Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai akhir abad ini Indonesia akan dijumpai sekitar 8-10% lansia dan
wanita akan lebih banyak dibandingkan dengan kaum pria. Dalam perjalanan
hidupnya seorang wanita yang mencapai umur sekitar 45 tahun, mengalami penuaan
indung telur, sehingga tidak sanggup memenuhi hormone esterogen. Sistem hormonal
seluruh tubuh mengalami kemunduran dalam mengeluarkan hormonnya.
Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan akibat
dari tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung dari periode
menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan
siklus haid). Menopause adalah bagian dari periode transisi perubahan masa
reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause berkisar 43 57
tahun namun tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita akan
memasuki masa menopause. Selain itu, faktor keturunan juga berperan disini, seorang
wanita akan mengalami menopause pada usia tidak jauh berbeda dari ibunya.Gejalagejala perimenopause diantaranya adalah :
1. Perubahan di dalam periode menstruasi (memendek atau memanjang, lebih
banyak atau lebih sedikit atau tidak mendapat menstruasi sama sekali)
2. Hot flashes
3. Keringat malam
4. Kekeringan pada vagina
5. Gangguan tidur
6. Perubahan mood (depresi, mudah tersinggung)
7. Nyeri ketika bersanggama
8. Infeksi saluran kemih
9. Inkontinensia urin (tidak mampu menahan keluarnya air seni)
10. Tidak berminat pada hubungan seksual
11. Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang
12. Bermasalah dengan konsentrasi dan daya ingat
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah itu hormone replacement therapy.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui manfaat hormone replacement therapy
b. Mengetahui kontra indikasi hormone replacement therapy
c. Mengetahui efek samping hormone replacement therapy
d. Mengetahui penggunaanhormone replacement therapy
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Dapat mempelajari tentang hormon replacement therapy, dan mampu menerapkan
konselingnya.
2. Bagi tenaga kesehatan
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan tentang menopause dan hormon
replacement therapy
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hormone Replacement Therapy (HRT) atau Terapi Sulih Hormon (TSH)
adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala padawanita selama dan
setelah menopause untuk menggantikan hormone yang kurang kadarnya karena tidak
diproduksi secukupnya lagi akibat kemunduran fungsi organ-organ endokrin
hormone.
Menopause adalah berhentinya masa haid pada wanita sehingga kemampuan
untuk bereproduksi sudah tiadak ada, hal ini ditandai dengan perubahan hormonal
yang nyata pada tubuhnya. Hal ini juga menyebabkan menurunnya jumlah
hormon estrogen, dimana hormon ini merupakan hormon yang berhunbungan dengan
sistem reproduksi, yang menyebabkan wanita merasakan gejala tak enak, termasuk
panas pada wajah, vaginal kekeringan, sifat lekas marah, dan depresi. TSH secara
parsial mengembalikan keseimbangan estrogen di tubuh wanita untukmengurangi
atau mengeliminasi
gejala
meringankan
penderitaan
tidak
hanya pada wanita dewasa yang mengalami menopause alami, tetapi juga di wanita
muda yang mungkin mengalami menopause prematur untuk alasan medis, seperti
kanker atau sebab kelainan ovarium yang berhenti menghasilkan estrogen.
Sebagai tambahan dalam mengurangi gejala asosiasi dengan menopause, TSH
memiliki banyak keuntungan dan bahkan proteksi dari penyakit tertentu, termasuk
osteoporosis,
penyakit
jantung,
dan stroke.
sedang
tidak selalu berguna, dan dalam beberapa peristiwa ini mungkin sebenarnya
menaikkan resiko kanker, serangan jantung, dan penyakit lain.
B. Penggunaan Terapi Sulih Hormon
Dimulai dengan pubertas dan berikut tiga atau empat dasawarsa,
tubuh wanita mengalami siklus hormonal teratur, Hal ini memungkinkan wanita
dapat hamil
dan
melahirkan
anak. Estrogen
dan
hormon
lainnya,
progesterone, dikeluarkan oleh ovarium selama ovulasi, sebulan proses di mana telur
dilepaskan dari ovarium dan di persiapkan untuk fertilization dengan sperma.
