Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
NAMA
NIM
Pertemuan I
Hendro wahyudi, S.Kep.,Ns
SEJARAH KEPERAWATAN JIWA
kapasitas 400TT.
1902 Lawang
Magelang 1923
Jakarta 1924 DST
Di Bali 1933 Pada Jaman belanda oleh dr.K.Loedin
Berubah2 Sampai 25 juli 2008 menjadi RSJP
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakn ilmu tingkah laku manusia seta menggunakan diri sendiri secara
terapeutik dalam meningkatkan ,mempertahankan, memulihkan kesehatanmental
klien dan masyarakat dimana klien berada (ANA).
Kesehatan jiwa adalah persaan sehat ,bahagia dan mampu mengatasi tantangan
hidup,dapat menerima orang lain serta mempunyai sikap terhadap diri sendiri.
Kesehatan jiwa meliputi :
bagaman perasaan anda terhadap diri sendiri
bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup sehari-hari.
Depkes, 2000 indifidu yang sehat jiwa ditandai dengan:
Pertemuan II
Hendro wahyudi, S.Kep.,Ns
KONSEP TEORI DAN ASKEP HALUSINASI
A.
Pengertian
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa
adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan
dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik (Stuart & Sundenn,
B.
1998).
Proses Terjadinya Masalah
1.
Penyebab
Rangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri
secara psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa
bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang dicintai,
tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya sendiri.
Klien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan
duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum
atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain,
3.
Akibat
Akibat dari halusinasi adalah resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Ini diakibatkan karena klien berada di bawah halusinasinya yang
Fase II : comforting
Fase III : condemning
Fase IV : controlling
Fase V : conquering
Pertemuan III
I Nengah Budiawan S.Kep.,Ns, S.Pd. M.Kes
PROSES KEPERAWATAN JIWA
Proses keperawatan
dan teratur.
Merupakan metode pemecahan masalah secara ilmiah dalam Askep untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
TUJUAN
Asuhan keperawatan
2.
3.
4.
5.
DIAGNOSA
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
EVALUASI
PENGKAJIAN
Ruang rawat
Tgl dirawat
I. Identitas klien.
- Nama
: .
- Umur
: .
- RM No. : ..
II. Alasan masuk.
1. Keluhan Utama saat MRS
2. Keluhan Utama saat pengkajian
3. Riwayat penyakit
III. Faktor Predisposisi.
1.
2.
3.
4.
5.
IV. Fisik.
1. Tanda Vital ( TD, S, N, R )
2. Pengukuran.
3. Keluhan Fisik.
V. PSIKOSOSIAL.
1. Genogram.
2. Konsep diri.
a. Citra tubuh
Persepsi klien thd tubuhnya, bgn tbh yg disukai/tdk.
b. Identitas diri
Status dan posisi klien sblm dirawat
Kepuasan thd status/posisinya
Kepuasan sbg laki2/perempuan
c.
Peran
Tugas/peran yg diemban dlm keluarga, kelompok, masyarakat
Kemampuan klien dlm melaksanakan tugas/peran tsb
d. Ideal diri
Harapan thd tubuh, posisi, status, tugas/peran.
Harapan klien thd lingkungan (keluarga, sekolah, tmpt kerja
dan masyarakat)
Harapan pasien thd penyakitnya
e. Harga diri
Hubungan klien dgn org lain ssi kondisi diatas.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
b. Peran serta dlm keg. Klp/masy.:
c. Hambatan dlm berhub. Dgn orlin:
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan:
b. Kegiatan ibadah:
VI. STASTUS MENTAL
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Penampilan.
Pembicaraan.
Aktifitas motorik.
Alam perasaan
Afek.
Interaksi selama wawancara.
Persepsi.
Isi pikir.
Proses Pikir.
Tingkat Kesadaran.
Memori
Tingkat Konsentrasi dan Berhitung.
Kemampuan Penilaian.
Daya tilik diri.
kuku, cukur.
Merapikan TT, mengatur TT, menjaga kebersihan, sosialisasi
9. Kegiatan di luar ruangan.
Psikosa fungsional
Terganggunya fungsi system transmisi sinyal penghantar saraf
NON PSIKOTIK(neurotransmitter)
/NEUROTIK sel-sel saraf pusat (otak) PSIKOTIK
Tidak terdapat nya kelainan structural otak
Psikosa organic
Adanya kelainan pada struktur saraf pusat otak
Tumor
CEMAS Kelaianan pembuluh darah di otak
ORGANIK
FOBIA Infeksi
Keracunan
OBSESI KONVULSI
Cedera kepala
GGN KONVERSI
NAFZA
DLL
2.
