Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Mukhtamilatur Rohma
1401100042
A. DEFINISI
SOP (Space Occupying Procces) merupakan generalisasi masalah tentang
adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Banyak penyebab
yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kontusio serebri, hematoma, infark,
abses otak dan tumor intracranial (Long C , 1996 : 130). Tumor otak adalah sebuah
lesi terletak pada intrakranial yang menempati ruang di dalam tengkorak (Brunner &
Suddarth, 2002).
Karena cranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi
maka lesi-lesi ini akan meningkatkan tekanan intracranial. Suatu lesi yang meluas
pertama kali diakomodasi dengan cara mengeluarkan cairan serebrospinal dari rongga
cranium. Akhirnya vena mengalami kompresi, dan gangguan sirkulasi darah otak dan
cairan serebrospinal mulai timbul dan tekanan intracranial mulai naik. Kongesti
venosa menimbulkan peningkatan produksi dan penurunan absorpsi cairan
serebrospinal dan meningkatkan volume dan terjadi kembali hal-hal seperti diatas.
Posisi tumor dalam otak dapat mempunyai pengaruh yang dramatis pada
tanda-tanda dan gejala. Misalnya suatu tumor dapat menyumbat aliran keluar dari
cairan serebrospinal atau yang langsung menekan pada vena-vena besar, meyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan intracranial dengan cepat. Tanda-tanda dan gejala
memungkinkan dokter untuk melokalisirlesi akan tergantung pada terjadinya
gangguan dalam otak serta derajat kerusakan jaringan saraf yang ditimbulkan oleh
lesi. Nyeri kepala hebat, kemungkinan akibat peregangan durameter dan muntahmuntah akibat tekanan pada batang otak merupakan keluhan yang umum.
B. ETIOLOGI
Penyebab tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena :
1. Genetik
Tumor susunan saraf pusat primer merupakan komponen besar dari beberapa
gangguan yang diturunkan sebagi kondisi autosomal, dominant termasuk
sklerasis tuberose, neurofibromatosis.
2. Kimia dan Virus
Pada binatang telah ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus menyebabkan
terbentuknya neoplasma primer susunan saraf pusat tetapi hubungannya dengan
tumor pada manusia masih belum jelas.
3. Radiasi
Menurut Brunner dan Suddarth 1987, gangguan neurologi pada tumor otak
disebabkan oleh 2 faktor yaitu gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan kenaikan
TIK.
a. Gangguan fokal, terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak dan
infiltrasi atau invasi langsung pada parekim otak dengan kerusakan jaringan
neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh
paling cepat (misalnya glioblastama multiforme).
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada
umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin
dapat dikacaukan dengan gangguan perubahan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan
dengan kompresi, invasi dan perubahan suplai darah kejaringan otak. Beberapa
tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga
memperberat gangguan neurologis fokal.
b. Peningkatan TIK dapat diakibatkan oleh bebrapa faktor: bertambahnya massa
dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi
cairan serebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa
karena ia mengambil tempat dalam ruang yang relatif tetap dari ruangan
tengkorak yang kaku. Tumor ganas menyebabkan oedema dalam jaringan otak
sekitarnya. Mekanismenya belum seluruhnya dipahami, tetapi diduga disebabkan
oleh selisih osmotik yang menyebabkan penyeparan cairan tumor. Beberapa
tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang
disebabkan oleh kerusakan sawar darah-otak, semuanya menimbulkan kenaikan
volume intrakranial dan kenaikan TIK.
Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan sub
araknoid menimbulkan hidrosepalus.
Peningkatan TIK akan membahayakan jiwa bila terjadi cepat akibat salah satu
penyebab yang akan telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi
memerlukan waktu berhari-hari atau berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan
oleh karena itu tidak berguna apabila TIK timbul cepat. Mekanisme kompensasi
antara lain: bekerja menurunkan volume darah intrakranial, volume cairan
serebrospinal, kandungan cairan intra sel dan mengurangi sel-sel parenkim.
Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus / serebellum.