Estrogen memiliki peranan dalam hal ini sementaraprogesterone
mempengaruhi
lapisan
permukaan
jaringan
3
vagina
dan
rahim,
membuat
kondisi yang banyak baik bagi ovum untuk dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi,
bagian dari endometrium (bahan pelapis uterus) akan meluruh melalui vagina selama
haid. Sebagai tambahan terhadap peranan dalam reproduksi, estrogen beredar di aliran
darah, mempengaruhi bagian-bagian lain dari tubuh, termasuk otak, pembuluh darah,
tulang, dan sel-sel lemak.
Pada menopause, yang dialami oleh wanita pada usia 40-an atau awal 50-an,
secara berangsur-angsur ovarie berhenti menghasilkan estrogen, menyebabkan
penurunan tingkat estrogen di dalam darah.Setelah lewat beberapa tahun, estrogen
ini tidak lagi diproduksi yang menyebabkan berbagai, perubahan dalam organ tubuh
termasuk vagina, rahim, kandung kemih, saluran kemih, payudara, tulang, hati,
pembuluh darah, dan otak.
Permasalahannya sekarang adalah untuk menentukan apakah HRT harus
diberikan secara rutin atau berkala pada wanita menopause berisiko terhadap
osteoporosis dan kardiovaskuler Sudah terbukti bahwa estrogen dapat mencegah
osteoporosis pada menopause. Sebenarnya proses osteoporosis mulai berlangsung
beberapa tahun sebelum menopause, ketika kadar estrogen dalam darah mulai
berkurang yaitu umur 40-50 tahun yang ditandai dengan gangguan haid. Dari hasil
penelitian diketahui 10% kandungan mineral pada tulang wanita tersebut telah
menurun disbanding wanita yang haidnya masih teratur, dengan demikian dianjurkan
supaya HRT sudah dimulai 4-5 tahun sebelum menopause, bila gangguan jangka
panjang seperti osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler hendak dicegah. Terapi ini
harus berlangsung bertahun-tahun yaitu 10-15 tahun sesudah menopause bahkan ada
yang mengajnurkan seumur hidup, karena dapat disangsikan daya cegah estrogen
akan menghilangkan bila substitusinya dihentikan dan proses pengeroposan tulang
yang akan dilanjutkan.
Adapun strategi yang dilakukan sebagai berikut :
1. Terapi selama 2-3 tahun untuk menghilangkan gejala akut, sesudah itu dihentikan.
Bila gejala kembali kambuh terapi diulang dan diteruskan sampai tidak berulang
lagi di bawah pengawasan dokter.
2. Terapi jangka panjang paling sedikit selama 5 tahun mungkin sampai 10-15 tahun
ditujukan untuk mencegah gejala menahun menopause seperti osteoporosis dan
penyakit jantung koroner.
3. Untuk menghindari timbul kembali symptom yang akut, penghentian terapi
dilakukan secara bertahap yaitu dengan menurunkan dosisnya.
C. Bentuk Sediaan
1. Sediaan sulih hormon yang terdapat di Indonesia adalah :
4
Hipertrigliseridemia
Riwayat tromboemboli
Riwayat keganasan payudara dalam keluarga
Gangguan kandung empedu
Mioma uteri
Kontra indikasi absolut terapi sulih hormon (The Hong Kong College of Obstreticians
and Gynaecologists)
1.
2.
3.
4.
Karsinoma payudara
Kanker endometrium
Riwayat tromboemboli vena
Penyakit hati akut.
Sulih hormon dapat berisi estrogen saja atau kombinasi dengan progesteron.
Pilihan rejimen yang digunakan bergantung pada riwayat histerektomi. Untuk wanita
yang tidak menjalani histerektomi, umumnya diberikan kombinasi dengan
progesteron untuk mengurangi risiko terjadinya keganasan pada uterus.
1. Rejimen I, yang hanya mengandung estrogen
Rejimen ini bermanfaat bagi wanita yang telah menjalani histerektomi. Estrogen
diberikan setiap hari tanpa terputus.
2. Rejimen II, yang mengandung kombinasi antara estrogen dan progesteron.
a. Kombinasi sekuensial: estrogen diberikan kontinyu, dengan progesteron
diberikan secara sekuensial hanya untuk 10-14 hari (12-14 hari) setiap siklus
dengan tujuan mencegah terjadinya hiperplasia endometrium. Lebih sesuai
diberikan pada perempuan pada usia pra atau perimenopause yang masih
menginginkan siklus haid.
b. Estrogen dan progesteron diberikan bersamaan secara kontinyu tanpa terputus.