Non psikosa
DIMENSIA
DELIRIUM
NON ORGANIK/
FUNGSIONAL
S. PARANOID
S. HEBEFRENIK
S. KATATONIK
S. SIMPLEKS
DLL
SKIZOFRENIA
Pengertian
Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama
pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir,
afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena
waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan
emosi perilaku bizar.
Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana
namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin
menyebut gangguan ini sebagai demensia precox (demensia artinya kemunduran
intelegensi dan precox artinya muda/sebelum waktunya).
Etiologi
1. Biologik
Keturunan
saudara tiri ialah 0,9 1,8%, saudara kandung 7 15%,
klimakterium
Faktor imunovirologi
2. Psikososial
Stressor psikososial
Interaksi ibu anak
hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
3. social budaya
klien.
Flight of ideas: aliran verbalisasi yang terus menerus saat individu
melompat dari satu topik ke topik lain dengan cepat.
2. Gejala negative
disekelilingnya.
Alogia : kecenderungan berbicara sedikit atau menyampaikan substansi
mood.
Afek tumpul : rentang keadaan perasaan emosional atau mood yang terbatas.
Anhedonia : merasa tidak senang atau tidak gembira dalam mejalani hidup,
2. Tipe hebefrenik
3. Skizofrenia katatonik
Mutisme.
Muka tanpa mimik, seperti topeng
Stupor
Negativism
4. Skizoprenia simpleks
5. Skioprenia residual
dulu.
Semakin lama fase prodromal semakin buruk prognosisnya
2. fase aktif
3. fase residual
Diagnosis
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
1. Thought echo; thought insertion or withdrawal; thought broadcasting
2. Delusion of control,
3. Halusinasi auditorik;
4. Waham-waham lainnya menetap (agama, kebesaran)
Atau paling sedikit dua gejala harus ada secara jelas
Halusinasi yang menetap
Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
tujuan terapeutik
Indikasi:
1. Depresi berat
2. Mania hiperaktif
3. Skizofrenia katatonik
4. Potensial bunuh diri
5. Gangguan jiwa yang resisten terhadap obat psikofarma
Kontra Indikasi
1. Tumor otak
2. Infark Miokardium
3. Penyakit ginjal akut
4. Kehamilan
5. Penyakit tulang
Efek Samping:
Kehilangan memori dan kekacauan mental sementara
Fraktur vertebrata dan ekstremitas
Mata merah dan kabur
Macam-macam ECT
ECT konvensional
Timbul kejang
terlalu keras.
k. Berikan Oksigen dan lakukan pengisapan sesuai kebutuhan
l. Setelah tindakan, ukur TTV setiap 15 menit untuk jam pertama, atur
posisi klien miring
m. Temani klien
Issue dan etik dalam Keperawatan Jiwa
Latar belakang
Kegawat daruratan psikiatri adalah setiap gangguan dalam pikiran, perasaan
2. Fiksasi/restrain
lingkungan
Pengikatan adalah alat mekanik yang digunakan untuk memastikan
keamanan pasien dengan cara membatasi dan mengontrol kebebasan
geraknya.
Pengikatan hanya digunakan bila benar-benar dibutuhkan untuk
menghindarkan pasien dari tindakan menyakiti dirinya sendiri maupun
orang lain.
Jenis Restrain
Comisales ( jaket pengekang)
Manset/ tali pergelangan tangan atau kaki.
Sprei basah
Indikasi pengekangan/restrain
Perilaku amuk yang membahayakan diri sendiri dan atau orang lain.
Perilaku agitasi yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan.
Ancaman terhadap integritasi fisik yang berhubungan dengan penolakan
dari kulit adalah jenis pengikat yang paling aman dan menjamin.
Jelaskan prosedur, maksud dan jangka waktu dilakukan restrain.
Lakukan kontrak dengan pasien, jika tidak memungkinkan lakukan kontrak
sepihak.
Seorang anggota staf harus selalu terlihat dan menentramkan klien yang
direstrain
Cara melepaskan pengekangan
1. Mengkaji kemampuan pasien apakah dapat berespon baik terhadap perintah
verbal.
2. Melepaskan ikatan dalam waktu singkat untuk melihat toleransi pasien.
3. Melepaskan ikatan secara bertahap sampai seluruh ikatan dilepaskan.
3. Isolasi
Isolasi adalah menempatkan pas.Dalam suatu ruang dimana pas.Tidak
dapat keluar dari ruangan tersebut sesuai kehendaknya.
