You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat
(3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang. Atas dasar amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3
menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2014/2015 memenuhi kedua
dimensi tersebut.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 SD Muhammadiyah 5 Pekajangan UPT Dinas Pendidikan Dan
Kebudayaan

Kedungwuni,

dikembangkan

sebagai

perwujudan

dari

kurikulum
1

pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini disusun oleh satu tim penyusun yang
terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi
Kepala dengan bimbingan nara sumber dari Kasi Dikdas, Kepala UPT Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, dan para Pengawas SD UPT Dinas Pendidikan dan
kebudayaan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
Pengembangan Dokumen Kurikulum Sekolah Dasar yang beragam mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kelulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Undang - Undang No 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Anak bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiap-tiap warga
negaranya, termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan hak asasi
manusia, bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.
B. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14
tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini
akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai
70%.

Oleh

sebab

itu

tantangan

besar

yang

dihadapi

adalah

bagaimana

mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat

ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan


keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris
dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern
seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan
transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa
capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan
yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi
uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/
media lainnya);
3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik
dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi
serta diperoleh melalui internet);
4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
3

6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;


7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) pola

pembelajaran

ilmu

pengetahuan

tunggal

(monodiscipline)

menjadi

pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan


9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata
pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum
2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang
relevan bagi peserta didik.
C. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah
ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4

5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
D. Landasan Penyusunan Kurikulum

1. UU. No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


1.1 Pasal 36 ayat 2:
Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.
1.2 Pasal 38 ayat 2:
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi
untuk pendidikan menengah.
2. Permen Diknas No. 6 tahun 2007 : Perubahan Permen No. 24 tahun 2006 yang

berbunyi :
Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum
tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama
dengan unit terkait.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54

Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan


Menengah.
5

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65

Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.


6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66

Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.


7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67

Tahun

2013

Tentang

Kerangka

Dasar

Dan

Struktur

Kurikulum

Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61

Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


9. Peraturan Menteri Penddidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A
Tahun 2013, tentang Implementasi Kurikulum .

E. KERANGKA DASAR KURIKULUM


1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas.

Berdasarkan

hal

tersebut,

Kurikulum

2013

dikembangkan

menggunakan filosofi sebagai berikut.


a)

Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan

bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum
2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,
diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar
bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta
didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
6

Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan


kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan

filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan
berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan
pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
c) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan

kecemerlangan

akademik

melalui

pendidikan

disiplin

ilmu.

Filosofi

ini

menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih

baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan


berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir

reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun


kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas
dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat
manusia.
2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar
(standard-based

education),

dan

teori

kurikulum

berbasis

kompetensi

(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan


adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta

didik

dalam

mengembangkan

kemampuan

untuk

bersikap,

berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.


Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum)

dalam

bentuk

proses

yang

dikembangkan

berupa

kegiatan

pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar


langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan

Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
8

Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun


2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
F. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip pengembangan KTSP, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung

jawab.

pengembangan

Untuk

kompetensi

mendukung
peserta

didik

pencapaian

tujuan

tersebut

disesuaikan

dengan

potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan


lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti
bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum

diarahkan

pada

proses

pengembangan,

pembudayaan,

dan

pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.


Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi

kurikulum

mencakup

keseluruhan

dimensi

kompetensi

(sikap,

pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan.
Sedangkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum baru
(Kurikulum 2013) di SD Muhammadiyah 5 Pekajangan adalah sebagai berikut :
1. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar;

3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan

penggunaan

pendekatan ilmiah;
4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
5. kompetensi;dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8.

peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal

(hardskills) dan

keterampilan mental (softskills);


9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan member keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
11. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas;
13. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

