutuhan tenaga perawat berdasarkan rata-rata jumlah
pasi en per hari, jumlah jam perawatan perhari (tingkat beban kerja) serta jam
efektif perawat per hari serta kompleksitas dari kasus yang ditangani di IGD
rumah sakit,
2. Menjadi tim rekruitmen tenaga perawat yang memberikan pelayanan gawat
darurat,
3. Menyusun rencana program pengembangan SDM melalui pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan, program pengembangan protesi.
Kriteria Hasil
1. Tersedia tenaga keperawatan di gawat darurat sesuai kebutuhan yang
ditetapkan dengan kualifikasi yang dipersyaratkan,
2. Adanya
dokumen
perencanaan
kebutuhan
tenaga
perawat
dan
pengembangannya,
3. Adanya tenaga perawat yang terlibat dalam tim rekruitmen tenaga perawat di
pelayanan keperawatan gawat darurat di rumah sakit.
Rasional
Tersedianya sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan logistik untuk menjamin
terlaksananya pelayanan keperawatan gawat darurat di rumah sakit yang
berkualitas, efektif dan efisien.
Krileria Slruktur :
1. Adanya kebijakan pimpinan rumah sakit yang mengatur sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan serta logistik dalam pelayanan gawal darurat di rumah
sakit,
7
spa penggunaan
9. Adanya sistem isolasi untuk pasien infeksius (H1 N1, H5N1, SARS).
Kriteria Proses
1. Menyusun rencana kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan dan
logistik berdasarkan spesifikasi yang dipersyaratkan di pelayanan keperawatan
gawat darurat,
2. Menjadi tim teknis dalam pengadaan sarana, prasarana, peralatan kesehatan
dan logistik di Instalasi Gawat Darurat,
3. Melaksanakan pemantauan terhadap pemeliharaan sarana, prasarana serta
peralatan kesehatan dan uji lungsi (kalibrasi) secara teratur dan berkala,
4. Melaksanakan sistem isolasi untuk pasien yang menderita penyakit sang at
menular dan mematikan (H1N1, H5N1, SARS) .
Krileria Hasil
1. Tersedianya sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan logistik siap pakai
sesuai kebutuhan,
2. Adanya dokumen inventaris
logistik,
3. Adanya dokumen frekuensi pemakaian dan pemeliharaan peralatan kesehatan
secara periodik / berkala,
4. Adanya dokumen hasil kalibrasi peralatan kesehatan,
8
5. Adanya sistem isolasi untuk pasien yang menderita penyakit sangat menular
dan mematikan (H1N1, H5N1, SARS).
Standar II
Pernyataan
Pengorganisasian pelayanan keperawatan gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat
(IGO) harus memberikan pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam
seminggu. Pengorganisasian pelayanan keperawatan gawat darurat didasarkan
pad a organisasi fungsional yang terdiri dari unsur plmpinan dan unsur pelaksana
yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan terhadap pasien gawat
darurat dengan tujuan tercapainya mutu pelayanan IGD rumah sakit yang optimal.
Rasional
Pengorganisasian yang baik di IGO rumah sakit dan tim yang handal menjamin
kesinambungan pelayanan yang berkualitas, efaktif dan efisian .
Kriteria Struktur
1. Adanya kebijakan pimpinan rumah sakit tentang pelayanan keperawatan gawat
darurat yang mencakup pembentukan organisasi , tatalaksana pelayanan di IGD
dan monitoring evaluasi,
2. Adanya kebijakan pimpinan rumah sakit tentang sistem rujukan pasien gawat
darurat,
3. Adanya struktur organisasi dan hubungan tata karja gawat darurat,
4. Adanya standar penetapan uraian tugas, tanggung jawab serta kewenangan
perawat kepala ruangan, ketua tim dan pelaksana di gawat darurat,
5. Adanya SPO penatalaksanaan bencana baik internal dan eksternal,
6. Adanya kebijakan pendelegasian kewenangan melakukan tindakan medik yang
bukan life saving diatur oleh kebijakan pimpinan rumah sakit setempat atau
komite medik secara tertulis.
