Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat
(3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang. Atas dasar amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3
menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2014/2015 memenuhi kedua
dimensi tersebut.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 SD Muhammadiyah 5 Pekajangan UPT Dinas Pendidikan Dan
Kebudayaan
Kedungwuni,
dikembangkan
sebagai
perwujudan
dari
kurikulum
1
pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini disusun oleh satu tim penyusun yang
terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi
Kepala dengan bimbingan nara sumber dari Kasi Dikdas, Kepala UPT Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, dan para Pengawas SD UPT Dinas Pendidikan dan
kebudayaan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
Pengembangan Dokumen Kurikulum Sekolah Dasar yang beragam mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kelulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Undang - Undang No 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Anak bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga
negaranya, termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan hak asasi
manusia, bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.
B. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14
tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini
akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai
70%.
Oleh
sebab
itu
tantangan
besar
yang
dihadapi
adalah
bagaimana
mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat
pembelajaran
ilmu
pengetahuan
tunggal
(monodiscipline)
menjadi
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
D. Landasan Penyusunan Kurikulum
berbunyi :
Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum
tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama
dengan unit terkait.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Tahun
2013
Tentang
Kerangka
Dasar
Dan
Struktur
Kurikulum
Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
Berdasarkan
hal
tersebut,
Kurikulum
2013
dikembangkan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum
2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,
diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar
bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta
didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
6
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan
berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan
pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
c) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan
akademik
melalui
pendidikan
disiplin
ilmu.
Filosofi
ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
education),
dan
teori
kurikulum
berbasis
kompetensi
didik
dalam
mengembangkan
kemampuan
untuk
bersikap,
dalam
bentuk
proses
yang
dikembangkan
berupa
kegiatan
Pembangunan
jawab.
pengembangan
Untuk
kompetensi
mendukung
peserta
didik
pencapaian
tujuan
tersebut
disesuaikan
dengan
potensi,
diarahkan
pada
proses
pengembangan,
pembudayaan,
dan
kurikulum
mencakup
keseluruhan
dimensi
kompetensi
(sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan.
Sedangkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum baru
(Kurikulum 2013) di SD Muhammadiyah 5 Pekajangan adalah sebagai berikut :
1. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar;
penggunaan
pendekatan ilmiah;
4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
5. kompetensi;dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8.
(hardskills) dan
10
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan
Nasional
bertujuan
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dan
dan
pengembangan diri;
3. Mengembangkan peserta didik yang kreatif dan inovatif;
4. Menjalin kerja sama dengan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang
sehat, bersih, nyaman, dan menyenangkan.
E. Tujuan Sekolah
Tujuan pendidikan di SD Muhammadiyah 5 Pekajangan mengacu pada tujuan
umum
pendidikan
dasar
yaitu
meletakkan
dasar
kecerdasan,
pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan serta hidup mandiri. Dengan tujuan lebih
lanjut adalah terbentuknya karakter siswa untuk mengembangkan kepribadian yang
sesuai dengan budaya dan karakter bangsa. Sesuai dengan visi dan misi SD
Muhammadiyah 5 Pekajangan. Dalam proses Pembelajaran Tahun 2014/2015
berupaya mengantarkan peserta didik untuk :
11
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. STRUKTUR KURIKULUM
12
1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti SD/MI Kelas I dan II
Kompetensi Inti
Kompetensi Inti
Kelas I
1. Menerima dan menjalankan ajaran
Kelas II
1. Menerima dan menjalankan ajaran
mulia
13
Kompetensi Inti
Kelas V
1. Menerima, menjalankan, dan
dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual
bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata Pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik SD Muhammadiyah 5 Pekajangan. Susunan matapelajaran dan
alokasi waktu untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3: Muatan Mata pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
NO
KOMPONEN
II
IV
KELOMPOK A
14
1.
2.
3.
Bahasa Indonesia
4.
Matematika
5.
6.