10

BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan

Nasional

bertujuan

mencerdaskan

kehidupan

bangsa

dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan


bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dna keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
B. Tujuan Pendidikan Dasar
Adapun tujuan umum pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka pada tanggal
23 Juni 2014, berdasarkan rapat dewan guru beserta komite sekolah SD
Muhammadiyah 5 Pekajangan, dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait (Stake
holder) merumuskan visi sekolah. Untuk selanjutnya, semua pemegang kepentingan
dapat memegang komitmen terhadap visi yang telah disepakati bersama.
C. Visi Sekolah
Terciptanya siswa yang :
Bertaqwa, Berprestasi, Mandiri dan Berwawasan Lingkungan
D. Misi Sekolah
1. Memantapkan siswa dalam keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT;
2. Meningkatkan pelayanan maksimal pada kegiatan pembelajaran

dan

pengembangan diri;
3. Mengembangkan peserta didik yang kreatif dan inovatif;
4. Menjalin kerja sama dengan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang
sehat, bersih, nyaman, dan menyenangkan.
E. Tujuan Sekolah
Tujuan pendidikan di SD Muhammadiyah 5 Pekajangan mengacu pada tujuan
umum

pendidikan

dasar

yaitu

meletakkan

dasar

kecerdasan,

pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan serta hidup mandiri. Dengan tujuan lebih
lanjut adalah terbentuknya karakter siswa untuk mengembangkan kepribadian yang
sesuai dengan budaya dan karakter bangsa. Sesuai dengan visi dan misi SD
Muhammadiyah 5 Pekajangan. Dalam proses Pembelajaran Tahun 2014/2015
berupaya mengantarkan peserta didik untuk :
11

1. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang


berpusat pada peserta didik serta melayani bimbingan dan konseling.
2. Melatih peserta didik untuk gemar membaca, berlaku sehat, sopan, dan disiplin
serta mandiri.
3. Mengembangkan pendidikan berkepribadian yang sesuai dengan budaya dan
karakter bangsa, cinta tanah air, lingkungan lewat pembiasaan dalam kegiatan
sehari-hari.
4. Kegiatan Keagamaan, Kepramukaan dan sikap kedisiplinan sekolah semakin
meningkat
5. Hubungan antara sekolah dan masyarakat semakin kondusif.

BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. STRUKTUR KURIKULUM
12

1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti SD/MI Kelas I dan II
Kompetensi Inti

Kompetensi Inti

Kelas I
1. Menerima dan menjalankan ajaran

Kelas II
1. Menerima dan menjalankan ajaran

agama yang dianutnya


2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,

agama yang dianutnya


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli, dan

tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi

percaya diri dalam berinteraksi dengan

dengan keluarga, teman, dan guru


3. Memahami pengetahuan faktual

keluarga, teman, dan guru


3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati [mendengar,

dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya

melihat, membaca] dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang

berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang

kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah


4. Menyajikan pengetahuan faktual

dijumpainya di rumah dan di sekolah


4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam

dalam bahasa yang jelas dan logis,

bahasa yang jelas dan logis, dalam

dalam karya yang estetis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan

gerakan yang mencerminkan anak

yang mencerminkan anak sehat, dan

sehat, dan dalam tindakan yang

dalam tindakan yang mencerminkan

mencerminkan perilaku anak beriman

perilaku anak beriman dan berakhlak

dan berakhlak mulia

mulia
13

Tabel 2: Kompetensi Inti SD/MI Kelas IV dan V


Kompetensi Inti
Kelas IV
1. Menerima, menjalankan, dan

Kompetensi Inti
Kelas V
1. Menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama yang

menghargai ajaran agama yang

dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli, dan

tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi

percaya diri dalam berinteraksi dengan

dengan keluarga, teman, guru, dan

keluarga, teman, guru, dan

tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual

tetangganya serta cinta tanah air.