Kriterla Proses
1. Melaksanakan
tugas
sesuai
dengan uraian
tugas,
tanggung
jawab
dan
Krileria Hasil
1. Terlaksananya pelayanan keperawatan gawat darurat di IGO sesuai uraian tugas,
tanggung jawab dan kewenangan tertulis,
2. Terlaksananya koordinasi dengan anggota tim keperawatan dan anggota tim
kesehatan lain,
3 . Terlaksananya sistem rujukan pasien gawat darurat,
4. Terlaksananya penanganan bencana baik bencana internal maupun eksternal,
5. Terlaksananya delegasi kewenangan untuk melakukan tindakan medik yang
bukan life saving diatur oleh kebijakan pimpinan rumah sakit setempat atau
komite medik.
Siandar III
Pernyalaan
Bantuan yang diberikan pada pasien gawat d<'lrurat bertujuan untuk penyelamatan
nyawa dan mencegah kecacatan menggunakan pendekatan proses keperawatan di
IGO rumah sakit.
Rasional
Pelaksanaan
pelayanan
keperawatan
gawat
darurat
dengan
menggunakan
pendekatan proses keperawatan gawat darurat dengan cepat, tepat, dan cermat
sesuai standar untuk penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan .
10
Krlterla Struktur
1. Ada kebijakan pimpinan rumah sakit tentang penerapan Standar Asuhan
standar
asuhan
keperawatan
gawat
darurat
meliputi
pengkajian,
Prosedur
Operasional
(SPO)
kegawatdaruratan
klinis
yang
Krlteria Proses
1. Melaksanakan
Standar
kegawatdaruratan
yang
Asuhan
Keperawatan
menyebabkan
kematian
(SAK)
dan
pada
10
kasus
10 masalah
utama
Kriterla Hasil
11
Stan dar IV
Pernyataan
Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktik keperawatan
kegawatdaruratan diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan
keperawatan di IGO rumah saki!. Proses keperawatan terdiri atas lima langkah
meliputi
pengkajian , diagnosa
keperawatan,
rene ana
tindakan
keperawatan,
A. Pengkajian Keperawatan
Pernyataan
Proses pengumpulan
kesehatan pasien gawat darurat di rumah sakit seeara sistematik , akurat, dan
berkesinambungan.
Rasional
Pengkajian
primer
berkesinambungan
dan
sekunder
memudahkan
terfokus,
perawat
sistematis,
untuk
akurat,
menetapkan
dan
masalah
kegawatdaruratan pasien dan rencana tindakan eepat, tepat, dan cermat sesuai
standar.
Kriteria Struktur
1. Ada format pengkajian yang baku untuk pengkajian keperawatan gawat
darurat di rumah sakit .
2. Ada petunjuk teknis penggunaan formulir pengkajian keperawatan gawat
darurat di rumah sakit,
3. Ada sistem triase yang dapat digunakan pada pengkajian keperawatan gawat
darurat di rumah sakit sehari-hari, baik bencana internal maupun eksternal ,
12
4. Ada alat untuk pengkajian keperawatan gawat darurat meliputi : jam dengan
jarum detik, stetoskop, termometer, tensimeter, pen light (Iampu senter),
defibrilator, pulse oxymetry, dan EKG.
Krlteria Proses
1. Melakukan triase,
2. Melakukan pengumpulan data melalui primary dan secondary survey pada
kasus gawat darurat di rumah sakit serta bencana internal dan eksternal.
a. Primary Survey.
A: Airway atau dengan kontrol servikal,
B: Breathing dan ventilasi,
C: Circulation dengan kontrol perdarahan,
D:Disability pada kasus trauma, "Detibrilation, Drugs, Differential Diagnosis"
benar
ditandatangani,
nama
jelas,
diberi
tanggal
dan
jam
pelaksanaan,
2. Adanya rumusan masalah I diagnosa keperawatan gawat darurat.
13
Rasional
Masalah/diagnosa keperawatan yang ditegakkan merupakan dasar penyusunan
rencana keperawalan dalam penyelamatan jiwa dan mencegah kecacatan.
Kriteria Struktur:
Ada daftar masalah/diagnosa keperawalan gawat darura!.
