You are on page 1of 11

PENGARUH PENAMBAHAN TAWAS Al2(SO4)3 DAN

KAPORIT Ca(OCl)2 TERHADAP KARAKTERISTIK


FISIK DAN KIMIA AIR SUNGAI LAMBIDARO
Tamzil Aziz*, Dwi Yahrinta Pratiwi, Lola Rethiana
*Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662
Email: tamzil_aziz@yahoo.com

Abstrak
Air sungai lambidaro yang menjadi sarana mandi cuci kakus bagi masyarakat sekitar mengandung kadar
BOD5 dan COD melebihi baku mutu air sungai berdasar peraturan gubernur Sumsel yaitu 5,75 ppm dan
19 ppm . Variabel yang diteliti adalah karakteristik fisik air temperatur, TDS, TSS dan karakteristik kimia
air (Cd terlarut, air raksa, timbal, sulfat, arsen, selenium, sianida, fluorida, amoniak bebas, nitrat, nitrit,
BOD, COD, DO, tembaga, cobalt, sulfida, fospat, minyak dan lemak, deterjen, dan fenol). Hasil
penelitian menunjukan bahwa penambahan kaporit akan menurunkan nilai TDS, TSS, sianida, fluorida,
ammonia, nitrit, BOD, COD, sulfide, fosfat, detergen, minyak dan lemak. Dan akan menaikkan pH, kadar
sulfat, serta oksigen terlarut di dalam air Sungai Lambidaro. Sedangkan penambahan tawas ternyata akan
menurunkan pH, TDS, TSS, sianida, ammonia, nitrit, BOD, COD, sulfida, detergen, minyak dan lemak
dan akan meningkatkan kadar sulfat, fluorida, serta oksigen terlarut di dalam air Sungai Lambidaro. Dan
hasil kualitas air terbaik didapat pada penambahan 25 ppm tawas + 10 ppm kaporit.
Kata kunci: koagulasi, desinfeksi, air sungai lambidaro, karakteristik kimia dan fisik air

Abstract
Lambidaro river is a source of water used for daily activities which potentially contaminate. The result of
research indicate that BOD5 and COD level 5,75 mg/l and 19 mg/l have exceeded standard quality which
is specified by PERGUB SUMSEL in 2005. From research result obtained by the addition of coagulant
alum and calcium hypochlorite able to degrade the level of BOD, COD, TDS, TSS, cyanide,
fluoride, ammonia, nitrite, sulfide, phosphate, detergents, oils and fats. Whether, the addition
of alum and chlorine tend to have no effect on heavy metals level which is cadmium, phulumbum (Pb),
copper, and phenol. The best water quality results obtained on the addition of 25 ppm alum +
10 ppm of chlorine.
Keywords: coagulation, chlorination, lambidaro river water, chemical and physical properties of water

1. PENDAHULUAN
Sungai Lambidaro yang airnya mengalir
sepanjang tahun, sungai ini dimanfaatkan oleh
sebagian masyarakat sekitar untuk mandi, cuci
dan kakus. Suatu pencemaran di sungai
umumnya disebabkan oleh adanya masukan
limbah ke badan sungai. Pencemaran yang
terjadi pada daerah sungai terdapat dari berbagai
sumber, salah satu sumber pencemaran terhadap
sungai adalah limbah cair cucian mobil dan
limbah buangan rumah tangga.

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013

Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui


karakteristik kimia dan fisik air sungai
Lambidaro dan untuk mengetahui pengaruh
penambahan tawas dan kaporit terhadap kualitas
air sungai tersebut. Yang termasuk dalam
karakteristik fisik air adalah:
a. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan
penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen
terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan
bau yang tidak sedap.
b. Padatan Terlarut (TDS)