3. Memahami pengetahuan faktual dan

dengan cara mengamati dan

konseptual dengan cara mengamati,

menanya berdasarkan rasa ingin

menanya dan mencoba berdasarkan

tahu tentang dirinya, makhluk

rasa ingin tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di

benda-benda yang dijumpainya di

rumah, di sekolah dan tempat

rumah, di sekolah dan tempat bermain

bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan

dalam bahasa yang jelas, sistematis

konseptual dalam bahasa yang jelas,

dan logis, dalam karya yang estetis,

sistematis, logis dan kritis, dalam karya

dalam gerakan yang mencerminkan

yang estetis, dalam gerakan yang

anak sehat, dan dalam tindakan

mencerminkan anak sehat, dan dalam

yang mencerminkan perilaku anak

tindakan yang mencerminkan perilaku

beriman dan berakhlak mulia


1. Struktur Mata Pelajaran

anak beriman dan berakhlak mulia

Berdasarkan kompetensi inti disusun mata Pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik SD Muhammadiyah 5 Pekajangan. Susunan matapelajaran dan
alokasi waktu untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3: Muatan Mata pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
NO

KOMPONEN

II

IV

KELOMPOK A
14

1.

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

2.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

3.

Bahasa Indonesia

4.

Matematika

5.

Ilmu Pengetahuan Alam

6.

Ilmu Pengetahuan Sosial

KELOMPOK B
7.

Seni Budaya dan Prakarya

8.

Bahasa Daerah

9.

Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan

JUMLAH JAM PER MINGGU

32

34

38

38

Keterangan Umum :
Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten
lokal.
Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri
sendiri.
Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap penting.
Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik
mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang
diikuti dapat diganti setiap semesternya.
Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
15

Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha


kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan
kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.
Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-Terpadu kecuali
mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum SD Muhammadiyah 5 Pekajangan meliputi sebagai berikut.
1.

Mata Pelajaran
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk
kurikulum SD/MI organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan melalui
pendekatan
maka

terintegrasi (integrated curriculum). Berdasarkan pendekatan ini

terjadi

reorganisasi

Kompetensi

Dasar

mata

pelajaran

yang

mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas I dan kelas II ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa
Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Dengan pendekatan ini maka struktur Kurikulum SD/MI menjadi lebih sederhana
karena jumlah mata pelajaran berkurang.
Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I dan kelas II di atas dapat
diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal
yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi
Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan
dilakukan

juga

terhadap

Kompetensi

Dasar

setiap

mata

pelajaran.

Penyederhanaan dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang


tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antarmata pelajaran, serta
Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan
psikologis peserta didik.
Di kelas IV dan kelas V nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan
memiliki

Kompetensi

Dasar

masingmasing.

Untuk

proses

pembelajaran

Kompetensi Dasar IPA dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran
lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran
16

semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai
tema.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal, sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Atas Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan
bahan kajian yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik
terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
Dalam Pasal 77 N Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional dinyatakan bahwa : (1) Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan
berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal; (2)
Muatan lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.
Selanjutnya, dalam Pasal 77P antara lain dinyatakan bahwa : (1) Pemerintah
daerah provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal
pada pendidikan menengah; (2) Pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan
koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar; (3)
Pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan, penyusunan, dan evaluasi terhadap
dokumen muatan lokal, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru; dan (4)
Dalam hal seluruh kabupaten/kota pada 1 (satu) provinsi sepakat menetapkan 1
(satu) muatan lokal yang sama, koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum
pada pendidikan dasar dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi.
Muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap
potensi di daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap,
pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:
1. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya;
2. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya; dan
3. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang
berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur
budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Kurikulum SD Muhammadiyah 5 Pekajangan memuat

muatan lokal Bahasa

Daerah :
17

a. Muatan Lokal Bahasa Daerah / Jawa (Mulok Provinsi);


Mulok yang di laksanakan di SD Muhammadiyah 5 Pekajangan adalah
Bahasa Jawa dengan berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah Nomor:
423.5/5/2010 tanggal 27 Januari 2010 tentang Penetapan dan pemberlakuan
Kurikulum

Mata

Pelajaran

Bahasa

Jawa

untuk

jenjang

Pendidikan

SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs. Ditindaklanjuti dengan Keputusan kepala


Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor : 423.5/14995 tentang
Kurikulum Mata Pelajaran Muatan lokal Bahasa Jawa untuk jenjang pendidikan
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/MA dan SMK Negeri dan swasta
di Provinsi Jawa Tengah.
Pembelajaran Mulok Bahasa Jawa yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah 5
Pekajangan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Jawa;
2) Memiliki kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra Jawa;
3) Memiliki tanggung jawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya Jawa
sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional;
4) Mengembangkan keterampilan sesuai karakteristik daerah Jawa Tengah
sebagai daerah industri dan wisata.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Muatan Lokal Lokal Bahasa Jawa meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
a) Mendengarkan
b) Berbicara
c) Membaca
d) Menulis
C Kegiatan Ekstrakurikuler
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor

62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada

Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler


Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
18

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pengembangan
potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional
tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Kegiatan Ekstrakurikuler dapat menemukan dan mengembangkan potensi
peserta

didik,

serta

memberikan

manfaat

sosial

yang

besar

dalam

mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain.


Disamping itu Kegiatan Ekstrakurikuler dapat memfasilitasi bakat, minat, dan
kreativitas peserta didik yang berbeda-beda.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 53 ayat (2) butir a dan pada Pasal 79
ayat (2) butir b menyatakan bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler termasuk di dalam
rencana kerja tahunan satuan pendidikan, dan Kegiatan Ekstrakurikuler perlu
dievaluasi pelaksanaannya setiap semester oleh satuan pendidikan.
Kegiatan Kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah 5
Pekajangan sebagai berikut.
a. Kepramukaan (Pandu Hizbul Wathan) Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
di sekolah, Kegiatan ini bertujuan:
1. Melatih peserta didik berorganisasi;
2. Melatih peserta didik menjadi pemimpin yang handal;
3. Melatih peserta didik hidup mandiri;
4. Melatih peserta didik untuk terampil dan memiliki jiwa solidaritas yang tinggi;
5. Melatih peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang cepat dan tepat
serta beresiko minimal.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Tapak Suci
Kegiatan Ekstrakurikuler Tapak Suci bertujuan untuk:
1) Mengembangkan kemampuan siswa dalam ketangksan bela diri.
2) Menanamkan keteladan semangat juang tokoh persyerikatan
3) Melatih siswa untuk menyayangi sesama
4) Mempersiapkan siswa untuk menghadapi lomba bela diri
c. Olahraga
19

Kegiatan Ekstrakurikuler bidang olahraga bertujuan:


1) Mengembangkan minat dan bakat dalam cabang olahraga;
2) Meningkatkan prestasi olahraga.
Mekanisme pelaksanaan
Kegiatan Kegiatan Ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pembelajaran efektif,
dibimbing dan dibina oleh guru dan tenaga yang berkeahlian khusus di bidangnya.
Jadwal kegiatan
No

Nama Kegiatan

Hari

Tapak Suci

Senin

2
3

Pramuka (Pandu
Hizbul Wathan)
Olah Raga

Jumat

Peserta
Siswa Kelas III, IV,
V dan VI
Siswa Kelas I s.d

Selasa

VI
Siswa Kelas III s.d

Kamis

VI

Waktu
Pukul 15.30 - 17.00 WIB
Pukul 15.30 - 17.00 WIB
Pukul 15.30 - 17.00 WIB

Kegiatan Kegiatan Ekstrakurikuler dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada


sekolah dan orang tua dalam bentuk kualitatif seperti berikut:
Kategori

Keterangan

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Selain kegiatan Ekstrakurikuler,

SD Muhammadiyah 5 Pekajangan juga

melaksanakan Kegiatan Pembiasaan Siswa Kelas I sampai dengan kelas VI, sebagai
berikut :
Kegiatan Rutin

: Apel pagi tiap hari Selasa sampai Sabtu.