Kriteria Proses:
Menetapkan masalah/diagnosa keperawatan mencakup : masalah , penyebab,
tanda dan gejala (PES/PEl berdasarkan prioritas masalah.
Kriteria Hasll
Ada dokumenlasi masalah / diagnosa keperawalan gawal darura!.
14
C. Perencanaan Keperawalan
Pernyataan
Serangkaian langkah yang bertujuan unluk menyelesaikan masalahfdiagnosa
keperawatan gawal darural berdasarkan priorilas masalah yang lelah dilelapkan
baik secara mandiri maupun melibalkan lenaga kesehalan lain unlUk mencapai
lujuan yang telah dilelapkan.
Rasional
Rencana lindakan keperawalan gawal darural digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan tindakan keperawalan yang sistemalis dan efeklif.
Kriteria Struktur :
1. Adanya rumusan tujuan dan krileria hasil,
2. Adanya rumusan rencana lindakan keperawalan.
Krilerla Proses
1. Menelapkan
lujuan
lindakan
keperawalan
penyelamalan
jiwa
dan
Krilerla Hasil
1. Tersusunnya rencana lindakan keperawalan gawal darural yang mandiri dan
kolaboralif ,
2. Ada
rencana
tindakan
keperawalan
didokumenlasikan
pada
calalan
keperawatan.
15
Rasional
Perawat mengimplementasikan reneana asuhan keperawatan gawat darurat
untuk meneapai tujuan yang telah ditetapkan.
KrUerla Struktur
KrUeria Proses
1. Melakukan
tindakan
keperawatan
mengaeu
pad a
standar
prosedur
sesuai
dengan
masalah
keperawatan
yang
muneul.
Contoh: Jalan nafas tidak efektif
Tindakan Mandiri Keperawatan
a) Monitor pernafasan : rate, irama, pengembangan dinding dada, ratio
inspirasi maupun ekspirasi, penggunaan otot tambahan pernafasan,
bunyi nafas, bunyi nafas abnormal dengan atau tanpa stetoskop,
b) Melakukan pemasangan pulse oksimetri,
e) Observasi produksi sputum, jumlah, warna, kekentalan,
d) Lakukan jaw thrust (khusus pasien dengan dugaan eedera servikal).
chin lift, atau head tilt,
16
j) Lakukan
pemasangan
Oro
Pharingeal
Airway
(OPA),
Kriterla Hasil
1. Adanya dokumen tentang tindakan keperawatan serta respon pasien,
2. Ada dokumen tentang pendelegasian tindakan medis (standing order').
E, Evaluasl Keperawatan
Pernyataan
Penilaian perkembangan kondisi pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan
gawat darurat mengacu pada kriteria hasil.
Rasional
Hasil evaluasi menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan keperawatan
gawat darurat.
Kriteria Struktur :
1. Ada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan,
17
2. Adanya
catalan
perkembangan
pasien
dari tiap
masalah I
diagnosa
keperawatan.
Kriteria Proses:
1. Melakukan evaluasi terhadap respon pasien pada setiap tindakan yang
Kriteria Hasil
1. Ada dokumen hasil evaluasi menggunakan pendekatan SOAP pada tiap
Stan dar V
Pernyataan
Pembinaan pelayanan keperawatan gawat darurat meliputi pembinaan terhadap
manajemen
keperawatan,
penerapan
asuhan
keperawatan,
peningkatan
Rasional
Pembinaan
pelayanan
keperawatan
gawat
darurat
dapat
Kriteria Proses
1. Merencanakan dan melaksanakan program bimbingan leknis, peningkatan
kemampuan, penerapan asuhan gawat darurat secara berkala,
2. Melaksanakan pembinaan pelayanan gawat darurat yang meliputi : manajemen
keperawatan , penerapan asuhan keperawatan, peningkatan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan gawat darurat di rumah sakit dan berkesinambungan,
3. Memberikan
sesuai
ketentuan,
4. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja secara periodik,
5. Melaksanakan tindak lanjut hasil pembinaan,
6. Melaksanakan pembinaan masalah etik profesi.
Kriteria Hasil
1. Adanya peningkatan kinerja yang dibuktikan dengan dokumen kinerja perawat,
2. Adanya dokumen laporan penyelesaian masalah ,
3. Adanya dokumen bimbingan teknis terhadap pelayanan keperawatan gawat
darurat,
4. Adanya reward dan punishment,
5. Adanya dokumen penanganan masalah etik profesi.
Standar VI
Pernyataan
Pemantauan , penilaian
pelayanan keperawalan
serta
tindak
lanjutnya
yang
dilakukan secara terus menerus untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan gawat
darurat.
