You are on page 1of 11

sehatsangat

Duduk santai ngobrol tentang kesehatan

Jumat, 02 Oktober 2015


Apa itu Arti SGOT SGPT?
hepatitis-sgot-sgpt-artiMata kita seketika akan terbelalak saat melihat angka yang
tidak normal di dalam lembar hasil tes darah yang baru lakukan. Terutama saat
melihat item faal hati atau fungsi hati, terlihat nilai SGOT-SGPT yang ada diatas nilai
normal. Dengan gusar, kita mulai bertanya-tanya apa sih sebenarnya SGOT-SGPT
itu? Seburuk apakah yang akan terjadi, jika nilainya tidak sesuai dengan harapan?

Tenang dulu, ya...Meski tidak bisa di anggap remeh, nilai SGOT-SGPT itu tidak serta
merta menggambarkan seseorang itu mengalami sakit. Terutama di organ hatinya.
Penggunaan obat-obat tertentu terbukti bisa meningkatkan kadar enzim ini dalam
darah. Kadang orang yang kelelahan saja bisa menunjukkan hasil SGOT-SGPT yang
tinggi. Bahkan orang yang baru kerokan di punggung juga bisa mengalami hasil
yang sama. He-he, unik dan aneh kan?

Hmm...jadi apa sebenarnya SGOT-SGPT itu?

Fungsi Hati
Sebelum menjelaskan SGOT-SGPT, kita bahas dulu, yuk, organ pabrik dari di enzim
ini. Organ itu adalah hati, atau keren disebut juga liver. Hati merupakan organ padat
terbesar yang letaknya di rongga perut bagian kanan atas (Jadi bukan paru-paru,
ya... Walau nampaknya memang terlihat lebih besar dari hati). Besar ukurannya,
besar pula fungsinya bagi tubuh, Organ ini mempunyai peran yang teramat penting.
Ia merupakan regulator hampir semua metabolisme yang terjadi di tubuh, seperti
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Ia juga tempat sintesa (pengeluaran)
dari berbagai bagian dari protein, pembekuan darah, urea dan zat-zat lain yang
sangat vital bagi tubuh. Bahkan produksi mayoritas kolesterol pun ada di dalam
hati. Selain itu, hati juga merupakan tempat pembentukan dan penyaluran asam
empedu dan penghancuran hormon-hormon steroid seperti estrogen. Yang paling

penting dari semua, organ ini adalah ia adalah biang detoks, atau penyaring dan
pengeluaran racun yang masuk ke dalam tubuh.

Arti SGOT-SGPT
Selain fungsi bajibun di atas, hati juga mengeluarkan beberapa enzim, dua
diantaranya adalah SGOT-SGPT ke dalam darah. Pengeluaran ini sering berbanding
lurus dengan fungsi hati seseorang. Itulah kini dokter sering menganjurkan
pemeriksaan SGOT-SGPT untuk menilai fungsi hati seseorang. Lalu apa sebenarnya
SGOT SGPT itu? Baik mari kita simak bersama-sama.

SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase)


Sesungguhnya SGOT adalah enzim yang lebih sensitive untuk mendeteksi
kerusakan otot dan otot jantung daripada kerusakan hati. Sebab utamanya adalah
SGOT juga di produksi di otot dan otot jantung. SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminase), seperti halnya SGPT, SGOT merupakan enzim hati yang terdapat di
dalam sel parenkim hati. SGOT akan meningkat kadarnya di dalam darah jika
terdapat kerusakan sel hati. Kembali ke sebelumnya bahwa produksi SGOT bukan
hanya ada pada hati, karena itu peningkatan SGOT tidak selalu menunjukkan
adanya kelainan di sel hati.

SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase)


merupakan suatu enzim yang terdapat di dalam sel hati. Karena itu, SGPT lah yang
lebih menggambarkan fungsi hati seseorang. Ketika sel hati mengalami kerusakan
akibat sesuatu baik itu gangguan virus atau gangguan lainnya, akan terjadi
pengeluaran enzim SGPT dari dalam sel hati ke darah. Hal ini akan diketahui melalui
pemeriksaan darah di laboratorium. Itu kenapa dokter selalu menganjurkan periksa
SGPT untuk mengetahui kondisi fungsi hati seseorang.

Nilai normal SGOT adalah 3-45 u/L, sedangkan nilai normal SGPT adalah 0-35 u/L
(terdapat sedikit variasi dari nilai normal dan sangat tergantung dari laboratorium
tempat pemeriksaan).

