Professional Documents
Culture Documents
1.1
Perbedaan antara air laut dan air tawar darat adalah pada segi kuantitas dan kualitas
garamnya. Garam-garam utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium
(31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari
1%)
terdiri
dari
bikarbonat,
bromida,
asam
borak,
strontium
dan
florida.
Air laut mempunyai berbagai macam kandungan elemen yang berbentuk ion-ion, dan air laut
mempunyai pH berkisar 7,5 8,4. Pada tabel berikut ini dapat dilihat kandungan yang dimiliki
air laut.
Chemical ion
valence
concentration
mmol/
ppm, mg/kg
kg
weight
Chloride Cl
-1
19345
55.03
35.453
546
Sodium Na
+1
10752
30.59
22.990
468
Sulfate SO4
-2
2701
7.68
96.062
28.1
Magnesium Mg
+2
1295
3.68
24.305
53.3
Calcium Ca
+2
416
1.18
40.078
10.4
Potassium K
+1
390
1.11
39.098
9.97
Bicarbonate HCO3
-1
145
0.41
61.016
2.34
Bromide Br
-1
66
0.19
79.904
0.83
Borate BO3
-3
27
0.08
58.808
0.46
Strontium Sr
+2
13
0.04
87.620
0.091
Fluoride F
-1
0.003
18.998
0.068
pH
Pengukuran pH diperlukan untuk mengontrol korosi atau kerak. Pada pH rendah akan
terjadi korosi dan pH tinggi akan terjadi kerak. Selain itu pH tinggi menimbulkan busa,
sehingga akan menyebabkan Carry Over.
Konduktiviti
Konduktiviti merupakan kesanggupan air untuk menghantarkan listrik. Dalam larutan
(cair), daya listrik ini disebabkan oleh adanya ion-ion, sehingga dengan mengukur
konduktiviti dapat diketahui jumlah zat padat terlarut didalamnya. Kemurnian uap
dapat dilihat dengan mengukur konduktiviti kondensat yang merupakan tapsiran zat
padat yang carry over sebagai hasil uap tidak murni.
1.2
Pengertian Desalination
Desalination Plant adalah plant yang digunakan untuk mengolah air laut menjadi air tawar
atau air bahan baku produksi dengan sistem penguapan. Didalam unit PLTGU, peran
desalination sangat diperlukan sekali menyediakan kebutuhan air yang dipergunakan untuk
keperluan diantaranya:
1. HRSG
2. Pendingin mesin
3. Pemadam kebakaran
4. Air service, air yang digunakan sehari-hari.
Fungsi desalination plant adalah mengolah air laut menjadi air murni. Proses desalination
yang umum dilakukan adalah dengan cara menguapkan (evaporating) air laut.
Air laut dalam suatu chamber diberi tekanan kurang dari 1 atm, maka air laut tersebut akan
menguap walau temperatur masih dibawah temperatur penguapan. Uap yang dihasilkan ini
adalah uap murni tanpa mengandung zat-zat terlarut.
Bila air laut dipanaskan, maka airnya akan menjadi uap dan garam-garamnya akan
tertinggal. Selanjutnya bila uap tersebut didinginkan akan diperoleh air kondensat yang disebut air
desal atau fresh water.
Didalam sistem kerja desalination yang pertama diperhatikan adalah menurunnya tekanan
udara pada ruang pengolahan air / chamber / stage yang lebih dikenal sebutan vakum (vacuum).
Dengan menurunnya tekanan udara pada chamber / stage air laut tidak harus menunggu 100 C
untuk menguap dan mendidih.
Untuk membuat vakum pada ruang chamber dilakuan dengan cara menyeprot uap ruang
chamber, uap ini nantinya akan keluar bersama udara.
Pemanasan
Proses menaikkan temperatur air laut terjadi di Brine Heater
Penguapan
Tebentuknya fase uap dari sebagian air laut terjadi di Evaporator
Pengkondensasian
Proses perubahan fase dari uap (vapor) ke air (liquid) terjadi di kondensor evaporator.
Air laut dipompa oleh Sea Water Feed Pump menuju tube stage terakhir sampai ke tube
stage pertama, selanjutkan masuk ke Brine Heater untuk dipanaskan dengan temperatur antara
96 C - 110 C. Kemudian masuk ke stage no 1 hingga stage terakir. Air laut yang tidak menguap
dipompa dengan brine blowdown pump dikembalikan atau dibuang ke laut.
Pada waktu proses tersebut terjadi penguapan karena adanya vakum, uap tersebut tertarik
ke atas lebih cepat dan menyentuh pipa-pipa diatasnya yang dialiri oleh air laut yang
tempraturnya lebih dingin sehingga terjadi kondensasi dinamakan air distilate.
Untuk menghindari carry over antara penampungan air kondensasi dengan air laut
dipasang demister, hasil air kondensasi tersebut ditampung dan mengalir ke chamber air distilate,
selanjutnya dipompa oleh distilate pump menuju ke Make Up Tank.
Steam yang mamanaskan brine heater diambilkan dari unit yang sedang beroperasi,
kondensasi steam di brine heater dinamakan air Condensate.