[9
Rasional
Pengendalian mutu pelayanan keperawatan menjamin keselamatan, menurunkan
angka kematian dan kecacatan serta meningkatkan kepuasan pasien.
Kriteria Slruktur
1. Adanya kebijakan pimpinan tentang program keselamatan pasien (Patient safety),
2. Adanya kebijakan tentang program pengendalian mutu keperawatan gawat
darurat,
3. Adanya indikator kinerja klinis pelayanan gawat darurat :
a. Waktu tanggap pelayanan di gawat darurat (response time),
b. Angka kematian pasien
24 jam ,
c. Kepuasan pelanggan .
Kriteria Proses
1. Melaksanakan
pemantauan
mutu
dengan
menggunakan
instrumen
ieistandar,
2. Melaksanakan upaya keselamatan pasien,
3. Mendokumentasikan upava keselamatan pasien dan pengendalian mutu,
4. Menyusun program perbaikan ke ndali mutu pelayanan gawat darura \.
Kriteria Hasil
1. Ada dokumen hasil pelaksanaan keselamatan pasien dan perawat,
2. Ada dokumen hasil evaluasi pelaksanaan keselamatan pasien ,
3. Waktu tangg ap pelayanan gawat darurat (response time)
4. Angka kematian pasien
24 jam
20
5 menit,
yang
BABIV
PENUTUP
darurat
perlu
dilengkapi
Standar
Prosedur
Operasional
(SPO)
dan
21
Lampiran 1
B. PERSYARATAN SARANA
Memiliki area khusus parkir ambulance yang biasa menampung lebih dari 2 ambulance (sesuai dengan bellan RS),
g. Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar dan tidak ada "cross infe,;tion', dapat menampung korban
bencana sesuai dengan kemampuan RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh pera'Nat kepala jaga,
11. Area dekontamlnasi ditempatkan depan I diluar IGO atau terpisah dengan IGO,
Lampiran 1
A. PRINSIP UMUM
1. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki kemampuan,
2. Pelayanan di IGD RS harus dapat memberikan pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu,
3. Berbagai nama untuk Instalasi I unit Gawat Darurat RS diseragamk3n menjadi Instalasi Gawat Darurat (lGD) ,
4. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pad a saat menangani kasus gawat darurat,
5. Korban gawat darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah sampai di IGD.
6. Organisasi Instalasi Gawat Darurat (lGD) didasarkan pad a organisasi multidisiplin, dan terintegrasi dengan struktur organisasi fungsional yang
terdiri dari unsur pimpinan dan unsur pelaksana . yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan terhadap pasien gawat darurat di IGD
dengan kewenangan penuh yang di pimpin oleh dokter,
7. Setiap Rumah Sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan pelayanan gawat darurat minimal sesuai dengan klasifikasinya
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level IV sebagai standar minimal untuk rumah sakit Kis A,
b. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Levell!l sebagai standar minimal untuk rumah sakit Kls S,
c. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Levell! sebagai standar mininal untuk rumah sakit Kis C,
d. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar mirli~lal untuk rumah sakit Kis D
Lampiran 1
C. PERSYARATAN FASILITAS SARANAIPRASARANA
B dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh levellGD RS , juga oleh jumlah kasus yang ditangani
Sarana Prasarana di IGD mengacu ke Kepmenkes RI Nomor 8561 Menke~'3K11X/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Oarurat (IGO) di rumah
Sakit, sebagai berikut:
LEVEL IV
KELASIRUANG
No
LEVEL III
LEVEL II
LEVELl
KETERANGAN
RUANG TRiASE
Minimal 2
Rasio (Crossesctionaf)
(perlu dibuatkan form )
RUANG nNDAKAN
RUANG RESUSITASI
I
I
;
~
a. Peralatan medis
