You are on page 1of 14

Diagnosis dan Penatalaksanaan pada

Hand Arm Vibration Syndrome


Mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
No. Telp (021) 5694-2061
Fax: (021) 563-1731
___________________________________________________________________________
Pendahuluan
Pemaparan pada vibrasi dapat menyebabkan akibat negatif yang permanen bila
dibiarkan tidak diperiksa dan tidak ditangani. Studi epidemiologi menunjukkan pekerja yang
tangannya terpajan dengan alat-alat yang bergetar dalam jangka waktu yang cukup lama
berhubungan dengan gangguan fungsi tangan secara persisten.1 Bahaya terhadap kesehatan
yang sering dilaporkan adalah kelainan dari mikrosirkulasi perifer, cold-induced Raynaud
phenomenon atau vibration white finger (VWF) dan kelainan neurologik pada sistem saraf
perifer.
Kedua efek terhadap kesehatan ini secara kolektif disebut hand-arm vibration
syndrome (HAVS) yang dapat mengakibatkan kerusakan dan cacat. Jadi yang dimaksud
dengan HAVS adalah kumpulan gejala vaskuler, neurologik dan muskuloskeletal yang
mengenai jari, tangan dan lengan yang disebabkan oleh pengunaan alat-alat yang
menggetarkan tangan.2
HAVS juga dapat terjadi pada pekerja yang menggunakan mesin yang bergetar.
Getaran yang ada pada alat tersebut ditransmisikan ke tangan dan lengan dari pekerja yang
memegang alat tersebut. Efek getaran yang dtimbulkan tergantung dari besarnya getaran,
lama penggunaan dan frekuensinya. Semakin lama pekerja menggunakan alat-alat tersebut
dan semakin cepat getarannya maka makin tinggi risiko terkena HAVS.
Proses pengaruh negatif dari getaran terhadap kesehatan bersifat lambat, pada
awalnya mulai terasa nyeri saat pemaparan berlangsung secara kontinu, rasa nyeri
berkembang menjadi luka atau penyakit. Rasa nyeri adalah kondisi awal yang diamati dan
1 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

harus diarahkan dalam rangka menghentikan akibat negatif yang akan terjadi dikemudian
hari. Oleh karena itu HAVS ini biasanya menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang.
Berikut ini akan dijelaskan pembahasan lebih lanjut mengenai HAVS.

Pembahasan
Skenario 6
Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang ke klinik dengan keluhan kedua tangannya kebas.
Informasi tambahan : Keluhan dirasakan sejak 3 bulan terakhir. Pekerjaannya adalah menjadi
seorang kurir pengantar obat ke apotik. Pasien sudah bekerja selama 12 tahun. Bekerja
dengan menggunakan motor lama produksi tahun 2000. Pasien bekerja 8 jam/hari 40 jam
dalam lima hari. Selama mengendarai motor pasien tidak pernah menggunakan sarung
tangan. Tidak ada riwayat trauma maupun diabetes melitus. Pada pemeriksaan fisik look, feel
dan move semua dalam batas normal. Pada pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan gula
darah, kolestrol, profil lipid, asam urat, darah maupun urin semua dalam batas normal.
Definisi
Hand arm vibration atau yang dikenal dengan sebutan getaran tangan lengan biasanya
didapatkan apabila mengalami efek pemaparan pada vibrasi atau getaran yang cukup lama
dalam kurun waktu periode tertentu. Vibrasi dapat menyebabkan perubahan dalam tendon,
otot, tulang dan sendi dan dapat mempengaruhi sistem saraf. Biasanya tenaga kerja yang
mengalami HAVS akan mendapatkan gejala seperti, serangan pemutihan satu jari atau lebih
bila terpapar dingin, rangsangan nyeri seperti disengat dan kehilangan rasa di jari, kehilangan
rasa rabaan lembut, sensasi nyeri dan dingin diantara serangan jari menjadi putih, kehilangan
kekuatan menggenggam serta adanya perubahan struktur tulang yang akan membentuk kista
di jari dan pergelangan tangan.3

