Professional Documents
Culture Documents
Tenang dulu, ya...Meski tidak bisa di anggap remeh, nilai SGOT-SGPT itu tidak serta
merta menggambarkan seseorang itu mengalami sakit. Terutama di organ hatinya.
Penggunaan obat-obat tertentu terbukti bisa meningkatkan kadar enzim ini dalam
darah. Kadang orang yang kelelahan saja bisa menunjukkan hasil SGOT-SGPT yang
tinggi. Bahkan orang yang baru kerokan di punggung juga bisa mengalami hasil
yang sama. He-he, unik dan aneh kan?
Fungsi Hati
Sebelum menjelaskan SGOT-SGPT, kita bahas dulu, yuk, organ pabrik dari di enzim
ini. Organ itu adalah hati, atau keren disebut juga liver. Hati merupakan organ padat
terbesar yang letaknya di rongga perut bagian kanan atas (Jadi bukan paru-paru,
ya... Walau nampaknya memang terlihat lebih besar dari hati). Besar ukurannya,
besar pula fungsinya bagi tubuh, Organ ini mempunyai peran yang teramat penting.
Ia merupakan regulator hampir semua metabolisme yang terjadi di tubuh, seperti
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Ia juga tempat sintesa (pengeluaran)
dari berbagai bagian dari protein, pembekuan darah, urea dan zat-zat lain yang
sangat vital bagi tubuh. Bahkan produksi mayoritas kolesterol pun ada di dalam
hati. Selain itu, hati juga merupakan tempat pembentukan dan penyaluran asam
empedu dan penghancuran hormon-hormon steroid seperti estrogen. Yang paling
penting dari semua, organ ini adalah ia adalah biang detoks, atau penyaring dan
pengeluaran racun yang masuk ke dalam tubuh.
Arti SGOT-SGPT
Selain fungsi bajibun di atas, hati juga mengeluarkan beberapa enzim, dua
diantaranya adalah SGOT-SGPT ke dalam darah. Pengeluaran ini sering berbanding
lurus dengan fungsi hati seseorang. Itulah kini dokter sering menganjurkan
pemeriksaan SGOT-SGPT untuk menilai fungsi hati seseorang. Lalu apa sebenarnya
SGOT SGPT itu? Baik mari kita simak bersama-sama.
Nilai normal SGOT adalah 3-45 u/L, sedangkan nilai normal SGPT adalah 0-35 u/L
(terdapat sedikit variasi dari nilai normal dan sangat tergantung dari laboratorium
tempat pemeriksaan).
Jelas, namun jika kita sadar bahwa untuk menentukan fungsi hati seseorang
memerlukan pemeriksaan yang lebih kompleks mungkin kita tidak akan bingung.
Karena sebenarnya banyak pemeriksaan lain yang juga turut menentukan apakah
seseorang sedang mengalami sakit hati atau tidak. Ada pemeriksaan Billirubin,
direct maupun inderrect, albumin, globulin, jika di curigai ada peradangan karena
serangn virus hepatitis pasien harus diperiksa HBsAg, HBeAg/anti HBe , Anti HCV,
HCV-RNA, dan istilah istilah ilmiah lain yang bikin orang awam seperti kita makin
pusing. He he
Intinya untuk menntukan sesorang sehat atau tidak fungsi hatinya, banyak
komponen yang harus diperiksa. Bukan saja hanya sebatas SGOT-SGPT. Diperlukan
juga pemeriksaan dokter dari beberapa gejala yang mungkin muncul pada pasien.
Bahkan jika mungkin ditunjang dengan pemeriksaan USG maupun CT Scan liver.
Dua enzim ini hanya sebagi pintu gerbang menuju pemeriksaan lanjutan yang lebih
detail.
inilah penyakit atau gangguan kesehatan yang mungkin menjadi sebab kenaikan
kadar SGOT-SGPT seseorang :
1.