Cara ini akan menimbulkan amenorea. Pada 3-6 bulan pertama dapat saja terjadi
perdarahan
bercak.
Rejimen
ini
tepat
diberikan
pada
perempuan
pascamenopause
H. Jenis dan Dosis Yang Dianjurkan
Berikut adalah dosis yang dianjurkan di Indonesia.
Tabel 1. Dosis Anjuran Sulih Estrogen
Jenis
Kontinyu
Dosis
Estrogen konjugasi
Oral
0.3-0.4 mg
17 estradiol
Oral
1-2 mg
Transdermal
50-100 mg
Subkutan
25 mg
Estradiol valerate
Oral
1-2 mg
Estradiol
Oral
0,625-1,25
mg
Sekuensial
300 mg
10 mg
7
Kontinyu
100 mg
2,5-5 mg
(MPA)
Siproteon asetat
Didrogesteron
Normogestrol asetat
1 mg
10-20 mg
5-10 mg
1 mg
10 mg
2,5-5 mg
I. Lama Penggunaan
Menurut NHMRC lamanya pemberian terapi sulih hormon adalah sebagai berikut:
1. Untuk penatalaksanaan gejolak panas, pemberian terapi sulih hormon sistemik
selama 1 tahun dan kemudian dihentikan total secara berangsur-angsur (dalam
periode 1-3 bulan) dapat efektif.
2. Untuk perlindungan terhadap tulang dan menghindari atrofi urogenital,
pemakaian jangka lama diindikasikan tetapi lamanya waktu yang optimal tidak
diterangkan dengan jelas.
3. Setelah penghentian terapi masih terdapat manfaat untuk perlindungan terhadap
tulang dan koroner, tetapi menghilang bertahap setelah beberapa tahun.
J. Petunjuk Praktis Penggunaan HRT
Setiap perempuan adalah unik. Ada yang secara alami mempunyai kadar
hormon estrogen tinggi dalam darahnya, ada pula yang rendah. Pemeriksaan kadar
hormon dapat mendeteksi masalah ini. Semua wanita yang akan menggunakan
pengobatan HRT harus memahami dan mengerti bahwa pemberian HRT bukan untuk
memperlambat menopause melainkan untuk mengurangi atau mencegah keluhan atau
penyakit akibat kekurangan estrogen.
Adapun wanita-wanita yang direkomendasikan untuk diberi HRT adalah :
1. Semua wanita klimaterik, tanpa kecuali yang ingin menggunakan HRT untuk
pencegahan (meskipun tanpa keluhan)
2. Semua wanita yang memiliki risiko penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis
3. Semua wanita dengan keluhan klimaterik
Penggunaan HRT sebagi pencegahan baru akan memiliki khasiat setelah 5
tahun. Anamnesis yang dilakukan dengan baik dapat mempermudah dalam
menegakkan diagnosis, indikasi serta dapat memberikan informasi tentang risiko dan
adanya
kontraindikasi.
untuk
dapat
menilai
keluhan
klimaterik
dapat
digunakan Menopause Rating Scale (MRS) dari green yang biasa dikenal dengan
skala klimaterik green. Skala ini dapat mengukur 3 kelompok keluhan yaitu :
1. Keluhan psikologis berupa jantung berdebar, perasaan tegang atau tekanan, sulit
tidur, mudah tersingung, mudah panic, sulit berkonsentrasi, mudah lelah, hilang
minat pada banyak hal, perasaan tidak bahagia, dan mudah menangis.
2. Keluhan somatic berupa perasaan pusing, badan terasa tertekan, sebagaian tubuh
terasa tertusuk duri, sakit kepala nyeri otot atau persendian tangan atau kaki
terasa gatal, dan kesulitan bernafas.
3. Keluhan vasomotor, berupa gejolak panass (hot flushes) dan berkeringat di
malam hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Sulih Hormon Plus & Minusnya. www. Kompas Cyber Media.Hormone
Replacement Therapy. Microsoft Encarta 2008. Microsoft Corporation. USA.
Bagus Gde Manuaba, Ida.1998.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta:Arcan
11
12