Pengertian Getaran
Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik
dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor,
2 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Vibrasi adalah getaran dapat disebabkan oleh getaran
udara atau getaran mekanis misalnya, mesin atau alat-alat mekanis lainnya. Getaran (vibrasi)
adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh
tubuh turut bergetar yang akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat
kerja.4
Jenis Getaran
Jenis getaran sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu getaran seluruh tubuh (whole
body vibration) maupun getaran lengan tangan (hand arm vibration). Pada getaran seluruh
tubuh atau umum yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau
sedang berdiri dimana landasannya yang menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran
ini adalah sebesar 5-20 Hz. Pada getaran seluruh tubuh dapat menaikkan denyut jantung,
kebutuhan oksigen, kecepatan pernapasan. Sedangkan pada getaran lengan tangan adalah
getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatan
yang bergetar, frekuensinya biasanya antara 20-500 Hz.4 Frekuensi yang paling berbahaya
adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini
berbahaya pada jenis pekerjaan seperti supir bajai, operator gergaji rumput dan sebagainya.
Gejala Klinis
Pada pekerja yang mengalami HAVS dapat ditemukan berbagai gejala klinis seperti,
gejala yang ditimbulkan dari gejala vaskular dan sensorineural. Gejala vaskuler dikenal
sebagai fenomena Raynaud (atau vibration white finger/VWF) yang terjadi akibat adanya
spasme pembuluh darah.1,3 Fenomena Raynaud dapat muncul bila dirangsang oleh udara
dingin atau menyentuh benda dingin. Gejala-gejala khas fenomena Raynaud adalah:1,3
a) Awalnya jari-jari memutih dan menjadi dingin.
b) Jari-jari tersebut kemudian berwarna kebiruan akibat berkurangnya suplai
oksigen.
c) Kemudian jari memerah oleh karena terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan
aliran darah kembali lancar. Keadaan ini dapat menimbulkan kesemutan, kram,
dan nyeri. Perubahan warna tersebut tidak selalu dijumpai pada penderita. Namun
keluhan tidak nyaman, pucat, dan jari dingin tetap muncul.
Lamanya gejala yang timbul dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam.
Tingkat nyeri dan ketidaknyamanan bervariasi pada setiap orang. Sedangkan gejala
sensorineural yang dapat ditemukan pada penderita HAVS adalah rasa baal dan/atau
3 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

kesemutan pada satu atau lebih jari. Gejala mulai dari ringan dan hanya berefek pada ujung
jari yang sifatnya hilang timbul. Baal atau kesemutan yang berlangsung lebih dari satu jam
perlu dipertimbangkan mulai awalnya HAVS. 5 Pada kasus yang berat, baal dapat mengenai
sepanjang seluruh jari. Keadaan ini dapat mengganggu aktivitas pekerjaan sehari-hari. Tidak
selalu semua jari bersamaan menjadi kasus ringan atau berat. Kadang-kadang ada bagian jari
yang gejalanya ringan, bagian jari yang lain berat.
Patofisiologi
Ciri-ciri dari patofisiologi HAVS masih belum banyak dimengerti. Perubahan anatomi
vaskuler terjadi dengan hipertrofi dari dinding pembuluh darah disertai kerusakan sel endotel.
Spasme vaskuler yang disebabkan rasa dingin dimediasi oleh -2 adrenoreceptor dalam
dinding jaringan. Para pekerja yang tangannya terpajan alat-alat yang bergetar dapat
menyebabkan kerusakan pembuluh darah sehingga mengurangi suplai darah ke saraf. Hal ini
menyebabkan kehilangan sensoris yang permanent, kerusakan pada tulang dan otot menjadi
lemah seperti yang terjadi pada arthritis.3,6
Diagnosis
Sangat sulit menegakkan diagnosis HAVS, terutama bila gejala masih dini. Diagnosis
dilakukan berdasarkan riwayat terpajannya tangan atau lengan dengan alat-alat yang bergetar
dan gejala-gejala vaskular serta sensorineural. Perkembangan dari HAVS bersifat bertahan
dan keparahan semakin lama semakin meningkat. HAVS mungkin menjadi dapat diamati
secara klinis setelah beberapa bulan atau beberapa tahun. Pada pemaparan hand arm
vibration maka aliran darah (efek vaskular) akan terkena dan menyebabkan kehilangan
sensasi raba (efek neurologis) pada jari. Menurunnya aliran darah dapat mengakibatkan white
finger dalam lingkungan dingin.3 Penentuan keparahan tingkat penderita vibration white
finger diklasifikasikan menggunakan skala Stockholm workshop (Tabel 1&2).