Akurasi pemeriksaan SGOT-SGPT


Pemeriksaan SGOT dan SGPT sering dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
fungsi hati akibat dari infeksi atau peradangan hati. Hanya saja pemeriksaan SGOT
dan SGPT tidak dapat mewakili fungsi hati yang sebenarnya. Banyak pasien yang
telah sembuh dari penyakit hatinya (sederhananya hepatitis) tetapi menunjukkan
nilai SGOT dan SGPT yang masih tinggi di dalam darahnya. Sebaliknya orang yang
terlihat mempunyai nilai tes yang normal bisa saja ia sebenarnya mengalami
gangguan fungsi hati. Beberapa kasus menunjukkan, bahwa orang yang mengalami
hepatitis kronis atau sudah menahun, bahkan mempunyai nilai SGOT-SGPT yang
normal.
Bingung?

Jelas, namun jika kita sadar bahwa untuk menentukan fungsi hati seseorang
memerlukan pemeriksaan yang lebih kompleks mungkin kita tidak akan bingung.
Karena sebenarnya banyak pemeriksaan lain yang juga turut menentukan apakah
seseorang sedang mengalami sakit hati atau tidak. Ada pemeriksaan Billirubin,
direct maupun inderrect, albumin, globulin, jika di curigai ada peradangan karena
serangn virus hepatitis pasien harus diperiksa HBsAg, HBeAg/anti HBe , Anti HCV,
HCV-RNA, dan istilah istilah ilmiah lain yang bikin orang awam seperti kita makin
pusing. He he

Intinya untuk menntukan sesorang sehat atau tidak fungsi hatinya, banyak
komponen yang harus diperiksa. Bukan saja hanya sebatas SGOT-SGPT. Diperlukan
juga pemeriksaan dokter dari beberapa gejala yang mungkin muncul pada pasien.
Bahkan jika mungkin ditunjang dengan pemeriksaan USG maupun CT Scan liver.
Dua enzim ini hanya sebagi pintu gerbang menuju pemeriksaan lanjutan yang lebih
detail.

Penyakit-penyakit yang di kaitkan dengan ketidak normalan SGOT-SGPT


Sekali lagi bukan hanya SGOT-SGPT ini yang akan menentukan seseorang sedang
mengalami gangguan fungsi hati. Namun angka SGOT SGPT ini cukup menjadi
alasan seseorang atau dokter harus mulai waspada dengan kondisi hatinya. Dan

inilah penyakit atau gangguan kesehatan yang mungkin menjadi sebab kenaikan
kadar SGOT-SGPT seseorang :

1.

Hepatitis

Orang yang terserang hepatiis baik itu jenis A, B, Ataupun C akan mengalami
peradangan di dalam organ hatinya. Sel-sel dalam hatinya bisa saja mengalami
kematian. Hal ini lah yang mengakibatkan terjadinya kenaikan SGOT-SGPT, Pada
serangan hepatitis akut atau penderita baru, kenaikannya bisa mencapai 5-10 kali
nilai normal. Hal ini akan di barengi dengan peningkatan angka billirubin, penurunan
albumin dan bebrapa parameter kerusakan hati yang lain. Pada kasus kronis atau
menahun, nilai SGOT-SGPT bisa saja normal.

2.

Fatty liver ( perlemakan hati )

Tes fungsi hati pada perlemakan hati Biasanya SGOT dan SGPT meningkat sekitar 2
sampai 3 kali nilai normal sedang Albumin/globulin dan Bilirubin biasanya masih
normal. Kadar enzim yang di produksi hati lainnya seperti triglyserida dan LDL
(kolesterol) juga terlihat meninggi. Kelainan ini sering terjadi pada orang dengan
usia muda/pertengahan berbadan gemuk. Biasanya penderita mengalami perasaan
tak nyaman pada perut bagian kanan atas atau bisa saja tidak menimbulkan
keluhan sama sekali.

3.

Sumbatan empedu

Tes fungsi hati pada sumbatan saluran empedu akan mendapati Peningkatan SGOT
dan SGPT biasanya tidak terlalu tinggi, sekitar kurang dari 4 kali nilai normal. Yah,
tak bisa dipungkiri bahwa empedu merupakan organ diluar hati yang juga
berpengaruh bagi hati, jika empedu terganggu otomatis kerja fungsi hati pun
begitu. Kadar Bilirubin akan tinggi sekali, utamanya jika sumbatan pada empedu
sudah cukup lama. Ini mengakibatkan pasien mengalami kulit dan mata kekuningan
atau ikterus.

4.