= <1000 ppb
= <1000 ppb
= <1 s/cm
Air Condensate
Air condensate dari brain heater dipompa dengan condensate pump, ada yang masuk ke
evaporator/chamber untuk proses produksi dan ada juga yang di spray masuk ke brain heater
untuk menjaga temperatur.
1.4
untuk menjalankan starting ejector guna menarik vakum dari stage. Setelah memenuhi syarat
vakumnya, sea water pump bekerja beserta pompa-pompa lainnya. Air laut sebelum masuk ke
tube stage di masukkan terlebih dahulu ke debris filter yang bertujuan untuk membuang sampah
dan kotoran yang terbawa air laut. Dari outlet filter dibagi 2 bagian:
1
pemanasan. Terjadinya perpindahan panas disini, air laut masuk terkena penguapan kemudian air
menjadi panas.
Dengan adanya pemanasan ini menambah efisiensi sehingga brine heater tidak diperlukan
panas terlalu tinggi. Temperatur dipertahankan antara 96 C - 110 C. Air laut masuk stage
pertama sampai stage terakhir dan menguap melalui air yang masih dingin dengan bantuan
vakum maka terjadilah kondensasi.
Air yang terkondensasi dari stage awal sampai terakir ditampung menjadi satu dinamakan
air distilate dan selanjutnya dipompa dengan pompa Distilate Pump masuk ke Raw/Make Up
Water Tank. Kemudian air yang tidak menguap dikembalikan kelaut dengan pompa Brine Blow
Down Pump.
1.5
Dolpin Screen
Dolpin screen merupakan saringan awal sebelum air laut masuk ke bar screen.
Bar Screen
Bar screen atau saringan kasar berfungsi untuk menyaring sampah atau kotoran yang
Travelling Screen
EJECTOR
Berfungsi untuk menghisap udara atau membuang gas-gas yang ada didalam
chamber, tujuannya untuk mempercepat proses penguapan air laut.
CONDENSATE PUMP
Berfungsi untuk memompa air condensate dari brine heater
DISTILATE PUMP
Berfungsi untuk memompa air distilate hasil dari proses desalination plant dimasukan
ke raw/make up water tank.
LAYAR MONITOR
Berfungsi untuk mengatur jalannya operasinal baik start maupun stop.
1.6
Anti Scalling
Untuk mencegah terjadinya scalling pada heat exchanger di sisi air laut karena
kandungan calcium, natrium dan magnesium digunakan : Carboxylate Polymer
Anti Foam
Untuk mencegah carry over karena terjadinya gelembung-gelembung busa (foam) yang
2OH- + CO2
Reaksi sekunder
Mg+2 + 2OH- Mg (OH)2
(Brucite)
(mengedap)
Anhydrite biasanya tidak menimbulkan masalah dan kurang larut pada temperatur
tinggi, tapi memerlukan waktu yang lama mengendap atau membentuk kerak.
atau MgSiO3
Tahapan pembentukan kerak adalah pertama pembentukan CO3 dan OH, kemudian
akan mencapai titik jenuhnya apada temperatur yang tinggi. Kedua, pembentukan inti
Kristal (nucleation). Dan ketiga, pertumbuhan Kristal. Pada tahap ketiga ini anion dan
kation bergerak secara diffuse menuju inti Kristal dan bergabung ke dalam Iattice atau
terjadi pertumbuhan Kristal.
Untuk mencegah terjadinya pergerakan (scale inhibition) dengan cara menambahkan
scale inhibitor (antiscale agent) ke dalam air laut. Selama ini dikenalkan beberapa scale
inhibitor yang biasanya digunakan, yaitu H2SO4 dan inhibitor ambang batas (threshold
inhibitor).
Ada tiga jenis threshold inhibitor,
yaitu
Bahan
kimia
yang
mempunyai
kemampuan
untuk
mendistorsi
Kristal.
c.
mengandung polyphosphate dan polycarboxylic. Selain berfungsi sebagai anti scale, bahan
kimia tersebut juga berfungsi threshold inhibitor. Sehingga dapat berfungsi mencegah
terjadinya kerak dan dapat memecahkan kerak yang sudah terbentuk.
Air destilasi yang diperoleh dari proses desalination plant yang ditampung dengan
raw water tank belum memenuhi syarat untuk pengisian boiler. Sehingga perlu diolah
kembali melalui peralatan water treatment.
Dari raw water tank, air dipompa ke water treatment. Selanjutnya air tersebut melalui
pre-filter air dan juga diberi mix bed polisher yang terdapat bahan kimia anion resin yang
dapat mengikat ion negatif dan kation resin yang dapat mengikat ion positif. Ion-ion yang
terdapat pada water tank adalah ion positif Na+ dan ion negatif Cl-.
Dengan banyaknya ion yang menempel pada mix bed polisher, maka kemungkinan
besar air menjadi jenuh sehingga mempengaruhi proses penyaringan. Untuk itu perlu
dihilangkan dengan menggunakan hydrolic acid, cautic sods dan dibantu panas uap dari
boiler. Air yang telah dihilangkan mineralnya (demineralized water) ditampung dalam
tangki penambah (make up water tank) yang selanjutnya akan digunakan dalam proses
berikutnya untuk air penambah atau pengisi di boiler.