4 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

Tabel 1. Skala Klasifikasi Stockholm untuk gejala vaskular yang diinduksi oleh rasa dingin
pada jari penderita HAVS.7

Tabel 2. Klasifikasi Stockholm untuk perubahan sensorineural pada jari pada penderita
HAVS.7
Tabel 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efek getaran pada tangan.7
Selain itu berat ringannya HAVS bergantung pada faktor-faktor lain, seperti
karakteristik paparan getaran, pekerjaan sehari-hari, kebiasaan sehari-hari, dan riwayat
kehidupan sebelumnya (Tabel 3). Sedangkan untuk mengetahui nilai ambang batas getaran
dapat dilihat pada tabel 4.
5 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

Tabel 4. Nilai ambang batas getaran.3


Tes Pemeriksaan Tangan Fungsi Sensorik
Untuk menegakkan diagnosis kita bisa melakukan pemeriksaan fisik dengan
melakukan beberapa jenis tes yaitu, tes untuk rasa raba, tes untuk rasa nyeri dan tes untuk
rasa suhu.
Pada tes untuk rasa raba dapat dilakukan hal sebagai berikut :
a) Ujung kapas digoreskan pada permukaan tubuh pasien
b) Rangsangan dilakukan secara bergantian pada daerah yang normal dan abnormal,
mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak ke arah yang normal.
c) Pasien diminta untuk menunjukkan kapan mulainya merasakan goresan kapas
tersebut.
Tes untuk rasa nyeri :
a) Alat yang dipakai berupa jarum bendul (pentol)
b) Rangsangan bergantian antara ujung yang tajam dan yang tumpul. Mintalah
pasien untuk membedakan bermacam-macam rangsangan tersebut.
c) Bandingkan daerah yang abnormal dengan daerah yang normal pada daerah
konkontralateral.
d) Mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak ke arah yang normal,
kemudian pasien diminta untuk menunjukkan kapan mulai merasakan ketajaman
yang lebih jelas, yang perlu dicatat adalah perubahan sensasi. Sensasi nyeri ini
paling baik dalam menentukan batas gangguan sensorik dibandingkan dengan
sensasi yang lain.
Sedangkan untuk tes rasa suhu :
6 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

Ransangan panas dilakukan dengan menempelkan botol yang berisi air panas (40450C) sedangkan rangsangan dingin dengan menempelkan botol yang berisi air dingin (10150C). Dengan mata tertutup pasien diminta membedakan botol tersebut setelah disentuh
dengan bagian tubuhnya khususnya tangan.
Pemeriksaan Penunjang
Sedangkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan
pemeriksaan piezoelectric accelerometer. Accelerometer adalah suatu alat untuk mengukur
percepatan sehingga dapat mendeteksi adanya perubahan posisi perangkat dan berapa banyak
perubahan itu terjadi. Tipe piezoelectric accelerometer merupakan sebuah kristal yang
terdapat pada accelerometer jenis ini yang akan mengeluarkan tegangan yang selanjutnya
akan dikonversi menjadi percepatan.
Contoh penggunaan accelerometer pada transportasi digunakan untuk menghitung
percepatan dan penurunan percepatan dari sebuah kendaraan. Accelerometer membantu untuk
mengevaluasi performansi dari mesin dan sistem percepatan dan juga sistem penurunan
percepatan. Kecepatan yang biasa ditampilkan pada kendaraan umumnya didapatkan dari
accelerometer. Selain itu juga bisa digunakan untuk menghitung vibrasi pada kendaraan
mesin, bangunan, dan sistem keamanan pada kendaraan. Accelerometer juga dapat
mengkalkulasi percepatan yang diakibatkan oleh gravitasi bumi.
Diagnosa Banding
Beberapa macam penyakit medis dapat mengakibatkan sindrom Raynaud, yang juga
diderita oleh orang yang tidak benar-benar sehat. Sekelompok gejala di tangan yang muncul
akibat tekanan pada salah satu saraf yang melintas melalui sisi telapak dari pergelangan
tangan disebut sindrom terowongan karpal atau carpal tunnel syndrome (CTS).3 Gejala dini
yang muncul adalah seperti gejala dini white finger dan terdiri dari jari terasa tertusuk. Dari
semua bagian tangan yang terkena efek CTS hanya ibu jari, telunjuk dan jari tengah.
Kemudian gejala dapat berkembang ke rasa baal, serta nyeri di pergelangan tangan dan jari.
CTS pada umumnya timbul pada :
a) Tenaga kerja yang menggunakan alat-alat tangan yang kecil seperti pneumatic
screwdriver.
b) Tenaga kerja yang beraktifitas dengan gerakan berulang dari pergelangan tangan.