Page | 55

Yaitu total impurities yang terlarut di dalam


air, berupa natrium klorida, kalsium bikarbonat,
kalsium sulfat, dan magnesium bikarbonat.
c. Padatan Tersuspensi (TSS)
Yaitu total impurities yang tidak terlarut di
dalam air, berupa Partikel yang menyebabkan air
keruh, gas terlarut, dan mikroorganisme
penyebab bau dan rasa. Sedangkan yang
termasuk karakteristik kimia air
a. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan
mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi
klorinasi.
b. DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air
yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi
atmosfer/udara.
c. BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang
dibutuhkan
oleh
mikroorgasnisme
untuk
menguraikan bahan organik secara biologi.
d. COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di
butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik secara kimia.
e. Sulfat (SO4)
Sulfat merupakan senyawa yang stabil
secara kimia karena merupakan bentuk oksida
paling tinggi dari unsur belerang.
f. Sianida
Sianida adalah zat beracun yang sangat
mematikan. Bentuk-bentuk sianida bisa berupa
Hidrogen sianida, garam sianida seperti potasium
sianida, sodium sianida, calcium sianida, dan
dapat berikatan dengan beberapa logam (seperti
potasium perak sianida, emas (I) sianida,
mercury sianida, zinc sianida.
g. Fluorida (F)
Fluorida adalah senyawa kimia yang secara
alami ada dalam air pada berbagai konsentrasi.
Pada konsentrasi yang lebih kecil 1,5 ppm sangat
bermanfaat bagi kesehatan gigi. Pada konsentrasi
lebih besar dari 2 ppm dapat menyebabkan
kerusakan gigi. Fluoride pada konsentrasi 36
ppm dapat menyebabkan kerusakan pada struktur
tulang.
h. Amonia (NH3)
Dalam larutan, HOCl bereaksi dengan
ammonia dan membentuk khloramin, seperti
persamaan berikut :
NH3 + HOCl
NH2Cl + H2O
Monokhloramin
NH2Cl + HOCl
NHCl2 + H2O
Dikhloramin
NHCl2 + HOCl
NCl3 + H2O
Trikhloramin

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013

Perbandingan ketiga bentuk khloramin itu sangat


tergantung pada pH air.
i. Nitrit (NO2)
Aktifitas mikroba di tanah atau air
menguraikan sampah yang mengandung nitrogen
organik pertama-pertama menjadi ammonia,
kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat.
j. Sulfida (H2S)
Hidrogen sulfida adalah gas yang tidak
berwarna , beracun, dan mudah terbakar, dan
berbau seperti telur busuk.
k. Minyak dan Lemak
Lemak tergolong benda organik yang relatif
tidak mudah teruraikan oleh bakteri. minyak dan
lemak akan membuat lapisan yang menutup
permukaan air sehingga menghalangi penetrasi
sinar matahari ke dalam air.
l.
Deterjen
Deterjen merupakan jenis buangan organik
yang tidak mudah diuraikan oleh bakteri.
Zat Kimia Yang Digunakan
Zat kimia yang digunakan ada dua macam
yaitu tawas sebagai koagulan dan kaporit sebagai
desinfektan.
Tawas atau alumunium sulphate Al2(SO4)3
adalah penjernih air yang paling umum dijual.
Pada penjernihan air, tawas akan terurai menjadi
dispersi koloid yang bermuatan positif Al3+, dan
akan mengikat partikel koloid bermuatan negatif
sehingga partikel yang ada di dalamnya
mengendap.
Ca(OCl)2 yang dikenal dengan nama
kaporit merupakan senyawa yang banyak
digunakan oleh PDAM dalam pengolahan air
minum karena senyawa ini dapat membunuh
bakteri atau mikroorganisme. Sebagai oksidator,
kaporit digunakan untuk menghilangkan bau dan
rasa pada pengolahan air bersih. Untuk
mengoksidasi Fe(II) dan Mn(II) yang banyak
terkandung dalam air tanah menjadi Fe(III) dan
Mn(III).
2.

METODOLOGI

Percobaan dilakukan dengan mengambil


sample air sebanyak 4 liter (4 beker gelas
masing-masing 1 liter). Tambahkan tawas pada
masing-masing beker dengan konsentrasi yang
divariasikan yaitu 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, dan
100 ppm. Selanjutnya, larutan tersebut diaduk
lebih kurang selama 15 menit hingga semua
tawas larut. Diamkan sampai endapan terbentuk
kemudian dipisahkan dari sampel dengan
menggunakan kertas saring. Lakukan hal yang
sama untuk penambahan larutan kaporit dengan

Page | 56

variasi konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, dan


40 ppm. Periksa dan ukur masing masing
karakteristik fisik dan kimianya.
Data percobaan yang diukur adalah TDS,
TSS, pH, sulfat, sianida, ammonia, flourida,
nitrit, DO, BOD, COD, minyak dan lemak, dan
detergen. Pengujian ini dilakukan sesuai dengan
Baku Mutu Air Sungai Berdasarkan Peraturan
Gubernur Sumsel No. 16 Th. 2005

