Professional Documents
Culture Documents
y.a
c.i
d
97
PERENCANAAN GESER
DAN TORSI
un
secara bersamaan dengan momen lentur, beban aksial, dan bisa juga momen
puntir (torsi). Penjalaran gaya geser pada beton sangat tergantung pada kuat tarik
dan kuat tekan beton. Hal ini berakibat fenomen gagal geser pada beton terjadi
do
do
@
gagal
geser
terjadi
secara
mendadak
sehingga
sangat
sw
i
ail
:
em
Pada permukaan atas (p-p) bekerja tegangan geser , sedangkan pada kedua
y.a
c.i
d
98
permukaan (m-n dan m-n) bekerja tegangan lentur normal x, seperti terlihat
pada Gambar 5-1.
1
un
+
dx
m
do
do
@
M + dM
h/2
M
p p
x
h/2
y1
y1
y
max
dx
sw
i
Pada umumnya struktur balok akan memiliki nilai momen lentur yang
berbeda-beda menurut fungsi jaraknya, sehingga pada Gambar 5-1 ditunjukkan
momen lentur M pada tampang m-n dan sebesar M + dM pada tampang m-
ail
:
n. Dengan meninjau bagian elemen seluas dA berjarak y dari garis netral, apabila
elemen luasan ini terletak di sebelah kiri p-n maka besarnya gaya normal yang
bekerja adalah :
em
x .dA =
M.y
.dA
I
(5-1)
F1=
y.a
c.i
d
99
M.y
.dA
I
(5-2)
h/2. Analog dengan cara di atas maka dapat dihitung besarnya gaya total di
sebelah kanan permukaan p-n menggunakan Persamaan berikut :
F2=
(M + dM ).y
.dA
I
(5-3)
un
(5-4)
longitudinal.
do
do
@
di mana b merupakan lebar balok dan dx merupakan panjang potongan dalam arah
(M + dM ).y .dA
I
dM 1
. . y .dA
dx I.b
M .y
.dA ; sehingga diperoleh :
I
sw
i
(5-5)
Dengan mensubstitusikan V =
dM
, dan Sx = M 1x =
dx
(5-6)
ail
:
=
(5-7)
tegangan geser pada arah longitudinal (x) dan transversal (b yang searah sumbu z),
em
maka besarnya gaya geser per satuan panjang yang terjadi dalam arah longitudinal
dapat dihitung dengan :
q= .b =
V .S
.b
I.b
(5-8)
q=
V.S V
=
I
z
dimana z =
y.a
c.i
d
100
(5-9)
I
, merupakan besaran modulus tampang.
Sx
un
dialirkan pada daerah retakan besarnnya selalu konstan, sehingga besarnya aliran
geser pada daerah tarik selalu konstan dan terdapat selisih gaya tarik pada kedua
do
do
@
C2
dC=C2 - C1
dC
g.n.
As
T1
dT=T2 - T1
T2
d c
dT
sw
i
geser sebesar:
dC = dT = T2 T1 =
d c
M1
(d c 3 )
(M2 M1 )
(d c 3)
ail
:
dC =
M2
(5-10)
(5-11)
(5-12)
(d c 3)
em
dengan lebar balok (b) maka tegangan geser beton yang terjadi di bawah garis
netral sebesar:
=
dC
V .dx
=
b.dx dx.b. d c
) b.(d c 3)
3
(5-13)
y.a
c.i
d
101
dengan alasan besaran c 3 bervariasi dan nilainya sangat kecil sehingga dapat
diabaikan maka:
=
V
b.d
(5-14)
dimana:
= tegangan geser beton (MPa)
= jarak antara sisi luar beton tertekan dan tulangan tarik (mm)
un
Hal ini membuktikan bahwa pengaruh geser pada balok beton bertulang
do
do
@
sw
i
struktur, (2) tidak ada beban terpusat bekerja di antara muka tumpuan dan lokasi
penampang kritis yang didefinisikan
Vu
em
ail
:
Vu
Vu
Vu
d
Vu
struktur,
kecuali
komponen
y.a
c.i
d
102
struktur-lentur-tinggi,
yang
(5-15)
dengan
un
do
do
@
(5-16)
Sesuai dengan sifat beban yang bekerja pada komponen struktur nonpratekan, maka kuat geser Vc yang disumbangkan oleh beton ditentukan sebagai
sw
i
berikut:
bw d
ail
:
f '
c
Vc =
6
(5-17)
em
V d b d
Vc = fc' + 120 w u w
Mu 7
(5-18)
tetapi tidak boleh diambil lebih besar daripada 0,3 fc' bwd. Besaran Vud/Mu
tidak boleh diambil melebihi 1,0, di mana Mu adalah momen terfaktor yang
terjadi bersamaan dengan Vu pada penampang yang ditinjau.
