Professional Documents
Culture Documents
Fistula Ani
Disusun oleh :
M. Faza Akroma
1102012149
Pembimbing :
dr. Yeppy A.N , Sp. B, FINaCS, MM
TINJAUAN PUSTAKA
menyertai fistula anorektal yang berulang, perlu dipikirkan penyakit Crohn, karena 50 %
penderita penyakit Crohn mengalami fistula anus.
Fistula dapat terletak di subkutis, submukosa, antar sphingter atau menembus sfingter.
Fistula mungkin terletak di anterior, lateral atau posterior. Bentuknya mungkin lurus,
bengkok, atau mirip sepatu kuda. Umumnya fingter bersifat tunggal, kadang ditemukan yang
kompleks.
2. ANATOMI
Gambar 2.
Anatomi Kanalis
Analis
Keterangan: (1). Rektum dilapisi mukosa usus(2). Lapisan otot sirkuler dinding rectum(3). Lapisan
otot longitudinal dinding rektum(4). Tulang panggul(5).m.obturator internus(6). m.levator anus(7). m.puborektal(8). m.sfingter internus(9). m.sfingter externus(10). Garis atas-sfingter (dari hilton ) merupakan
perbatasan antara sfingter intern danekstern yang dapat diraba(11). Tonjolan rektum atau kolumna morgagni
dengan muara kelenjar rektum diantaranyadi dalam kripta(12).Garis mokokuktan atau linea pektinata
merupakan perbatasan antara selaput lendir (mukosa) rektum dan kutis (kulit) anus(13). Kanalis analis dengan
epitel gepeng
2.1 PERDARAHAN ARTERI
Rectum dan canalis analis mendapat perdarahan dari :
1. Arteri hemoroidales superior adalah kelanjutan langsung a. Mesenterikainferior.
2. Arteri hemoroidalis medialis merupakan percabangan anterior a.iliaka interna.
3. Arteri hemoroidalis inferior adalah cabang dari arteri pudenda interna.
Arteri hemoroidales superior merupakan nadi utama untuk rectum. Anastomasis
tersebut kepembuluh kolateral hemoroid inferior dapat menjamin pendarahan di
2.5 FISIOLOGI
Normalnya, kelenjar rektum yang terdapat di kripta antarkolumna rektum berfungsi
sebagai barrier terhadap lewatnya mikroorganisme penyebab infeksi yang berasal dari lumen
usus ke daerah perirektal. Kelenjar ini mengeluarkan semacam lendir, berguna sebagai
pelicin/lubrikasi. Saluran ini memiliki klep satu arah agar produksi bisa keluar tapi feses
tidak bisa masuk. Terhalangnya jalan keluar produksi dari kelenjar ini akibat stasis
menyebabkan kuman dan cairan feses masuk ke dalam kelenjar. Feses yang banyak
kumannya berkembang biak ke dalam kelenjar, membentuk peradangan yang jadi abses.
Abses akan mencari jalan keluar dan membentuk semacam pipa yang menembus kulit.
Akibatnya, kulit jadi tampak seperti bisul lalu pecah.Pecahan ini tidak bisa menutup karena
nanah selalu keluar dan tidak bisa kering karena berhubungan dengan feses.Kondisi ini bisa
berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
sering penyebabnya tidak dapat diketahui. Organisme yang biasanya terlibat dalam
pembentukan abses adalah Escherichia coli, Enterococcus sp dan Bacteroides sp. Fistula juga
sering ditemukan pada penderita dengan penyakit Crohn, tuberkulosis, devertikulitis, kanker
atau cedera anus maupun rektum, aktinomikosis dan infeksi klamidia. Fistula pada anak-anak
biasanya merupakan cacat bawaan. Fistula yang menghubungkan rektum dan vagina bisa
merupakan akibat dari terapi sinat x, kanker, penyakit Crohn dan cedera pada ibu selama
proses persalinan.
5. PATOFISIOLOGI
Pada kanalis anal terdapat kelenjar kriptoglandur yang mengalir menuju kripta pada
linea dentata.Bila kelenjar mengalami infeksi dan salurannya tersumbat akan menyebabkan
abses anorektal. Dapat berada pada perianal, ischiorectal space, intersphincteric space, dan
pelvirectal space.
