You are on page 1of 5

PASIEN DENGAN HALUSINASI VISUAL

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan jiwa
yang dibimbing oleh Rr.Sri Endang Puji A, SKM, MN

Disusun oleh :
Agung Prabowo

P.17420107204

Arief Bukhori K

P.17420107209

Galih Indra S

P. 17420107222

Krisna Ayu G

P. 17420107226

Septian Nugroho

P. 17420107238

Tiara Ragatika

P. 17420107242

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG
2008

HALUSINASI VISUAL
1. Kasus
Seorang wanita yang kehilangan kekasih yang meninnggal karena kecelakaan.
Psikologis wanita tersebut belum bisa menerima jika kekasihnya tersebut telah
meninggal. Selang beberapa hari setelah kekasihnya meninggal , wanita tersebut
selalu melihat bahwa kekasihnya itu ada di ampingnya , menemani dirinya.
Kekasihnya selalu menemui dirinya , mengajak bicara dan wanita itu selalu
memperkenalkan kekasihnya kepada orang lain. Hal itulah yang membuat orang
lain, menganggap keanehan dalam diri wanita tersebut.
Klien masih lajang . Ia tinggal bersama kedua orang tua dan kakaknya. Tinggal di
perumahan, jauh dari sanak saudara hanya dengan tetangga di perumahan itu.
2. Identitas Klien
Nama

: Nn. T

Umur

: 19 th

Pekerjaan

: Mahasiswa

Alamat

: Semarang

Agama

: Islam

3. Analisa data
a. Data klien
DO

: a) Klien nampak berbicara sendiri.


b) KLien sering menyendiri.
c) Klien senyum senyum sendiri.

DS

: a) Klien selalu mengatakan bahwa dia di temui oleh pacarnya.

b. Faktor predisposisi : wanita tersebut belum bisa menerima bahwa pacarnya


telah tiada.( Faktor Psikologis )
c. Faktor Presipitasi

Faktor yang dapat memunculkan halusinasi tersebut adalah


ketika ia sedang melamun , kemudian terpikir tentang
kekasihnya tersebut . Dan ia mengatakan , bahwa ia melihat
kekasihnya datang.
d. Konsep Diri

1) Gambaran Diri
Klien menganggap bagian yang paling menarik dari dirinya adalah
wajahnya, karena dia menganggap bahwa dirinya afalah sosok wanita yang
cantik dan kecantikannya itu hanya untuk kekasihnya seorang.
2) Identitas diri
Klien adalah seorang mahasiswa di Universitas X , dia merupakan anak
kedua dari dua bersaudara . Ibunya merupakan seorang guru SMA dan
ayahnya adalah seorang perwira kepolisian yang karena kesibukannya
mereka menjadi jarang pulang ke rumah.
3) Peran
Sebagai manusia Nn.T adalah wanita yang rajin, pintar dan suka
bersosialisasi dengan orang lain . Sebagai anak kedua di keluarganya dia
merupakan anak yang rajin membantu orang tua mengerjakan pekerjaan
rumah, seperti : menyapu, mengepel, memasak, dsb.
4) Ideal Diri
Dia ingin sekali menikah dengan kekasihnya tersebut , dia juga ingin
menjadi mahasiswa yang sukses.
5) Harga Diri
Klien sudah menjalin hubungan asmara dengan kekasihnya tersebut
selama 4 tahun dan orang tua masing masing sudah merestui hubungan
mereka.
e. Status mental

1) Penampilan
Penampilan klien rapi seperti kebiasaan dia sehari hariketika masih
dalam kondisi normal
2) Pembicaraan

Cara bicaranya keras dan jelas


3) Aktivitas motorik
Aktuvitas pasien agitasi : pasien lebih terlihat agresif
4) Alam perasaan
Pasien terlihat khawatir ( raut muka ) terhadap sesuatu yang dipikirkannya.
5) Afek
Labil : terkadang pasien sedih, terkadang juga terlihat sedang mengobrol /
berbicara dengan seseorang
6) Interaksi selama wawancara
Defensif : Dia selalu yakin bahwa kekasihnya masih hidup.
7) Persepsi
Penglihatan
a)

isi halusinasi : Dia melihat kekasihnya yang sudah meninggal.

b)

Respon

: Bahagia

c)

Durasi

: 30 60 menit

d)

Frekuensi

: 2 kali dalam sehari

8) Tingkat kesadaran
Pasien nampak bingung
9) Daya Tilik Diri
Pasien mengingkari apa yang terjadi pada dirinya : tidak mau menerima
kenyataan bahwa kekasihnya telah meninggal.
f. Koping
ia menggunakan mekanisme koping dalam bentuk penyangkalan ( denial ).
Wanita tersebut belum dapat menerima jika kekasihnya telah meninggal dan
menganggap kekasihnya tersebut masih dapat.
4. Perumusan tujuan
Klien dapat mengenal halusinasinya
Kriteria evaluasi

a. Klien dapat menyebutkan waktu , isi, dan frekuensi timbulnya


halusinasi
b. Klien dapat mengungkapkan perasaannya tenyang halusinasi.
5. Diagnosa
Gangguan persepsi diri : Halusinasi visual
6. Intervensi
a. Strategi Perencanaan I
1)

membina hubungan saling percaya dengan klien

2)

identifikasi penyebab terjadinya halusinasi visual

3)

identifikasi tanda dan gejala yang muncul

4)

menjelaskan tentang halusinasi visual

b. Strategi Perencanaan II
1)

Mengajarkan cara mengontrol halusinasi visual

2)

Menjelaskan tentang pentingnya penggunaan obat

c. Strategi Perencanaan III


1)

Mengevaluasi teknik pengontrolan halusinasi.

2)

Mengevaluasi persepsi klien tentang penggunaan obat.

You might also like