y.a
c.i
d
103
Nu
Vc = 1 +
14 Ag
fc'
bw d
(5-19)
un
1,0, dengan
M m = M u Nu
do
do
@
menggantikan nilai Mu dan nilai Vu d/M u boleh diambil lebih besar daripada
(4h d )
8
(5-20)
Tetapi dalam hal ini, Vc tidak boleh diambil lebih besar daripada:
Vc = 0,3 fc' bw d 1 +
0,3Nu
Ag
(5-21)
sw
i
Besaran Nu/Ag harus dinyatakan dalam MPa. Bila Mm yang dihitung dengan
Persamaan (5-20) bernilai negatif, maka Vc harus dihitung dengan Persamaan
(5-21).
c) Untuk komponen struktur yang dibebani oleh gaya tarik aksial yang cukup
ail
:
besar, tulangan geser harus direncanakan untuk memikul gaya geser total yang
terjadi, kecuali bila dihitung secara lebih rinci sesuai dengan ketentuan:
em
0,3Nu
Vc = 1 +
Ag
fc '
b d
6 w
(5-22)
tapi tidak kurang daripada nol, dengan Nu adalah negatif untuk tarik. Besaran
Nu/Ag harus dinyatakan dalam MPa.
y.a
c.i
d
104
fc' yang digunakan di dalamnya tidak boleh melebihi 25/3 MPa, dan
Tinggi efektif penampang boleh diambil sebagai 0,8 kali diameter penampang
un
beton.
do
do
@
b) jaring kawat baja las dengan kawat-kawat yang dipasang tegak lurus terhadap
sumbu aksial komponen struktur,
sw
i
longitudinal.
ail
:
d) spiral.
Bila gaya geser terfaktor Vu lebih besar daripada kuat geser Vc, maka harus
em
a) Untuk penggunaan tulangan geser yang tegak lurus terhadap sumbu aksial
komponen struktur, maka
Vs =
Av f y d
s
(5-23)
dengan Av adalah luas tulangan geser yang berada dalam rentang jarak s.
y.a
c.i
d
105
Bila sengkang ikat bundar, sengkang ikat persegi, atau spiral digunakan
sebagai tulangan geser, maka Vs harus dihitung menggunakan Persamaan (523), luas yang digunakan untuk menghitung Vc harus diambil sebagai hasil
kali dari diameter dan tinggi efektif penampang. Tinggi efektif penampang
boleh diambil sebagai 0,8 kali diameter penampang beton. Nilai Av harus
diambil sebagai dua kali luas batang tulangan pada sengkang ikat bundar,
un
sengkang ikat persegi, atau spiral dengan spasi s, dan f yn adalah kuat leleh
tegangan sengkang ikat bundar, sengkang ikat persegi, atau spiral.
b) Bila sebagai tulangan geser digunakan sengkang miring, maka
Av f y (sin + cos )d
do
do
@
Vs =
(5-24)
Dalam hal perencanaan kekuatan geser beton bertulang dengan formulasi di atas,
kuat leleh rencana tulangan geser tidak boleh diambil lebih daripada 400 MPa,
kecuali untuk jaring kawat baja las, kuat leleh rencananya tidak boleh lebih
daripada 550 MPa.
sw
i
a) Jika Vu 0,50..Vc
(5-25)
(5-26)
untuk kasus ini diperlukan tulangan geser minimum, kecuali untuk pelat,
pondasi telapak, dan balok dengan tinggi total yang tidak lebih dari nilai
ail
:
terbesar di antara 250 mm, 2,5 kali tebal sayap, atau 0,5 kali lebar badan.
