You are on page 1of 16

MAKALAH KULIAH HERPETOLOGI

PERKEMBANGAN HEWAN HERPETOFAUNA

Disusun Oleh :
Alitha Mas Juanes
(1310422026)
Ferdi Andeska
(1310422049)

Dosen Pengampu :
Dr. Djong Hon Tjong

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2016

A. Perkembangan Amphibi
Amphibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir, merupakan
hewan berdarah dingin (poikiloterm), mempuyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu
dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat
selaput renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat
dan berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang
sangat berfungsi waktu menyelam, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang,
setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit yang hidungnya mempunyai
katup yang mencegah air masuk kedalam rongga mulut ketika menyelam, dan berkembang
biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan diluar tubuh induknya
atau pembuahan eksternal.
Habitat utama amphibia adalah hutan primer yaitu hutan yang masih belum terganggu
oleh campur tangan manusia, beberapa hidup di hutan primer seperti Philautus sp, di hutan
rawa biasanya banyak ditemukan spesies tumbuhan jelutung Dyera cotulata, di sungai besar,
adanya air mengalir secara terus-menerus, dasar sungai batu-batu dan berpasir. Biasanya
ditemukan Bufo asper, Rana hosii, di sungai sedang juga ditemukan Bufo asper. Selain itu
juga terdapat di anak sungai seperti Rana signata dan ada juga pada kolam serta danau seperti
Rana erythraea.
B. Fase embriogenesis Pada Amphibi
1.

Proses Morula
Pembelahan zigot (mitosis) menjadi banyak blastomer yang kemudian blastomerblastomer tersebut berkumpul membentuk seperti buah arbei yang di namakan morula.
Morula memiliki dua macam kutub yaitu kutub animal dan kutub vegetal.
Seperti yang sudah kita ketahui masuknya sperma katak ke dalam telur katak
memprakarsai beberapa kejadian. Ketika meosis telur sudah selesai (sempurna) maka sabit
abu-abu muncul bersebrangan dengan titik sperma itu memasuki telur, dan nukleus sperma
dan nukleus telurmelebur. Segera setelah bagian vital dalam proses pembuahan sudah
sempurna maka terjadilah pembelahan pertama. Nukleus zigot berbelah melalui mitosis dan
muncullah sebuah telur yang memanjang secara membujur melalui kutub telur tersebut, maka
segeralah telur membelah menjadi dua paruhan.
Sekitar satu jam dari pembelahan pertama dalam telur katak juga melalui kutub tapi
tegak lurus pada yang pertama. Empat sel yang terbentuk kemudian secara serempak
membelah lagi dalam bidang horizontal. Bidang ini terletak lebih dekat dengan kutub animal
daripada kutub vegetal, sehingga akibatnya sel-sel kutub hewan lebih kecil daripada sel-sel

yang berisi kuning telur pada kutub vegetal. Pembelahan akan terus berlanjut sehingga akan
membentuk kumpulan-kumpulan seperti buah arbei.
2.

Proses Blastula
Blastula adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan,
bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan
yang tidak beraturan, di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan blastosoel.
Adapun proses pembentukan blastula di sebut blastulasi. Blastulasi (proses pembentukan
blastula) menunjukan perbedaan pada tingkat takson masing-masing. Sebagai contoh
blastulasi pada amphioxus, katak, ayam, dan babi memiliki tahap pembentukan alat yang
berbeda-beda dari tiap daerah bakalnya sendiri-sendiri.
Hanya sedikit yang dapat diketahui dalam proses blastula untuk amphibi ini. Blastula
akan terbentuk ketika sel embrio amphibian (stuktur blastomere) terus mengalami
pembelahan, bergerak dan akhirnya akan membentuk rongga-rongga pada bagian dalam
(membentuk stuktur berongga) yang sering atau biasa disebut dengan blastocels. Pada
blastosol ini berisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel. Blastulasi ( proses
pembentukan blastula ) menunjukan perbedaan pada tingkatan takson masing-masing. Proses
blastulasi akan diiringi oleh suatu proses berikutnya yaitu gastrulasi. Pada tingkat gastrula ini
akan terjadi proses dinamisasi daerah-daerah bakal pembentuk alat pada blastula, diatur dan
dideretkan sesuai bentuk dan susunan tubuh spesies yang bersangkutan. Dalam gastrulasi sel
masih terus membelah dan memperbanyak sel. Selain terjadi perbanyakan sel, di dalam
proses gastrulasi juga terjadi berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun deretan sesuai
dengan bentuk dan susunan tubuh dari individu spesies masing-masing.
Dalam hal ini ada dua kelompok gerakan :

a.

