You are on page 1of 20

HAMBATAN KOMUNIKASI

INTERPERSONAL
A. Interaksi
Adanya aktivitas-aktivitas dalam kehidupan sosial menunjukkan bahwa
manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya (disebut
gregariousness). Naluri ini merupakan salah satu yang paling mendasar
dalam kebutuhan hidup manusia, disamping kebutuhan akan; afeksi
(kebutuhan akan kasih sayang), inklusi (kebutuhan akan kepuasan), dan
kontrol (kebutuhan akan pengawasan). Dalam pemenuhan kebutuhankebutuhan hidup tersebut akan mendorong manusia untuk melakukan
interaksi dengan sesamanya, baik untuk mengadakan kerjasama
(cooperation) maupun untuk melakukan persaingan (competition).
Kata interaksi berasal dari Bahasa Inggris interaction artinya suatu tindakan
yang berbalasan. Dengan kata lain suatu proses hubungan yang saling
pengaruh mempengaruhi. Jadi interaksi sosial (social interaction) adalah
suatu proses berhubungan yang dinamis dan saling pengatuh mempengaruhi
antar manusia.
Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack dalam buku Sociology ang
Social Life menyatakan bahwa : Interaksi sosial adalah kunci dari semua
kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama.
Sementara itu Soerjano Soekamto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar
menyatakan bahwa : Interaksi sosial (yang juga dinamakan proses sosial)
merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Interaksi antar manusia dimaksud adalah :
a) interaksi antara individu dengan individu,
b) interaksi antara individu dengan kelompok, dan
c) interaksi antara kelompok dengan kelompok.
Hasil dari pada interaksi sosial ada dua sifat kemungkinan :
Bersifat positif; suatu interaksi yang mengarah kerjasama dan
menguntungkan. Contoh persahabatan.
Bersifat negatif; suatu interaksi yang mengarah pada suatu pertentangan
yang berakibat buruk atau merugikan. Contoh perselisihan, pertikaian, dan
sebagainya.
Berdasarkan hasil interaksi yang negatif tersebut di atas maka itulah yang

menjadi hambatan dalam proses Komunikasi Interpersonal. Dalam situasi


pertentangan Komunikasi Interpersonal tidak dapat dilaksanakan dengan
baik, kalau pun dipaksakan dilaksanakan pasti kegiatan Komunikasi
Interpersonal efeknya tidak akan berhasil.
B. Kultur
Istilah kultur meruapakan penyebutan terhadap istilah budaya. Dalam
khasanah ilmu pengetahuan kata kebudayaan/budaya merupakan
terjemahan dari kata culture. Kata culture sendiri berasal dari Bahasa
Latin dari kata colere yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan,
dan mengembangkan tanah/pertanian.
E.B. Taylor yang dikutip Koentjaraningrat dalam buku Pengantar Ilmu
Antropologi menyatakan bahwa : Kebudayaan adalah suatu keseluruhan
yang kompleks yang meliputi keyakinan dan cara hidup suatu masyarakat
yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Keyakinan
adalah keseluruhan idea yang dianut meliputi religi, pemerintahan, ilmu
pengetahuan, filsafat, seni, dan adat istiadat. Cara hidup adalah pola-pola
tindakan yang berhubungan dengan soal kebiasaan meliputi makanan,
pakaian, perumahan, cara-cara perkawian, hiburan, estetika dan
sebagainya.
Rapl Linton menyatakan bahwa : Kebudayaan adalah keseluruhan dari
pengetahuan, sikap, pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki
dan diwariskan oleh anggota suatu masysrakat tertentu.
Koentjaraningrat dalam buku Pengantar Ilmu Antropoogi menyatakan
bahwa : Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar.
Dari beberapa definisi kebudayaan tersebut di atas dapat disimpulkan dan
juga telah disepakati beberapa ahli antropologi, bahwa kebudayaan dan
tindakan kebudayaan itu adalah segala tindakan yang harus dilalui dan
dibiasakan manusia melalui proses belajar (learned behavior) .
Berkaitan dengan hal tersebut di atas hal tersebut sesuai dengan fungsi
komunikasi menurut Harol D. Lasswell yang ketiga yaitu; The transmission
of the social heritage from one generation to the next, dalam hal ini
transmission of culture difocuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan
informasi, nilai-nilai, dan norma sosial dari suatu generasi ke generasi lain.
Itulah fungsi komunikasi terutama Komunikasi Interpersonal.
Yang jadi pertanyaan sekarang, bagaimana kedudukan kultur atau budaya