7 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

Peremasan atau pembengkokan dengan pergelangan tangan seperti membengkokkan


ke atas, ke bawah atau ke samping meningkatkan kejadian CTS. Gejala CTS sering kali
memburuk di malam hari dan mungkin akan terbangun dari tidur oleh rasa nyeri atau rasa
tertusuk jarum pada jari, tangan atau pergelangan tangan.
Gejala yang ditimbulkan hampir sama seperti adanya kesemutan dan baal. Bila
pekerja telah bekerja selama bertahun-tahun dengan alat tangan yang bergetar, maka perlu
dipikirkan terlebih dahulu adanya HAVS sebelum menegakkan diagnosis CTS murni.8 CTS
bisa dibedakan dengan HAVS bila seluruh faktor seperti anatomi, kondisi medis dan
fisiologis, riwayat terpapar di tempat kerja, dan keterlibatan nervus ulnaris dievaluasi. Bisa
saja HAVS dan CTS berada bersamaan pada pasien tersebut. Diagnosis yang tepat sangat
penting karena berkaitan dengan tindakan pembedahan yang tidak selalu bermanfaat jika
pajanan terhadap getaran tangan dan lengan merupakan faktor yang berperan terhadap
kelainan tersebut.9

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita HAVS perlu dilakukan secara menyeluruh dengan
melibatkan berbagai ahli yang terkait yang meliputi :
a) Physiobalneotherapy (terapi olahraga, olahraga di dalam kolam dan fisioterapi).
b) Pemberian obat (vasodilator, stabilisasi otonomik, calcium channel blockers,
pentoxyphylline) untuk memperbaiki fleksibilitas sel darah merah.
c) Terapi bloking saraf.
d) Terapi bedah untuk paralisa atau paresis nervus ulnaris
e) Pendidikan bagi pasien. Sekalipun telah dilakukan seluruh terapi tersebut di atas,
efek pemulihan membutuhkan waktu yang lama.10

Pencegahan
Ada empat hal utama yang perlu diperhatikan agar pekerja terhindar dari HAVS.
Empat hal tersebut ialah:
a)
b)
c)
d)