Penyakit non liver

Bebapa penyakit yang tidak ada hubungannya dengan organ hati pun bisa
mengakibatkan kadar SGOT-SGPT meninggi. Ini sekali lagi bisa di fahami karena
enzim ini bukan hanya di produksi di dalam hati. Penyakit seperti penyakit
thyroid/kelenjar gondok, Penyakit auto immune (AIH), Wilson disease, Celiac
disease, Muscle disorders. Bahkan penyakit seperti tipus dan DHF (demam

berdarah) pun juga bisa mengakibatkan kadar SGOT-SGPT seseorang menjadi


tinggi.

Cara menurunkan kadar SGOT-SGPT


Karena duo SGOT-SGPT adalah enzim, untuk menurunkan tentu saja harus di cari
dulu penyebabnya. Jika memang kenaikan disebabkan oleh penyakit di organ liver,
tentu harus di sembuhkan dulu penyakitnya. Jika terjadi sumbatan di empedu, tentu
harus di bereskan dulu sumbatannya.

Jika terindikasi seseorang kurang istirahat, tubuh harus di istirahatkan. Jika karena
obat tertentu, konsumsi obat tersebut harus di hentikan lebih dulu.

Beberapa jenis jamu tradisional maupun obat herbal terbukti mampu menurunkan
kadar dua enzim ini. Tapi penggunaannya harus hati-hati, karena kondisi ini akan
malah mejadikan kamuflase kondisi yang justru menyulitkan terapi. Artinya dengan
konsumsi jamu hanya akan menurunkan SGOT-SGPT saja tanpa membuat sembuh
penyakit penyebab kadar SGOT-SGPT seseorang meningkat.

Demikian uraian singkat mengenai kadar SGOT-SGPT, Pendek kata jika anda
mendapati SGOT-SGPT anda naik sedikit jangan dulu cemas, Lain halnya jika anda
melihat kenaikannya lebih dari 1 kali nilai normal, anda harus mulai menyalakan
alarm bahaya dan segera pergi ke dokter.
Selamat sehat......
------Gangguan Faal (Fungsi) Hati Yang Sering Ditanyakan Oleh Penderita

Print

Oleh : Prof. dr. Suwandhi Widjaja, Sp.PD, Ph.D


Penderita sering memperlihatkan kepada dokter hasil laboratorium yang mencatat
adanya gangguan faal hati, kemudian meminta penjelasan dari hasil laboratorium
bahkan memohon pengobatan atas gangguan faal hati tersebut.

Sebagai seorang dokter klinis kita tidak boleh lupa bahwa pertanyaan penderita itu
sebenarnya mengacu pada diagnosis penyakit saya itu apa sebenarnya! Untuk bisa
menjawab pertanyaan tadi dengan jitu, kita harus mengetahui bagaimana riwayat
penyakitnya, simptomatologi serta riwayat yang relevan dengan kondisi klinisnya.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan, termasuk obat tradisionil, eksposisi dengan
zat kimia/makanan juga perlu diperhatikan. Permeriksaan fisik untuk mencari tanda
penyakit hati kronis seperti palmar erithema, jaundice, spider nevi dansebagainya
sangat membantu dalam menganalisis hasil laboratorium tadi. Harus diingat bahwa
kelainan faal hati, dapat juga dijumpai pada penyakit-penyakit lain diluar penyakit
hati, misalnya penyakit kelenjar thyroid, payah jantung dan payah ginjal. Karena itu,
kita memerlukan pemeriksaan penunjang lainnya sehingga dapat memberikan
kesimpulan dari hasil laboratorium tadi.

Faal Hati yang sesungguhnya.

Hati merupakan organ padat yang terbesar yang letaknya di rongga perut bagian
kanan atas. Organ ini mempunyai peran yang penting karena merupakan regulator
dari semua metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Tempat sintesa dari
berbagai komponen protein, pembekuan darah, kolesterol, ureum dan zat-zat lain
yang sangat vital. Selain itu, juga merupakan tempat pembentukan dan penyaluran
asam empedu serta pusat pendetoksifikasi racun dan penghancuran (degradasi)
hormon-hormon steroid seperti estrogen.

Pada jaringan hati, terdapat sel-sel Kupfer, yang sangat penting dalam eliminasi
organisme asing baik bakteri maupun virus. Karena itu untuk memperlihatkan
adanya gangguan faal hati, terdapat satu deretan tes yang biasanya dibuat untuk
menilai faal hati tersebut. Perlu diingat bahwa semua tes kesehatan mempunyai
sensitivitas dan spesifisitas yang berlainan, maka interpretasi dari hasil tes sangat
dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.

Tes Faal Hati

Karena faal hati dalam tubuh mempunyai multifungsi maka tes faal hatipun
beraneka ragam sesuai dengan apa yang hendak kita nilai.