Dari gambar dapat terlihat bahwa pada


penambahan tawas 25-100 ppm tawas akan
menurunkan kadar TDS hingga 89 mg/L. Hal ini
disebabkan karena adanya pengaruh penambahan
larutan kaporit
yang cenderung dapat
menurunkan TDS air hingga 87 mg/L.
Padatan Tersuspensi (TSS)
TSS maksimum air sungai adalah 50 mg/L
TSS

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

40

Padatan Terlarut (TDS)

37.8

TDS maksimum air sungai adalah 1500 mg/L


TDS
94
92

35

30.4

30

29.6

29.4

28.6

93
25

90
88
86

87

86

87

87

20
Sampel
awal

84

10 ppm
kaporit

20 ppm
kaporit

30 ppm
kaporit

40 ppm
kaporit

82
Sampel 10 ppm 20 ppm 30 ppm 40 ppm
awal
kaporit kaporit kaporit kaporit

Gambar 3. Pengaruh penambahan kaporit


terhadap kadar TSS

Gambar 1. Pengaruh kaporit terhadap TDS

Dari uji laboratorium diketahui bahwa


pada peningkatan volume penambahan kaporit
hingga 40 ppm, kadar TSS dalam sampel air
tersebut akan terus turun hingga 28,6 mg/L. Ini
disebabkan karena di dalam larutan kaporit
Ca(OCl)2 kaporit, terdapat HClO. HClO akan
mengeluarkan atom-atom oksigen. Atom-atom
oksigen inilah yang sebenarnya aktif membunuh
bakteri dan mikroorganisme pada air. Makin
banyak HClO yang terbentuk, makin banyak
pula atom oksigen yang lepas. Ini berarti daya
desinfeksi makin besar sehingga akan
menurunkan kadar TSS.

Dari gambar di ketahui bahwa pada


penambahan larutan kaporit 10-40 ppm kadar
TDS turun hingga 87 mg/L. Ini disebabkan
karena kaporit Ca(OCl)2 bersifat sebagai
oksidator yang akan menghilangkan senyawa
besi maupun mangan yang terlarut di dalam air.
Oleh karenanya semakin banyak zat besi dan
mangan terlarut yang teroksidasi maka akan
menurunkan kadar TDS di dalam air tersebut.
TDS

TSS

94
93

40

93

37.8

92
35

91
90

90

89

32.6

90
89

89

30

88

26.3

25

87
Sampel
awal

25 ppm
tawas

50 ppm
tawas

75 ppm 100 ppm


tawas
tawas

Gambar 2. Pengaruh tawas terhadap TDS

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013

25.1

25.2

20
Sampel 25 ppm 50 ppm 75 ppm 100 ppm
awal
tawas
tawas
tawas
tawas

Gambar 4. Pengaruh
terhadap kadar TSS

penambahan

Page | 57

tawas

Dari analisa laboratorium terlihat bahwa kadar


TSS dalam sampel akan terus turun hingga
penambahan 75 ppm tawas. Ini disebabkan
karena tawas (Al2(SO4)3) merupakan dispersi
koloid yang bermuatan positif yang akan
mengikat partikel-partikel halus yang bermuatan
negatif dan di netralkan muatannya sebagai
berikut :
Al2(SO4)3 + 3 Ca(OH)2
2Al(OH)3+3CaSO4
Yang kemudian akan membentuk flok-flok kecil
dan mengendap. Dengan cara inilah maka TSS di
dalam air dapat dikurangi.
pH

6.68

6.66

6.66
6.64

Derajad Keasaman (pH)


pH maksimum untuk air sungai adalah
6-9 Penambahan kaporit hingga 40 ppm akan
meningkatkan pH air menjadi 6,66. Ini
disebabkan karena kaporit Ca(OCl)2 bila
dilarutkan dalam air, akan menghasilkan
senyawa Ca(OH)2 yang dapat menyebabkan
kesadahan total sehingga pH air akan naik.
Ca(ClO)2 + 2H2O
2HClO + Ca

Dan pada penambahan tawas hingga 100


ppm tawas, pH air akan turun menjadi asam. Ini
disebabkan karena Tawas (Al2(SO4)3) bila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan senyawa
H2SO4 yang akan menurunkan pH air.
Al2(SO4)3 + H2O
2 Al(OH)3 + 3 H2SO4

6.62
6.6

Sulfat (SO4)