Melaksanakan upacara bendera di hari Senin.
Melaksanakan kegiatan senam bersama setiap hari
Jumat.
Melaksanakan kegiatan jumat bersih dan jumat sehat
tiap hari Jumat.
Melaksanakan kegiatan gosok gigi secara berkala pada
pembelajaran Pendidikan Jasmani Olah raga dan
Kesehatan (PJOK).
20

Melaksanakan kebersihan lingkungan kelas, halaman


setiap hari.
Kegiatan Spontan

: Melaksanakan 4 S ( Senyum, Salam, Sapa dan


Salaman ) dengan senyuman, mengucapkan salam,
menyapa dengan sopan

santun dan bersalaman

kepada Guru dan sesama siswa .


Kegiatan

: Pemakaian seragam secara lengkap dan tutur kata

Keteladanan

yang sopan sesama teman dan bersalaman

dengan

Kepala Sekolah, guru atau karyawan, di saat datang


dan pulang di sekolah.setiap hari.

D. Beban Belajar
1. Pengaturan Beban Belajar
a. Beban belajar dalam Kurikulum 2013 diatur dalam bentuk sistem paket atau
sistem kredit semester.
SD Muhammadiyah 5 Pekajangan pada pengaturan beban belajar menggunakan
Sistem Paket, beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam
struktur kurikulum

merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata

pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun
ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan

terstruktur,

dan

kegiatan

mandiri.

Durasi

setiap

satu

jam

pembelajaran adalah 35 menit, di semua jenjang kelas. SD Muhammadiyah 5


Pekajangan tidak menggunakan Sistem Kredit Semester karena Sistem Kredit
Semester (SKS) diberlakukan hanya untuk SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. .
b. Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
Pada Sistem Paket beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
pada satuan pendidikan yang menggunakan Sistem Paket yaitu 0%-40% untuk
SD/MI, 0%-50% untuk SMP/MTs, dan 0%-60% untuk SMA/MA/SMK/MAK dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
c. Beban Belajar Tambahan
Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik. Konsekuensi penambahan beban belajar pada
satuan

pendidikan

menjadi

tanggung

jawab

satuan

pendidikan

yang

bersangkutan.
21

E. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar ditentukan sebagai berikut:
Nilai Kompetensi
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap
4
4
SB
3,66
3,66
3,33
3,33
3,00
3,00
B
2,66
2,66
2,33
2,33
2,00
2,00
C
1,66
1,66
1,33
1,33
K
1,00
1,00
KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas

Predikat
A
AB+
B
BC+
C
CD+
D
1. Untuk

belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator


nilai < 2.66 dari hasil tes formatif.
2. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas
belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator
nilai 2.66 dari hasil tes formatif.
3. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan
memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran,
yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B)
menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.
Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut.
a) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan
kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66;
b) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan
pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai
2.66 atau lebih dari 2.66; dan
c) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari
2.66.
d) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara
umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling
tidak oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua).
F. Pendidikan Kecakapan Hidup
22

Pendidikan

Kecakapan

Hidup

adalah

pendidikan

menyangkut

tentang

kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan atau kecakapan


vokasional. Pendidikan Kecakapan Hidup yang diterapkan di SD Muhammadiyah 5
Pekajangan merupakan integrasi dari pendidikan semua mata pelajaran dan atau
pemberian paket, modul yang disampaikan secara khusus. Pendidikan Kecakapan
Hidup dapat juga diperoleh peserta didik dari suatu pendidikan formal lain atau dari
non formal. Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup di SD Muhammadiyah 5
Pekajangan lebih cenderung ke materi Pendidikan Lingkungan Hidup (kerindangan),
yang cenderung mengarah ke kecakapan sosial, yang disampaikan dengan cara
integrasi pada tema yang ada di tiap kelas.

BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender Pendidikan kami susun berdasarkan Keputusan Menteri

Pendidikan

Nasional Republik Indonesia dan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Pekalongan sebagai berikut.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 125/U/2002

1)

tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Efektif di Sekolah;


Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi

2)

Jawa Tengah Nomor 420/12941/2014

tentang Pedoman Penyususnan

Kalender

Pendidikan Tahun Pelajaran 2014/2015 ;


Keputusan

3)

Kepala

Dinas

Pendidikan

dan

Kebudayaan

Kabupaten Pekalongan Nomor 422.1/1688/2014 tentang Kalender Pendidikan Tahun


Pelajaran 2014/2015
23

Kurikulum 2013 Sekolah Dasar Muhammadiyah 5 Pekajangan diselenggarakan


dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun pelajaran. Kalender Pendidikan
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
pelajaran yang mencakup antara lain : (1) Minggu Efektif belajar adalah jumlah minggu
kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan, (2)
Jam Efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam
untuk kegiatan Kegiatan Ekstrakurikuler, (3) Hari Libur adalah waktu yang ditetapkan
untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang
dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
A. Alokasi Waktu

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada tabel
berikut:
Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
NO

KEGIATAN
Minggu efektif belajar

1.

reguler setiap tahun


(Kelas I-V)
Minggu efektif semester

2.

ALOKASI WAKTU
Minimal 36
minggu

ganjil tahun terakhir setiap

Minimal 18

satuan pendidikan Kelas

minggu

KETERANGAN
Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif pada
setiap satuan pendidikan

VI
Minggu efektif semester
3.

genap tahun terakhir


setiap satuan pendidikan

Minimal 14
minggu

(Kelas VI)
4.

Jeda tengah semester

5.

Jeda antarsemester

6.

Libur akhir tahun ajaran

7.

Hari libur keagamaan

Maksimal 2

Satu

minggu

setiap

minggu
Maksimal 2

semester
Antara semester I dan II

minggu
Maksimal 3
minggu
Maksimal 4
minggu

Digunakan untuk penyiapan


kegiatan dan administrasi
akhir dan awal tahun ajaran
Daerah
khusus
yang
memerlukan

libur
24

NO

KEGIATAN

ALOKASI WAKTU

KETERANGAN
keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri
tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
Disesuaikan
dengan

Hari libur umum/ nasional


Maksimal 2

8.

Peraturan Pemerintah

minggu

9.

Hari libur khusus

Maksimal 1
minggu

Untuk satuan
sesuai

pendidikan

dengan

ciri

kekhususan masing-masing
Digunakan untuk kegiatan
yang diprogramkan secara

10.

Kegiatan khusus satuan


pendidikan

Maksimal 3
minggu

khusus

oleh

pendidikan

satuan
tanpa

mengurangi jumlah minggu


efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

B. Penetapan Kalender Pendidikan

1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,
dan atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan,
Kepala Daerah

Kabupaten atau Kota, dan atau organisasi penyelenggara

pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.


3. Pemerintah Pusat atau Provinsi atau Kabupaten atau Kota dapat menetapkan hari
libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada
dokumen ini dengan memperhatikan ketentuan dari Pemerintah atau Pemerintah
Daerah.
Mengacu pada Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Efektif Tahun
Pelajaran 2014/2015 yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
25

Provinsi Jawa Tengah, maka Kalender Pendidikan yang berlaku di SD


Muhammadiyah 5 Pekajangan ditetapkan sebagai berikut:
a. Perhitungan Hari Efektif, Hari-Hari Pertama Masuk Sekolah, Kegiatan Tengah
Semester, Mengikuti Upacara, Penyerahan Laporan Penilaian Peserta Didik
Dan Portofolio, Hari-Hari Libur Akhir Semester, Hari Libur Umum, Dan Hari
Libur Bulan

Ramadhan/Hari Raya Idul Fitri Tahun Pelajaran 2014/2015,

sebagai berikut :

Kedungwuni 14 Juli 2014


26

Kepala SD Muhammadiyah 5 Pekajangan

Mendung Temiyung, S.Pd.SD


NIP. - - - -

27

b. Kalender yang digunakan di SD Muhammadiyah 5 Pekajangan


KALENDER PENDIDIKAN SD MUHAMMADIYAH 5 PEKAJANGAN
UPT DINDIKBUD KEDUNGWUNI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SEMESTER I