Epiboli
Epiboli adalah gerakan melingkup yang berlangsung disebelah luar embrio. Kegiatan ini
berlangsung pada bakal ectoderm epidermis dan saraf. Gerakan berlangsung berdasarkan
poros bakal anterior dan posterior tubuh. Bersamaan dengan terus bergeraknya bakal
mesoderm dan endoderm, epiboli menyesuaikan diri sehingga ectoderm terus menyelaputi
seluruh embrio.

b.

Emboli
Emboli merupakan gerakan menyusup, gerakan ini berlangsung disebelah dalam embrio yaitu
pada daerah-daerah bakal mesoderm, notochord, pre-chorda dan endoderm. Gerakan-gerakan
tersebut mengarah ke blastocoel. Ada 7 macam pergerakan pada emboli yaitu involusi
(gerakan

membelok

kedalam),konvergensi(gerakan

menyempit),invaginasi(gerakan

mencekuk dan melipat suatu lapisan),evaginasi(gerakan menjulur),delaminasi( gerakan


memisahkan diri),divergensi(gerakan memencar),extensi(gerakan meluas).
Hanya sedikit yang dapat diketahui dalam proses blastula untuk amphibi ini. Blastula
akan terbentuk ketika sel embrio amphibian (stuktur blastomere) terus mengalami
pembelahan, bergerak dan akhirnya akan membentuk rongga-rongga pada bagian dalam
(membentuk stuktur berongga) yang sering atau biasa disebut dengan blastocels. Pada
blastosol ini berisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel.
3.

Proses Gastrula
Gastrulasi adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula. Dalam gastrulasi sel
masih terus membelah dan memperbanyak diri. Selain terjadi perbanyakan sel, di dalam
gastrulasi juga terjadi berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun deretan sesuai dengan
bentuk dan susunan tubuh dari individu spesies masing-masing, yaitu gerakan epiboli dan
gerakan emboli.
Gastrulasi pada katak juga melibatkan beberapa gerakan yang di mulai dengan
berinvaginasinya hypoblast pada celah yang terbentuk pada awal proses. Invaginasi ini
disertai oleh pre-chorda di daerah dorso-median bibir dorsal yang bergerak ke arah anterior
bakal embrio. Gerakan ini di ikuti oleh bakal notochord yang bergerak ke posterior ke arah
bibir dorsal yang kemudian berinvolusi di daerah dorso-median menyertakan pre-chorda. Selsel notochord yang terletak di bibir lateral berkonvergensi secara perlahan menuju bibir
dorsal. Notochord akan berada persis di bawah bakal actoderm saraf dorsal-median.
Bakal mesoderm yang terletak pada ke dua sisi bakal notochord bekonvergensi ke
bibir dorsal kemudian berinvolusi ke celah antara ectoderm dan endoderm. Di kedua sisi
embrio dan juga ke arah ventral.

4.

Neurulasi
Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf,
jaringan ini berasal dari diferensiasi ectoderm, sehingga disebut neural ectoderm. Sebagai
inducer pada proses neurulasi adalah chorda mesoderm yang terletak di bawah neural
ectoderm.
Neurulasi sering juga disebut dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang
melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan keping
neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini untuk
membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi
otak dan korda spinalis dan berakhir dengan terbentuknya bumbung neural atau neural tube.

Pada amphibi berupa katak saat neurulasi diawali dengan terbentuknya notochord dari
mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas arkenteron. Yang kemudian bumbung
neuron berawal sebagai lempengan ectoderm dorsal, tepat diatas notochord yang sedang
berkembang. Setelah notocord terbentuk,lempeng neuron melipat kearah dalam dan
menggulung menjadi bumbung neuron (neural tube).
Setelah terbentuk jaringan pada daerah pertemuan pinggur-pinggir bumbung atau
tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron (neural cest) yang bertujuan membentuk
banyak stuktur, yang nantinya akan membentuk tulang dan otot tengkorak, sel-sel pigmen
kulit dan adrenal,dan ganglia peripheral system saraf.Akhirnya embrio dengan tabung neuron
(bumbung neuron) yang sudah selesai terbentuk, kemudian membentuk somit atau ruas-ruas
yang nantinya akan terisi sel-sel saraf.
5.