Perkuatan geser yang diperlukan untuk kasus ini sebesar:
jarak sengkang (s) maksimum d/2 600 mm
(5-28)
bw .s
3.fy
(5-29)
(5-30)
em
y.a
c.i
d
106
untuk kasus ini diperlukan tulangan geser dengan kuat geser perlu yang
dihitung sebagai berikut:
Vs perlu = Vu Vc
Vs ada =
Av .fy .d
s
(5-31)
(untuk =90o)
(5-32)
(5-33)
un
untuk kasus ini diperlukan tulangan geser dengan kuat geser perlu yang
dihitung menurut Persamaan (5-31) dan (5-32) dengan;
do
do
@
(5-35)
(5-36)
Vu Vc + 2 f ' c
3
.bw .d
(5-37)
sw
i
em
ail
:
y.a
c.i
d
107
MULAI
Hitung:
Nu
Vc = 1 +
14 Ag
fc '
b d;
6 w
0,3Nu
Vc = 1 +
Ag
un
bw d ;
fc'
do
do
@
'
fc
Vc =
6
Ya
Vu > 5..Vc
Tidak
Penampang
diperbesar
Ya
Vu 0,5..Vc
Tanpa tulangan
geser
Tidak
sw
i
Tidak
Ya
tulangan geser
minimum
Vs perlu Vu Vc
ail
:
Tentukan Av dan s
SELESAI
em
y.a
c.i
d
108
elemen struktur dalam arah longitudinal. Pada prinsipnya torsi dapat terjadi karena
bekerjanya beban transversal yang tidak segaris dengan posisi garis berat
Torsi keseimbangan adalah jenis puntiran pada elemen beton bertulang yang
disebabkan bekerjanya aksi primer, artinya titik tangkap beban yang bekerja pada
un
elemen yang ditinjau secara individual memang tidak segaris dengan posisi garis
berat penampang. Hal ini berakibat terpilinnya elemen struktur yang hanya bisa
ditahan oleh kekuatan elemen yang bersangkutan dalam menahan momen puntir,
do
do
@
sw
i
ail
:
P1
a)
P2
c)
b)
em
y.a
c.i
d
109
a)
do
do
@
b)
un
sw
i
ail
:
em
terhadap sumbu memanjang dari elemen struktur, dan apabila tegangan tarik yang
terjadi melampaui kekuatan tarik beton maka akan terjadi retak-retak diagonal
menyerupai spiral di sekeliling elemen tersebut.
y.a
c.i
d
110
bersamaan dengan efek geser, maka secara otomatis tulangan torsi bisa
digabungkan dengan tulangan geser.
C. Perencanaan Kekuatan Puntir
(5-38)
do
do
@
2
fc' Acp
12 pcp
un
3f pc
1 +
fc'
(5-39)
Untuk komponen struktur yang dicor secara monolit dengan pelat, lebar
bagian sayap penampang yang digunakan dalam menghitung Acp dan pcp harus
sesuai dengan ketentuan berikut:
sw
i
ail
:
melebihi nilai minimum yang diberikan pada Persamaan (5-38) untuk beton
bertulang dan Persamaan (5-39) untuk beton pratekan, maka komponen struktur
tersebut harus direncanakan untuk memikul momen puntir sesuai dengan
em
y.a
c.i
d
111
3 pcp
(5-40)
dari muka tumpuan. Jika terdapat beban puntir terpusat yang bekerja di dalam
un
1 + 3f pc
fc'
do
do
@
2
fc' Acp
3 pcp
(5-41)
penampang-penampang yang berada dalam jarak h/2 dari muka tumpuan dapat
direncanakan terhadap momen puntir Tu yang bekerja pada penampang sejarak
h/2 dari muka tumpuan. Jika terdapat beban puntir terpusat yang bekerja di dalam
rentang jarak h/2 tersebut, maka penampang kritis untuk perencanaan haruslah
diambil pada muka tumpuan.
yang telah
sw
i
ail
:
lebih eksak.