dalam proses kegiatan Komunikasi Interpersonal. Untuk sementara ini para


ahli baru meninjau hanya mengenai hambatan budaya/kulur dalam proses
Komunikasi Interpersonal terutama kegiatan Komunikasi Interpersonal
lintas budaya, yaitu diantaranya :
Menyampaikan pesan pada orang yang berlainan kultur akan mengundang
perbedaan persepsi terhadap isi pesan sehingga efek yang diharapkan akan
sukar timbul.
Menyampaikan pesan verbal pada orang yang berlainan kultur tentu saja
akan banyak perbedaan dalam bahasa sehingga dalam proses kegiatan
Komunikasi Interpersonal tersebut selain hambatan dalam bahasa juga
terdapat hambatan semantic, yaitu perbedaan peristilahan dalam masingmasing bahasa.
Menyampaikan pesan verbal pada orang yang berlainan kultur disertai
penekanan pesan dengan pesan non-verbal mungkin akan mengundang
penafsiran berbeda hingga tujuan penyampaian pesan tidak akan
tersampaikan.
Menyampaikan pesan pada orang yang berlainan kultur jika bertentangan
dengan adat-kebisaannya, norma-normanya maka akan terjadi penolakan
Komunikasi Interpersonal.
C. Experience
Pengalaman atau experience adalah sejumlah memori yang dimiliki individu
sepenjang perjalanan hidupnya.
Pengalaman masing-masing individu akan berbeda-beda tidak akan persis
sama, bahkan pasangan anak kembar pun yang dibesarkan sama-sama
dalam lingungan keluarga yang sama pengalamannya tidak akan persis
sama bahkan mungkin akan berbeda.
Perbedaan pengalaman antara individu (bahkan antar anak kembar) ini
bermula dari perbedaan persepsi masing-masing tentang sesuatu hal.
Perbedaan persepsi tersebut banyak disebabkan karena perbedaan
kemampuan kognitif antara individu termasuk anak kembar tersebut,
sedangkan bagi individu yang saling berbeda budaya tentu saja perbedaan
persepsi tersebut karena perbedayaan budaya. Perbedaan persepsi
tersebut kemudian ditambah dengan perbedaan kemampuan penyimpanan
hal yang dipersepsi tadi dalam strorage sirkit otak masing-masing individu
tersebut menjadi long-term memory-nya. Setelah itu perbedaan akan
berlanjut dalam hal perbedaan kemampuan mereka memanggil memori
mereka jika diperlukan.

Perbedaan pengalaman tentu saja menjadi hambatan dalam Komunikasi


Interpersonal, karena seperti telah di bahas di muka bahwa terjadinya
heterophilious karena salah satunya diakibatkan perbedaan pengalaman.
Sehingga jika terjadi heterophilious maka proses Komunikasi Interpersonal
tidak akan berjalan dan tujuan penyampaian pesan pun tidak akan
tercapai.
Dilihat dari jenis Interaksi dalam komunikasi, komunikasi dapat dibedakan atas tiga kategori
yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil dan komunikasi publik.
Apa itu Komunikasi Interpersonal :
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan
paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui
balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalahpenyampaian pesan oleh satu
orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara
verbal atau nonverbal. Komunikasiinterpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang,
seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000,
p. 73)
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalahkomunikasi antar
komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya
mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa
percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika
itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah
komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan
pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).
Klasifikasi Komunikasi Interpersonal
Redding yang dikutip Muhammad (2004, p. 159-160) mengembangkan klasifikasi komunikasi
interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan
wawancara.
a. Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili, dan orangorang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.
b. Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana.
Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam
organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian,
minat di luar organisasi seperti isu politik, teknologi dan lain sebagainya.
c. Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol,
yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. Misalnya seorang karyawan
dituduh mengambil barang-barang organisasi maka atasannya akan menginterogasinya
untuk mengetahui kebenarannya.
d) Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang
terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya atasan yang mewawancarai

