Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1;
Latar Belakang
Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah dan
diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleran terhadap makanan tertentu
atau mencerna toksin.
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus
yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Diare yaitu defeksi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah
dan atau lendir dalam tinja. Diare akut adaah diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung kurang dari tujuh hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
Jadi Gastroenteritis adalah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh
berbagai enterogen termasuk, bakteri, virus dan parasit, tidak toleran terhadap
makanan tertentu atau mencerna toksin yang ditandai dengan muntah-muntah dan
diare yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit.
BAB II
LAPORAN KASUS
1
2. 1 Identitas Pasien
Masuk Rumah Sakit tanggal 06 Juni 2015
Nama pasien
Umur
: 2 bulan
Berat badan
: 4,8 kg
Agama
: Islam
Alamat
: Sumer Kembang
Suku/Bangsa
: Madura/Indonesia
Umur
: 26 tahun
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Sumer Kembang
Nama ibu
Umur
: 20 tahun
Pekerjaan
Alamat
: Sumer Kembang
2. 3 Anamnesis
Keluhan utama
: Panas
Riwayat imunisasi
Riwayat persalinan
Riwayat nutrisi
2. 4 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Kurang aktif
Kesadaran
: Komposmentis
Vital Sign
: Tensi
Kepala
: Rambut
: -
Nadi
: 134 kali/menit
Suhu
: 39,40 C
RR
: 58 kali/menit
: Anemis (-)
Ikterus (-)
Reflek pupil (+), isokhor
Hidung
Mulut
: sianosis (-),
Leher
Thorak
: Inspeksi
Palpasi
: fremitus
raba
dan
suara
(+)
simetris
Perkusi
: sonor
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: -
Auskultasi : S1
S2
tunggal,
murmur
(-),
gallop(-)
Abdomen
: Inspeksi
: Soefel
Palpasi
Perkusi
: Timpani
: lengkap
Ekstremitas superior
Ekstremitas inferior
Kulit
Neurologi
2. 5 Diagnosa Kerja
GEA dehidrasi tingkat sedang
2. 6 Diagnosa Banding
Disentri basiler
2. 7 Usulan Laboratorium
Pemeriksaan Darah Lengkap
Hasil DL tanggal 06 Juni 2015 sebagai berikut:
WBC
LYM
MID
GRA
LYM%
MID%
GRA%
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV
6.7
1.7
0.5
4.5
25.5
6.9
67.6
3.98
10.9
37.8
95.0
27.4
28.8
14.1
386
8.1
5 mmol/L
155 mmol/L
130 mmol/L
3,6 5,5
135 - 155
96 - 109
Hasil Pemeriksaan
Putih, lembek, lendir +
+ (Positif)
-
2. 8 Usulan Terapi
Resus RL 350cc
Infus KAEN 3B
Ceftriaxon 2 x 200 mg
Mikasi 2x40 mg
Antrain 0,2 cc (K/P)
L-Bio 1x1 Sachet
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3. 1 Gastroenteritis
3. 1. 1 Definisi
lambung dan usus yang ditandai berak-berak encer 5 kali atau lebih.
Gastroenteritis adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari dapat atau
tanpa leher dan darah. (Murwani, 2009)
Penyebab utama gastroenteritis adalah adanya bakteri, virus, parasit
(jamur, cacing, protozoa). Gastroenteritis akan di tandai dengan muntah dan diare
yang dapat menghilangkan cairan elektrolit terutama natrium dan kalium yang
akhirnya menimbulkan asidosis metabolic dapat juga terjadi cairan atau dehidrasi
(Setiati, 2009).
Diare akut (Gastroenteritis) adalah inflamasi lambung dan usus yang
disebabkan oleh berbagai bakteri virus dan patogen parasitik.
Penyakit Diare Akut (DA) atau Gastroenteritis Akut (GEA) masih
merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian anak di Indonesia dengan
mortilitas 70-80% terutama pada anak dibawah umur lima tahu (Balita).
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.
Diare adalah frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feces encer, dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiyah, 2005 : 224)
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan tinja yang
encer atau cair. (Suriadi, 2001 : 83)
Beberapa bentuk klinis diare
Diagnosa
Diare cair akut
Kolera
Disentri
Diare persisten
Invaginas
Diare berdarah
Diare jenis apapun yang disertai tanda gizi buruk
- Dominan darah dan lendir dalam tinja
- Massa intraabdominal
- Tangisan keras dan bayi tampak pucat
3. 1. 2 Etiologi
Faktor penyebab gastroenteritis adalah :
1; Faktor infeksi
a; Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar)
3. 1. 3 Patogenesis
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor
diantaranya
pertama
faktor
infeksi,
proses
ini
dapat
diawali
adanya
usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan
dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan
sistem transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang
kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat. Kedua, faktor
malabsorbsi merupakan keggalan dala melakukan absorbsi yang mengakibatkan
tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.
Ketiga, faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu
diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang
mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makan yang kemudian
menyebabkn diare. Keempat, faktor psikologis dapat mempengaruhi terjadinya
peningkatan peristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan
makanan yang dapat menyebabkan diare.
3. 1. 4 Manifestasi Klinis
Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala
lainnya bila terjadi komplikasi ekstra intestinal termasuk manifestasi neurologik.
Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut, dan muntah 1. Sedangkan
manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya.