Organogenesis
Setelah semua tahapan telah mengalami ketiga tahapan tersebut maka tahapan yang

terahir adalah pada tahapan organogenesis. Dalam tahapan organogenesis ini berarti embrio
telah mengalami yang namanya kesempurnaan dalam pertumbuhanya. Tahapan yang akan
dilalui dalam organogenesis ini adalah:
1.

Perubahan polaritas, dari kutub animal-vegetal menjadi arah anterior-posterior dari tubuh
embrio.

2.

Tiga lapisan germinal (ektoderm, endoderm, mesoderm) mulai menempatkan diri untuk
berkembang menjadi jaringan yang akan menjadi organ dewasa (histogenesis).

3.

Ketiga lapisan germinal tersebut saling berinteraksi untuk membentuk organ dari jaringan
yang sudah terbentuk (organogenesis).
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat
tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Jumlah lapisan yang ada
adalah pada hewan-hewan sebagai berikut:

a)

Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio berupa
ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti
Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.

b)

Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa
ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan
Coelenterata. Setelah ketiga tahapan tersebut telah selesai dalam urutanya, maka tahapan
selanjutnya akan terjadi yang namanya organogenesis. Organogenesis adalah proses
pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang
dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.

Contohnya :
1.

Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),
integumen (kulit), rambut dan alat indera.

2.

Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat


reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.

3.

Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan
alat respirasi seperti pulmo.
Pada dasarnya proses organogenesis pada semua hewan sama, semuanya melalui
tahapan-tahapan di atas, yaitu adanya transformasi dan diferensiasi sel ataupun jaringan yang
akan berkembang dari bentuk primitif menjafi bentuk yang definitif. Namun, yang berbeda
hanyalah hasil dari tahapan tersebut akan membentuk organ-organ yang memiliki struktur
dan fungsi yang berbeda.
Organogenesis adalah proses pembentukan organ. Setelah semua tahapan telah
mengalami ketiga tahapan tersebut maka tahapan yang terahir adalah pada tahaan
organogenesis. Daalm tahapan organogenesis ini berarti embrio telah mengalami yang
namanya kesempurnaan dalm pertumbuhanya. Tahapan yang akan dilalui dalm organogenesis
ini adalah perubahan polaritas, dari kutub animal-vegetal menjadi arah anterior-posterior dari
tubuh embrio. Tiga lapisan germinal (ektoderm, endoderm, mesoderm) mulai menempatkan
diri untuk berkembang menjadi jaringan yang akan menjadi organ dewasa (histogenesis).
Ketiga lapisan germinal tersebut saling berinteraksi untuk membentuk organ dari jaringan
yang sudah terbentuk (organogenesis). Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan
tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh
embrionya.

1.

C. Fase Perkembangan Metamorfosis Pada Katak


Tahap
Telur Telur kodok ditutupi dengan kapsul mirip agar-agar yang mengembang saat menyentuh
air. Pengembangan ini membuat volumenya membesar dan janin terlindungi. Telur-telur ini
bertumpuk dalam satu tumpukan agar kelangsungan hidup lebih terjaga dan panas juga lebih
dapat bertahan. Akibatnya kecebong dapat menetas dalam waktu singkat. Banyak katak dan
kodok memakai danau atau sungai yang mengering di masa tertentu, karena hal ini mencegah
hewan datang memakan telur dan kecebong mereka.

2.

Tahap kecebong (3 hari)


Kecebong memiliki kepala besar dan tegak. Ada insangnya dan mulut yang terbuka untuk
makan. Insang luar muncul tiga hari setelah kecebong keluar dari telur

3.

Tahap kecebong lanjutan (4 minggu)


Insang luarnya tertutup kulit tubuh dan digantikan oleh insang dalam. Mereka memakan
ganggang. Kaki belakang muncul.

4.

Perubahan kedua (6 minggu)


Kecebong mulai terlihat seperti kodok kecil dengan ekor panjang. Mereka berenang di tepi
sungai secara berkelompok. Ekor ini kemudian memendek dan mulai berbentuk seperti
bumerang.

5.