Tingkatan pengisolaisan dapat berkisar dari penempatan dalam ruang
yang tertutup tapi tidak terkunci sampai penempatan dalam ruangan terkunci
dengan kasur tanpa sprei di lantai, kesempatan komunikasi yang dibatasi.
indikasi
1. Pengendalian perilaku amuk yang potensial membahayakan pas. atau
orang lain dan tidak dapat dikendalikan oleh orang lain dengan intervensi
1.
2.
3.
4.
interpersonal/ medikasi
2. Reduksi stimulus lingkungan terutama jika diminta oleh pas.
Kontra indikasi:
Kebutuhan untuk pengamatan masalah medik
Resiko tinggi untuk bunuh diri
Potensial tidak dapat mentoleransi deprivasi sensori
Hukuman
Evaluasi
1. Pengekangan/ isolasi harus sesuai dengan indikasi.
2. Daerah pengekangan aman terhindar dari perlukaan.
3. Pasien terhindar dari jatuh atau melukai diri sendiri.
4. Pasien dan keluarga mengetahui maksud dan alasan pengekangan/ isolasi.
Kesimpulan
Pengekangan/ isolasi pada pasien gangguan jiwa harus dilakukan dengan
indikasi yang jelas.Dalam pelaksanaan pengekangan, perawat harus
memperhatikan kebutuhan pasien secara bio, psiko, sosio dan kultural karena
manusia merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisah pisahkan.
PERTEMUAN VIII
I Nengah Budiawan S.Kep.,Ns, S.Pd. M.Kes
Definisi:
Kegawat daruratan psikiatri adalah tiap gangguan dalam berpikir, perasaan
atau tingkah laku yang memerlukan intervensi pengobatan secepatnya
(Kusuma Wijaya, 1997)
Kegawat daruratan psikiatri
Setiap gangguan dalam pikiran, perasaan atau tindakan dimana diperlukan
intervensi teraupetik yang segera (Kaplan, 1997)
Kedaruratan psikiatri
1. Prilaku gaduh gelisah (agitation).
2. Percobaan bunuh diri.
3. Penelantaran diri.
4. Syndrome Neuroleptik Maligna dan efek samping pemakaian obat
antipsikotik.
5. Gangguan Stress Pasca Trauma.
1. gaduh gelisah / agitasi
motorik.
Sebuah kedaruratan karena dapat menimbulkan kekerasan yang berbahaya
bagi keselamatan dirinya dan orang lain.
antikolinergic digitalis.)
Akibat Gangguan akibat pemakaian zat psikoaktif. (PCP, Amfetamin, kokain,
Tindakan keperawatan
Lindungi diri dan seluruh staf
Lakukan fiksasi bila obat belum menunjukkan efek yang memadai
Perhatikan adanya tanda-tanda risiko
Jalankan rencana terapi dan terangkan pada pasien tentang rencana tersebut
Pada pasien pulang berikan saran bagaimana cara mengatasi bahaya yang
dapat timbul
Drug choice
Benzodiazepines
Antipsychotics
Kombinasi bensodiazepin-antipsikotik
Barbiturat
2. Bunuh Diri (Suicide)
Suicide
Percobaan lebih sering pada wanita namun kejadian mortalitasnya lebih tinggi
pada laki-laki.
80% gangguan depresi-25% alcoholic.
10% skizofrenia mati karena bunuh diri.
yang berbahaya.
Cari informasi: apakah direncanakan atau impulsif? dilakukan saat sendirian
atau ada orang lain? reaksi pasien saat selamat? pemikiran yang dapat
Sebaiknya MRS.
Awasi episode ulangan, terutama pada pasien withdrawl (ketergantungan)
alkohol.
Perhatikan adanya ide bunuh diri pada pasien skizofrenia.
Libatkan keluarga dan teman untuk memberikan suport
Long term hospitalazion bagi pasien dengan kecendrungan self-mutilation.
ruangan.
Jalankan protokol ini sampai dihentikan oleh psikiater.
Informasikan pada klien alasan & detail aturan yang diterapkan. Penjelasan
ini harus dibuat oleh dokter dan perawat serta dokumentasikan.
tindakan.
Lihat dengan seksama barang bawaan klien dan amankan barang-barang
yang membahayakan, seperti pil, korek api, sabuk, tali sepatu, BH/kutang,
pisau cukur/silet, jepitan, cermin taua benda dari kaca (bola lampu pijar),
kawat/kabel, benda-benda kecil.
Jika aturan ini diterapkan setelah klien dirawat dalam tempo yang lama,
ruangan.
Layani kebutuhan makan klien dalam tempat makan isolasi yang terbuat dari
alasannya. Dokumentasikan.
Jangan menghentikan aturan ini tanpa saran dari psikiater.
3. Penelantaran diri
Akibat penurunan dorongan instingtual antara lain menyangkut perawatan
diri, makan dan minum, bicara, tidur, gairah seksual dan lain sebagainya.