Modifikasi kerja untuk mengurangi paparan getaran


Evaluasi kesehatan
Cara kerja sehari-hari
Pendidikan bagi pekerja.1,3

8 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

Modifikasi kerja untuk mengurangi paparan getaran dilakukan dengan mendesain


ulang alat-alat yang bergetar untuk meminimalisasikan pajanan pada tangan dan lengan. Bila
pendesainan ulang tidak memungkinkan, maka perlu dicari cara lain untuk mengurangi efek
getaran tersebut. Demikian juga bila memungkinkan, alat-alat yang bergetar tinggi perlu
diimprovisasi agar efek getaran yang sampai kepada genggaman tangan lebih kecil. Alat-alat
perlu diperiksa secara berkala untuk menjaga efek getaran tetap minimum. Alat-alat yang
tumpul akan menimbulkan getaran lebih kuat dibandingkan alat-alat yang tetap dijaga
ketajamannya. Perlu ditentukan lamanya terpapar getaran dan perlu adanya waktu istirahat
untuk menghindari waktu yang terus menerus terpapar getaran.3
Pekerja yang menggunakan alat bergetar terus menerus perlu mengambil waktu
istirahat 10 menit tiap jam selama penggunaan alat bergetar tersebut. Pekerja yang
ditempatkan pada pekerjaan yang berisiko tinggi terkena HAVS perlu dilakukan pemeriksaan
kesehatan pra kerja dan perlu diperiksa oleh dokter yang memahami diagnosis dan
penanganan terhadap HAVS. Pekerja yang memiliki riwayat sirkulasi darah yang abnormal
dan terutama pekerja dengan Raynauds Syndrome tidak boleh bekerja dengan alat-alat
tangan yang bergetar.3 Demikian pula pekerja yang pernah mendapat gejala HAVS yang
sedang ataupun berat sama sekali tidak boleh bersentuhan dengan apapun alat yang bergetar.
Bila pekerja kemudian menderita gejala kesemutan atau baal, atau jika jari-jari mereka
kadang-kadang menjadi putih atau biru, atau nyeri terutama ketika dingin, mereka perlu
diperiksa oleh dokter untuk menegakkan diagnosis dan penanganan terhadap HAVS atau
CTS.
Pekerja yang bekerja dengan alat-alat tangan yang bergetar perlu memakai sarung
tangan hangat dengan multi lapisan dan sebaiknya memakai sarung tangan anti getaran bila
memungkinkan. Sebelum bekerja, tangan perlu dihangatkan untuk menjaga aliran darah tetap
lancar. Ini terutama penting bila udara dingin. Idealnya agar tetap hangat ketika digunakan,
maka sarung tangan perlu ditaruh di lemari penghangat atau dekat radiator.3 Usahakan untuk
tidak menyentuh benda-benda dingin. Pekerja yang menggunakan alat-alat bergetar
sebaiknya tidak boleh membiarkan tangannya menjadi dingin. Bila tangan pekerja tersebut
menjadi basah atau dingin, dia harus mengeringkannya dan memakai sarung tangan yang
kering dan hangat sebelum terpapar getaran.3

9 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

Pekerja yang terpapar udara dingin perlu memakai baju yang tetap bisa
menghangatkan tubuh karena temperatur tubuh yang rendah dapat membuat pekerja lebih
rentan terhadap HAVS. Pekerja yang bekerja dengan menggunakan alat-alat tangan bergetar
sebaiknya tidak memegang alat tersebut secara kuat, ia harus memegangnya secara ringan,
konsisten dengan sikap kerja yang aman. Semakin kuat memegang, maka semakin banyak
getaran yang ditransmisikan ke jari-jari dan tangan. Alat tersebut harus berada pada posisi
ditunjang atau pada tempatnya sebisa mungkin dan dioperasikan hanya bila perlu dan dengan
kecepatan yang minimum untuk mengurangi paparan getaran.
Bila memungkinkan selain memegang dengan ringan pekerja bekerja dengan posisi
tangan yang bervariasi. Pekerja yang akan menggunakan alat-alat tangan bergetar perlu
diberikan pelatihan tentang hazard getaran dan mereka perlu diajarkan bagaimana
meminimalisasikan efek getaran tersebut.3 Pekerja perlu diberitahukan gejala-gejala awal
HAVS sehingga mereka dengan segera mencari pengobatan agar terhindar dari gejala yang
semakin parah. Pekerja yang merokok lebih rentan terkena HAVS daripada mereka yang
tidak merokok. Hal ini disebabkan karena tembakau dapat mempengaruhi aliran darah. Dan
pekerja yang terkena HAVS dengan merokok biasanya menderita lebih parah, itu sebabnya
mereka yang bekerja dengan alat-alat bergetar dilarang merokok.
Seperti halnya pemaparan ditempat kerja, sensitivitas individu terhadap vibrasi
bersifat variasi dari orang ke orang. Pertanyaannya adalah seberapa besar pemaparan vibrasi
harus terakumulasi sebelum manusia terkena efek ? Tiga faktor berikut akan dijelaskan
mengapa vibrasi mempengaruhi kesehatan.
a) Nilai ambang atau tingkat pemaparan vibrasi yang tidak mengakibatkan efek
buruk pada kesehatan, yang berarti dibawah nilai tingkat tertentu tidak ada resiko
sindrom vibrasi dengan kata lain nilai itu adalah tingkat vibrasi yang hampir
semua tenaga kerja sehat terpapar setiap hari kerja selama waktu kerjanya tanpa
akibat negatif, tenaga kerja tidak akan mengalami luka atau penyakit bila terpapar
vibrasi pada tingkat tertentu.3
b) Hubungan dosis-respons, yaitu seberapa besar tingkat pemaparan vibrasi
berhubungan dengan efek keparahan penyakit yang ditimbulkan yang berarti
apabila tingkat dan durasi pemaparan vibrasi meningkat akan mengakibatkan
keparahan meningkat. Sebaliknya apabila tingkat dan durasi pemaparan vibrasi
menurun akan menyebabkan akibat yang lebih ringan, dimana hal tersebut
10 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