Enteropatogen terkait
Reactive arthritis
Salmonella,
difficile
Camphylobacter
Glomerulonephritis
IgA nephropathy
Camphylobacter
Shigella,
Yersinia,
Camphylobacter,
Clostridium
10
Erythema nodusum
Hemolytic anemia
Camphylobacter, Yersinia
Muntah juga sering terjadi pada non inflammatory diare8. Biasanya penderita tidak panas atau
hanya subfebris, nyeri perut periumbilikal tidak berat, watery diare, menunjukkan bahwa
saluran cerna bagian atas yang terkena. Oleh karena pasien imunocompromise memerlukan
perhatian khusus, informasi tentang adanya imunodefisiensi atau penyakit kronis sangat
penting
Gejala
Kolera
klinik
Masa tunas
Panas
Mual muntah
Nyeri perut
17 -72 jam
+
Sering
Tenesmus
24-48 jam
++
Jarang
Tenesmus
6-72 jam
++
Sering
Tenesmus
6-72 jam
+
-
Nyeri kepala
Lamanya sakit
5-7 hari
cramp
+
>7 hari
kolik
+
3-7 hari
2-3 hari
cramp
Variasi
3 hari
Sedang
5-10x/hari
Sedikit
>10x/hari
Sedikit
Sering
Banyak
Sering
Sedikit
Sering
Banyak
Terus
Sifat tinja
Volume
Frekuensi
Konsistensi
Darah
Bau
Warna
Cair
Langu
Kuning
Leukosit
Lain - lain
hijau
Anorexia
menerus
Lembek
Lembek
Cair
Lembek
Cair
Sering
Kadang
+
Busuk
+
Amis
Merah hijau Kehijauan Tak berwarnaMerah hijau Air cucian
+
Kejang
+
Sepsis Meteorismus
Infeksi
beras
sistemik
3. 1. 5 Diagnosa
11
12
Simptom
Kesadaran
kehilangan BB 3 9%
kehilangan BB < 3%
Baik
Normal, lelah, gelisah,
kehilangan BB >9%
Apatis, letargi, tidak sadar
irritable
Normal - meningkat
Kualitas nadi
Pernapasan
Mata
Air mata
Mulut dan lidah
Cubitan kulit
Capillary refill
Extremitas
Kencing
Normal - melemah
Normal - cepat
Sedikit cekung
Berkurang
Kering
Kembali < 2 detik
Memanjang
Dingin
Berkurang
kasus berat
Lemah, kecil, tidak teraba
Dalam
Sangat cekung
Tidak ada
Sangat kering
Kembali > 2 detik
Memanjang, minimal
Dingin, mottled, sianotik
Minimal
Normal
Normal
Normal
Ada
Basah
Segera kembali
Normal
Hangat
Normal
Penilaian
Keadaan umum
Mata
Air mata
Mulut dan lidah
Rasa haus
Normal
Ada
Basah
Minum biasa tidak
Cekung
Tidak ada
Kering
*Haus, ingin minum
haus
Kembali cepat
Tanpa dehidrasi
banyak
bisa minum
*Kembali lambat
*Kembali sangat lambat
Dehidrasi ringan / sedang Dehidrasi berat
Bila ada 1 tanda *
Terapi
tanda lain
Rencana terapi A
Rencana terapi B
tanda lain
Rencana terapi C
3 6 = Sedang
7 12=
Berat
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang kadang - kadang diperlukan pada diare akut: 1
Darah Darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur, dan tes
Urin
Tinja
3. 1. 6 Penatalaksanaan
14
1; Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang diberikan berupa Nacl
dan KAEN 4B
2; Pemberian injeksi
Ceftriaxon 2x200 mg
Mikasin 2x40 mg
Antrain 0,2cc (K/P)
3; Pemberian per-oral
BAB IV
PEMBAHASAN
15
Pasien seorang anak laki-laki berumur 2 bulan datang dengan eluhan panas 2 hari.
Dari aloanamnesa dengan ibu dan nenek, selain panas disertai dengan muntah 1x berupa
susu. Tidak ada keluhan sesak nafas. Buang air kecil tidak ada keluhan. Buang air besar,
konsistensi cair (mencret) warna putih disertai dengan ampas, dengan frekuensi 10x dalam
waktu 24 jam.
Pada pemeriksaan vital sign didapatkan frekuensi nafas yaitu 58 kali/menit dan tidak
adanya pernapasan cuping hidung, tidak ada rhonki dan wheezing. Pemeriksaan fisik kepala
Terdapat ubun-ubun cekung. Kemudian pada palpasi abdomen didapatkan meteorismus (+)
dan perkusi hypertimpani (+), dan pada auskultasi didapatkan BU (+) 5 x/menit. Pada
pemeriksaan kulit didapatkan turgor kulit menurun dan kembali lambat > 2 detik.
Hal ini menunjukkan bahwa pasien termasuk dalam kriteria Gastroenteritis Akut
dehidrasi tingkat sedang.
BAB V
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
IDAI. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Jilid 1. Jakarta: IDAI
Murray Nedels. 2005. Text Book of Respiratology Medicine, Edisi I. Volume I United State
of America : Elseiver Saunders.
Nelson. 2013. Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam. Editor IDAI. Singapore
17
Price S, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses proses Penyakit. Vol 2. 6th ed.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006. Hal. 804 810
Raharjoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku Ajar Respirologi Anak. 1st ed. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI. 2010. hal. 350 -365.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3.
Jakarta: FKUI.
18