em
T p
Vu
+ u h
1,7 A 2
bw d
oh
2 fc'
Vc +
bw d
3
(5-42)
+
2
b
d
w 1,7 Aoh
2 fc'
Vc +
bw d
3
(5-43)
sengkang
ail
:
sw
i
x0
= x0.y0
= 2(x0+y0)
= x1.y1
= 2(x1+y1)
un
x1
y0
Acp
pcp
Aoh
ph
do
do
@
y1
y.a
c.i
d
112
em
maka Pers. (5-43) harus dievaluasi pada lokasi dimana ruas kiri Pers. (5-43)
mencapai nilai maksimum, sedangkan apabila tebal dinding adalah kurang
daripada Aoh/ph, maka nilai suku kedua pada Pers. (5-43) harus diambil sebesar
y.a
c.i
d
113
Tu
1,7 Aoh t
(5-44)
Tn Tu
(5-45)
un
dengan Tu adalah momen puntir terfaktor pada penampang yang ditinjau dan Tn
adalah kuat momen puntir nominal penampang. Dalam kondisi aktual kuat puntir
nominal penampang (Tn) sesungguhnya disumbangkan oleh kuat puntir nominal
do
do
@
beton (Tc) dan kuat momen puntir nominal tulangan puntir (Ts), tetapi dengan
alasan penyederhaan desain maka besaran Tc diasumsikan sama dengan nol
sehingga dapat diabaikan.
2 Ao At f yv
cot
dengan
(5-46)
sw
i
dan kuat leleh rencana untuk tulangan puntir non-pratekan tidak boleh
melebihi 400 MPa.
Nilai tidak boleh kurang daripada 30 derajat dan tidak boleh lebih besar
daripada 60 derajat. Nilai boleh diambil sebesar:
ail
:
em
Al =
f yv
At
ph
f
s
yt
y.a
c.i
d
114
cot 2
(5-47)
dengan adalah nilai yang sama dengan nilai yang digunakan dalam Pers. (5-46)
dan At/s harus dihitung dari Pers. (5-46).
terhadap tulangan yang diperlukan untuk menahan gaya-gaya geser, lentur, dan
un
aksial yang bekerja secara kombinasi dengan gaya puntir. Dalam hal ini,
persyaratan yang lebih ketat untuk spasi dan penempatan tulangan harus dipenuhi.
3. Ketentuan tulangan puntir minimum
do
do
@
75 f' c bw s
1200 f yv
1 bw s
.
3 f yv
sw
i
(5-48)
sedangkan luas total minimum tulangan puntir longitudinal harus dihitung dengan
ketentuan:
5 fc' Acp
ail
:
Al , min =
em
dengan
12f yl
A
t
s
f yv
ph
f yl
(5-49)
At
tidak kurang dari bw / 6f yv .
S
berikut:
y.a
c.i
d
115
a) Spasi tulangan sengkang puntir tidak boleh melebihi nilai terkecil antara ph/8
atau 300 mm.
un
c) Tulangan puntir harus dipasang melebihi jarak minimal (bt + d) di luar daerah
do
do
@
em
ail
:
sw
i
y.a
c.i
d
116
MULAI
Data: bw, h, d, x0, y0, x1, y1, fyv, fyl, fc,
A 2 cp
.
pcp
Tidak
Torsi
diabaikan
Hitung penulangan
geser (Gambar 5-4)
f 'c
12
A 2 cp
.
pcp
do
do
@
Tu > .