6.6

6.58

6.57

6.56

Sulfat maksimum air sungai adalah 400 mg/L


6.56

Sulfat

6.54

6.54
6.52
6.5
6.48
sampel
awal

10 ppm 20 ppm
kaporit kaporit

30 ppm
kaporit

40 ppm
kaporit

Gambar 5. Pengaruh penambahan kaporit


terhadap pH.
OH)2
2HClO
Ca(ClO)2 + 2H2O

2HCl + 2O2
Ca(OH)2 + 2HCl + 2O2
pH

6.65
6.6

6.54
6.5

6.5
6.45

6.43

6.4

6.35

6.35
6.3
6.25
6.2
sampel
awal

Gambar 6.
terhadap pH

25 ppm
tawas

50 ppm
tawas

Pengaruh

18.76

17.43
15.27

Sampel
awal

10 ppm
kaporit

16.33

20 ppm
kaporit

16.26

30 ppm
kaporit

40 ppm
kaporit

Gambar 7. Pengaruh kaporit terhadap sulfida

6.6

6.55

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

75 ppm
tawas

100 ppm
tawas

penambahan

Pada penambahan larutan kaporit ternyata


akan meningkatkan kadar sulfat dalam air hingga
18,761 mg/L. Ini disebabkan karena adanya besi
(II) sulfat maupun mangan (II) sulfat yang larut
dalam air, dimana larutan kaporit akan
mengoksidasi besi maupun mangan dan
melepaskan sulfat seperti reaksi dibawah ini
2FeSO4 + Cl2 + 6H2O
2Fe(OH)3 + 2Cl- +
6H2SO4
MnSO4 + Cl2 + 2 H2
Mn(O)2 + 2 Cl- + 4
H2SO4

tawas

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013

Page | 58

Sulfat

Sianida

40
37.66
35

34.76
30.71

30
25

24.78

20
17.43
15
10
5

0.01
0.009
0.008
0.007
0.006
0.005
0.004
0.003
0.002
0.001
0

0.009
0.007

0.007

0.007
0.006

Sampel 25 ppm 50 ppm 75 ppm 100 ppm


awal
tawas
tawas
tawas
tawas

0
Sampel
awal

25 ppm
tawas

50 ppm
tawas

75 ppm
tawas

100 ppm
tawas

Gambar 8. Pengaruh tawas terhadap sulfida

Gambar 10. Pengaruh tawas terhadap sianida

Terlihat bahwa pada penambahan tawas


hingga 100 ppm, kadar sulfat akan terus
meningkat menjadi 34,761. Ini disebabkan
karena tawas dalam air akan menghasilkan asam
sulfat sehingga menyebabkan kadar sulfat dalam
air meningkat.
Sianida (CN)

Terlihat pula bahwa penambahan tawas


juga dapat menurunkan kadar sianida di dalam
air. Ini disebabkan karena Al2(SO)4)3 merupakan
koagulan aid yang dapat menghilangkan
impurities yang tidak terlarut seperti sianida (CN) dengan cara menetralkan muatan nya hingga
terbentuk flok kecil yang kemudian akan
mengendap.

Sianida maksimum air sungai yaitu 0,02 mg/L

Fluorida (F)

Sianida

Kadar Fluorida (F) maksimum untuk air sungai


adalah 0,5 mg/L

0.01
0.009

0.009

Fluorida

0.008

0.0062

0.007
0.006
0.005

0.006

0.0061

0.0061

0.006
0.005 0.005

0.006

0.006

0.006

0.0059

0.004

0.0058

0.003

0.0057

0.0057

0.002

0.0056

0.001

0.0056

0.0055

0
Sampel 10 ppm 20 ppm 30 ppm 40 ppm
awal
kaporit kaporit kaporit kaporit

Gambar 9. Pengaruh kaporit terhadap sianida


Terlihat bahwa
terjadi penurunan
kandungan sianida yang sama pada penambahan
Ca(OCl)2 hingga 40 ppm. Kandungan sianida
berkurang karena sianida telah bereaksi dengan
kaporit membentuk CNCl. Semakin banyak
Ca(OCl)2yang ditambahkan semakin banyak pula
sianida yang bereaksi dan membentuk CNCl.
Akibatnya kandungan sianidabebas yang terdapat
dalam air akan berkurang.