JULI 2014

AGUSTUS 2014
3

13

20

27

14

21

28

15

22

29

16

23

30

10

17

24

31

11

18

25

12

19

26

OKTOBER 2014
M

12

13

14

15

16

1
0
1
1

17
18

1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5

0
1

7
1

4
2

1
1

8
1

5
2

2
1

9
2

6
2

3
1

0
2

7
2

4
1

1
2

8
2

5
1

2
2

9
3

SEPTEMBER 2014

NOVEMBER 2014
2

26

27

28

29

30

31

1
2

9
2

5
1

2
2

9
3

6
1

3
2

1
0
1

7
1

4
2

1
1

8
1

5
2

2
1

9
2

6
2

DESEMBER 2014

3
2

6
1

0
1

7
1

4
2

1
1

8
1

5
2

2
1

9
2

6
2

3
1

0
2

7
2

4
1

1
2

8
2

1
4
1

14

15

16

17

18

19

20

2
1
2
2
2
3
2
4
2

29
29
30
31

5
2
6
2
7

Kedungwuni 14 Juli 2014


Kepala SD Muhammadiyah 5 Pekajangan

Mendung Temiyung, S.Pd.SD


NIP. - - - -

28

KALENDER PENDIDIKAN SD MUHAMMADIYAH 5 PEKAJANGAN


UPT DINDIKBUD KEDUNGWUNI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SEMESTER II

JANUARI 2015

PEBRUARI 2015

12

19

26

13

20

14

21

16

23

27

10

17

28

11

18

MARET 2015
1

16

23

30

24

10

17

24

31

25

11

18

25

15

22

29

12

19

26

12

19

26

16

23

30

13

20

27

13

20

27

10

17

24

31

14

21

28

14

21

28

APRIL 2015

MEI

2
1

9
2

6
2

3
1

0
2

7
2

4
1

1
2

8
2

5
1

2
2

9
3

6
1

3
2

1
0
1

7
1

4
2

M
S

2015

JUNI 2015

0
1

7
1

4
2

1
1

8
1

5
2

2
1

9
2

6
2

3
1

0
2

7
2

4
1

1
2

8
2

5
1

2
2

9
3

4
1

1
2

5
1

2
2

6
1

3
2

7
1

4
2

8
1

5
2

9
2

6
2

29
30

JULI 2015
M

R
K
J
S

1
2

8
9

Libur Semester I: 10 hari ( 22 Desember 2014 s.d 2 Januari

2
1

9
2

6
2

2015)
Libur Semester II dan libur Awal Puasa: 18 hari (22 Juni s.d. 12 Juli

3
1

0
2

7
2

2015)

4
1

1
2

8
2

5
1

2
2

9
3

6
1

3
2

0
3

0
1

7
1

4
2

Libur Hari Besar


Kegiatan Hari Belajar Efektif Fakultatif
Libur sekitar Hari Raya Idul Fitri
Jeda Tengah
semester

Ulangan Semester

Hari Efektif
Sekolah :
Semester I

Semester II

Hari belajar Efektif Fakultatif

96 hari
118 hari
:

3 hari

29

Kedungwuni 14 Juli 2014


Kepala SD Muhammadiyah 5 Pekajangan

Mendung Temiyung, S.Pd.SD


NIP. - - - c. Uraian Kalender Pendidikan SD Muhammadiyah 5 Pekajangan Tahun Pelajaran
2014/2015

NO

TANGGAL, BULAN,
TAHUN

URAIAN KEGIATAN

Tanggal 14-19 Juli 2014

Hari-hari Pertama Masuk Satuan Pendidikan

Tanggal 21-26 Juli 2014

Libur sebelum tanggal 1 Syawal 1434 H

Tanggal 28-29 Juli2014

Libur Hari Raya Idul Fitri 1434 H (1Syawal 1434Hijriyah)

Tanggal 30 Juli-2 Agustus2014

Libur sesudah tanggal 1 Syawal 1434 H

Tanggal 17 Agustus 2014

Mengikuti Upacara HUT kemerdekaan R

Tanggal 1 Oktober 2014

Mengikuti Upacara Hari Kesaktian Pancasila

Tanggal 3 Oktober 2014

Libur Puasa Arafah

Tanggal 4 Oktober 2014

Libur Umum (Hari Raya Idul Adha/10 Dzulhijah 1434 H)