un
Ya
2
V
T p
2 fc'
Vu
+ u h2 c +
1,7 A
bw d
3
bw d
oh
Tidak
Hitung:
sw
i
Perbesar ukuran
penampang
At
Tn
=
s
2.Ao .fy v . cot
f yv
At
ph
f yl
s
; Ao = 0,85.Aoh
'
5 fc Acp At fyv
cot 2 Al ,min =
ph
12fyl
s fyl
ail
:
em
Al =
Ya
At
bw / 6f yv
s
Hitung:
Luas total sengkang/dua kaki:
Av t = 2.At + Av
1 bw s
3 fyv
y.a
c.i
d
117
Jarak sengkang:
Jarak maksimum:
do
do
@
SELESAI
un
s=
sw
i
balok (bw) 300 mm, tinggi balok (h) 550 mm, selimut beton 40 mm, diameter
sengkang 10 mm, dan diameter tulangan pokok 22 mm, kuat tekan karakteristik
beton (fc) 25 MPa dan kuat leleh baja (fy) 400 MPa. Beban yang bekerja berupa
beban mati (qDL) sebesar 3 t/m (termasuk berat sendiri) dan beban hidup (qLL)
em
ail
:
6,6 m
550 mm
0,30 m
300 mm
Posisi
penampang
kritis
sejarak
y.a
c.i
d
118
di
muka
VLL
VU
qDL .L
qDL .0,600
2
3.6,6
3.0,600 = 8,1ton
2
qLL .L
qLL .0,600
2
2,5.6,6
2,5.0,600 = 6,75ton
2
do
do
@
VDL
un
= 1,2.VDL + 1,6.VLL
f 'c
.bw .d =
6
25
.300.489
6
sw
i
Vc
= 122250N
.Vc
= 0,75.122250
= 91687,5N
3..Vc = 3.91687,5
ail
:
= 275062,5N
em
Vs
= Vu .Vc
= 205200 91687,5 = 113512,5N
=
.Vs 113512,5
=
= 151350N
0,75
tumpuan;
y.a
c.i
d
119
Av .fy .d
Vs
151350
= 162,4038mm
150 mm
= 489
= 244,5mm 240 mm
do
do
@
un
Vu
qu .L
qu .x
2
sw
i
2
=
= 2,09m di muka tumpuan
(1,2.3 + 1,6.2,5)
ail
:
em
8-150
8-240
Contoh 5-2
2,25 m
un
2,10 m
8-150
do
do
@
2,25 m
y.a
c.i
d
120
sw
i
= 1,2.NDL + 1,6.NLL
= 1,2.40 + 1,6.25
ail
:
= 88ton
= 880000N
em
Vc
.Vc
Nu
= 1 +
14 Ag
fc'
b d
6 w
88000 20
= 1 +
300.400 = 131088,0063N
14(300.450 ) 6
= 0,75.131088,0063 = 98316,0047N
Vu
= 1,2.VDL + 1,6.VLL
= 1,2.60000 + 1,6.40000 = 136000N
= Vu .Vc
= 136000 98316,007 = 37683,99528N
=
37683,99528
= 50245,327N
0,75
un
Vs
Av .fy .d
Vs
(2.0,25. .8 ).320.400
do
do
@
y.a
c.i
d
121
50245,327
= 256,1027 mm
250 mm
= 400
= 200mm
sw
i
s=
Menurut perhitungan di atas, maka sengkang harus dipasang dengan jarak 200
ail
:
mm (8-200).
Contoh 5-3
em
yang menerima beban geser terfaktor (Vu) sebesar 200 kN, dan momen torsi
terfaktor:
a) Tu = 50 kN.m (torsi keseimbangan)
b) Tu = 40 kN.m (torsi keselarasan)
y.a
c.i
d
122
= 400 MPa
1150 mm
3.hf
300 mm
do
do
@
350
550
0
3.hf
300 mm
un
hf =100 mm
Diasumsikan bagian sayap (flens) tidak menyatu secara monolith dengan bagian
badan (web), maka:
sw
i
ail
:
= .
f ' c A 2cp
.
12 pcp
em
= 0,75.
28 287500 2
= 7593329,228N.mm = 7,5933kN.m
.
12 3600
Tn =
Tu
50kN.m
= 66,6667kN.m = 66,6667 x10 6 N.mm
0,75
y.a
c.i
d
123
y1
Aoh
Ao
= 650 40 10 25
ph
do
do
@
x1
un
= 587,5mm
sw
i
2
V
T p
Vu
2 fc'
+ u h2 c +
bw d
3
bw d
1,7 Aoh
f 'c
Vc =
6
ail
:
2
2
181344,2044 2 28
200000 50000000 .1640
2
350.587,5
3
350.587,5 1,7.145600
em
At
s
Tn
66,6667 x10 6
=
2.Ao .fy v . cot 2.123760.400.1,0
f 'c
Vc =
6
Vu
200000
= 266666,6667N
0,75
y.a
c.i
d
124
dengan demikian .Vc < Vu < 3..Vc , sehingga perlu tulangan geser
Vu
un
Vs perlu =
Av
V
85322,5134
= s =
= 0,3631mm 2 / mm / dua kaki
s
fy .d
400.587,5
do
do
@
Avt
2.At Av
=
+
= 2.0,6735 + 0,3631 = 1,7098mm 2 / mm / dua kaki
s
s
s
A 10
157,0796
=
= 91,8705mm 90 mm
Avt
1,7098
s
sw
i
s < smax =
90 < smax =
Avt
memenuhi syarat
1 bw s
3 fyv
1 350.75
3 400
ail
:
Avt
1640
= 205mm 300mm
8
em
fyv
At
cot 2
ph
s
fyl
y.a
c.i
d
125
400 2
Al = 0,6735.1640.