Perubahan lanjutan kedua (9 minggu)


Sejenis jaringan terbentuk dan membagi atrium jantung. Akibatnya jantungnya kini memiliki
tiga ruangan, yang membantu aliran darah antara jantung dan paru-paru.

6.

Perubahan lanjutan ketiga (16 minggu)


Kecebong telah memiliki kaki belakang yang kuat. Matanya juga telah menonjol. Ekornya
sangat pendek.

7.

Perubahan kodok terakhir


Kodok dewasa berkumpul di tepian sungai sebelum meninggalkan air untuk pertama kalinya.
Mereka melakukan ini secara berkelompok. Katak Dewasa Walaupun naluri bertahan hidup
anura tidak berkembang baik, katak dan kodok juga merawat anak mereka. Mereka bertelur
dalam jumlah besar untuk memastikan ada banyak kecebong yang dapat lolos dari predator
yang memakan telur. Lapisan gelatin juga melindungi telur dari predator lain. Beberapa jenis
kodok bahkan memelihara anak mereka dengan menjadikan punggung mereka sendiri
sebagai sarang. Contoh kodok demikian adalah katak suriname.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Dan Pertumbuhan Pada Amphibi
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada hewan amphibi
yaitu :
1.

Faktor luar (eksternal)

a.)

Makanan Zat makanan yang diperlukan oleh tubuh hewan termasuk manusia adalah

karbohidrat, lemak, protein,vitamin dan mineral. Zat makanan yang paling penting dalam
pertumbuhan hewan dan manusia adalah protein. Protein selain berfungsi sebagai zat
pembangun tubuh juga berfungsi sebagai pembentuk hormon yang nantinya juga berperan
dalam pertumbuhan.
b.)

Air Air merupakan medium paling baik untuk proses-proses kimia di dalam tubuh. Dari

proses" kimia tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan dihasilkan energi. Energi
tersebut kemudian untuk membantu pembentukan sel-sel baru atau perbaikan jaringan tubuh.

c.)

Aktifitas tubuh Aktifitas tubuh dapat mempengaruhi pertumbuhan apabila dilakukan

dalam jangka waktu yang lama. d.Cahaya Matahari Peranan cahaya matahari terhadap
pertumbuhan adalah dalam proses pembentukkkan tulang. kamu pasti ingat kalo untuk
ngubah provitamin D menjadi vitamin D diperlukan cahaya matahari. kemudian vitamin D yg
terbentuk digunakan untuk membantu pembentukan tulang.
2.

Faktor dalam (Internal)

a.)

Genetis atau Gen.

b.)

Hormon Hormon berasal dari kata Yunani hormon yang berarti menggerakan. hormon

pertama kali ditemukan pada tahun 1902 oleh William Baylis dan Ernest Starling. ada
beberapa hormon yang hanya bekerja pada jaringan tertentu, ada juga yang bekerja di seluruh
tubuh. pengendali utama seluruh kelenjar tsb adalah hipotalamus yang terletak pada salah
satu bagian otak. pengendali kedua adalah kelenjar hipofisis. khusus mengenai kelenjar
hipofisis, bukan hanya langsung mempengaruhi pertumbuhan tetapi juga meningkatkan
kegiatan kelenjar-kelenjar lainnya.

Fase Perkembangan Reptil


mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) meski beberapa spesies Squamata bersifat vivipar
(melahirkan). Reptil vivipar memberi makan janin mereka menggunakan sejenis plasenta
yang mirip dengan mamalia.
Ukuran reptil bervariasi, dari yang berukuran hingga 1,6 cm (tokek kecil,
Sphaerodactylus ariasae) hingga berukuran 6 m dan mencapai berat 1 ton (buaya air asin,
Crocodylus porosus).
Fertilisasi internal. Reptilian itu ovipar atau ovovivipar. Yang ovipar meletakan telurtelurnya dengan kulit cangkang yang keras. Embrio reptilia terlindung di dalam amnion dan
allantois seperti pada burung dan hewan menyusui. Yang ovovivipar menghasilkan telur
dengan banyak kuning telur, dan telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk ( saluran
telur) hewan betina. Saluran telur itu, karenanya, dapat disebut uterus. Contoh: bengkarung
dan ratlle-snake.
Kloaka untuk mengeluarkan sisa pencernaan, ekskret, dan untuk reproduksi.
Fertilisasi internal. Kadal jantan mempunyai hemipenis ( seperti pada penyu ) di dekat kloaka
betina. Pada waktu kopulasi organ itu di masukkan ke dalam kloaka kadal betina.
Kebanyakan perkembangan telur terjadi di alam bebas, tetapi kadang-kadang. Jika keadaan
tidak sesuai, kadal betina menahan telur yang telah dibuahi (ovipar atau ovovivipar ). Telur
yang diletakkan di tanah brkulit keras. Embrio dikelilingi oleh amnion, korion, dan allantois.
Menetasnya hewan mudah merupakan miniature hewan dewasa.
Berbeda dengan ikan dan katak, seluruh hewan yang termasuk kelomok reptilian
pembuahannya terjadi dalam tubuh (fertilisasi internal). Sebagian reptilia bersifat ovivar,
tetapi sebagian lagi bersifat ovovivivar, contoh reptilia yang bersifat ovovivivar adalah kadal.
Telur kadal menetas didalam tubuh. Alat kelamin luar kadal jantan disebut hemipenis.