Herniasi ulkus menekan mensesefalon menyebabkan hilangnya kesadaran saraf
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. CT Scan, memberikan informasi spesifik yang menyangkut jumlah ukuran dan
kepadatan jejas tumor dan meluasnya tumor serebral sekunder, selain itu alat ini
juga member informasi tentang system ventrikuler.
b. MRI, digunakan untuk menghasilkan deteksi jejas yang kecil, membantu dalam
mendeteksi tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis.
c. Biopsi stereotaktik bantuan computer (3 dimensi) dapat digunakan untuk
mendiagnosis
kedudukan tumor
yang
Penelitian sitologis pada CSF, untuk mendekati sel-sel ganas, karena tumortumor pada system saraf pusat mampu menggusur sel-sel ke dalam cairan
serebrospinal.
mengalirkan cairan. Dokter bedah dapat menempatkan sebuah tabung, panjang dan
tipis (shunt) dalam ventrikel otak. Tabung ini diletakkan di bawah kulit ke bagian lain
dari tubuh, biasanya perut. Kelebihan cairan dari otak dialirkan ke perut. Kadangkadang cairan dialirkan ke jantung sebagai gantinya.
Infeksi adalah masalah lain yang dapat berkembang setelah operasi
(diobati dengan antibiotic). Operasi otak dapat merusak jaringan normal. kerusakan
otak bisa menjadi masalah serius. Pasien mungkin memiliki masalah berpikir,
melihat, atau berbicara. Pasien juga mungkin mengalami perubahan kepribadian atau
kejang. Sebagian besar masalah ini berkurang dengan berlalunya waktu. Tetapi
kadang-kadang kerusakan otak bisa permanen. Pasien mungkin memerlukan terapi
fisik, terapi bicara, atau terapi kerja.
2. Radiosurgery stereotactic
Radiosurgery stereotactic adalah tehnik "knifeless" yang lebih baru untuk
menghancurkan tumor otak tanpa membuka tengkorak. CT scan atau MRI digunakan
untuk menentukan lokasi yang tepat dari tumor di otak. Energi radiasi tingkat tinggi
diarahkan ke tumornya dari berbagai sudut untuk menghancurkan tumornya. Alatnya
bervariasi, mulai dari penggunaan pisau gamma, atau akselerator linier dengan foton,
ataupun sinar proton.
Kelebihan dari prosedur knifeless ini adalah memperkecil kemungkinan
komplikasi pada pasien dan memperpendek waktu pemulihan. Kekurangannya adalah
tidak adanya sample jaringan tumor yang dapat diteliti lebih lanjut oleh ahli patologi,
serta pembengkakan otak yang dapat terjadi setelah radioterapi.
Kadang-kadang operasi tidak dimungkinkan. Jika tumor terjadi di batang
otak (brainstem) atau daerah-daerah tertentu lainnya, ahli bedah tidak mungkin dapat
mengangkat tumor tanpa merusak jaringan otak normal. Dalam hal ini pasien dapat
menerima radioterapi atau perawatan lainnya.
3. Radioterapi
Radioterapi menggunakan X-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Sebuah
mesin besar diarahkan pada tumor dan jaringan di dekatnya. Mungkin kadang radiasi
diarahkan ke seluruh otak atau ke syaraf tulang belakang.
Radioterapi biasanya dilakukan sesudah operasi. Radiasi membunuh selsel tumor (sisa) yang mungkin tidak dapat diangkat melalui operasi. Radiasi juga
dapat dilakukan sebagai terapi pengganti operasi. Jadwal pengobatan tergantung pada
jenis dan ukuran tumor serta usia pasien. Setiap sesi radioterapi biasanya hanya
berlangsung beberapa menit.
4. Kemoterapi
Kemoterapi yaitu penggunaan satu atau lebih obat-obatan untuk
membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi diberikan secara oral atau dengan infus
intravena ke seluruh tubuh. Obat-obatan biasanya diberikan dalam 2-4 siklus yang
meliputi periode pengobatan dan periode pemulihan.
Dua jenis obat kemoterapi, yaitu: temozolomide (Temodar) dan
bevacizumab (Avastin), baru-baru ini telah mendapat persetujuan untuk pengobatan
glioma ganas. Mereka lebih efektif, dan memiliki efek samping lebih sedikit jika
dibandingkan dengan obat-obatan kemo versi lama. Temozolomide memiliki
keunggulan lain, yaitu bisa secara oral.
Untuk beberapa pasien dengan kasus kanker otak kambuhan, ahli bedah
biasanya melakukan operasi pengangkatan tumor dan kemudian melakukan
implantasi wafer yang mengandung obat kemoterapi. Selama beberapa minggu, wafer
larut, melepaskan obat ke otak. Obat tersebut kemudian membunuh sel kankernya.