Tanggal 5-7 Oktober 2014

Libur Hari Tasyrik

10

Tanggal 13-16 Oktober 2014

Kegiatan Jeda Semester Gasal

11

Tanggal 25 Oktober 2014

Libur Umum (Tahun Baru Hijriyah/1 Muharam 1435H)

12

Tanggal 28 Oktober 2014

Mengikuti Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda

13

Tanggal 10 Nopember 2014

Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan

14

Tanggal 8-13 Desember 2014

Ulangan Akhir Semester Gasal

15

Tanggal 20 Desember 2014

Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar (BLHP) Semester Gasal

16

Tanggal 22 -12 2014 -3 01-2015

Libur Akhir Semester Gasal

17

Tanggal 1 Januari 2015

Libur Umum (Tahun Baru Masehi 2015)

18

Tanggal 3 Januari 2015

Libur Umum ( Maulid Nabi Muhammad SAW 1435 Hijriyah)

19

Tanggal 16-19 Maret 2015

Kegiatan Jeda Semester Genap

20

Tanggal 2 Mei 2015

Mengikuti Upacara Peringatan Hari PendidikanNasional

21

Tanggal 11-13 Mei 2015

Ujian Sekolah SD/MI/SDLB (Utama)

22

Tanggal 21-23 Mei 2015

Ujian Sekolah SD/MI/SDLB (Susulan)

23

Tanggal 16 Mei 2015

Libur Umum ( Isra Miraj Nabi Muhammad SAW 1435 Hijriyah

24

Tanggal 20 Mei 2015

Mengikuti Upacara Hari Kebangkitan Nasional

25

Tanggal 21-23 Mei 2015

Tes Kompetensi Dasar (TKD) untuk Sekolah Dasar

27

Tanggal 1-8 Juni 2015

Ulangan Akhir Semester Genap/Kenaikan Kelas

28

Tanggal 9-16 Juni 2015

Persiapan Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar

29

Tanggal 17 Juni 2015

Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap

30

Tanggal 22 Juni-8 Juli 2015

Libur Akhir Tahun Pelajaran 2014/2015

30

31

Tanggal 9 Juli 2015

Permulaan Tahun Pelajaran 2015/2016

BAB V
PENUTUP

Dokumen Kurikulum baru (2013) Sekolah Dasar Muhammadiyah 5 Pekajangan


merupakan implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54, 65,
66, dan 67 Tahun 2013, dan merupakan tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Dokumen Kurikulum baru (2013) Sekolah Dasar
Muhammadiyah 5 Pekajangan telah selesai disusun oleh Tim Pengembangan Kurikulum.
Berdasarkan panduan-panduan yang berlaku dan hasil musyawarah bersama antara
warga sekolah dan komite sekolah. Dengan selesainya penyusunan dokumen Kurikulum
ini besar harapan kami semua pemangku kepentingan di Sekolah Dasar Muhammadiyah
5 Pekajangan dapat dan mau menjadikannya sebagai pedoman untuk semua komponen
pendidikan, agar tujuan pendidikan bisa tercapai.
Tentunya dalam penyusunan dokumen Kurikulum ini masih sangat banyak
kekurangan-kekurangannya, untuk itu kami selalu mengharapkan masukan, saran, kritik,
dan teguran dari semua pihak yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan,
sehingga dapat kami jadikan sebagai bahan perbaikan untuk menyusun dokumen
Kurikulum di masa-masa mendatang.
Akhirnya kami selalu berharap semoga kami bisa mewujudkan generasi Indonesia
masa depan yang cerdas secara intelektual, emosional, spiritual, sosial, serta mampu
menghadapi tantangan pada era global tanpa meninggalkan nilai-nilai persatuan dan
kesatuan bangsa.
Pekalongan, 14 Juli 2014
Kepala Sekolah
31

MENDUNG TEMIYUNG, S.Pd.SD


NIP. - - - -

32

You might also like