Untuk fungsi sintesis seperti protein, zat pembekuan darah dan lemak biasanya
diperiksa albumin, masa protrombin dan cholesterol. Fungsi ekskresi/transportasi,
diperiksa bilirubin, alkali fosfatase. -GT. Kerusakan sel hati atau jaringan hati,
diperiksa SGOT(AST), SGPT(ALT). Adanya pertumbuhan sel hati yang muda
(karsinoma sel hati), alfa feto protein. Kontak dengan virus hepatitis B yaitu; HBsAg,
AntiHBs, HBeAg, anti HBe, Anti HBc, HBVDNA, dan virus hepatitis C yaitu; anti HCV,
HCV RNA, genotype HCV.

Secara umum ada 2 macam gangguan faal hati.

1.
Peradangan umum atau peradangan khusus di hati yang menimbulkan
kerusakan jaringan atau sel hati.

2.

Adanya sumbatan saluran empedu.

Aneka macam hasil tes faal hati yang terganggu.

Tes faal hati yang terjadi pada infeksi bakterial maupun virus yang sistemik yang
bukan virus hepatitis. Penderita semacam ini, biasanya ditandai dengan demam
tinggi, myalgia, nausea, asthenia dan sebagainya. Disini faal hati terlihat akan
terjadinya peningkatan SGOT, SGPT serta -GT antara 3-5X nilai normal. Albumin
dapat sedikit menurun bila infeksi sudah terjadi lama dan bilirubin dapat meningkat
sedikit terutama bila infeksi cukup berat. (lihat table 1)

Tes faal hati pada hepatitis virus akut maupun drug induce hepatitis. Faal hati
seperti Bilirubin direct/indirect dapat meningkat biasanya kurang dari 10 mg%,
kecuali pada hepatitis kolestatik, bilirubin dapat lebih dari 10 mg%. SGOT, SGPT
meningkat lebih dari 5 sampai 20 kali nilai normal. -GT dan alkalifosfatase
meningkat 2 sampai 4 kali nilai normal, kecuali pada hepatitis kolestatik dapat lebih
tinggi. Albumin/globulin biasanya masih normal kecuali bila terjadi hepatitis
fulminan maka rasio albumin globulin dapat terbalik dan masa protrombin dapat
memanjang ( lihat tabel2)

Tes faal hati pada sumbatan saluran empedu. Bilirubin direct/indirect dapat tinggi
sekali (>20 mg%), terutama bila sumbatan sudah cukup lama. Peningkatan SGOT
dan SGPT biasanya tidak terlalu tinggi, sekitar kurang dari 4 kali nilai normal. -GT
dan alkalifosfatase meningkat sekali dapat lebih dari 5 kali nilai normal. Kolesterol
juga meningkat (lihat table 3).

Tes faal hati pada perlemakan hati (fatty liver). Albumin/globulin dan Bilirubin
biasanya masih normal. SGOT dan SGPT meningkat sekitar 2 sampai 3 kali nilai
normal demikian juga -GT dan alkalifosfatase meningkat sekitar sampai 1 kali
dari nilai normal . Kadar triglyserida dan kolesterol juga terlihat meninggi. Kelainan
ini sering pada wanita dengan usia muda/pertengahan, gemuk dan biasanya tidak
ada keluhan atau mengeluh adanya perasaan tak nyaman pada perut bagian kanan
atas. Pada kasus perlemakan hati yang primer maka semua pertanda hepatitis C
harus negatif. (lihat tabel 4)

Adanya pertanda hepatitis virus dalam darah penderita.

Penderita hepatitis A akut atau baru sembuh dari hepatitis A, ditandai dengan IgM
anti HAV yang positif. Sedang IgG anti HAV positif sering ditemukan pada anak atau
orang dewasa dari negara berkembang dengan sanitasi lingkungan yang jelek. Ini
menandakan penderita pernah terinfeksi virus hepatitis A dimasa lalu. Karena itu
prevalensi IgG HAV dapat dipakai sebagai indeks sanitasi lingkungan suatu negara.

Sembuh dari infeksi Hepatitis B, ditandai dengan menghilangnya HBsAg dan


timbulnya anti HBs. Sedang IgM Anti HBc pos, berarti baru (recent) terinfeksi
dengan hepatitis B.

Hepatitis B yang menahun.

1.
Hepatitis kronis fase replikatip/toleran. Ditandai dengan HBsAg+, HbeAg+,
HBVDNA+ ( kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hatinya normal.