Hepatitis
Orang yang terserang hepatiis baik itu jenis A, B, Ataupun C akan mengalami
peradangan di dalam organ hatinya. Sel-sel dalam hatinya bisa saja mengalami
kematian. Hal ini lah yang mengakibatkan terjadinya kenaikan SGOT-SGPT, Pada
serangan hepatitis akut atau penderita baru, kenaikannya bisa mencapai 5-10 kali
nilai normal. Hal ini akan di barengi dengan peningkatan angka billirubin, penurunan
albumin dan bebrapa parameter kerusakan hati yang lain. Pada kasus kronis atau
menahun, nilai SGOT-SGPT bisa saja normal.
2.
Tes fungsi hati pada perlemakan hati Biasanya SGOT dan SGPT meningkat sekitar 2
sampai 3 kali nilai normal sedang Albumin/globulin dan Bilirubin biasanya masih
normal. Kadar enzim yang di produksi hati lainnya seperti triglyserida dan LDL
(kolesterol) juga terlihat meninggi. Kelainan ini sering terjadi pada orang dengan
usia muda/pertengahan berbadan gemuk. Biasanya penderita mengalami perasaan
tak nyaman pada perut bagian kanan atas atau bisa saja tidak menimbulkan
keluhan sama sekali.
3.
Sumbatan empedu
Tes fungsi hati pada sumbatan saluran empedu akan mendapati Peningkatan SGOT
dan SGPT biasanya tidak terlalu tinggi, sekitar kurang dari 4 kali nilai normal. Yah,
tak bisa dipungkiri bahwa empedu merupakan organ diluar hati yang juga
berpengaruh bagi hati, jika empedu terganggu otomatis kerja fungsi hati pun
begitu. Kadar Bilirubin akan tinggi sekali, utamanya jika sumbatan pada empedu
sudah cukup lama. Ini mengakibatkan pasien mengalami kulit dan mata kekuningan
atau ikterus.
4.
Bebapa penyakit yang tidak ada hubungannya dengan organ hati pun bisa
mengakibatkan kadar SGOT-SGPT meninggi. Ini sekali lagi bisa di fahami karena
enzim ini bukan hanya di produksi di dalam hati. Penyakit seperti penyakit
thyroid/kelenjar gondok, Penyakit auto immune (AIH), Wilson disease, Celiac
disease, Muscle disorders. Bahkan penyakit seperti tipus dan DHF (demam
Jika terindikasi seseorang kurang istirahat, tubuh harus di istirahatkan. Jika karena
obat tertentu, konsumsi obat tersebut harus di hentikan lebih dulu.
Beberapa jenis jamu tradisional maupun obat herbal terbukti mampu menurunkan
kadar dua enzim ini. Tapi penggunaannya harus hati-hati, karena kondisi ini akan
malah mejadikan kamuflase kondisi yang justru menyulitkan terapi. Artinya dengan
konsumsi jamu hanya akan menurunkan SGOT-SGPT saja tanpa membuat sembuh
penyakit penyebab kadar SGOT-SGPT seseorang meningkat.
Demikian uraian singkat mengenai kadar SGOT-SGPT, Pendek kata jika anda
mendapati SGOT-SGPT anda naik sedikit jangan dulu cemas, Lain halnya jika anda
melihat kenaikannya lebih dari 1 kali nilai normal, anda harus mulai menyalakan
alarm bahaya dan segera pergi ke dokter.
Selamat sehat......
------Gangguan Faal (Fungsi) Hati Yang Sering Ditanyakan Oleh Penderita
Sebagai seorang dokter klinis kita tidak boleh lupa bahwa pertanyaan penderita itu
sebenarnya mengacu pada diagnosis penyakit saya itu apa sebenarnya! Untuk bisa
menjawab pertanyaan tadi dengan jitu, kita harus mengetahui bagaimana riwayat
penyakitnya, simptomatologi serta riwayat yang relevan dengan kondisi klinisnya.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan, termasuk obat tradisionil, eksposisi dengan
zat kimia/makanan juga perlu diperhatikan. Permeriksaan fisik untuk mencari tanda
penyakit hati kronis seperti palmar erithema, jaundice, spider nevi dansebagainya
sangat membantu dalam menganalisis hasil laboratorium tadi. Harus diingat bahwa
kelainan faal hati, dapat juga dijumpai pada penyakit-penyakit lain diluar penyakit
hati, misalnya penyakit kelenjar thyroid, payah jantung dan payah ginjal. Karena itu,
kita memerlukan pemeriksaan penunjang lainnya sehingga dapat memberikan
kesimpulan dari hasil laboratorium tadi.