Bila keadaan ini terus berlanjut akan berlanjut menjadi fistula dimana abses akan
berusaha mencari jalan keluar dan dapat timbul juga setelah drainase, kadang jaringan
granulasi berlapis dapat tertinggal dan menyebabkan gejala berulang.
6. KLASIFIKASI
Fistula diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan kompleks anal sphincter
sebagai berikut:
HUKUM GOODSALL
Fistula ani terdiri lubang interna dan eksterna.Dengan melihat adanya lubang externa
dapat diperkirakan letak lubang internanya dan salurannya dengan Goodsalls rule.Secara
umum, jika lubang eksterna berada di sebelah anterior dari anal tranversal line maka
salurannya berjalan radier membentuk garis lurus. Sebaliknya bila lubang eksterna berada di
sebelah posterior dari anal transversal line maka saluran akan melengkung menuju posterior
midline .
diantaranya,
disertai
dengan
pengeluaran
nanah
sedikit-sedikit.Pada
pemeriksaan colok dubur umumnya fistel dapat diraba antara telunjuk dianus (bukan
di rectum) dan ibu jari dikulit perineum sebagai tali setebal kira-kira 3mm (colok
dubur bidigital).Jika fistel agak lurus dapat disonde sampai sonde keluar di kripta
asalnya.Fistel perineum jarang menyebabkan gangguan sistemik, fistel kronik yang
lama sekalidapat mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma planoseluler
kulit. Sering memberikan sejarah yang dapat diandalkan nyeri sebelumnya, bengkak,
dan spontanatau drainase bedah direncanakan dari abses anorektal.
Tanda dan gejala sebagai berikut :
Nyeri pada saat bergerak, defekasi dan batuk
Ulkus
Keluar cairan purulen
Benjolan (Massa fluktuasi)
Pruritus ani
Demam
Kemerahan dan iritasi kulit di sekitar anus
General malaise
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik di daerah anus (dengan pemeriksaan digital/rectal
toucher) ditemukan satu atau lebih eksternal opening fistula atau teraba adanya fistula
di bawah permukaan kulit. Eksternal opening fistula tampak sebagai bisul (bila abses
belum pecah) atau tampak sebagai saluran yang dikelilingi oleh jaringan granulasi.
Internal opening fistula
dapat dirasakan sebagai daerah indurasi/ nodul di dinding anus setinggi garis
dentata. Terlepas dari jumlah eksternal opening, terdapat hampir selalu hanya satu
internal opening.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada studi laboratorium khusus yang diperlukan; studi pra operasi
normal dilakukanberdasarkan usia dan komorbiditas.
Pemeriksaan Radiologi
CT- Scan : CT Scan umumnya diperlukan pada pasien dengan penyakit crohn
atau irritable bowel syndrome yang memerlukan evaluasi perluasan daerah
inflamasi. Pada umumnya memerlukan administrasi kontras oral dan rektal.
4. Diagnosis Banding
Hidranitis supurativa: Merupakan radang kelenjar keringat apokrin yang
membentuk fistula multiple subkutan. Predileksi di perineum, perianal, ketiak
dan tidak meluas ke struktur yang lebih dalam.
Sinus pilonidalis: Terdapat di lipatan sakrokoksigeal, berasal dari rambut dorsal
tulang koksigeus/ ujung os sacrum. Gesekan rambut, peradangan dan infeksi
akut sampai abses dan terbentuk fistel setelah abses pecah.
Fistel proktitis: Fistel proktitis dapat terjadi pada morbus Crohn, tbc,
amubiasis, infeksi jamur, dan divertikulitis. Kadang disebabkan benda asing
atau trauma.
8. PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi dari fistula ani adalah eradikasi sepsis tanpa menyebabkan
inkonstinensia.Terapi dari fistula tergantung dari jenis fistulanya sendiri.
Simple intersphincteric fistula sering diterapi dengan fistulotomy (membuka tract
fistula), kuretase, dan penyembuhan sekunder.
1. Pada fistula transsphinteric terapi tergantung dari lokasi kompleks sphincter yang
terkena. Bila fistula kurang dari 30% otot sphincter yang terkena dapat dilakukan
sphincterotomy tanpa menimbulkan inkonstinensia yang berarti. Bila fistulanya high
transsphincteric dapat dilakukan dengan pemasangan seton.