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013

0.0054
0.0053
sampel 10 ppm 20 ppm 30 ppm 40 ppm
awal
kaporit kaporit kaporit kaporit

Gambar 11. Pengaruh kaporit terhadap fluorida


Terlihat bahwa pada penambahan
Ca(OCl)2, kadar fluoride akan turun. Fluoride
mengandung elemen fluorine. Sama halnya
dengan Ca(OCl)2, Pada konsentrasi kurang dari
0,8 mg/L fluoride mampu membunuh
mikroorganisme dan bakteri pathogen yang
menyebabkan air keruh. Oleh karenanya pada
penambahan Ca(OCl)2 , fluoride yang ada di

Page | 59

dalam air akan berkurang karena sebagian


mikroorganisme yang masih ada akan di oksidasi
oleh fluoride.
Fluorida
0.0061
0.006
0.0059
0.0058
0.0057
0.0056
0.0055
0.0054
0.0053
0.0052

0.006
0.0058

dimana HOCl tersebut kemudian akan bergabung


dengan amonia dan senyawa nitrogen di dalam
air membentuk khloramin anorganik.
NH3 + HOCl
NH2Cl + H2O
Monokhloramin
NH2Cl + HOCl
NH2Cl + H2O
Dikhloramin
NH2Cl + HOCl
NHCl3 + H2O
Trikhloramin

0.0057
Amonia
0.0055

0.0055

0.12
0.11

0.11

0.1
Sampel 25 ppm 50 ppm 75 ppm 100 ppm
awal tawas tawas tawas tawas

0.11

0.1
0.09

0.08
0.06

Gambar 12. Pengaruh tawas terhadap kadar


fluorida
Terlihat pula bahwa pada penambahan
tawas juga dapat menurunkan kadar fluoride
hingga 0,0055 mg/L. Dimana reaksi yang terjadi
sebagai berikut :
Al2(SO4) 3 + Ca(OH)2
Al(OH) 3 + 3CaSO4
Al(OH)3 + F
AlF3 + H2O
Ca(OH)2 + HF
CaF7 + 2H2O
Amonia (NH3)
Amonia maksimum air sungai yaitu 0,5 mg/L
Amonia
0.12

0.04
0.02
0
Sampel 25 ppm 50 ppm 75 ppm 100 ppm
awal
tawas
tawas
tawas
tawas

Gambar 14. Pengaruh tawas terhadap kadar


amonia
Terlihat juga bahwa pada penambahan
tawas, kadar ammonia akan turun hingga 0,09
mg/L. Ini disebabkan karena ammonia
merupakan impurities yang tidak terlarut di
dalam air, dan dengan penambahan tawas dapat
membentuk kristal yang kemudian akan
mengendap.

0.11

Nitrit (NO2)

0.1
0.08

0.08

0.08

0.08

0.07
0.06
0.04
0.02
0
Sampel 10 ppm 20 ppm 30 ppm 40 ppm
awal
kaporit kaporit kaporit kaporit

Gambar 13. Pengaruh kaporit terhadap kadar


amonia

Penambahan kaporit hingga 40 ppm,


kadar nitrit akan cenderung turun pada 0,01660,0196 mg/L. Ini disebabkan karena pada proses
klorinasi, senyawa klor Ca(ClO)2 dapat berikatan
dengan senyawa organik, antara lain TDS, Fe,
Mn, NO2, NO3 dan CaCO3. Senyawa organik
tersebut diikat oleh senyawa klor sampai pada
Break point Chlorination. Klorinasi juga dapat
membunuh mikro organisme yang mengubah
nitrat menjadi nitrit. sehingga menurunkan kadar
nitrit di dalam air
Nitrit maksimum air sungai adalah 0,06 mg/L

Pada penambahan kaporit hingga 40 cc


kaporit, akan terjadi penurunan kadar ammonia
hingga 0,08 mg/L. Ini disebabkan karena kaporit
bila di dalam air akan terhidrolisa menjadi HClO