NA
OPA
Laryngoscope dewasa
I
I
I
I::TT
.'iuction catheter
Sesuai jumlah TT
Tracheostomy tube
Oksigen sungkup
Chest tube
f<riko / tracheostomy
+/
+/
Sesuai jumlah TT
2-3 tiap TT
nasal)
Infusion Pump
+/
Syringe pump
+/
Infusion set
Minimal 10
Minimal 10
IV Needle
Minimal 10
EKG
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Ventilator transport
IV Transparan dressing
Vena sectie
Minimal 1
2-2 tiap TT
Deflbrilator
Gluko stick
Minimal 1
-
Stethoscope
Minimal 1
Termometer
Minimal 1
Nebulizer
Minimal 1
+1
Minimal 1
Neck collar
Minimal 1
Splint
Minimal 1
Mini mal 1
Scoopstrecher
Minimal 1
Minim al 1
Oksigen medis/consentrator
Warmer
Immobilisation Set
Urine bag
Minimal 1 set/IT
NGT
Minimal 1
Mini mal 1
Cairan koloid
Kristaloid
_ L _ _ _ __
+
---
- -
+
- -
Adrenalin
SA
lidokain 2 %
Dextrose 50 %
Aminophilin
Trombolitik I fibrinolitik
Manitol
Furosemide
Alatmedis
Min 3
Min 1
Min 1
Min 1
Dressing set
10
10
10
10
Infusion set
10
10
10
10
IV Transparan dressing
Meja operasi
20
20
20
20
IV Needle
10
10
10
10
Thoracosintesis set
Metalcouter
Film viewer
Tiang infus
Lampu operasi
Suction
Bidai
Stethoscope
Splint
Analgetika
Antiseptik
Lidokain 2 %
+
+
diresepkan
Wound dressing
ATS
ABU
..
.
.
Anti Rabies
Benang jarum
..
langan, kacamatalgoogle
..
'.
a. Peralalan Medis
EKG
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
~1
Min 1
I
I
Kursi periksa
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Irigator pemeriksaan
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Oksigen medis
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
NGT
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Syringe pump
Min 2
Min 2
Min 2
Min 2
Min 2
Min 2
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Infusion pump
Infusion set
IV Transparan dressing
IV Needle
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Lampu kepala
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Bronchoscopy
Min 1
Jarum spinal
Optha/moscc5py
Min 1
Min 1
Otoscope set
M in 1
Min 1
Min 1
Min 1
Slit lamp
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Tiang infus
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Tempat tidur
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Film viewer
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Koloid
Kristaloid
__
+ _
.1
Dextrose
Adrenalin
SA
diresepkan
Aminophilinlbeta 2 blocker
Morphin
Anti contulsion
Dopamin
Dobutamin
ATS
Trombolitikl fibrinolitik
APD
Monito/
Furosemid
Kortikosteroid
lidokain
Pethidine
<,
. ANAK
.,
a. Peralatan Medis
Inkubator
Tiang infuse
Film Viewer
Suction
Oksigen
IT
diresepkan
IV Transparan dressing
IV Needle
Partus set
Min 1
Min 1
Min
Min 11
Min 11
1/gabung
gabung
gabung
Min 1
Min 1
Min 1
Suction bayi
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Meja Gynekologi
Min 1
Min 11
Min 11
Min 11
gabung
gabung
gabung
Meja partus
Min 1
Min 11
Min 11
Min 11
Vacum set
Min 1
Forceps set
Min 1
eTG
Min 1
Resusitasi set
Min 1
Doppler
Min 1
Min 1
Leannec
Min 1
Tiang infuse
Min 1
Min 1
Film viewer
Min 1
Gabung
gabung
gabung
Min 11
Min 11
Min 11
gabung
gabung
Gabung
Min 11
gabung
Min 11
gabung
Min 11
Min 11
gabung
Min 11
gabung
Min 11
Min 11
Gabung
Min 11
Gabung
Min 11
gabung
gabung
Gabung
Min 11
gabung
Min 11
gabung
Min 11
gabung
Min 11
gabung
Min 11
gabung
Min 11
gabung
Min 11
Qabung
Min 11
gabung
Min 11
gabung
Min 11
aabuna
Min 11
gabunQ
Min 11
gabung
Min 11
Gabung
Min 11
Gabung
Min 11
Gabung
Min 11
Gabuna
Min 11
Gabung
Min 11
Gabung
b. Obat-obatan
Uterotonika
Prostaglandin
- . 1
..