2. Pada fistula suprasphenteric biasanya diterapi juga dengan pemasangan seton.
3. Pada fistula extrasphincteric terapi tergantung dari anatomi dari fistula, biasanya bila
fistula diluar sphincter dibuka dan didrainase.
Seton digunakan untuk identifikasi tract, sebagai drainase, dan merangsang
terjadinya fibrosis dengan tetap menjaga fungsi dari sphincter. Cutting seton terbuat dari
karet yang diletak pada fistula untuk merangsang fibrosis. Noncutting seton terbuat dari
plastic yang digunakan sebagai drainase.
Beberapa metode telah diperkenalkan untuk mengidentifikasi tract fistula saat
beradadi kamar operasi:
sebaliknya.
Menginjeksi cairan warna seperti methylene blue, susu, atau hidrogen peroksida, dan
Fistulotomi: Fistel di insisi dari lubang asalnya sampai ke lubang kulit, dibiarkan
terbuka,sembuh per sekundam intentionem. Dianjurkan sedapat mungkin dilakukan
fistulotomi.
Fistulektomi:Jaringan
granulasi
harus
di
eksisi
keseluruhannya
untuk
menyembuhkan fistula. Terapi terbaik pada fistula ani adalah membiarkannya terbuka.
-
Seton :Benang atau karet diikatkan malalui saluran fistula. Terdapat dua macam
Seton, cutting Seton, dimana benang Seton ditarik secara gradual untuk memotong
otot sphincter secara bertahap, dan loose Seton, dimana benang Seton ditinggalkan
supaya terbentuk granulasi dan benang akan ditolak oleh tubuh dan terlepas sendiri
setelah beberapa bulan.
Pasca Operasi
Pada operasi fistula simple, pasien dapat pulang pada hari yang sama setelah operasi.
Namun pada fistula kompleks mungkin membutuhkan rawat inap beberapa hari. Setelah
operasi mungkin akan terdapat sedikit darah ataupun cairan dari luka operasi untuk
beberapa hari, terutama sewaktu buang air besar. Perawatan luka pasca operasi meliputi
sitz bath (merendam daerah pantat dengan cairan antiseptik), dan penggantian balutan
secara rutin. Obat obatan yang diberikan untuk rawat jalan antara lain antibiotika,
analgetik dan laksatif. Aktivitas sehari hari umumnya tidak terganggu dan pasien dapat
kembali bekerja setelah beberapa hari. Pasien dapat kembali menyetir bila nyeri sudah
berkurang. Pasien tidak dianjurkan berenang sebelum luka sembuh, dan tidak disarankan
untuk duduk diam berlama-lama.
9. KOMPLIKASI
Komplikasi dini pascaoperasi, sebagai berikut :
Retensi urin
Pendarahan
Impaksi tinja
Thrombosed wasir
Inkontinensia
wanita.
Stenosis kanalis
Proses penyembuhan menyebabkan fibrosis pada kanalis anal. Penyembuhan
luka yang lambat. Penyembuhan luka membutuhkan waktu kurang lebih 12
minggu, kecuali ada penyakit lain yang menyertai (seperti penyakit Crohn).
10. PROGNOSIS
Fistel dapat kambuh bila lubang dalam tidak turut dibuka atau dikeluarkan, cabang
fisteltidak turut dibuka, atau kulit sudah menutup luka sebelum jaringan granulasi
menempelpermukaan.Setelah fistulotomy standar, tingkat kekambuhan dilaporkan adalah 018% dan tingkat darisetiap inkontinensia tinja adalah 3-7%.Setelah menggunakan Seton,
melaporkan tingkat kekambuhan adalah 0-17% dan tingkatdari setiap inkontinensia feses
adalah 0-17%.Setelah flap mukosa kemajuan, tingkat kekambuhan dilaporkan adalah 1-17%
dan tingkatdari setiap inkontinensia feses adalah 6-8%.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sabiston
D,
Oswari
KedokteranEGC.1994.
J.Buku
Ajar
Bedah.
Jakarta
Penerbit
Buku