Sebagian besar akibat skizofrenia katatonia ataupun skizofrenia dengan
penyesuaian berat.
Tanda-tanda yang mungkin ditemui:
Tindakan keperawatan
Manajemennya dilakukan sesuai dengan penyebabnya. Pasien depresi
fever (>38 C)
muscle rigidity (kaku otot)
dystonia (ggn tonus otot)
akinesia (gerakan lambat)
mutism (membisu/tdk mampu bicara)
agitation (kegelisahan)
Tindakan keperawatan
Pertimbangkan adanya SNM pada pasien dengan terapi antipsikotik yang
traumatik
Evaluasi adanya ketergantungan Zat Adiktif dan rencanakan terapinya.
Evaluasi adanya trauma kepala dan kelainan neurologis bila traumanya
PERTEMUAN VIII
Dewa Gede Anom, S.Kep.,Ns.,S.Pd.,MM
dokter
Menyebabkan ketagihan
Menimbulkan gangguan fisik, mental, emosional dan fungsi social.
2. Petidin / Demerol
a. Dipakai dengan ditelan atau disuntikkan
b. Potensi ringan menyebabkan ketergantungan
Golongan III
Berkasiat pengobatan Banyak digunakan dalam terapi dan pengembangan
ilmu pengetahuan Potensi ringan menyebabkan ketergantungan
Contoh :
1. Codein
a. Efeknya lebih lemah dari heroin
b. Bentuk pil atau cairan jernih
c. Pemakaiannya dengan cara ditelan dan disuntikkan
Psikotropika menurut UU no. 5 tahun 1997 :
Zat / obat alamiah / sintetis bukan narkotika yang berkasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada ssp menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.
Macam-macamnya :
1. Golongan I
Contohnya : ekstasi, shabu, LSD
2. Golongan II
Contoh : ampetamin
3. Golongan III
Contoh Phenobarbital, flunitrazepam
4. Golongan IV
Contoh : diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide,
nitrazepam seperti pil KB, pil koplo, rophinol, dumolid, mogadon
Psikotropika yang sering disalahgunakan :
1. Psikostimulansia : ampetamin, ekstasi, sabu
2. Sedatif dan hipnotika : mogadon, dumolid, rophinol, pil koplo
3. Halusinogen : LSD , mushroom
Zat adiktif lain adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif selain narkotika
dan psikotropika.
Contohnya adalah : alcohol
Tahapan penggunaan NAPZA :
1. Faktor NAPZA
2. Faktor individu
3. Faktor lingkungan
Dampak dari penyalahgunaan NAPZA meliputi :
1. Dampak medik
2. Dampak social
3. Pelanggaran hukum
Ciri-ciri seorang pecandu data kita lihat dari segi :
1. Fisik
2. Emosi
3. Perilaku
Gejala pecandu yang putus obat :Kecendrungan untuk bunuh diri, Berusaha
mengobati gejalanya dengan alcohol, seatif, hipnotik atau obat anti ansietas lainnya
ASKEP PADA PASIEN DENGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
I.
II.
Pengkajian
Rumusan masalah yang mungkin muncul secara garis besar dapat
digolongkan dalam 4 kondisi :
1. Ancaman kehidupan
2. Kondisi intoksikasi
3. Kondisi putus obat ( withdrawal )
4. Kondisi pasca detoksikasi
Diagnosa keperawatan dan rencana tindakan
1. Anccaman kehidupan
Tidak efektip jallan nafas
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Amuk
Panik
Resiko mencederai diri sendiri dan lingkungan
Resiko merusak diri dan bunuh diri
Rencana tindakan :
Observasi tanda vital dan kesadaran
Melancarkan jalan nafas
Memberi cairan perinfus
Fiksasi bila perlu
Observasi intensif selama 24 jam
Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
Bantu pemenuhan ADL
2. Kondisi Intoksikasi
Cemas
Perilaku agresif
Gangguan komunikasi verbal
Gangguan kognitif
Gangguan rasa nyaman
Cemas berat dalam keluarga pasien
Resiko amuk / agresif
Rencana tindakan :
PERTEMUAN IX
I Wayan Sukawana, S.Kep., Ns.,M.Pd
ANATOMI DAN FIOLOGI SISTEM NEUROBEHAVIOUR
Anatomi fisiologi sel saraf
Unit fungsional = Neuron/ sel saraf (sekitar 1 triliyun)
Unit penyokong = neuroglia dan sel schwann (10 50 kali jml neuron)
Sistem Saraf
Pusat: otak dan korda spinalis
2. Serebelum
3. Serebrum
ponsmedula oblongata.