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013

Page | 60

BOD5 maksimum air sungai adalah 2 mg/L

Nitrit

Kebutuhan Oksigen Biokimia


0.035
7

0.0327
0.03

0.025

5.75

4
0.02

0.0186
0.0166

0.015

0.0196
0.0182

3
2

1.8

1.85

1.85

1.8

0.01

0
Sampel
awal

0.005
0
Sampel
awal

10 ppm
kaporit

20 ppm
kaporit

30 ppm
kaporit

40 ppm
kaporit

10 ppm
kaporit

20 ppm
kaporit

30 ppm
kaporit

40 ppm
kaporit

Gambar 17. Pengaruh penambahan kaporit


terhadap BOD5

Gambar 15. Pengaruh penambahan kaporit


terhadap kadar nitrit

Kebutuhan Oksigen Biokimia


7
6

Nitrit

0.035

5.75

0.0327

0.03

0.025
0.0216

0.02

2
0.0196

0.0193
0.018

0.015

1.85

1.85

1.8

1.8

1
0
Sampel
awal

0.01
0.005

25 ppm
tawas

50 ppm
tawas

75 ppm
tawas

100 ppm
tawas

Gambar 18. Pengaruh penambahan tawas


terhadap BOD5

0
Sampel
awal

25 ppm
tawas

50 ppm
tawas

75 ppm 100 ppm


tawas
tawas

Gambar 16. Pengaruh penambahan tawas


terhadap kadar nitrit
Terlihat pada penambahan tawas, hingga
75 ppm tawas, kadar nitrit di dalam air akan
turun hingga 0,018 mg/L. Dimana tawas yang
merupakan dispersi koloid yang bermuatan
positif akan mengikat nitrit yang bermuatan
negatif sehingga terjadi penggumpalan.
Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD5)
Pada penambahan hingga 40 ppm
kaporit akan menurunkan angka BOD hingga
1,8-1,85 mg/L. Ini disebabkan karena kaporit
Ca(ClO)2 didalam air berperan sebagai
desinfektan yang membunuh mikroorganisme
dan bakteri yang terdapat di dalam air.
Zat Organik + m.o + O2 CO2 + m.o + organik
Semakin sedikitnya jumlah mikroorganisme di
dalam air maka semakin sedikit pula oksigen
yang
dibutuhkan
oleh
bakteri
untuk
mengoksidasi zat-zat organik terlarut, maka
semakin rendah pula angka BOD.

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013

Terlihat juga pada penambahan tawas,


nilai BOD akan cenderung turun pada range 1,81,85
mg/L.
Diketahui
bahwa
dengan
bertambahnya massa koagulan yang digunakan
berarti
konsentrasi
koagulan.
Tingginya
konsentrasi koagulan menyebabkan nilai BOD
air limbah semakin rendah. Dimana tawas dapat
mengikat partikel-partikel koloid. Melalui proses
ini impurities-impurities tidak terlarut baik
organic maupun anorganik dapat diturunkan
sehingga menyebabkan berkurang-nya oksigen
terlarut yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
impurities tersebut sehingga nilai BOD akan
menurun.
Kebutuhan Oksigen Kimia (COD)
Terlihat bahwa penambahan kaporit akan
cenderung menurunkan nilai COD hingga kurang
dari 5 mg/L.Ini disebabkan karena sebagai
oksidator, klorin akan mengoksidasi Fe(II) dan
Mn(II) dan bahan kimia anorganik lain di dalam
air. Sehingga penurunan beberapa jenis bahan
kimia organik/anorganik inilah yang kemudian
akan menurunkan nilai COD dalam air sungai.

Page | 61

COD maksimum air sungai adalah 10 mg/L

Dissolved Oxygen
3

Kebutuhan Oksigen Kimia


20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

2.8

19

2.75

2.75

2.5
2.32
2.11

2
1.5
4

2
0.5

Sampel
awal

10 ppm
kaporit

20 ppm
kaporit

30 ppm
kaporit

40 ppm
kaporit

0
Sampel
awal

Gambar 19. Pengaruh kaporit terhadap COD

10 ppm
kaporit

20 ppm
kaporit

30 ppm
kaporit

40 ppm
kaporit

Gambar 21. Pengaruh kaporit terhadap DO


Kebutuhan Oksigen Kimia
20
18

19

Dissolved Oxygen

16

3.5

14

12

2.5

10

3.44
2.68

2.7

2.32

2.51

8
6

1.5

25 ppm
tawas

50 ppm
tawas

75 ppm
tawas

100 ppm
tawas

0
Sampel
awal

0.5
0
Sampel
awal

25 ppm
tawas

50 ppm
tawas

75 ppm
tawas

100 ppm
tawas

Gambar 20. Pengaruh tawas terhadap COD

Gambar 22. Pengaruh tawas terhadap DO

Pada penambahan tawas hingga 100 ppm,


kebutuhan oksigen kimia (COD) masing-masing
sampel akan turun hingga 2 mg/L. Ini disebabkan
karena tawas merupakan koagulan yang dapat
menghilangkan/mengurangi zat-zat tersuspensi
yang terdapat di dalam air, baik bahan organik
maupun anorganik. Apabila zat tersuspensi
semakin sedikit, maka akan menurunkan
kebutuhan oksigen kimia (COD).