menunjukkan hubungan antara besarnya energi tingkat vibrasi dengan efeknya


terhadap kesehatan.
c) Periode laten, yaitu dari lamanya waktu dimulai sejak pertama terpapar sampai
munculnya gejala yang tergantung dari tingkat dan intensitas pemaparan. Semakin
tinggi tingkat pemaparan semakin pendek periode latennya.3
Tinjauan Skenario Sesuai Langkah Diagnosis Okupasi
Dalam kasus ini yang harus dilakukan dalam pendekatan klinis adalah :
1. Diagnosis klinis
A. Anamnesis
a) Riwayat penyakit :
Meliputi identitas pasien, riwayat penyakit seperti keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, penyakit dahulu dan penyakit keluarga.
Pada pasien diketahui keluhannya sudah dirasakan sejak 3 bulan terakhir.
b) Riwayat pekerjaan :
Sudah berapa lama bekerja sekarang ?
Pada kasus ini didapatkan bahwa pasien bekerja sebagai kurir pengantar obat, dan
sudah bekerja selama 12 tahun.
c) Alat kerja, bahan kerja dan proses kerja ?
Pasien menggunakan fasilitas kendaraan bermotor sebagai sarana pekerjaannya.
Jenis motor lama, produksi tahun 2000.
d) Waktu bekerja sehari ?
Jam kerja pasien 8 jam per hari atau 40 jam dalam 5 hari.
e) Kemungkinan pajanan yang dihadapi ?
Getaran atau vibrasi pada kendaraan bermotor selama pasien bekerja.
f) Alat pelindung diri yang dipakai ?
Pada kasus ini pasien tidak pernah memakai sarung tangan selama menggunakan
kendaraan bermotor.
g) Hubungan gejala dan waktu kerja ?
Tidak diketahui. Namun besar kemungkinan gejala yang dialami pasien dengan
keluhan kedua tangannya kebas bisa disebabkan karena pasien menggunakan
kendaraan bermotor tanpa menggunakan sarung tangan selama 12 tahun masa
kerjanya.
B. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum dan khusus (lokal). Pada kasus ini didapatkan dalam batas
normal.
C. Pemeriksaan penunjang
Pada kasus didapatkan pemeriksaan gula darah, kolestrol, profil lipid, asam urat,
darah dan urin semua dalam batas normal.
11 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

Pada kasus ini pemeriksaan yang berhubungan dengan keluhan pasien dapat
dilakukan pemeriksaan tangan fungsi sensorik dan pemeriksaan piezoelectric
accelerometer.
D. Pemeriksaan tempat kerja
Misalnya penerangan, kebisingan, kelembaban. Pada kasus ini dapat dilakukan
pemeriksaan vibrasi pada kendaraan motor yang pasien gunakan.
2. Pajanan yang dialami
a) Pajanan saat ini dan sebelumnya.
Pada kasus didapatkan pajanannya getaran dari motor yang dikendarai pasien.
b) Didapat terutama dari anamnesis yang teliti
c) Lebih baik jika ada pengukuran lingkungan
3. Hubungan pajanan dengan penyakit
a) Identifikasi pajanan yang ada
Pada kasus ini pajanannya adalah vibrasi yang terus menerus pada pasien.
4. Pajanan yang dialami cukup besar
a) Patofisiologis penyakit
Pada bahasan diatas sudah dijelaskan mengenai patofisiologi penyakit pasien.
b) Observasi tempat dan lingkungan kerja
Pada kasus ini dapat kita lakukan observasi mengenai hubungan kondisi motor
lama yang digunakan pasien dengan keluhan penyakitnya.
c) Pemakaian alat pelindung diri
Diketahui pasien tidak pernah menggunakan sarung tangan saat membawa
kendaraan.
5. Peranan faktor individu
a) Status kesehatan fisik seperti alergi, riwayat penyakit keluarga, kebiasaan
berolahraga.
b) Status kesehatan mental
c) Higiene perorangan
Pada kasus ini tidak diketahui dengan jelas peranan faktor individu pasien.
6. Faktor lain diluar pekerjaan
a) Seperti hobi, kebiasaan, pekerjaan dirumah, pekerjaan sambilan.
Pada kasus tidak diketahui.
7. Diagnosis okupasi
a) Teliti langkah 1-6.
b) Referensi atau adanya bukti ilmiah tentang hubungan kausal pajanan dan
penyakit.