1,0 = 1104,54mm 2
400
'
Al ,min =
5 fc Acp
12fyl
A fyv
t ph
s fyl
Al ,min =
5 28. 227500
400
(0,6735 ).1640.
12.400
400
un
At
= 0,1458
bw / 6fyv = 350
6.400
s
Memenuhi syarat
do
do
@
1
Al dipasang di
4
1
1
Al di sisi bawah dan Al didistribusikan merata pada muka tampang
4
2
1
1104,54mm 2 = 276,135mm 2
4
sw
i
1
1104,54mm 2 = 552,27mm 2
2
ail
:
4D25 +
1
1104,54mm 2 = 2239,63mm 2
4
1963,495 +
em
1
Al
4
1
1104,54mm 2 = 2239,63mm 2
4
2D16
2D19
10-90
350
Kasus (b)
650
un
4D28
y.a
c.i
d
126
do
do
@
Diasumsikan bagian sayap (flens) tidak menyatu secara monolith dengan bagian
= .
f ' c A 2cp
.
12 pcp
28 287500 2
= 7593329,228N.mm = 7,5933kN.m
.
12 3600
sw
i
= 0,75.
Hitung batas atas nilai momen torsi yang harus diperhitungkan pada torsi
keselarasan yang disertai redistribusi momen:
= .
f ' c A 2cp
.
3 pcp
ail
:
Tu
= 0,75.
28 287500 2
= 30373316,92N.mm = 30,3733kN.m
.
3 3600
em
Tn =
Tu
y.a
c.i
d
127
30,3733kN.m
= 40,4978kN.m = 40,4978 x10 6 N.mm
0,75
y1
Aoh
Ao
= 650 40 10 25
ph
do
do
@
x1
un
= 587,5mm
sw
i
2
V
T p
Vu
2 fc'
+ u h2 c +
1,7 A
bw d
3
bw d
oh
f 'c
Vc =
6
ail
:
2
181344,2044 2 28
30373316,92.1640
200000
+
2
350
.
587
,
5
350
.
587
,
5
3
1
,
7
.
145600
em
At
s
Tn
40,4978 x10 6
=
2.Ao .fy v . cot 2.123760 .400.1,0
f 'c
Vc =
6
Vu
200000
= 266666,6667N
0,75
y.a
c.i
d
128
dengan demikian .Vc < Vu < 3..Vc , sehingga perlu tulangan geser
Vu
un
Vs perlu =
Av
V
85322,5134
= s =
= 0,3631mm 2 / mm / dua kaki
s
fy .d
400.587,5
do
do
@
Avt 2.At Av
=
+
= 2.0,409 + 0,3631 = 1,1812mm 2 / mm / dua kaki
s
s
s
A10
157,0796
=
= 132,9863mm 125 mm
Avt
1,1812
s
sw
i
s < smax =
Avt
memenuhi syarat
1 bw s
3 fyv
1 350.75
3 400
ail
:
Avt
1640
= 205mm 300mm
8
em
fyv
At
cot 2
ph
s
fyl
y.a
c.i
d
129
400 2
Al = 0,409.1640.
1,0 = 670,76mm 2
400
'
Al ,min =
5 fc Acp
12fyl
A fyv
t ph
s fyl
Al ,min =
5 28. 227500
400
(0,409 ).1640.
12.400
400
un
At
= 0,1458
bw / 6fyv = 350
6.400
s
Memenuhi syarat
do
do
@
1
Al di sisi atas
4
1
1
Al di sisi bawah dan Al didistribusikan secara merata pada muka
4
2
1
670,76mm 2 = 167,79mm 2
4
sw
i
1
670,76mm 2 = 335,38mm 2
2
ail
:
4D25 +
1
670,76mm 2 = 2131,1854 mm 2
4
1963,495 +
em
1
Al
4
1
670,76mm 2 = 2131,1854mm 2
4
2D12
2D16
10-125
4D28
650
em
ail
:
sw
i
do
do
@
un
350
y.a
c.i
d
130