You are on page 1of 4

Measurement & Instrument Development and Its Reliability & Validity

dr. Yayi Suryo Prabandari


Anggit
Selamat berjumpa lagi teman temaaan :D Semakin mendektai ujian blok gimana
nih persiapannyaaa? :3 Tetep semangat yaaak supaya kita bisa tetep makan
makan dan jalan jalaaan :3 hihiiii #eh #salahfokus
Kita mulai lekcer ini dengan data
collection yang nanti akan lebih
dibahas
di
lekcer
Qualitative/Quantitative
Data
Collection yaaa...
Jadi, seperti yang kita tau, ada 2
jenis data yaitu Kualitatif dan
Kuantitatif. Jadi, cara pengumpulan
datanya juga ada dua.
1. Kualitatif
a. In-depth Interview
b. Focus Group Discussion
c. Observasion
d. Document study (content
analysis)
e. Visual (video-photography)
f. Personal Experience
2. Kuantitatif
a. Structured Interview
b. Structured
Observation
(using checklist)
c. Structured document study
(using checklist)
d. Questionnaire / scale
e. Measurement using tools
(weighting scale etc)
Terus fungsinya di mana sih data
data yang mau kita kumpulkan itu?
Data tersebut, fungsinya untuk
mempermudah transisi dari teori ke
definisi operasional sesuai yang kita
mau.
Misalnya
ttg
smoking
cessation.
-

Teori:
bahwa
smoking
cessation itu adl bagaimana
menghentikan ketergantungan
terhadap tembakau/rokok dsb

Konsep:
dalam
mencoba
menghentikan
ketergantungan,
ada
intervensi yang harus kita
lakukan
Construct: membuat intervensi
intervensi yang bisa kita
lakukan
baik
individual
maupun grup
Operational definition: bahwa
informasi/ data yang mau kita
cari bisa didapatkan melalui
apa (misal kuesioner) dengan
bentuk
data
apa
dan
bagaimana cara analisisnya

Nah,
sekarang
kita
mulai
ke
development
questionnaire-nya
yaaa... Kan tadi kita bisa tuh
mengambil datanya lewat kuesioner,
terus taunya data kita valid dan
reliabel gimana? Salah satunya
adalah dengan membuat kuesioner
yang terstandardisasi. Paling enak
sih emang pake yang udah ada aja
jadi udah tervalidasi, tapi kita boleh
kan buat jugaa? :3 jadi, untuk
menjaga supaya kuesioner yang kita
buat itu tetep keren, stay tuuune :3
Langkah
Langkah
Mengembangkan Instrumen
A. Kuantitatif (Kuesioner)
1. Memahami area penelitian dan
variabel yang mau diukur.
Jadi kita harus tau lebih jauh
dulu nih tentang variabel yang
mau kita ukur. Kan nggak
mungkin kita bisa bagus
meneliti
dan
mengukur

2.

3.

4.

5.
6.

7.

sesuatu kalo nggak paham tentang


sesuatunya kan? Misalnya kita
mau melihat dan mengukur A ya
kita harus sesuaikan dengan
konteks si A dalam hal yang mau
kita teliti, karena bisa aja sebuah
variabel itu tergantung sama
konteks tempat dia diterjemahkan.
Melihat dan membaca ulang teori
dan konsep dari literatur yang kita
cari
untuk
mengembangkan
construct dan operatinal definition
dari variabel yang kita cari.
Menetapkan
construct
dan
komponennya.
Misalnya
pada
kuesioner,
pertanyaan
utk
mengetahui
smoking cessation bisa dilihat dari
berapa
kali
sudah
mencoba
berhenti, metode berhenti, dsb.
Membuat variabel yang mau
diukur menjadi lebih operasional.
Untuk
mencari
komponen
construct mau dibuat seperti apa.
Apakah knowledge scale, semantic
differential scale, rating scale,
likert, atau fact (misalnya marital
status).
Membuat blue print.
Diatur flow pertanyaanya supaya
sistematis.
Disini kita bisa liat apakah masih
ada yang kurang, atau ada yang
nggak efektif/nggak perlu supaya
bisa dibuang
Merevisi bahasa.
Secara umum, ada beberapa poin
yang harus diperhatikan kalo mau
membuat kuesioner
- Apakah
pertanyaannya
penting/tidak.
- Korelasi pertanyaan dengan
tujuan kita saat membuat
kuesioner.
- Apakah pertanyaannya jelas
dan
tidak
meimbulkan
misinterpretasi.