c. Reproduksi dan perkembangan


Yang jantan mempunyai penis, yang menyalurkan sperma dari testes melalui vas deferns.
Yang betina mempunyai 2 ovarium dengan oviduk. Telur yang telah di buahi tertutup dengan
albmin dan membrane kulit sebelum di letakkan oleh buaya betina. Seekor betina bertelur
sebanyak 30-60 butir telur dan di eramkan dalam daun-daun membusuk selama kira-kira 60
hari. Ketika menetes, panjangnya kira-kira 30 cm. buaya dewasa jantan beratnya kira-kira
125 kg, yang betina 60 kg.
Kelebihan utama reptilia yang paling awal terhadap amphibian adalah perkembangan telur
yang bercangkang dan berisi kuning telur.
Mabouya multifasciata atau kadal adalah salah satu jenis reptilia yang hidup di darat.
Kadal ini merupakan jenis kelompok kadal yang paling banyak di Afrika, kepulauan
Indonesia, dan Australia. Jumlah spesies kadal ini melampaui jumlah familia reptil yang
lainnya. Separuh atau lebih spesies terdapat di Asia Tenggara dan hanya kira-kira 50 spesies
saja yang berada di belahan bumi barat. Kadal adalah vertebrata dengan kulit kering, tertutup
oleh sisik-sisik atau papan-papan epidermal.
Fertilisasinya internal dan bersifat ovovivipar yang menghasilkan telur dengan banyak
kuning telur. Telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk (saluran telur) hewan betina.
Saluran telur itu disebut uterus (Tjitrosoepomo, 1979).
System kedua adalah system genitalis yang mengeluarkan sel-sel kelamin. Alat
pengeluarannya ada dua macam, pada hewan betina yaitu kelenjar kelamin betina yaitu
ovarium, dengan saluran telur atau oviduk, salran telur ini bermuara di kloaka.
Hasil pengamatan anatomi kadal yang telah kami lakukan telah didapatkan bahwa
kadal (Mabouya multifasciata) merupakan hewan yang masuk dalam kelas reptilian dan ordo

squamata. Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering tanpa lender dengan sisik-sisik zat
tanduk dipermukaannya.
Kadal merupakan hewan berkaki empat yang banyak hidup di alam bebas. Umumnya
memiliki warna kuning coklat, warna ini sesuai dengan usia dan dipengaruhi oleh lingkungan
hidupnya. Kadal merupakan reptile yang memiliki panjang tubuh berkisar antara 5-40 cm.\
Kadal (Mabouya multifasciata) merupakan hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam
tubuh (fertilisasi internal). Kadal bersifat ovovivipar, telur kadal akan menetas di dalam tubuh
induk betinanya. Makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur.
Karena kadal mempunyai alat kopulasi, maka kadal mengadakan fertilisasi internal.
Kadal betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak disepanjang
oviduct menuju kloaka. Ovum kadal betina yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang
yang tahan air, hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakan dalam lingkungan
basah. Kadal betina terbukti lebih unggul dibanding kadal jantan. Mereka menentukan
pasangan, memegang keputusan tentang di mana mereka akan tinggal, bahkan juga
menentukan jenis kelamin anak. Semua siklus reproduksi dan perkawinan sangat tergantung
oleh pihak betina. Ukuran tubuh betinanya hanya setengah dari kadal jantan. Namun mereka
memiliki siklus reproduksi yang cukup unik. Bukan hanya menentukan pasangan dan tempat
tinggal saja, kadal betina juga bebas berpasangan dengan lima atau enam kadal jantan
sekaligus dalam sekali masa reproduksi. Kadal betina mengumpulkan semua sperma dari
pasangannya di dalam rongga perutnya yang bernama spermatesa. Ia juga bebas memilih
sperma ini untuk menentukan jenis kelamin anak sesuai keinginannya. secara teori, mereka
memilih sperma berdasarkan kromosom seks. Kepioniran kadal betina dibanding pejantannya
ini masih merupakan teka-teki, sebab terbukti tubuh kadal betina lebih kecil dari pejantan.
Sebelum mengawini betinanya, kadal jantan biasanya berkelahi terlebih dahulu untuk
memperlihatkan penguasaannya.

