Professional Documents
Culture Documents
peningkatan
berolahraga
volume
volume
plasma,
plasma
akan
sebaliknya
berkurang.
B12
dll.
Pada
pemberian
atau
heparin
mempengaruhi
hasil
pemeriksaan
hemostasis.
3. Waktu Pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada
pagi hari terutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa
zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi
hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah.
Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu
berhubung
dengan
tingkat
kegawatan
pasien
dan
persiapan
penderita
adalah
menenangkan
dan
digunakan
Perempuan
(4.52 4.60
(4.10
106/L)
Hemoglobin (g/dl)
5.90)
15.7
Hematokrit (%)
MCV (fL)
MCH (pg)
MCHC
RDW (%)
Hitung trombosit (x 103/L)
Spesimen
5.10)
(14.0 13.8
(12.3
17.5)
15.3)
46 (4250)
40 (3645)
88.0 (80.096.1)
30.4 (27.533.2)
34.4 (33.435.5)
13.1 (11.514.5)
311 (172450)
berada
di
dalam
eritrosit
dan
bertugas
untuk
berbagai
cara
untuk
menetapkan
kadar
Sahli
kurang
hemoglobin
diubah
baik,
karena
menjadi
tidak
hematin
semua
asam
macam
misalnya
karboksihemoglobin,
methemoglobin
dan
sulfhemoglobin.
antineoplastik(obat
kanker),
indometasin,
Hb terdapat
pada
pasien
dehidrasi,
atau
volume
eritrosit
yang
dimampatkan
tertentu
dan
dalam
waktu
tertentu.
Tujuan
hematokrit
atau
PCV
dapat
ditetapkan
secara
ada
2,
yaitu
mikrohematokrit/kapiler.
Nilai normal HMT:
metode
makrohematokrit
dan
Anak
: 33-38%
Laki-laki Dewasa
: 40-50%
darah
akut,
anemia,
leukemia,
multiple,
penyakit
gagal
ginjal
HMT,
dehidrasi, polisitemia
terjadi
vera,
pada
hipovolemia,
diare
berat, asidosis
mikroliter
dalah.
Seperti
hitung
leukosit,
untuk
Penurunan
eritrosit
meliputi
kehilangan
darah
leukosit
merupakan
indikator
yang
baik
untuk
kesalahannya
automatik
adalah
sampai
harga
alat
10%.
mahal
Keburukan
dan
sulit
cara
untuk
: 4000-10.000/ L
Bayi / anak
: 9000-12.000/ L
: 9000-30.000/ L
maupun
patologik.
Leukositosis
yang
fisiologik
infeksi
leukosit
atau
juga
radang
dapat
akut,
menunjukan
misalnya
adanya
pneumonia,
antibiotika
terutama
ampicillin,
eritromisin,
kanamisin,
tertentu,
SLE, reumaotid
terutama
artritis,
dan
virus,
malaria,
penyakit
alkoholik,
hemopoetik(anemia
kemoterapi
oral,
kanker,
indometasin,
diazepam,
metildopa,
diuretika,
rimpamfin,
patogen.
memiliki
Sel-sel
fungsi
itu
yang
adalah
khusus
neutrofil,
dalam
limfosit,
proses
penyakit.
Hitung
jenis
leukosit
hanya
absolut
dihitung
dengan
mengalikan
persentase
jumlah
Nilai normal
Melebihi
0,4-1%
normal
normal
inflamasi, leukemia, stress,
reaksi
40-100/L
infeksi
atau kehamilan,
Eosinofi 1-3%
inflamasi
Umumnya
hipertiroidisme
pada stress, luka bakar,
keadaan
100-300/L
alergi
atopi/ syok,
dan
infeksi adrenokortikal.
Neutrofi 55-70%
parasit
Inflamasi, kerusakan Infeksi
jaringan,
(2500-7000/L)
hiperfungsi
virus,
peyakit autoimun/idiopatik,
Hodgkin,
leukemia pengaruh
obat-
2%
tahun kolesistitis
apendisitis,
akut,
pancreatitis
akut,
Segmen 50-65%
(2500-6500/L)
pengaruh obat
infeksi
virus
kronis
dan kanker,
gagal
leukemia,
ginjal,
pemberian
SLE,
steroid
yang berlebihan
12 th 38%
Monosit 2-8%
200-600/L
SLE< RA
Anak 4-9%
Perbedaan
Tidak cocok
aglutinasi
memiliki
sel
darah
merah
dengan
antigen
di
golongan
darah
AB-positif
tidak
dapat
13
faktor
yang
mempengaruhi
pembekuan
darah
(koagulasi) yaitu
1) Faktor I
Fibrinogen: suatu faktor koagulasi yang tinggi berat
molekul protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi
trombin.