Apakah pertanyaannya sudah


tidak
bias?
(tidak
leading/mengarahkan jawaban)
Apakah
pertanyaannya
sesuai/pas
untuk
dibuat
checkbox atau open ended.
Apakah pertanyaannya mudah
dipahami, dalam hal ini misal
sesuai dengan label si subjek
dsb.
Jangan
memberikan
pertanyaan multiple choice
yang
pilihan
jawabannya
membingungkan.
Misalnya
disuruh pilih sepulang sekolah
biasanya
melakukan
apa:
langsung pulang, ikut ekskul di
sekolah, ikut ekskul di luar
sekolah, karena bisa aja ada yg
senin langsung pulang, selasa
apa jadi mereka akan bingung
jawabnya.
Jangan menegasikan sebuah
kalimat negatif. Misalnya nih,
Apakah anda merasa tidak
pusing ketika tidak berada di
udara
yang
panas?
Pertanyaan
semacam
ini
biasanya
membingungkan
responden
jadi
sebaiknya
dihindari.
Kalo
kita
mau
melihat konsistensi responden,
selain
dengan
mengulang
perntanyaan, bisa juga dengan
menggunakan sinonim, bukan
dengan menegasikan kalimat
negatif

B. Kualitatif
Interview)

(FGD/In-depth

1. Sejalan dengan tema yang mau


dieksplorasi.
2. Membuat panduan:
- Membuat kerangka pertanyaan
dan topiknya

Membuat
list
pertanyaanpertanyaan mendetail ttg topik
Topik jangan terlalu banyak
(maksimal 10)
Coba
proses
diskusi/wawancara
dibuat
senatural
dan
sesantai
mungkin
Disesuaikan
dengan
jenis
narasumber

Langkah Langkah Melihat Validitas


Instrumen (Kuantitatif)
Seperti yang sudah pernah kita bahas
sebelumnya, validitas kan sama dengan
akurasi, artinya ketepatan kita untuk
melihat apa yang mau dilihat atau
mengukur
apa
yang
mau
diukur.
Masalahnya, siapa sih yang berhak
menentukan kalo kita udah valid/akurat
apa belom?
Di sini, dr Yayi menjelaskan ada 4 tipe
Validitas:
a. Face and Content Validity
Jadi dikonsultasikan ke ahlinya
untuk melihat apakah 4 komponen
(dari
teori
sampai
definisi
operasional) sudah dikembangkan
dengan baik dan sesuai atau
belum.
b. Concurrent and Predictive Validity
Semisal ada, apakah sudah sesuai
dengan gold standard atau belum.
Karena kalo misal kuesioner yang
bentuk data kuantitatif itu harus
dicek akurasinya.
c. Construct validity
Ini tentang pertanyaannya, apakah
diskriminan (1 pertanyaan hanya
mengukur
1
indikator)
atau
konvergen (antarpertanyaan saling
berhubungan).
Nah, terhadap tipe tipe instrumen, beda
beda formulanya:

a. Knowledge
instrument:
yang
dilihat
difficulty
indexnya,
misalnya kayak ujian masuk dan
CBT kitaa. Difficulty index itu
adalah membandingkan berapa
anak yang bisa menjawab benar
terhadap sebuah soal. Disebut
sangat susah kalo DI: <0,25 dan
sangat mudah kalo >0,79
b. Likert & Semantic Differential
Scale: yang dilihat konsistensi
internal (product moment). Jadi
standarnya kalo utk ini, r atau nilai
validitasnya >0,3. Kalo >0,1 - <0,3
berarti direvisi tata bahasa aja,
kalo <0,1 nggak bisa dipake
c. Check list & Dichotomous Scale:
yang dilihati biserial point. Mirip
kayak likert tapi cuma bisa dipake
kalo r > 0,3
Langkah
Langkah
Melihat
Reliabilitas Instrumen (Kuantitatif)
Reliabilitas kan precise ya? Berarti
konsistensi dan stabilitas instrumen. Ini
bisa dipengaruhi beberapa hal, misalnya
tata bahasa, kondisi saat dilakukannya
pengukuran,
kondisi
emosional
responden,
bagaimana
hubungan
interaksi berjalan, dan efek regresi suatu
instrumen.
Untuk itu perlu dilakukan pengecekan
reliabilitas instrumen supaya hasil yang
didapat sesuai dengan yg kita harapkan.
Standarnya, disebut bagus kalo r (nilai
reliabilitas) = 0,9 (10% error, jadi alat
90% tepat prediksinya). Kalo r > 0,7
masih acceptable
a. Prosedur Konsistensi Eksternal
- Tes dan Re-Test
- Bentukan paralel untuk tes yang
sama
- Inter-rater reliability
b. Prosedur Konsistensi Internal

The split half technique (Random,


Odds and Even, Matched-Random
Subsets) Kalo sesuai instrumen:
Likert
Scale:
Spearman
Brown,
Rulon,
Alpha
chronbach
Dichotomous Scale: KR 20,
KR 21
Langkah
Langkah
Melihat
Validitas
dan
Reliabilitas
Instrumen (Kualitatif)

You might also like