,
~.
'.
. -
?'
a. Ruang Persiapan
Ruang ganti
Tindakanloperasi yang
II
Brancard
+/
Oksigen
+/
Suction
+/
+/
Min 1
Min 1
Min 1
Linen
a. Kamar operasi
Mesin anesthesi
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Pulse oxymetri
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Meja instrumen
Min 1
Min 1
Min 1
Suction
Min 1
Min 1
Min 1
C-arm
Min 1
Min 1
Film viewer
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Meja operasi
Lampu (mobilelslatis)
Laparatomy set
Min 1
Min 1
Min 1
Appendictomy set
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Sectiocaesaria set
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Torakosintesis set
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Set orthopaedik
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Vascular set
Neurosurgery set
Min 1
Min 1
Endoscopy surgery
Min 1
Min 1
Laryngoscope
Min 1
Min 1
Min 1
BVM
Min 1
Min 1
Min 1
Defibrilator
Min
Min 1
Min 1
Infuse pump
Min 2
Min 2
Min2
Syringe pump
Min 2
Min 2
Min 2
Min 1
Min 1
Min 1
Suction
Min 1
Min 1
Min 1
Tiang infus
Min 1
Min 1
Min 1
Laparascopy set
b. Recovery Room
,
I
elektif
i
-
Min 1
Min 1
Min 1
IV Transparan dressing
Min 2
Min 2
Min 2
IV Needle
Min 2
Min 2
Min 2
Oxygen line
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
USG mobile
Min 1
Min 1
Apron timbal
Min 2
Min 2
Min 2
CT Scan
Min 1
Min 1
Tersedia1
Min 1
Min 1
Min 1
Film viewer
Min 1
Min 1
Min 1
Lab. Rutin
+/
Infus set
Ruang Radiologi
X Ray mobile
MRI
+/-
Ruang Laboratorium
I Lab. Standar
Elektrolit
Kimia
AGO
+/
CKMB Uantung)
Lab. Khusus
+/bisa
gabung
+/bisa
gabung
+/bisa
gabung
Basah
Minimal 1
Autoclave
Minimal 1
Ruang Sterilisasi
Gas Medis : N2 0
Tabung gas
+/
+/
+ -
Sentral
..
".
Fix
Mobile
+/
Radio medik
+/
+/
Radio medik
+/
+/
+/
Alai Administrasi
'------
Mobile
-.;
"+'
~ S
:::l
iii
a.
c
iii
:::;
Q)
.><
.'!!
]j
n; Q):::l
<i: :::;
a.
l
(L
Lamp;ran 2
Fungsi Perawat dan kelas IGO tersebut. Jika IGO mempunyai Ruang Observasi
Intermedate (kelas III dan IV) perlu dipertimbangkan tambahan jumlah perawat seperti rawat
inap, jika tidak mempunyai ruang intermediet dapat digunakan acuan sebagai berikut:
Untuk perhitungan jumlah tenaga tsb perlu ditambah faktor koreksi hari libur / cuti / hari
besar ( loss day)
A. Rumus I
Loss day =
Jml Hari Minggu Olm 1 Tahun + Cuti + Hari Besar
X Jml Perawal Yg
Tersedia
52 + 12 + 14 = 78 hari
286
Lampiran 2
Loss day
Keterangan :
Rata-rata jumlah pasien I hari = 50
Jumlah jam perawatan = 4 jam
Jam efektif I hari = 7 jam
( 78 x 29)
286
= 29 Orang + 8 Orang
B.