KELOMPOK B
7.
8.
Bahasa Daerah
9.
32
34
38
38
Keterangan Umum :
Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten
lokal.
Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri
sendiri.
Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap penting.
Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik
mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang
diikuti dapat diganti setiap semesternya.
Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
15
Mata Pelajaran
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk
kurikulum SD/MI organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan melalui
pendekatan
maka
terjadi
reorganisasi
Kompetensi
Dasar
mata
pelajaran
yang
mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas I dan kelas II ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa
Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Dengan pendekatan ini maka struktur Kurikulum SD/MI menjadi lebih sederhana
karena jumlah mata pelajaran berkurang.
Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I dan kelas II di atas dapat
diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal
yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi
Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan
dilakukan
juga
terhadap
Kompetensi
Dasar
setiap
mata
pelajaran.
Kompetensi
Dasar
masingmasing.
Untuk
proses
pembelajaran
Kompetensi Dasar IPA dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran
lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran
16
semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai
tema.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal, sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Atas Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan
bahan kajian yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik
terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
Dalam Pasal 77 N Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional dinyatakan bahwa : (1) Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan
berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal; (2)
Muatan lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.
Selanjutnya, dalam Pasal 77P antara lain dinyatakan bahwa : (1) Pemerintah
daerah provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal
pada pendidikan menengah; (2) Pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan
koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar; (3)
Pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan, penyusunan, dan evaluasi terhadap
dokumen muatan lokal, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru; dan (4)
Dalam hal seluruh kabupaten/kota pada 1 (satu) provinsi sepakat menetapkan 1
(satu) muatan lokal yang sama, koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum
pada pendidikan dasar dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi.
Muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap
potensi di daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap,
pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:
1. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya;
2. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya; dan
3. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang
berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur
budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Kurikulum SD Muhammadiyah 5 Pekajangan memuat
Daerah :
17
Mata
Pelajaran
Bahasa
Jawa
untuk
jenjang
Pendidikan
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pengembangan
potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional
tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Kegiatan Ekstrakurikuler dapat menemukan dan mengembangkan potensi
peserta
didik,
serta
memberikan
manfaat
sosial
yang
besar
dalam
Nama Kegiatan
Hari
Tapak Suci
Senin
2
3
Pramuka (Pandu
Hizbul Wathan)
Olah Raga
Jumat
Peserta
Siswa Kelas III, IV,
V dan VI
Siswa Kelas I s.d
Selasa
VI
Siswa Kelas III s.d
Kamis
VI
Waktu
Pukul 15.30 - 17.00 WIB
Pukul 15.30 - 17.00 WIB
Pukul 15.30 - 17.00 WIB
Keterangan
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
melaksanakan Kegiatan Pembiasaan Siswa Kelas I sampai dengan kelas VI, sebagai
berikut :
Kegiatan Rutin
Keteladanan
dengan
D. Beban Belajar
1. Pengaturan Beban Belajar
a. Beban belajar dalam Kurikulum 2013 diatur dalam bentuk sistem paket atau
sistem kredit semester.
SD Muhammadiyah 5 Pekajangan pada pengaturan beban belajar menggunakan
Sistem Paket, beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam
struktur kurikulum
pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun
ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan
terstruktur,
dan
kegiatan
mandiri.
Durasi
setiap
satu
jam
pendidikan
menjadi
tanggung
jawab
satuan
pendidikan
yang
bersangkutan.
21
E. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar ditentukan sebagai berikut:
Nilai Kompetensi
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap
4
4
SB
3,66
3,66
3,33
3,33
3,00
3,00
B
2,66
2,66
2,33
2,33
2,00
2,00
C
1,66
1,66
1,33
1,33
K
1,00
1,00
KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas
Predikat
A
AB+
B
BC+
C
CD+
D
1. Untuk
Pendidikan
Kecakapan
Hidup
adalah
pendidikan
menyangkut
tentang
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender Pendidikan kami susun berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan
Nasional Republik Indonesia dan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Pekalongan sebagai berikut.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 125/U/2002
1)
2)
Kalender
3)
Kepala
Dinas
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada tabel
berikut:
Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
NO
KEGIATAN
Minggu efektif belajar
1.