Ventrikel lateral berhubungan dengan ventrikel III melalui foramen
interventrikularis Monro.
Ventrikel III dg IV dihubungkan dg celah sempit akueduktus Sylvius.
Pd ventrikel IV terdapat tiga lobang; Sepasang foramen Luschka
(lateral) dan foramen magendie di medial yang berhubungan
denganmedula spinalis dan subaraknoid
Bagian Korteks
Diensefalon
a. Hipotalamus, fungsi:
homeostatik (suhu, rasa haus, pengeluaran urine, nafsu makan,
pertumbuhan,
pengeluaran ASI, kontraksi uterus)
Penghubung sisitem saraf dg endokrin
Terlibat dlm emosi dan perilaku dasar
Fungsi Hipotalamus ~ sistem limbik:
lateral: pusat marah, haus, lapar
b. Talamus,
fungsi: pusat integrasi sinaps untuk pengolahan pendahuluan masukan
sensorik
Sistem Limbik
aktivitas
mental tk. Tinggi) dg otak primitif (pusat vegetatif)
Berupa lintasan (cincin) yg mengelilingi batang otak, tdr: hipotalamus
B. Batang otak:
a. Medula oblongata:
bersin.
Terdapat ventrikel keempat
Pusat saraf kranial IX dan XII
b. Pons
kecuali
n. X (nervus Vagus)
Saraf kranial mempersarafi struktur di kepala dan leher dengan serabut
C. Serebelum:
a. Anatomi
b. Fungsi
Hemisfer intermediat menerima 2 jenis informasiketika gerakan dilakukan
informasi dr korteks motorik & nukleus merah ttg gerakan yg diinginkan
informasi dr perifer (distal anggota tubuh) ttg gerakan yg sedang dilakukan
Kedua informasi dibandingkan , sinyal out put ,koreksi gerakan
Sinyal korektif, melalui:
Talamus , dipancarkan ke korteks motorik
Magnoselular (bag bawah nukleus merah , tractus rubrospinal ,
tractuskotikospinal , neuron motorik pd radik anterior , tangan & jari , koreksi
gerakan,gerakan berurutan
Korda spinalis
Mrp jaringan saraf berbentuk silinder yg keluar dr batang otak berjalam
dlmkanalis vertebralis dlm kolumna vertebralis
Korda spinalis hanya mencapai L1 atau L2
Tdr:
Substansia grisea (bag. Dalam). Bag. dorsal mrp badan sel antar
neuron& aferen, venteral: badan sel motorik, lateral: badan sel saraf
otonom
Tractus
PERTEMUAN IX
I Wayan Sukawana, S.Kep., Ns.,M.Pd
SISTEM SARAF PERIFER
A. Sistem Saraf Somatik (Somatic Nervous System)
Saraf-saraf Kepala (Cranial Nerves)
Saraf-saraf Tulang Belakang
B. Sistem Saraf Autonom (Autonomic Nervous System)
Saraf Sympatetik
Saraf Parasympatik
Telinga
Kohlea terdiri dari tiga tuba melingkar
1. Skala vestibuli
2. Skala media
3. Skala timpani
Skala timpani dan skala media dipisahkan oleh membran basilar
Permukaan membran basilar mengandung organ corti
Organ corti mrp sel-sel rambu
Hidung
Membran olfaktoi terletak pd bagian konkha superior hidung.
Membran olfactory mengandung silia olfactory
Rangsang kimia (yg terurai dlm gas) berikatan dg protein reseptor silia
Kulit
Lidah
Reseptor kecap berupa mikrovili yg menonjol pd sel pengecap yg tdp pd
papilla
Lidah tdr 3 jenis papilla
Papila sirkumualata (berbentuk V) pd posterior lidah)
Papila fungiformis pd permukaan depan lidah
Papila foliata yg terdapat pd lipatan lateral lidah
manis.
Substansi kimia organik rantai panjangyang mengandung Nitrogen & Alkaloid
Pahit
Rangsangan zat kimia ttn diikat o/ protein reseptor membuka saluran
ion Natrium proses depolarisasi (potensial sebanding dg logaritma ion yg
diikat)
Saat rangsangan pertama, impuls cepat mencapai puncaknya kmd setelah 2
detik .
Reseptor n.V (glosopharingeal) batang otak talamus korteks
parietalis
yaitu:
Pleksus cervicalis merupakan gabungan saraf leher yang mempengaruhi bagian
Macam-macam neurotransmiter
Asetilkolin diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase (dihasilkan oleh
membran post sinapsis).
.Noradrenalin terdapat pada sistem saraf simpatik.
Serotonin terdapat di otak.