Hati merupakan organ padat yang terbesar yang letaknya di rongga perut bagian
kanan atas. Organ ini mempunyai peran yang penting karena merupakan regulator
dari semua metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Tempat sintesa dari
berbagai komponen protein, pembekuan darah, kolesterol, ureum dan zat-zat lain
yang sangat vital. Selain itu, juga merupakan tempat pembentukan dan penyaluran
asam empedu serta pusat pendetoksifikasi racun dan penghancuran (degradasi)
hormon-hormon steroid seperti estrogen.
Pada jaringan hati, terdapat sel-sel Kupfer, yang sangat penting dalam eliminasi
organisme asing baik bakteri maupun virus. Karena itu untuk memperlihatkan
adanya gangguan faal hati, terdapat satu deretan tes yang biasanya dibuat untuk
menilai faal hati tersebut. Perlu diingat bahwa semua tes kesehatan mempunyai
sensitivitas dan spesifisitas yang berlainan, maka interpretasi dari hasil tes sangat
dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.
Karena faal hati dalam tubuh mempunyai multifungsi maka tes faal hatipun
beraneka ragam sesuai dengan apa yang hendak kita nilai.
Untuk fungsi sintesis seperti protein, zat pembekuan darah dan lemak biasanya
diperiksa albumin, masa protrombin dan cholesterol. Fungsi ekskresi/transportasi,
diperiksa bilirubin, alkali fosfatase. -GT. Kerusakan sel hati atau jaringan hati,
diperiksa SGOT(AST), SGPT(ALT). Adanya pertumbuhan sel hati yang muda
(karsinoma sel hati), alfa feto protein. Kontak dengan virus hepatitis B yaitu; HBsAg,
AntiHBs, HBeAg, anti HBe, Anti HBc, HBVDNA, dan virus hepatitis C yaitu; anti HCV,
HCV RNA, genotype HCV.
1.
Peradangan umum atau peradangan khusus di hati yang menimbulkan
kerusakan jaringan atau sel hati.
2.
Tes faal hati yang terjadi pada infeksi bakterial maupun virus yang sistemik yang
bukan virus hepatitis. Penderita semacam ini, biasanya ditandai dengan demam
tinggi, myalgia, nausea, asthenia dan sebagainya. Disini faal hati terlihat akan
terjadinya peningkatan SGOT, SGPT serta -GT antara 3-5X nilai normal. Albumin
dapat sedikit menurun bila infeksi sudah terjadi lama dan bilirubin dapat meningkat
sedikit terutama bila infeksi cukup berat. (lihat table 1)
Tes faal hati pada hepatitis virus akut maupun drug induce hepatitis. Faal hati
seperti Bilirubin direct/indirect dapat meningkat biasanya kurang dari 10 mg%,
kecuali pada hepatitis kolestatik, bilirubin dapat lebih dari 10 mg%. SGOT, SGPT
meningkat lebih dari 5 sampai 20 kali nilai normal. -GT dan alkalifosfatase
meningkat 2 sampai 4 kali nilai normal, kecuali pada hepatitis kolestatik dapat lebih
tinggi. Albumin/globulin biasanya masih normal kecuali bila terjadi hepatitis
fulminan maka rasio albumin globulin dapat terbalik dan masa protrombin dapat
memanjang ( lihat tabel2)
Tes faal hati pada sumbatan saluran empedu. Bilirubin direct/indirect dapat tinggi
sekali (>20 mg%), terutama bila sumbatan sudah cukup lama. Peningkatan SGOT
dan SGPT biasanya tidak terlalu tinggi, sekitar kurang dari 4 kali nilai normal. -GT
dan alkalifosfatase meningkat sekali dapat lebih dari 5 kali nilai normal. Kolesterol
juga meningkat (lihat table 3).