= 37 Orang
Contoh:
Jum lah kunjungan I bulan
: 1.994
: 65
Kebutuhan tenaga
= 2.5 x 52 x 7 x 65
41 x 40
= 36 perawat
Kebutuhan tenaga per shift menurut beban kerja dan jumlah kunju ngan per shift
lampiran 2
TP = D X 365
Keterangan
TP
= Tenaga Perawat
o = Jam Keperawatan
7jam / hari
Untuk mendapatkan nilai 0 , harus dilakukan penelitian tentang waktu perawat dalam
memberikan asuhan kepada pasien dari masing-masing klasifikasi pasien.
o = { (A 1 x
jum as/hr) + (A2 x jum os/hr) + (A3x jum aslhr) + (3shiftlhr x adm tm) )
Keterangan :
A1
A2
A3
Adm time
menit
1 : 10
IGO Kelas I = 1 : 15
(Sumber Sistem Penanggulangan Gawat Oarurat Terpadu Oitjen Van Medik OEPKES RI
2004)
Lampiran 2
Calalan:
Jumlah perawat disesuaikan dengan banyaknya kunjungan pada waktu tertentu, misalnya
pada shift sore jam 16.00- 18.00 diperlukan jumlah perawat yang lebih ban yak (fleksibel ),
atau ada kebijakan on call atau pengaturan oleh duty manager dalam penambahan
lenaga pad a saat kunjungan tinggi I banyak, memberdayakan mahasiswa sesuai dengan
kompetensinya . Jumtah minimum perawat disesuaikan variasi kunjungan
-:-(3"'6=-=5:----::"C.,..)"'X-cJ-a-m-:k-e-Crj-a-:-/7'"hari
51100
1800
Keterangan .
B = Rata - rata pasien per hari dari bulan Jafluari 2009 sId Maret 2009 (28 pas len)
Lamplran 2
JUMLAH PASIENITHN
PERAWAT
= 7763
=11420
Culi Ihnan
12 hari
Diklat
6 hari
GD
Libur nas
14 hari
GDO=
Ketidakhadiran
1306
204
6 hari
275 hari/th
Waktu kerja
863
275x6,67=1834 jam/ th
KEBUTUHAN TENAGA
PERAWAT
30menit
= 8,47
G 120menit
= 15,57
D 150 menit
GD 210 menit
= 0,24
GD
IGOO=
2,49
0,72
BEBAN KERJA
Waktu yg tersedia : waktu pelayanan
F
= 917
= 733,6
GD
c52'
GDO = 282, 15
Lampiran 3
KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI PERAWAT IGD
A.
Perawal Pelaksana
Kualifikasi .
Pendidikan 03 keperawatan dengan pengalaman klinik dua (2) tahun Ners dengan
pengalaman klinik 1 tahun di Rumah Sakit dan sudah tersertifikasi Emergency nursing
basic 2
B.
Seorang perawal yang bertanggung jawab dan berwenang terhadap lenaga pelaksana
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien di gawat darurat,
yang bertanggung jawab kepada kepala ruangan IGO
Lampiran 3
C. Perawal
Perawal
Kepala Ruangan :
profesional yang berlanggung jawab dan berwenang dalam mengelola
serta pelalihan
manajemen .
Lampiran 4
B. SPO Kolaborasi
Lamplran 5
1.
2.
3.
Presensi perawat,
4.
Ronde perawatan,
5.
6.
7.
8.
On duty nurse,
9.
10.
11 .
12.
13.
14.
15.
16.
Sistem rujukan ,
17.
Pembinaan stal,
18.
19.
Pelaporan ,
20.
21.
Sistem inlormasi,
22.
23.
24.
25.
26.
Lampiran 6
Judul
No Dokumen
No Revisi
I
I
spa
Hal
Tanggal :
Nama & tanda tangan pimpinan
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Proses
Unit Terkait
Lampiran 7
Judul
spa
: Jelas
: Jelas
No. Dokumen
: Jelas
No.Revisi
: Jika
ditulis
Tanggal
: Jelas
: Jelas
Pengertian
: Jelas
Tujuan
Prosedur
Unit terkait
spa
Lampiran B
Tanggal
Nama
.... . tahun
Umur
: UP
Jenis kelamin
Nomor RM .