H. KOMPLIKASI
a. Ganguan Fungsi Luhur
Komplikasi tumor otak yang paling ditakuti selain kematian adalah
gangguan fungsi luhur. Gangguan ini sering diistilahkan dengan gangguan
kognitif dan neurobehavior sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area otak
yang ditumbuhi tumor atau terkena pembedahan maupun radioterapi.
Neurobehavior adalah keterkaitan perilaku dengan fungsi kognitif dan
lokasi / lesi tertentu di otak. Pengaruh negatif tumor otak adalah gangguan fisik
neurologist, gangguan kognitif, gangguan tidur dan mood, disfungsi seksual serta
fatique.
Gangguan kognitif yang dialami pasien tumor otak bisa dievaluasi
dengan berbagai tes. Di antaranya adalah Sickness Impact Profile, Minesota
Multiphasic Personality Inventory (MMPI), dan Mini mental State Examination
(MMSE). Komponen kognitif yang dievaluasi adalah kesadaran, orientasi
lingkungan, level aktivitas, kemampuan bicara dan bahasa, memori dan
kemampuan berpikir, emosional afeksi serta persepsi.
b.
Ganguan Wicara
Gangguan wicara sering menjadi komplikasi pasien tumor otak. Dalam
hal ini kita mengenal istilah disartria dan aphasia. Disartria adalah gangguan
wicara karena kerusakan di otak atau neuromuscular perifer yang bertanggung
jawab dalam proses bicara. Tiga langkah yang menjadi prinsip dalam terapi
merupakan
komplikasi
lain
dari
penderita
ini
yaitu
Kelemahan Otot
Kelemahan otot pada pasien tumor otak umumnya dan yang mengenai
saraf khususnya ditandai dengan hemiparesis, paraparesis dan tetraparesis.
Pendekatan terapi yang dilakukan menggunakan prinsip stimulasi neuromusculer
dan inhibisi spastisitas. Cara lain adalah dengan EMG biofeedback, latihan
kekuatan otot, koordinasi endurasi dan pergerakan sendi.
e.
Stroke
Seseorang dengan stroke memiliki gangguan dalam suplai darah ke area
otak, yang menyebabkan otak tidak berfungsi. Otak sangat sensitif terhadap
setiap gangguan dalam aliran darah. Sel-sel otak mulai mati dalam beberapa
menit kehilangan pasokan oksigen dan glukosa.
Para gangguan aliran darah dapat terjadi oleh salah satu dari dua
mekanisme, yaitu hemorrhagic stroke disebabkan oleh perdarahan dari pembuluh
darah kecil yang memasok darah ke otak dan Stroke iskemik disebabkan oleh
bekuan darah yang menghalangi aliran darah melalui arteri yang memasok darah
ke otak. Ada dua jenis stroke iskemik: Stroke trombotik stroke dan emboli. stroke
trombotik disebabkan oleh gumpalan darah yang terbentuk di dalam arteri otak.
stroke emboli disebabkan oleh gumpalan darah yang terbentuk di luar pembuluh
darah otak, kemudian gumpalan darah itu berjalan melaui aliran darah dan
sampai pada pembuluh darah otak, gumpalan darah ini selanjutnya menyumbat
suplay darah ke otak.
Pada tumor otak, komplikasi stroke yang timbul dapat berupa
Hemorrhagic stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak yang
tertekan akibat pembesaran tumor.
g.
Epilepsi
Kejadian sekitar 30% dari tumor otak. Alasannya sebagian besar
disebabkan karena rangsangan langsung atau represi dari tumor yang
menyebabkan ganguan listrik pada otak dan juga tumor otak dapat menyebabkan
iritasi pada otak yang dapat menyebabkan kejang
h.
Depresi
Depresi dapat disebabkan karena tumor pada pusat emosi (system limbic)
atau karena keadaan klinis yang disebabkan oleh tumor tersebut, Gejala yang
timbul dapat berupa menangis terus-menerus, kesedihan yang mendalam, social
withdrawal, Mudah marah, kecemasan, penurunan libido, gangguan tidur, tingkah
laku yang tidak wajar. Dapat juga karena efek steroid : mood and sleep changes,
ganguan bipolar (manicdepression).
i.
Hidrosephalus
Hidrosephalus terjadi apabila tumor yang terbentuk menghalangi aliran
LCS, akibatnya aliran LCS akan terhambat dan mengakibatkan terbentuknya
k.