Tes faal hati pada perlemakan hati (fatty liver). Albumin/globulin dan Bilirubin
biasanya masih normal. SGOT dan SGPT meningkat sekitar 2 sampai 3 kali nilai
normal demikian juga -GT dan alkalifosfatase meningkat sekitar sampai 1 kali
dari nilai normal . Kadar triglyserida dan kolesterol juga terlihat meninggi. Kelainan
ini sering pada wanita dengan usia muda/pertengahan, gemuk dan biasanya tidak
ada keluhan atau mengeluh adanya perasaan tak nyaman pada perut bagian kanan
atas. Pada kasus perlemakan hati yang primer maka semua pertanda hepatitis C
harus negatif. (lihat tabel 4)
Penderita hepatitis A akut atau baru sembuh dari hepatitis A, ditandai dengan IgM
anti HAV yang positif. Sedang IgG anti HAV positif sering ditemukan pada anak atau
orang dewasa dari negara berkembang dengan sanitasi lingkungan yang jelek. Ini
menandakan penderita pernah terinfeksi virus hepatitis A dimasa lalu. Karena itu
prevalensi IgG HAV dapat dipakai sebagai indeks sanitasi lingkungan suatu negara.
1.
Hepatitis kronis fase replikatip/toleran. Ditandai dengan HBsAg+, HbeAg+,
HBVDNA+ ( kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hatinya normal.
3. Hepatitis khronis B mutant. Disini HBsAg+, HBeAg negatif, tetapi anti HBe+, dan
HBV DNA+. Liver fungsinya terganggu. Biasanya penderita ini, mempunyai penyakit
hati yang lebih berat.
4.
Hepatitis inaktif/integratif. HBsAg+, Anti HBe+, HBV DNA negatif atau dibawah
< 103 copy/ml dan faal hatinya normal.
5.
Sirosis hati B, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat (< dari 5 mg
%), SGOT> SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang
sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. HBsAg+, HBeAg/anti HBe dapat positif.
HBV-DNA seringnya sudah negatif.
Hepatitis C
1.
Sembuh dari hepatitis C, ditandai dengan anti HCV+, HCV-RNA (negatif), faal
hati yang normal.
2.
Hepatitis C kronik, ditandai dengan Anti HCV+, HCV-RNA +, faal hati sebagian
terbesar terganggu, tapi bisa normal pada sebagian kecil penderita.
3.
Sirosis hati C, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat( < dari 5mg
%), SGOT > SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang
sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. Anti HCV dan HCV-RNA positif.
Genotype hepatitis.
Pada hepatitis B ada 8 genotipe dan diberi nama abjad A sampai dengan H. Di
Indonesia terutama genotipe B dan C. Hepatitis C ada 6 genotipe dan diberi nama
angka 1 sampai 6. Dalam satu genotipe ada dibagi lagi menjadi sub-genotipe dan
tambahan huruf kecil dari a sampai c. Di Indonesia yang terbanyak adalah genotipe
1b. (> 65%)
Hal ini biasanya terjadi pada penderita penyakit hati yang telah mempengaruhi
fungsi dari organ lain seperti ginjal, paru jantung dsb. Dalam hal seperti ini,
gambaran klinis serta pemeriksaan penunjang seperti USG, CT scan dan ERCP
(Endoscopy Retrograde Cholangio Pancreatography) atau bahkan biopsi hati
biasanya diperlukan untuk menegakan diagnosisnya.
Hasil laboratorium faal hati yang normal pada penderita penyakit hati yang
menahun.
1.
Hepatitis B.
Pemeriksaan kualitatif selalu lebih sensitif dari pada pemeriksaan kuantitatif. Cara
pemeriksaan kuantitiatif hepatitis B dikerjakan dengan bermacam cara dan tiap
cara mempunyai sensitivitas tertentu dan juga pelaporannya dapat memakai
satuan tertentu. Lihat tabel 5. Hasil kuantitiatif hepatitis B diatas 105 copy/ml
dianggap batas untuk diobati.
2.
Hepatitis C.
Juga pemeriksaan kualitatif lebih sensitif dari kuantitatif. Ada bermacam cara
pemeriksaan kuantiatif HCV dan mempunyai rentang sensitivitas yang berbeda.
Hasil kuantitatif dari 1 cara pemeriksaan kuantitatif HCV, tidak dapat disamakan
hasilnya dengan pemeriksaan HCV dengan cara yang lain. Tabel 6