2. Hepatitis kronis reaktif aktif (necro-inflamatory stage). Ditandai dengan


HBsAg+, HBeAg+, HBVDNA+ (kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hati nya
Abnormal, terutama SGOT/PT tinggi (>3X nilai normal), albumin/globulin biasanya
masih normal, bilirubin dapat menigkat sedikit (< dari 3 mg%)

3. Hepatitis khronis B mutant. Disini HBsAg+, HBeAg negatif, tetapi anti HBe+, dan
HBV DNA+. Liver fungsinya terganggu. Biasanya penderita ini, mempunyai penyakit
hati yang lebih berat.

4.
Hepatitis inaktif/integratif. HBsAg+, Anti HBe+, HBV DNA negatif atau dibawah
< 103 copy/ml dan faal hatinya normal.

5.
Sirosis hati B, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat (< dari 5 mg
%), SGOT> SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang
sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. HBsAg+, HBeAg/anti HBe dapat positif.
HBV-DNA seringnya sudah negatif.

Hepatitis C

1.
Sembuh dari hepatitis C, ditandai dengan anti HCV+, HCV-RNA (negatif), faal
hati yang normal.

2.
Hepatitis C kronik, ditandai dengan Anti HCV+, HCV-RNA +, faal hati sebagian
terbesar terganggu, tapi bisa normal pada sebagian kecil penderita.

3.
Sirosis hati C, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat( < dari 5mg
%), SGOT > SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang
sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. Anti HCV dan HCV-RNA positif.

Genotype hepatitis.

Pada hepatitis B ada 8 genotipe dan diberi nama abjad A sampai dengan H. Di
Indonesia terutama genotipe B dan C. Hepatitis C ada 6 genotipe dan diberi nama
angka 1 sampai 6. Dalam satu genotipe ada dibagi lagi menjadi sub-genotipe dan
tambahan huruf kecil dari a sampai c. Di Indonesia yang terbanyak adalah genotipe
1b. (> 65%)

Kelainan faal hati yang tidak specific

Hal ini biasanya terjadi pada penderita penyakit hati yang telah mempengaruhi
fungsi dari organ lain seperti ginjal, paru jantung dsb. Dalam hal seperti ini,
gambaran klinis serta pemeriksaan penunjang seperti USG, CT scan dan ERCP
(Endoscopy Retrograde Cholangio Pancreatography) atau bahkan biopsi hati
biasanya diperlukan untuk menegakan diagnosisnya.

Hasil laboratorium faal hati yang normal pada penderita penyakit hati yang
menahun.

Penderita kronik hepatitis B pada yang fase replikatif, inaktif/integratif sering


menunjukan hasil laboratorium yang normal. Juga pada penderita hepatitis C
(dengan HCV-RNA+), juga dapat menunjukan tes faal hati yang normal. Pada
penderita sirosis hati yang kompensata juga sering mempunyai tes faal hati yang
normal. Pada sirosis hati yang sudah lanjut sering kita mendapatkan kadar
SGPT/SGOT normal, hal ini terjadi karena jumlah sel hati pada sirosis berat sudah
sangat kurang sehingga kerusakan sel hati relatif sedikit. Tapi kadar bilirubin akan
terlihat meninggi dan perbandingan albumin/globulin akan terbalik. Bila kita cermati
lebih teliti maka kadar SGOT akan lebih tinggi SGPT.

Pelaporan hasil petanda hepatitis virus secara kuantitatif dan kualitatif.

1.

Hepatitis B.

Pemeriksaan kualitatif selalu lebih sensitif dari pada pemeriksaan kuantitatif. Cara
pemeriksaan kuantitiatif hepatitis B dikerjakan dengan bermacam cara dan tiap
cara mempunyai sensitivitas tertentu dan juga pelaporannya dapat memakai
satuan tertentu. Lihat tabel 5. Hasil kuantitiatif hepatitis B diatas 105 copy/ml
dianggap batas untuk diobati.

2.

Hepatitis C.

Juga pemeriksaan kualitatif lebih sensitif dari kuantitatif. Ada bermacam cara
pemeriksaan kuantiatif HCV dan mempunyai rentang sensitivitas yang berbeda.
Hasil kuantitatif dari 1 cara pemeriksaan kuantitatif HCV, tidak dapat disamakan
hasilnya dengan pemeriksaan HCV dengan cara yang lain. Tabel 6

Penyakit yang jarang tapi menunjukan gangguan faal hati

Penyakit thyroid/kelenjar gondok.


Penyakit hati auto immune (AIH)
Wilson disease
Alpha-1-antitrypsisn deficiency
Celiac disease
Muscle disorders

You might also like