b.Organa genitalia
- Betina : Ovarium (Indung telur) ,sepasang ,berbenjol-benjol .Oviduct (sluran telur ) yang
panjang dan berkelok-kelok ,dilanjutkan dengan Uterus (rahim) yang menuju vagina .tipe
Uterus adalah bicornis (seperti tanduk ganda ) mampu diisi dengan 4 pasang emBrio
- Jantan : Testis oval ,sepasang ,putih kekuningan .salurantestis meliputi epididymis yang
berlanjut menjadi vas deferens .alat kopulasi berupa sepasang hemipenis ,terletak di basis
cauda .

2.

Sistem Genitalia Betina

a)

Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol.


Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.

b)

Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga
selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat
glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel
telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan
cangkang kapur (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi)
Kadal betina terbukti lebih unggul dibanding kadal jantan. Mereka menentukan
pasangan, memegang keputusan tentang di mana mereka akan tinggal, bahkan juga
menentukan jenis kelamin anak. Semua siklus reproduksi dan perkawinan sangat tergantung
oleh pihak betina. Ukuran tubuh betinanya hanya setengah dari kadal jantan. Namun mereka
memiliki siklus reproduksi yang cukup unik. Bukan hanya menentukan pasangan dan tempat
tinggal saja, kadal betina juga bebas berpasangan dengan lima atau enam kadal jantan
sekaligus dalam sekali masa reproduksi. kadal betina mengumpulkan semua sperma dari

pasangannya di dalam rongga perutnya yang bernama spermatesa. Ia juga bebas memilih
sperma ini untuk menentukan jenis kelamin anak sesuai keinginannya. secara teori, mereka
memilih sperma berdasarkan kromosom seks. Kepioniran kadal betina dibanding pejantannya
ini masih merupakan teka-teki, sebab terbukti tubuh kadal betina lebih kecil dari pejantan.
( Anonymous, 2008)
Telur reptile sedikit lebih keras di bandingkan dengan amphibi kuning telur lebih
banyak di butuhkan untuk perkembangan embrio dan setelah menetas. Dan telurnya juga
sering di selubungi oleh albumen dan lapisan pembungkus luar berupa cangkang kalkareus
(Cangkang kapur). (Sukiya, 2005).
Fertilisasi kadal termasuk fertilisasi internal dan bersifat ovovivipar yang
menghasilkan telur dengan banyak kuning telur. Telur itu tumbuh dan berkembang dalam
oviduk (saluran telur) hewan betina. Saluran telur itu disebut uterus.

Embrio dikelilingi

oleh amnion, horion, dan alantois (Brotowidjoyo, 1993).


Semua jenis kadal ini bereproduksi dengan cara ovovivipar, dengan jenis kadal pygmy
bluetongue hanya melahirkan 1-4 ekor saja dan jenis laen dapat mencapai 5 24 ekor sekali
melahirkan.
Bluetongue yang siap kimpoi adalah yang sudah berumur 2 tahun baik jantan maupun
yang betina, pilihlah indukan/biangan yang berkualitas dan sehat di tandai dengan kuku yang
lengkap badan yang berisi. Season meeting bluetongue di tandai pada pertengahan bulan
November sampai bulan februari atau maret ( sebagai catatan adanya perbedaan musim
kimpoi akibat dari perbedaan letak penyebaran dan suhu lingkungan). Pada masa ini
bluetongue akan mogok makan, pada saat ini jangan lupa untuk memberikan persediaan air.
Sang jantan terkadang sangat agresif dan jangan memegang kadal panana pada saat ini.
Pasangkan bluetongue jantan dan betina ( bias 1:1 atau 1:2 jantan 1 dan betina 2), jangan
satukan jantan dan jantan pada masa ini karena jantan teramat defensive. Proses pembuahan