DiagnosIs
PUKUL
1.
PUK UL
KEGIATAN
No.
Hubungi
Konsulen
Konsulen
Tiba
2.
Diperiksa Dokler
3.
Diperiksa Perawat
4.
KonsulSedah
5.
Konsul Jantung
6.
Konsulanak
7.
8.
Konsul neurologi
9.
10
"" ..
. ....
( ) ISS
( )IRNA
( ) Pindah ke AS lain
(Sumber:
.. )
2 ............ ..... .
(Surnber:
..... .)
(Sumber:
3.
...... 200
Petugas,
(
.... )
. jam
.. ..... ... )
lampiran 9
Lampiran 10
CONTOH URAIAN TUGAS PERAWAT OlIGO RUMAH SAKIT
A. PERAWAT PELAKSANA
1. Melakukan serah terima seliap pergantian dinas yang mencakup pasien dan
peralatan,
2. Melakukan asuhan keperawatan pasien
a. Mengkaji keadaan pasien,
b. Membuat rencana keperawatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Melakukan evaluasl
e. Melakukan pencatatan dan pendokumentasian
3. Berperan serta membahas kasus dalam upaya meningkatkan mutu
asuhan
keperawatan di IGO,
4 . Menyiapkan, memelihara dan menyimpan peralatan agar siap pakai,
5. Melakukan dinas rotasi sesuai jadwal yang dibuat oleh kepala ruangan,
6. Memelihara lingkungan untuk kelancaran pelayanan,
7. Memberi penjelasan kepada pasien atau keluarga tentang IGO dan lingkungannya,
peraturan/tata tertib yang berlaku , fasilitas yahg ada,
8. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga, ataupun
dengan anggota tim kesehatan,
9. Membantu merujuk pasien kepada fasilitas kesehatan lainnya dengan mengikuti
aturanlsistem yang berlaku,
10. Mengikuti pertemuan berkala bersama dokter penangung jawab gawat darurat serta
perawaVpenanggung jawab gawat darurat,
11 . Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan gawat darurat,
12. Menyiapkan persiapan pasien yang akan keluar ruang gawat darurat. meliputi:
a. Menyiapkan formulir untuk penyelesalan administrasi seperti; surat iiin pulang;
surat keterangan sakit; petunjuk diet; resep obat untuk dirumah sakit yang
diperlukan ; surat rujukan atau pemeriksaan ulang
b. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga, meliputi: diet atau
pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaan obat; mengajurkan
pasien tentang pentingnya pemeriksaan ulang/konlrol ke RS, Puskesmas,fasiltas
kesehatan lainnya.
13. Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh RS,
14. Berperan serta dalam kegiatan penangganan bencana,
Lampiran 10
15. Mengikuti pertemuan ilmah baik dalam bidang kesehatan maupun keperawatan
sesuai kompetensinya
asuhan keperawatan
(pengkajian , perencanaan,
implementasi,
Lampiran 10
D.
dan
keseimbangan
tim
keperawalan
sesuai
dengan
kemampuan tenaga.
c. Membual jadwal kegiatan ruangan (jadwal dinas. pertemuan ilmiah. jadwal ronde
keperawatan. dill.
d. Memanlau pelaksanaan lugas yang dibebankan.
e. Mengalur pemanlaalan sumber daya secara tepat guna dan hasil guna
f. Mengisi dan menyimpan buku kegialan (log book) serta menandatangani daftar
presen tasi unluk berbagai kepenlingan
3. Melaksanakan tungsi pengawasan, pengendalian . dan penilaian (P3)
a. Mengawasi pelaksanaan lugas masing-masing SIal keperawalan gawat darurat,
b. Mengawasi. memperlahankan dan mengalur penempalan alaI-alaI agar selalu
sia p pakai .tepat guna dan lepat sasaran .
c. Mengawasi pelaksanaan inventarisasi secara periodik.
d. Mengana lisa masalah dan melakukan tindak lanjut.
e. Menilai dan mengevaluasi kinerja perawal.
f. Mempertahankan dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan gawat darurat.