bawahannya untuk mencari informasi mengenai suatu pekerjaannya.


Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6
tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :
a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila
kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali
tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang
apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan
bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan
membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar
biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang
diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita
ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang
datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya
dipelajari
atau didalami melalui interaksi interpersonal.
c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara
hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi
interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang
lain.
d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan
pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu,
misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis
membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau
salah. Kita banyak
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari
kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan,
berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu
adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan
komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting
dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal

dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga
berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita
berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa
tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang
dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan
(equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang
diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera
membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak
membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini
patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi
secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak
tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin
orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak
mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan
ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang
lain.
Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974).
Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda
lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik
untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata
Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai kemampuan seseorang untuk
mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut
pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Bersimpati, di pihak lain adalah
merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah
merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan
merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan
dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara
nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1)
keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai;
(2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan
kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
3. Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung
(supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack
Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang
tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif,
bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya
dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang
menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari
komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang
memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk
interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi
dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan
terhadap situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih
pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak
pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari
ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai
dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan
yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan
tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan
nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah
Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak
bersyarat kepada orang lain.

Komunikasi Interpersonal
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan dan keselamatan
sehingga penuls dapat menyelesaikan makalah tepat waktu.
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan penulis tugas dan
sekaligus mebimbing penulis dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat penulis
selesaikan,penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung
penulis dalam pembuatan makalah ini.
makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi interpersonal
yang telah diberikan oleh Bapak Joe Nasrun untuk memenuhi nilai tugas harian.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, oleh
karena itu penulis meminta maaf jika dalam penulisan makalah ini terdapat kata-kata yang
menyinggung perasaan para pembaca sekalian. Selain itu penulis juga senatiasa menunggu kritik
dan saran yang bersifat membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini
Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini
penulis mengucapkan terma kasih, dan semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan
pembaca sekalian.
Komunikasi Interpersonal
Menurut Wiryanto (2004), komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara
terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Sedangkan menurut Febrina
(2008), komunikasi interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua arah,
verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu
dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil.
Komunikasi interpersonal menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain.
Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan
komunikasi kelompok-kecil.
Model Jendela Johari memusatkan pada keseimbangan komunikasi interpersonal.
Termasuk dalam komunikasi interpersonal adalah :
Pidato
Komunikasi nonverbal
Penyimpulan
Parafrase
Memiliki komunikasi interpersonal yang baik mendukung proses-proses seperti:
Perdagangan
Konseling
Pelatihan
Bimbingan
Pemecahan konflik
Komunikasi interpersonal merupakan subyek dari beberapa disiplin dalam bidang
psikologi, terutama analisis transaksional.

Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi atau oleh


kesombongan, sifat malu, dan lain-lain.
Pengertian KAP
Secara umum komunikasi antar pribadi (KAP) dapat diartikan sebagai suatu
proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi.
Komunikasi terjadi secara tatap muka (face to face) antara dua individu. Dalam
pengertian tersebut mengandung 3 aspek:
i. Pengertian proses, yaitu mengacu pada perubahan dan tindakan yang
berlangsung terus menerus.
ii. KAP merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan
menerima pesan secara timbal balik.
iii. Mengandung makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut,
adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi
terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.
Dari ketiga aspek tersebut maka KAP menurut Judy C. Pearson memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. KAP dimulai dengan diri pribadi (self). Berbagai persepsi komunikasi yang
menyangkut pemaknaan berpusat pada diri kita, artinya dipengaruhi oleh
pengalaman dan pengamatan kita.
2. KAP bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang
berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar, menyampaikan dan
menerima pesan.
3. KAP mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Artinya isi
pesan dipengaruhi oleh hubungan antar pihak yang berkomunikasi.
4. komunikasi antarpribadi mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak yang
berkomunikasi.
5. KAP melibatkan pihak-pihak yang saling bergantung satu sama lainnya dalam
proses komunikasi.
6. KAP tidak dapat diubah maupun diulang. Jika kita salah mengucapkan sesuatu
pada pasangan maka tidak dapat diubah. Bisa memaafkan tapi tidak bisa
melupakan atau menghapus yang sudah dikatakan.
KAP berlangsung antar dua individu, karenanya pemahaman komunikasi dan
hubungan antar pribadi menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam
proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki
pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat di
dalamnya.

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara


individu-individu (Littlejohn, 1999).

Cara Menjadi Pembicara Yang Baik


Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyalurkan inspirasi manusia itu
sendiri. Hubungan antar manusia dengan manusia di mana saja tidak luput
menggunakan bahasa atau bicara. Oleh karena itu, tehnik dan kesenian
berbahasa akan menunjukkan ke-intelektual-an seseorang. Pandai menggunakan
bahasa yang indah dapat menimbulkan pendekatan atau keakraban bahkan
kekaguman pada partner bicaranya.
Manusia merupakan makhluk sosial ( makhluk berkelompok), dia tidak bisa hidup
menyendiri lepas dari ke-kelompok-annya. Setiap hari dia pasti ada hubungan
atau kontak dengan orang lain, juga tidak luput untuk saling berbicara, berdebat,
atau adu argumentasi. Maka dari itu diperlukan untuk mencari sesuatu teknik
bicara yang baik bagi pembicara itu sendiri.
Kita berkumpul berbicara, tentu saling ingin menyalurkan pikiran, pendapat,
inspirasi kepada partner bicara, supaya kawan bicara itu bisa menerimanya.
Biasanya apabila sekelompok orang tersebut mempunyai kesamaan pengalaman
hidup atau pengertian ( didikan ) yang sederajat, maka bicaranya akan lebih
mudah dimengerti karena visinya berdekatan. Jadi, kalau berbicara pasti akan
lebih bersemarak dan menyenangkan sesamanya (asyik pembicaraannya). Tetapi
sebaliknya, jika sekelompok orang tersebut tidak mempunyai kesamaan
pengalaman hidup ataupun pengertian (didikan) yang tidak sederajat, bisa jadi
mereka adu argumentasi sampai mukanya merah bahkan salah-salah saling
berhantam - kawan baik berbalik jadi musuh.
Tiap hari bicara dengan orang lain, kalau ada perbedaan pandangan atau
pendapat itu wajar-wajar saja, yang dimaksud dengan tukar pikiran dan tukar
pengalaman ( menyerap pengalaman ) yaitu pandangan dan pendapat yang
tidak sama sebisa mungkin disatukan atau dikaitkan jadi satu, kemudian diambil
kelebihannya dan dibuang kekurangannya, supaya dijadikan satu kesamaan atau
pandangan yang sama, kontradiksi yang ada dalam hal-hal tersebut, dijadikan
satu supaya mencapai penyelesaian yang menyenangkan semua pihak.
Untuk dapat mencapai titik target tertentu, tak lain manusia harus bisa
menguasai teknik pembicaraan itu, dan hal ini merupakan sesuatu yang
dominan. Di sisi lain, masih ada yang lebih penting lagi, yaitu harus bisa lebih
dahulu menghormati partner yang diajak bicara biarpun itu adalah pembicaraan
yang ringan atau berat, maupun perdebatan yang sengit atau biasa, semua
adalah sama. Menghormati orang lain adalah satu permulaan yang baik untuk
menghilangkan benturan-benturan dalam proses perdebatan itu tadi.
Sikap dalam pembicaraan, bisa jadi pendengar yang baik dahulu, itu sudah
merupakan penampilan yang sangat menghormati partner bicaranya, anda bisa