Untuk menegakan diagnosis okupasi dapat dibedakan menjadi 4 kategori yaitu :


12 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

A)
B)
C)
D)

PAK atau PAHK (occupational diseases)


Penyakit yang diperberat pajanan di tempat kerja
Bukan PAK
Belum dapat ditegakkan, membutuhkan informasi tambahan.

Ketentuan pemilihan kategori adalah sebagai berikut :


a.) Apabila poin 2,3,4 (+) positif, berarti masuk kedalam kategori A. Bahwa
pasien mengalami penyakit akibat kerja (PAK).
b.) Poin 2,3,4 (+) disertai poin 5,6 (+) ini dimasukkan kedalam kategori B.
Dimana pasien mendapatkan penyakit yang diperberat dengan adanya pajanan
ditempat kerja.
c.) Poin 2,3,4 (-) namun poin 5,6 (+) dimasukkan ke dalam kategori C yaitu,
bukan penyakit akibat kerja (PAK).
Pada kasus ini dimana poin 2,3,4 (+) positif berarti pasien dimasukkan kedalam
kategori A. Bahwa pasein mengalami penyakit akibat kerja (PAK).
Kesimpulan
Tingkat pemajanan getaran dari alat-alat yang digunakan pekerja haruslah serendah
mungkin. Perlu dibuat petunjuk tentang HAVS, yang mencakup cara-cara pencegahan dan
gangguan yang terjadi. Apabila gangguan sudah terjadi pengobatan adalah hal yang paling
penting untuk dilakukan. Bila tidak dapat dilakukan pencegahan dan tidak ada strategi untuk
mengatasi gangguan yang terjadi maka dapat dipastikan makin banyak pekerja yang akan
mengalami HAVS. Oleh sebab itu tingkat kesadaran diri dalam menggunakan alat pelindung
terhadap diri sendiri harus lebih diperhatikan.
Daftar Pustaka
1. Nilsson T. The hand-arm vibration syndrome: a preventive challange or price to pay.
Occup Med;2003.p.53,299-301.
2. Weir E, Lander L. Hand-arm vibration syndrome. Can Med Assoc J;2005.p.172,10012.
3. Soedirman, Kusumah SP. Kesehatan kerja dalam perspektif hiperkes dan keselamatan
kerja.

Dalam:

Fisiologi

kerja,

ergonomi

dan

biomekanika.

Jakarta:

Erlangga;2014.h.122-136.
4. Salim E. Pedoman pengelolaan lingkungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Jakarta:Astra;2002.h.253.
13 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

5. Alaska Department of Labor and Workforce Development. Physical Agent Data Sheet
(PADS). Hand-arm vibration. Labor Standards and Safety Division. Available at:
http://www.labor.state.ak.us/lss/pads/hand-arm.htm. Accessed October 19,2014.
6. Friden J. Vibration damage to the hand: clinical presentation, prognosis, and length
and severity of vibration required. J Hand Surg;2001.p.26,471-4.
7. Gemne G, Pykko I, Taylor W, Pelmear PL. The Stockholm Workshop Scale for the
classification of cold-induced Raynauds phenomenon in the hand-arm vibration
syndrome (revision of the Taylor-Pelmear Scale). Scan J Work Environ
Health;1987.p.13,275-8.
8. Viikari-Juntura E, Siverstein B. Role of physical load factors affecting carpal tunnel
syndrome. Scan J Work Eviron Health;1999.p.25,163-85.
9. Pelmear PL, Taylor W. Carpal tunnel syndrome and hand-arm vibration syndrome. A
diagnostic enigma. Arch Neruol;1994.p.51,416-20.
10. Piligian G, Herbert R, Hearns M, Dropkin J, Landsbergis P, Cherniack M. Evaluation
and management of chronic work-related musculosceletal disorders of the distal upper
extremity. Am J Ind Med;2000.p.37,75-93.

14 Diagnosis dan Penatalaksanaan pada Hand Arm Vibration Syndrome

You might also like