di tandai dengan sang jantan mengigit tengkuk betina lalu memasukan hemipenis jantan ke
betina dan sebagai jantan pada masa perkimpoian jangan memakai substrat apapun karena
hemipenis sang jantan sangat lah sensitif, sedikit saja tersentuh dengan substrat maka dia
akan marah dan juga akan mengganggu proses pembuahan. Jantan akan menarik perhatian
betina dengan cara berkeliling di sekitar betina dan mencoba untuk mencumbu sang betina
dan jika di terima betina jantan akan menaiki sang betina dan menggigit tengkuknya lama
pembuahan biasanya sekitar 30 detik sampai beberapa menit.
Betina akan hamil sekitar 3 sampai 6 bulan tergantung spesisnya. Ketika bayinya lahir
tunggu lah sampai beberapa hari sampai dia bias makan sendiri. Perawatanya sama dengan
perawatan dewasa. Pada spesies yang bertelur, embrio mendapatkan makanannya dari kuning
telur, tapi kalsium yang diserap dari cangkang telur juga sumber gizi yang penting.
Beberapa ikan dan reptil, menggunakan campuran dari kedua jenis metode reproduksi
ini. Induk betina mengeluarkan telur, tapi menahannya didalam tubuh mereka hingga tahap
akhir perkembangan embrio. Cangkang telur ini sangat tipis hingga embrio bisa bernafas,
hingga bayi lahir hanya tertutup dengan membrane tipis, satu satunya yang tersisa dari
cangkang telur. Adaptasi ini menyebabkan masalah gizi yang serius: cangkang yang tipis
tidak mempunyai cukup kalsium, yang bisa menyebabkan kekurangan kalsium pada bayi
reptil. Stewart, yang sudah mempelajari kadal bertahun tahun, memutuskan untuk
memecahkan masalah nutrisi ini dalam struktur kimiawi pada uterus kadal ini. Steward juga
menjelaskan bahwa uterus mengeluarkan kalsium yang tergabung dalam embrio-dan ini
adalah tahap awal evolusi dari plasenta pada reptil, jelas Stewart.
Kedua cara reproduksi ini menimbulkan pengorbanan evolusi: Telur lebih rentan
terhadap ancaman dari luar seperti cuaca yang ekstrim dan predator, tapi janin yang berada di
dalam rahim bisa menjadi lebih berat untuk induknya. Iklim yang lebih nyaman memberikan
pilihan bagi induk kadal untuk menghemat sumber daya tubuh mereka sendiri dengan

meletakkan telur diatas tanah pada minggu terakhir sebelum menetas atau selama masa
perkembangannya. Sedangkan sebaliknya, untuk induk kadal yang berada pada suhu
pegunungan yang buruk mungkin menemukan cara yang lebih efisien untuk melindungi
anak2 mereka dengan menjaganya lebih lama di dalam tubuh mereka.
Secara umum, perubahan cara reproduksi dari bertelur ke melahirkan sebenarnya wajar saja,
setidaknya dalam istilah historis, karena relatif mudah untuk beralih.
Kadal merupakan salah satu dari anggota hewan vertebrata yang berasal dari ordo
squamata. Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering dengan sisik zat tanduk di
permukaannya tanpa adanya kelenjar lendir. Kadal dalam kalsifikasinya termasuk dalam
reptilian. Kadal berhabitat di tempat-tempat yang kering atau lembab.
Kadal (Mabouya multifasciata) merupakan hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam
tubuh (fertilisasi internal). Kadal bersifat ovovivipar, telur kadal akan menetas di dalam tubuh
induk betinanya. Makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur.
Karena kadal mempunyai alat kopulasi, maka kadal mengadakan fertilisasi internal. Kadal
betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak disepanjang oviduct
menuju kloaka. Ovum kadal betina yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang
tahan air, hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakan dalam lingkungan basah
(Parker, 1962).
Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun
makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina
menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk
menuju kloaka. Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada
saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air.
Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada

kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh
induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai
jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali
ke daratan ketika meletakkan telurnya.
Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut
masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan
makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh
induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah
kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.

You might also like