menghormati dia, dia tentu akan berbalik menghormati anda. Kalau sudah
begitu, maka urusan akan lebih mudah diselesaikan. Apabila kedua belah pihak
saling berdiri di titik-titik saling menghormati, menciptakan suasana yang sejuk,
maka semua persoalan akan lebih mudah didapatkan permufakatan ( kompromi )
bersama, menjadikan partner bicaranya akan lebih mudah menerima apa
pendapat dari anda.
Andaikata, dalam pembicaraan atau perdebatan selalu memutuskan
pembicaraan orang atau interupsi terus-menerus, itu adalah kurang sopan dan
akan dibenci orang lain, Juga tidak akan bisa menangkap pokok pikiran orang
yang berbicara sehingga makin berbicara makin hambar atau makin debat makin
menyimpang dari pokok pembicaraannya dan biasanya akan diakhiri dengan
tidak menyenangkan semua pihak.
Dalam perdebatan atau pembicaraan, andai kata anda tidak bisa menjadi
seorang pendengar yang baik, mana mungkin menangkap arah pikiran partner
bicaranya? Juga bagaimana bisa menyalurkan pendapat anda padanya?
Meskipun waktu itu konsep anda sangat indah, juga tidak akan mendapat simpati
orang lain apalagi diterimanya. Keadaan bisa menjadi begitu buruk, penyebabnya
adalah anda selalu merebut bicara terus dan tidak memberi kesempatan pada
orang lain untuk berbicara, juga tidak tenang mendengar pendapat orang lain.
Kesimpulan akhir: Bila berdebat atau berbicara harus bisa menjadi pendengar
yang baik dulu supaya partner bicara bisa lebih mudah menerima pengaruh atau
inspirasi atau argumentasi anda, guna menghindari benturan-benturan atau
gesekan-gesekan yang sama-sama tidak diinginkan.
Berbicara di depan umum atau di depan orang banyak kadang terasa sulit
bahkan sangat sulit bagi sebagian besar orang. Kadang perasaan kurang Pede
atau mungkin grogi menghinggapi diri kita saat harus berbicara di depan orang
banyak. Perasaan seperti itu sangat wajar, mengingat berbicara di depan orang
banyak itu memang membutuhkan suatu kesiapan mental atau sebuah
keyakinan bahwa kita bisa untuk melakukan hal tersebut. Bagaimana kiat-kiat
atau hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan saat kita berbicara di depan
orang banyak ?
ada banyak hal yang mungkin perlu dipersiapkan dan diperhatikan saat kita
harus berbicara di depan orang banyak, terlebih kepada seorang pembicara, baik
seorang pembicara dalam seminar, workshop, pelatihan atau training dan lain
sebagainya. Sangat mudah menjadi seorang pembicara kalau kita melakukan halhal sebagai berikut :
Mengetahui target peserta
Mengetahui target peserta ini dapat dimaknai dengan mengenal mereka yang
akan menjadi peserta (audience). Mengetahui peserta atau sasaran ini sangat
penting mengingat hal ini sangat berpengaruh terhadap materi yang akan kita
berikan. Mengetahui target peserta ini dapat berupa jumlah peserta, umur, latar
belakang (background) dan lain sebagainya.
Sebaik apapun materi yang kita berikan atau sampaikan, tetapi kalau itu