Dopamin terdapat di otak.
PERTEMUAN XI
Puguh santoso S.Si.,Apt
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK
ANALGETIKA - ANTIPIRETIK
sulit dikendalikan.
Hampir semua analgesik mempunyai efek anti inflamasi dan antipiretik.
Asam salisilat, parasetamol, mampu mengatasi nyeri ringan sampai sedang,
tapi nyeri hebat membutuhkan analgesik yaitu analgesik sentral (analgesik
narkotik)
Efek antipiretik menyebabkan obat tersebut mampu menurunkan suhu tubuh
pada keadaan demam, sedangkan sifat anti inflamasi berguna untuk
mengobati radang sendi (arthritis reumatoid) termasuk pirai/gout kelebihan
asam urat sehingga pada sendi terjadi pembengkaan dan timbul rasa nyeri.
Analgesik anti inflamasi diduga bekerja berdasarkan penghambatan sintesis
prostaglandin (penyebab rasa nyeri). Rasa nyeri sendiri dapat dibedakan
dalam 3 kategori :
Nyeri ringan (sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid. Dapat diatasi
dengan parasetamol, asetosal, bahkan placebo
Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rheumatik) perlu analgesik kuat
Nyeri hebat (kolik/kejang usus, kolik batu empedu, ginjal, kanker) harus
diklofenak.
Sebagian besar penyakit rheumatik membutuhan pengobatan
simptomatis, untuk meredakan rasa nyeri penyakit sendi degeneratif
seperti osteoartritis, analgesik tunggal atau campuran masih bisa
digunakan. Tetapi bila nyeri dan kekakuan disebabkan penyakit
rheumatik yang meradang harus diberikan pengobatan AINS.
Ibuprofen
Diklofenak
Indometacin
Fenilbutazon
Piroksikam
Anti Parkinson
Pengertian
(mask face)
Gangguan psikis seperti berkurangnya kemampuan mengambil keputusan,
merasa tertekan
Penyebab penyakit parkinson :
Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
Radang, trauma, atreosklerosis pada otak
Efek samping obat psikofarmaka
Penggolongan :
Berdasarkan cara kerja dibagi menjadi :
Obat anti muskarinik, seperti triheksilpenidil/benzekzol, digunakan pada
Epilepsy
Pengertian:
Merupakan kelainan kronis yg ditandai oleh Kejang (seizures) berulang dan
kerapkali tanpa adanya faktor pencetus serta tidak bisa diramalkan (Pedley et
al,1995). Serangan epilepsi merupakan akibat disfungsi otak yang bersifat fisilogistemporer, dan terjadi karena pelepasan muatan listrik yang abnormal oleh sel-sel
otak.
Penyebab :
Separuh dari kasus epilepsi disebabkan oleh cedera otak seperti gegar otak
berat atau infeksi (meningitis/encefalitis), juga infark otak dan perdarahan
otak, kekurangan oksigen selama persalinan, serta abses atau tumor dpt
menimbulkan cacat dan epilepsi.
Epilepsi ada kalanya dicetuskan oleh obat seperti petidin, asam nalidiksat,
klorpromazin, imipramin.
dihentikan tiba-tiba
Kadang serangan dipicu oleh ransangan sensoris khas seperti kilatan cahaya
pemberian terbagi
Menawarkan konseling genetik kepada orang tua
Membicarakan resiko pemberian obat dan metode pendeteksian anomali
Kehamilan
Post partum
etoksusimid
Pemeriksaan konsentrasi obat antiepilepsi dan penyesuaian takaran obat
mungkin diperlukan
Membicarakan pemilihan kontrasepsi, obat antiepilepsi akan mengurangi
Contoh Fenitoin
Golongan barbiturat, sangat efektif sebagai antikonvulsi, sering digunakan
karena murah, terutama digunakan pd serangan grand mal. Contoh obatnya :
keamanannya pd kehamilan
Data tentang farmakokinetiknya menunjukkan profil keamanan yg lebih
dari generasi pertama
Efek teratogen
Antiepilepsi dpt menyebabkan gangguan kongenital 2-3 kali lebih besar dari
keadaan normal, khususnya asam valproat dan karbamazepin dpt
ANASTESI UMUM
ANESTETIKA
Istilah anestesi dikemukakan pertama kali oleh O.W Holmes yang artinya
tidak ada rasa sakit. Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
Anestesi umum yaitu rasa sakit hilang disertai dengan kehilangan
kesadaran
Anestesi lokal yaitu menghilangkan rasa sakit tanpa disertai hilang
kesadaran
Dalam anestesi terdapat taraf-taraf narkosa tertentu yaitu penekanan sistrem
saraf sentral secara bertingkat dan berturut-turut sebagai berikut :
Taraf-taraf narkose
Anestesi umum dapat menekan susunan saraf sentral secara berurutan, yaitu
:
Taraf analgesia, yaitu kesadaran dan rasas nyeri berkurang
Taraf eksitasi, yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan terjadi
kegelisahanKedua taraf ini disebut taraf induksi
Taraf anestesia, yaitu reflek mata hilang, nafas otomatis dan teraturseperti
tidur dan otot-otot melemas (relaksasi)
Taraf pelumpuhan sumsum tulang, yaitu kerja jantung dan pernafasan
terhenti
Tujuan narkose adalah untuk mencapai taraf anestesia dengan sedikit mungkin
kerja ikutan atau efek samping, oleh karena itu taraf pertama sampai ketiga
adalah yang paling penting sedangkan taraf keempat harus dihindari. Pada
proses recovery (sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf terbalik dari taraf
ketiga sampai kesatu.