2.
ALOKASI WAKTU
Minimal 36
minggu
Minimal 18
minggu
KETERANGAN
Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif pada
setiap satuan pendidikan
VI
Minggu efektif semester
3.
Minimal 14
minggu
(Kelas VI)
4.
5.
Jeda antarsemester
6.
7.
Maksimal 2
Satu
minggu
setiap
minggu
Maksimal 2
semester
Antara semester I dan II
minggu
Maksimal 3
minggu
Maksimal 4
minggu
libur
24
NO
KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
KETERANGAN
keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri
tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
Disesuaikan
dengan
8.
Peraturan Pemerintah
minggu
9.
Maksimal 1
minggu
Untuk satuan
sesuai
pendidikan
dengan
ciri
kekhususan masing-masing
Digunakan untuk kegiatan
yang diprogramkan secara
10.
Maksimal 3
minggu
khusus
oleh
pendidikan
satuan
tanpa
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,
dan atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan,
Kepala Daerah
sebagai berikut :
27
JULI 2014
AGUSTUS 2014
3
13
20
27
14
21
28
15
22
29
16
23
30
10
17
24
31
11
18
25
12
19
26
OKTOBER 2014
M
12
13
14
15
16
1
0
1
1
17
18
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
0
1
7
1
4
2
1
1
8
1
5
2
2
1
9
2
6
2
3
1
0
2
7
2
4
1
1
2
8
2
5
1
2
2
9
3
SEPTEMBER 2014
NOVEMBER 2014
2
26
27
28
29
30
31
1
2
9
2
5
1
2
2
9
3
6
1
3
2
1
0
1
7
1
4
2
1
1
8
1
5
2
2
1
9
2
6
2
DESEMBER 2014
3
2
6
1
0
1
7
1
4
2
1
1
8
1
5
2
2
1
9
2
6
2
3
1
0
2
7
2
4
1
1
2
8
2
1
4
1
14
15
16
17
18
19
20
2
1
2
2
2
3
2
4
2
29
29
30
31
5
2
6
2
7
28
JANUARI 2015
PEBRUARI 2015
12
19
26
13
20
14
21
16
23
27
10
17
28
11
18
MARET 2015
1
16
23
30
24
10
17
24
31
25
11
18
25
15
22
29
12
19
26
12
19
26
16
23
30
13
20
27
13
20
27
10
17
24
31
14
21
28
14
21
28
APRIL 2015
MEI
2
1
9
2
6
2
3
1
0
2
7
2
4
1
1
2
8
2
5
1
2
2
9
3
6
1
3
2
1
0
1
7
1
4
2
M
S
2015
JUNI 2015
0
1
7
1
4
2
1
1
8
1
5
2
2
1
9
2
6
2
3
1
0
2
7
2
4
1
1
2
8
2
5
1
2
2
9
3
4
1
1
2
5
1
2
2
6
1
3
2
7
1
4
2
8
1
5
2
9
2
6
2
29
30
JULI 2015
M
R
K
J
S
1
2
8
9
2
1
9
2
6
2
2015)
Libur Semester II dan libur Awal Puasa: 18 hari (22 Juni s.d. 12 Juli
3
1
0
2
7
2
2015)
4
1
1
2
8
2
5
1
2
2
9
3
6
1
3
2
0
3
0
1
7
1
4
2
Ulangan Semester
Hari Efektif
Sekolah :
Semester I
Semester II
96 hari
118 hari
:
3 hari
29
NO
TANGGAL, BULAN,
TAHUN
URAIAN KEGIATAN
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
27
28
29
30
30
31
BAB V
PENUTUP
32