Terlihat
juga
pada
penambahan
konsentrasi tawas hingga 100 ppm, jumlah
oksigen terlarut juga akan meningkat hingga 3,44
mg/L. Hal ini disebabkan karena kelarutan
oksigen di dalam air dipengaruhi oleh banyaknya
kandungan garam dan mineral yang terlarut di
dalam air. Dimana tawas akan menurunkan kadar
TSS yaitu impurities-impurities yang terlarut
seperti garam-garam bikarbonat, klorida, dan
silikat. Menurunnya kadar TSS inilah yang
menyebabkan jumlah oksigen terlarut di dalam
air akan meningkat.

Dissolved Oxygen (DO)


Terlihat bahwa penambahan kaporit
hingga 30 ppm, kadar DO di dalam air akan
meningkat hingga 2,75 mg/L. Ini disebabkan
karena kaporit berperan sebagai desinfektan yang
dapat membunuh mikroorganisme aerob.
Semakin banyaknya konsentrasi kaporit yang
ditambahkan maka oksigen yang terlarut juga
dapat meningkat.
Kadar DO maksimum air sungai 6 mg/L

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013

Sulfida (H2S)
Terlihat bahwa pada penambahan kaporit
hingga 40 ppm, kadar sulfida akan turun hingga
0,00058mg/L.Di air, kalsium hipoklorit terurai
menjadi ion kalsium (Ca2+) dan hipoklorit (ClO-).
HOCl dan ClO- dianggap sebagai bahan yang
aktif karena HOCl tidak dapat terurai sebagai zat

Page | 62

pembasmi yang paling efektif pada suasana


bersifat netral atau asam.
Sulfida maksimum air sungai yaitu 0,002 mg/l

0.219

0.218

0.216

0.0009

0.215

0.214

0.0008

0.213

0.212

0.0007
0.00062 0.00061
0.00058

0.0006
0.00052

0.0005

0.22
0.218

Sulfida
0.0008

Minyak dan Lemak

0.21

0.21
0.208

0.0004

0.206

0.0003

0.204
sampel
awal

0.0002

10 ppm 20 ppm 30 ppm 40 ppm


kaporit kaporit kaporit kaporit

0.0001
0
Sampel 10 ppm 20 ppm 30 ppm 40 ppm
awal
kaporit kaporit kaporit kaporit

Gambar 23. Pengaruh kaporit terhadap kadar


sulfida

sulfida
0.0009
0.0008

Gambar 25. Pengaruh penambahan kaporit


terhadap kadar minyak dan lemak
Dari grafik di atas, terlihat pada
penambahan 40 ppm kaporit kadar lemak dan
minyak turun hingga 0,215 mg/l. Ini disebabkan
karena adanya kaporit ketika dilarutkan dalam air
menghasilkan asam hipoklorit (HOCl) dan ion
hipoklorit (OCl-)
yang
memiliki
sifat
desinfektan.

0.0008 0.0008

0.0007

Minyak dan Lemak

0.0007

0.0006

0.0006 0.0006

0.0005

0.222
0.221
0.22

0.0004

0.219

0.0003

0.218

0.218

0.0002
0.216

0.0001
0
sampel 25 ppm 50 ppm 75 ppm 100 ppm
awal
tawas tawas tawas tawas

0.216

0.214

0.214

0.212

Gambar 24. Pengaruh tawas terhadap kadar


sulfida
Setelah penambahan tawas hingga 100
ppm, kadar sulfida mengalami penurunan hingga
0,0006 mg/L. Hal ini disebabkan oleh tawas
yang
mengandung
senyawa
belerang.
Tawas/Alum adalah sejenis koagulan yang dapat
mengikat senyawa koloid bermuatan negatif.
Dengan demikian kadar sulfida dalam air dapat
turun.
Minyak dan Lemak

0.21
sampel
awal

25 ppm
tawas

50 ppm
tawas

75 ppm 100 ppm


tawas
tawas

Gambar 26. Pengaruh penambahan tawas


terhadap kadar minyak dan lemak
Terlihat juga pada penambahan tawas
hingga 100 ppm ternyata kadar minyak dan
lemak akan turun hingga 0,221 mg/L.
Penambahan flokulan ini akan menyebabkan
partikel-partikel minyak dan lemak tersebut
bertumbukan membentuk partikel besar dan
dapat mengendap.