Efek Samping
Hampir semua anestesi inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping
yang terpenting diantaranya adalah :
Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretilen
Mengurangi kontraksi jantung, terutama halotan dan metoksi fluran, yang
paling ringan pada eter
Merusak hati oleh karena sudah tak digunakan lagi seperti senyawa
kloroform
Merusak ginjal khususnya metoksifluran
Penggolongan
Menurut penggunaannya anestesi umum dapat digolongkan menjadi 2
yaitu :
Anestesi injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting (tiopental
dan heksobarbital)
Anestesi inhalasi, diberikan sabagai uap melalui saluran pernafasan,
contohnya eter
Teknik Pemberian
Pemberian anestesi inhalasi dibagi menjadi 3 cara yaitu :
Sistem terbuka yaitu dengan penetesan langsung keatas kain kasa yang
menutupi mulut atau hidung penderita, contohnya eter dan trikloretilen
Sistem tertutup yaitu dengan menggunakan alat khusus yang
menyalurkan campuran gas dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang
dikeluarkan dimasukkan kembali (bertujuan memperdalam pernapasan
dan mencegah berhentinya pernapasan atau apnea yang dapat terjadi bila
mechanism.
2.
The side effects are undesirable.
3.
Normal inflammatory response has an on/off switch.
4.
In chronic inflammation something has gone wrong with the OFF
switch
5.
Therefore we need drugs to control the inflammatory reaction.
Psikotropika
Psikotogenik
Klorpromazin
Promazin
Senyawa piperidil:
Senyawa piperazin:
Mepazin
Tioridazin
Asetofenasin
Karfenazin
Proklorfenasin
Non fenotiazin:
Klorprotiksen
Butirofenon:
Haloperidol
Buspiron
Antidepresi ialah : obat untuk mengatasi depresi mental. Obat golongan ini
lebih efektif pada depresi endogen
Klasifikasi antidepresi :
Penghambat mao:
Isokaboksazid
Nialamid
Fenelzin
Senyawa dibenzazepin :
Imipramin
Amitriptilin
Desmetilamitriptilin
Senyawa lain:
Amoksapin
Maprotilin
Trazodon
Fluoksetin
Bupropion
Nomifensin
Mianserin
1. Antiansietas
Gol.Benzodiazepin :
Yg dianjurkan sbg antiasietas adl :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Klordiazepoksid
Diazepam
Oksazepam
Lorazepam
Alprazolam
Halozepam
Klorazepat
Prazepam
Indikasi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sedasi
Menghilangkan rasa cemas
Hipnotik
Antikonvulsi
Pelemas otot
Induksi anestesi umum
Buspiron ( gol. Azaspirodekandion )
Potensial sbg antianseitasInteraksi dgn depresan ssp minimal, Antianseitas
yg efektif dgn efek sedatifnya relatif ringan.Efek ketergnatungan jg ringan
Antidepresi Penghambat mono amin oksidase
Mk :
Mao berfunsi dalam proses deaminase oksidatif katekolamin di
mitokondria
Antidepresan trisiklik
Imipramin
Amitriptilin
Paling banyak digunakan sbg antidepresan dgn perbaikan :
Bertambahnya aktivitas fisik
Kewaspadaan mental
Perbaikan nafsu makan
Pola tidur yg lebih baik.
Tidak menimbulkan euforia pd orang normal.
Efek smaping :
Memperlihatkan efek antimuskarinik ( penglihatan kabur, mulut
kering, obstivasi, retensi urin.
Hipotensi ortostatik
Dosis toksik : aritmia, takikardia.
Sediaan :
Imipramin : 10 dan 25 mg tablet, obat suntik 25 mg/ml.
Amitriptilin : tablet 10 dan 25 mg, obat suntik 100mg/ml.