Ganguan Seksualitas
Tumor otak sendiri dapat mempengaruhi seksualitas, terutama jika tumor
melibatkan daerah otak yang mengontrol pelepasan hormon yang mempengaruhi
libido, termasuk estrogen, progesteron testosteron, dan. Daerah-daerah yang sama
dari otak dapat rusak oleh terapi radiasi, yang yang dapat juga mengurangi
kesuburan dan libido selain itu dapat pula menyababkan menopouse dini.
l.
darah, penghasilan
Riwayat kesehatan ; apakah klien pernah terpajan zat zat kimia tertentu,
riwayat tumor pada keluarga, penyakit yang mendahului seperti sklerosis TB
Integritas Ego, Gejal : faktor stres, perubahan tingkah laku atau kepribadian,
Tanda : cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung, depresi dan
impulsif.
Eliminasi : Inkontinensia kandung kemih/ usus mengalami gangguan fungsi.
makanan / cairan , Gejala : mual, muntah proyektil dan mengalami perubahan
selera. Tanda : muntah ( mungkin proyektil ), gangguan menelan ( batuk, air
potensial obstruksi.
Hormonal : Amenorhea, rambut rontok, dabetes insipidus.
Sistem Motorik : scaning speech, hiperekstensi sendi, kelemahan, keamanan,
Gejala : pemajanan bahan kimia toksisk, karsinogen, pemajanan sinar
matahari berlebihan. Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi, seksualitas, gejala:
( Doenges, 2000 )
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data pengkajian, masalah-masalah utama pasien mencakup
hal berikut:
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan intrakranial.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah dan tidak nafsu makan.
3. Ansietas yang berhubungan dengan kemungkinan kematian, ketidakpastian,
perubahan dalam penampilan, perubahan gaya hidup
1. Masalah Keperawatan
Nyeri
berhubungan
peningkatan
dengan
intrakranial
: Peningkatan Intrakranial
Ditandai dengan
Intervensi
Rasional
merupakan
pengalaman
pasien. Identifikasi
meredakan.
karakteristik
coco
k
intervensi
dan
mengevaluasi
untuk
keefektifandari
3. Instruksikan pasien/keluarga
untuk melaporkan nyeri dengan
segera jika nyeri timbul.
4. Berikan kompres dingin pada
menurunkan
vasodilatasi
kepala.
2. Masalah Keperawatan
berhubungan
pengobatan
penurunan
pengaruh
tumor,
asupan
Intervensi
1. Memberikan
Rasional
posisi
Hidangka
2. n
makanan
dalam
tekanan
nyer
i
atau
pengaruh pengobatan
2. Makanan yang hangat menambah
hangat
nafsu makan
3. Kaji kebiasaan makan klien
mua
l
5. Timbang berat
badan
bila
memungkinkan
Kolaboras
6. i
dengan
untuk pemberian
vitamin
badan
6. Mencegah kekurangan karena
penurunan absorsi vitamin larut
dalam lemak
3. Masalah Keperawatan
dalam
penampilan,
Takut
akan
ketidakpastian
,
kematian,
perubahan dalam
Intervensi
Rasional
mengungkapkan
kecemasan pasien
perasaan
ketakutannya
latihan
untuk
perasaannya, dan
dapat
4. Evaluasi
tingkat pemahaman
menghadapi perasaannya.
4. Masalah Keperawatan
Ditandai dengan
: ketidakyakinan keluarga
Intervensi
1. Jelaskan setiap tindakan
akan
dilakukan
Rasional
yang 1. Agar keluarga mengerti atas
kepada
tindakan yang dilakukan
keluarga
2. Yakinkan
kembali
bahwa orang
yang mereka
mendukung dalam perawatan fisik
cintai
menerima
perawatan
pada
gejala pasien
masalahnya.
dan
akan
perubahan
terhadap
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C. Long, alih bahasa R.Karnaen dkk. 2000. Perawatan Medikal Bedah. EGC.
Jakarta.
Barbara L. Bullock 2000. Patofisiology. Adaptasi and alterations infeksius function.
Fourth edition. Lipincott, Philadelpia.
Brunner & Sudarth. 2003. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 8 Vol 3. EGC.
Jakarta.
Lynda Juall Carpenito, Alih bahasa Yasmin Asih. 2002. Diagnosa Keperawatan. ed 6.
EGC.Jakarta.
Marilyn E. Doenges, et al. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.
Sylvia A. Price, Alih bahasa Adji Dharma. 2004. Patofisiologi, konsep klinik prosesproses penyakit ed. 4. EGC. Jakarta.