Kadar minyak dan lemak maksimum untuk air


sungai adalah 1 mg/L

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013

Page | 63

Detergen
Detergen maksimum air sungai yaitu 200 mg/l
Detergen
0.66
0.65

0.65

0.64
0.63
0.62

0.63

0.63

0.62

0.61

0.61

0.6

DAFTAR PUSTAKA

0.59
sampel 10 ppm 20 ppm 30 ppm 40 ppm
awal kaporit kaporit kaporit kaporit

Gambar 27. Pengaruh penambahan kaporit


terhadap kadar detergen
Terlihat pada penambahan larutan kaporit
sampai 40 ppm, kadar detergen meningkat
menjadi 0,65 mg/L.

Efriandi Beny, 2008, Pengaruh Konsentrasi


Optimum Tawas Terhadap Turbiditas
dengan Metode Jar Test di PDAM
Titanadi Instalasi Sunggal, FMIPA
Universitas Sumatera Utara.
Hanum Farida, 2002, Proses Pengolahan Air
Sungai untuk Keperluan Air Minum,
Teknik Kimia Universitas Sumatera
Utara.
Manurung Jeplin, 2009, Studi Efek Jenis dan
Berat Koagulan Terhadap Penurunan
Nilai COD dan BOD Pada Pengolahan
Air Limbah Dengan Cara Koagulasi,
FMIPA Universitas Sriwijaya.

Detergen
0.63
0.62

mutu berdasar Peraturan Gubernur Sumsel No.16


Th.2005. Namun air Sungai Lambidaro ini
termasuk normal karena tidak mengandung
senyawa berbahaya yaitu raksa, arsen, selenium,
nitrat dan cobalt. Sementara itu, penambahan
tawas dan kaporit akan menurunkan nilai TDS,
TSS, sianida, fluorida, ammonia, nitrit, BOD,
COD, sulfide, detergen, minyak dan lemak. Dan
akan menaikkan kadar sulfat, serta oksigen
terlarut di dalam air Sungai Lambidaro.
Hasil terbaik di dapatkan pada penambahan 25
ppm tawas + 10 ppm kaporit. Karena pada
penambahan 25 ppm tawas + 10 ppm kaporit
didapatkan nilai DO tertinggi serta COD dan
BOD terendah.

0.62

0.61
0.6

0.6

0.59
0.58

0.59
0.58

0.58

Rohim Miftahur, 2006, Analisis Penerapan


Metode Kaporitisasi Sederhana Terhadap
Kualitas Bakteriologis Air PMA, Magister
Kesehatan
Lingkungan
UNDIP
Semarang.

0.57
0.56
sampel 25 ppm 50 ppm 75 ppm 100 ppm
awal
tawas
tawas
tawas
tawas

Gambar 28. Pengaruh penambahan tawas


terhadap kadar detergen
Namun pada penambahan tawas hingga
100 ppm, kadar deterjen turun menjadi 0,58
mg/L. Karena tawas dapat mengadsorpsi zat-zat
warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan
peptisid.
4.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa BOD5 dan
COD dalam air sungai lambidaro melebihi baku

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013

Said Nusa Idaman, Kualitas Air dan Kesehatan


Masyarakat,http://www.kelair.bppt.go.id/
Publikasi/BukuKesmas/BAB1.pdf
(diakses tanggal 5 januari 2012).
Said Nusa Idaman, Ruliasih, Pengolahan Air
Sungai Skala Rumah Tangga Secara
Kontinyu,http://www.kelair.bppt.go.id/Pu
blikasi/BukuAirMinum/BAB6AIRSUNG
AI.pdf (diakses tanggal 5 januari 2012).
Standar Nasional Indonesia, 1994, Pengujian
Kualitas Air Sumber dan Limbah Cair,
Direktorat Pengembangan Laboratorium
Rujukan dan Pengolahan Data, Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan.

Page | 64

Standar Nasional Indonesia, 2004, Pengujian


Kualitas Air Sumber dan Limbah Cair,
Badan Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia, 2009, Pengujian
Kualitas Air Sumber dan Limbah Cair,
Badan Standarisasi Nasional.

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013

Page | 65

You might also like