Senyawa lain :
Litium
Amoksapin
Maprotilin
Trazadon
Fluoksetin
Bupropion
Nomifensin
Mianserin
dan ketergantungan
Tranquillizer benzodiazepin :
Menekan ssp ( efek sedativ dan hipnotik )
Efek anxiolitik ( mengurangi rasa takut dan cemas )
Antikonvulsi
Relaksasi otot
Menimbulkan ketergantungan tp lebih ringan dr gol lainnya
Keamanannya relatif lebih besar dari barbiturat, shg lebih
banyak digunakan.
Over dosis menimbulkan depresi pernapasan
Batuk
Nyeri
Sesak napas
Gangguan kejiwaan :
Emosi
Ketegangan
Kecemasan
Depresi
Penanganan dgn tindakan umum :
Melakukan kegiatan psikis yg melelahkan sbl tidur
Tdk merokok dan minum kopi maupun alkohol
Mandi air panas dan minum susu
Perbaiki faktor lingkungan ditempat tidur
Kembangkan kebisaan tidur yg tetap
Pemberian plasebo untuk merangsang efek sugesti
Penanganan dgn pengobatan :
Obati penyebab utama :
Nyeri ( analgetik )
Batuk ( obat batuk )
Sakit dan tegang otot ( relaksan otot )
Pemberian obat tidur ( benzodiazepin ) dgn pilihan obat :
T yang pendek
Dosis yg rendah
Penggunaan dibatasi 1-3 malam saja
Tidak lebih lama dari 1-2 minggu
Pemilihan obat tidur :
Obat yg dapat mempercepat tidur
Memperpanjang waktu tidur
Mengurangi frekuensi terbangun
Memperbaiki kualitas tidur
Mempunyai efek samping yg lebih ringan
Efek samping umum :
Depresi pernapasan, terutama pd dosis yg tinggi
Tekanan darah turun oleh gol barbiturat
Sembelit pd penggunaan yg lama ( barbiturat )
Efek hang over ( efek sisa obat )
Gejala abstinensi ( efek penghentian obat scr mendadak ) ditangani
pemberian propanolol ( 3 dd 20 mg )
Efek paradoksal ( efek yg berlawananan dgn indikasi )
Toleransi dan ketergantungan :
Toleransi adl : pengunaan obat yg penggunaan jangka lama, shg tubuh
mengalami toleransi, dan efek yang sama dpt timbul bila diberikan
mencapai efek psikis atau krn tjd efek tdk enak bl obat tdk diminum
Ada 2 macam :
Penggolongan
1. Barbiturat ( praktis sdh ditinggalkan sbg hipno-sedativ )
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Fenobarbital
Butobarbital
Siklobarbital
Benzodiazepin
Temazepan
Nitrazepam
Flurazepam
Flunitrazepam
Triazolam
Estazolam
Midazolam
Lain-lain : ( tdk dibahas )
Morfin
Meprobamat ( medicar )
Opipramol
Obat obsulet : ( tdk dibahas )
Senyawa brom k/na nh4br
Turunan urea :
Karbromal
Bromisoval
Kloralhidrat ( tdk dibahas )
Efek samping obat :
1. Hang over
2. Paradoksial
3. Toleransi dan ketergantungan
4. Sindrum obstinensi
5. Rasa kantuk
6. Letih lesu
7. Reaksi psikis ( kacau pikiran )
8. Mulut kering
9. Gangguan lambung usus
Kehamilan dan laktasi :
1. Usahakan hindari pemakaian pd ibu hamil
2. Hindari pd ibu laktasi
Hindari atau kurangi makanan dari terigu dalam bentuk mi (pilih bihun,
Makanan
Sumber karbohidrat
Diperbolehkan
Beras,
beras
ketan, Makanan
yang
gluten
oat/havermouth,
Daging
kambing,
sebagainya.
Tepung
sapi,
panir.
babi, Makanan sumber casein :
burung,
yogurt,
cream.
kedelai,
kacang
Sayuran
minyak
jagung,
minyak
kacang,
santan,
kelapa.
Semua
sayuran
bayam,
sawi, di asin.
lain-lain.
Semua buah
segar
mangga, pepaya,
lain.
Teh, sari buah murni tanpa Minuman botol ringan sari
pengawet, susu kedelai.
Food
tambahan
additive/bahan Acacia
ascorbat,
beta
gum,
asam Pewarna
asam
fumerat, penambah
carotene
carbonate,
gum,
rasa/
glyceride, :
lecithin,
potassium/kalsium
aspartame,
pectin, cafein,
sakarine
polybate,
nitrate,
zat
selulose,
gelatin,
tiruan