disampaikan kepada sasaran yang salah pasti akan terkesan membosankan


karena tidak mendapatkan tanggapan dari peserta.
Menguasai materi yang akan disampaikan
Syarat wajib bagi seorang pembicara adalah menguasai materi yang akan dia
sampaikan. Bagaimana bisa seseorang akan menyampaikan materi kalau tidak
menguasai materi yang akan dia sampaikan ? Hal ini sangat mustahil dilakukan.
Kalaupun hal ini bisa dilakukan, pastilah apa yang dia sampaikan pasti tidak
semenarik kalau materi itu disampaikan oleh orang yang memang sudah
menguasai materi tersebut.
Mempersiapkan mental untuk tetap Pede saat berbicara di depan orang banyak
Nah, inilah point yang terpenting menurut saya, point 1 dan 2 di atas lebih
kepada persiapan sebelum acara. Kesiapan mental dan tetap pede ini sangat
berpengaruh terhadap kualitas tentang materi yang kita sampaikan. Sebanyak
apapun materi yang telah masuk ke dalam ingatan kita, tetapi kalau mental kita
jatuh saat berbicara di depan orang banyak, semua yang telah kita hafal tersebut
akan hilang secara tiba-tiba.
Hal yang mungkin dapat dilakukan untuk mempersiapkan mental kita yaitu
dengan berlatih sendiri di depan cermin, atau mencoba memberikan materi
kepada orang-orang terdekat kita. Dengan banyak berlatih, persiapan dan
keyakinan mental akan terbangun dengan sendirinya.
Hal lain yang dapat dilakukan yaitu dengan mengikuti sebanyak mungkin
organisasi yang berada di sekeliling Anda. Dengan mengikuti sebuah organisasi,
secara otomatis kita akan terbiasa untuk berbicara di depan orang banyak,
contohnya saat rapat atau pertemuan. Kegiatan semacam ini juga dapat
memberikan rasa pede bagi kita saat kita berbicara di depan orang banyak.
Mengatur Ritme atau Suasana
Orang yang sudah terbiasa atau pengalaman dalam menjadi seorang pembicara
tentunya dapat memberikan gaya penyampaian yang berbeda dengan orang
yang baru sekali menjadi seorang pembicara. Mengatur ritme atau suasana ini
dapat diartikan sebagai gaya penyampaian yang dilakukan, ada kalanya kita
memberikan bumbu humor saat memberikan materi, ada kalanya kita harus
serius dan fokus dengan materi. Hal-hal semacam itu akan memberikan suasana
pelatihan atau seminar menjadi lebih hidup dan tidak terkesan monoton.
System Komunikasi interpersonal
adalah salah satu teori komunikasi yang mengkaji hubungan antar manusia
melalui hasil dari produksinya dilihat dari kacamata manajemen.
Rensis Linkert dari Universitas Michighan mengembangkan model peniti
penyambung (linking pin model) yang menggambarkan struktur organisasi.
Menurut Luthans (1973) struktur peniti penyambung ini cenderung menekankan
dan memudahkan apa yang seharusnya terjadi dalam struktur klasik yang
birokratik. Ciri organisasi berstruktur peniti penyambung adalah lambatnya
tindakan kelompok, hal ini harus diimbangi dengan memanfaatkan partisipasi
yang positif.
Bila seseorang memperhatikan dan memelihara pekerjanya dengan baik maka

operasional organisasi akan membaik


Fungsi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antarpribadi memiliki dua fungsi, yaitu fungsi sosial dan fungsi
pengambilan keputusan.
1.Fungsi social
-Untuk kebutuhan biologis danpsikologis
- Untuk memenuhi kewajiban social
- Mengembangkan hubungan timbal balik
- Untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu diri sendiri
- Menangani konflik
2. Fungsi pengambilan keputusan
- Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi
- Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain
Hubungan Komunikasi interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang
dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan
derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.
Miller (1976) dalam Explorations in Interpersonal Communication, menyatakan
bahwa Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan
simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya
(secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi
antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.

You might also like