Kekurangan
faktor
ini
menyebabkan
masalah
paru-paru;
pembentukan
Jaringan
prothrombin
Tromboplastin
ekstrinsik
penting
yang
dalam
mengkonversi
jalur.
Proaccelerin
mengkatalisis
pembelahan
atau
kekurangan
diperoleh
vitamin
K),
(yang
hasil
berhubungan
dalam
dengan
kecenderungan
bertindak
Willebrand)
sebagai
(dalam
kofaktor
konser
dalam
dengan
aktivasi
faktor
faktor
von
X.
dari
pembekuan.
Setelah
aktivasi,
diaktifkan
prothrombinase;
hal
ini
dapat
membelah
dan
faktor
koagulasi
yang
stabil
yang
untuk
membentuk
pembekuan
darah.
yang
diaktifkan
juga
disebut
transglutaminase.
F. Morfologi sel
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah
diproduksi, termasuk sumsung tulang dan nodus limpa. Darah
adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena
berbentul cairan.
Darah merupakan medium transport tubuh, volume darah
manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah
sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orang
tidak sama, bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan
jantung atau pembuluh darah. Darah terdiri atas 2 komponen
utama, yaitu sebagai berikut
1) Plasma darah, baian cair darah yang sebagian besar terdiri
atas air, elektrolit, dan protein darah.
2) Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas
komponen-komponen berikut ini
a) Eritrosit/Sel darah merah (SDM- red blood cell)
Struktur eritrosit
Sel darah merah (eritrosit) merupakan cairan bikonkaf
dengan
diameter
sekitar
mikron.
Bikonkavitas
besi
Globin, bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan
2 rantai beta. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin
hemoglobin
merupakan
rekombinasi/berkaitan
dengan
hemoglobin
oksigen.
Tugas
yang
akhir
multipotensial
dalam
sumsum
tulang.
Sel
induk
eritrosit
mieloid,
dan
mengakariosibila
yang
sitoplasma
dibentuk
hemoglobin
yang
diikuti
Lama hidup
Eritrosit hidup selama 74-154 hari. Pada usia ini sistem
digambarkan
berdasarkan
terjadi
karena
proses
(hemolisis).
protein,
yaitu
hemoglobin
yang
akan
bergerak
tulang
yang
berbentuk
cakram
bulat,
oval,
dan
histamin)
yang
menyebabkan
terjadinya
dapat
tersebut
suatu
mengeluarkan
emboli,
maka
bahan-bahan
dalam
hemostasis.
Pemeriksaan
penyaring
ini
merupakan
penyebab
tersering
dari
(indeks
jalur
bisa
secara
kuantitatif
atau
dengan
cara
pendarahan
biasanya
normal.
Pada
keadaan
normal,
nilai
penting.
Tes
ini
mengukur
penurunan
yang
mempunyai
kelainan
biasanya
lebih
tinggi
CBC
merupakan
pengambilan
sampel
darah
dan
menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih. Hasil
pemeriksaan CBC tidak dapat digunakan untuk mendiagnosa
DIC, namun dapat memberikan informasi seorang tenaga
medis untuk menegakkan diagnose.
5. Hapusan Darah
Pada tes ini, tetes darah adalah di oleskan pada slide dan
diwarna dengan pewarna khusus. Slide ini kemudian diperiksa
dibawah mikroskop jumlah, ukuran dan bentuk sel darah
merah, sel darah putih,dan platelet dapat di identifikasi. Sel
darah sering terlihat rusak dan tidak normal pada pasien
dengan DIC.
Skor Tes Pembekuan
Scoring system untuk DIC diajukan oleh ISTH
(International Society on thrombosis and Hemostasis)
Skor
atau 0
1
2
3
Skala
Jumlah
>100
<100
<50
<3
>3
Platelet
(x109/L)
PT (detik)
but
<6
<1
Fibrinogen(
>1
g/L)
Fibrin-
Tidak
Meningkat Peningkatan
related
meningka
sedang
yang tajam
markers*
(meningkat)
TOTAL
I.
infektif
menyebabkan
hyperplasia
Pada
darah
normal
96%
eritrosit
akan
terlisis,
menurun
sampai
kurang
dari
normal
tetapi
bila
terdapat
sedang
dengan
pergeseran
ke
kiri.
Pada
muda
berinti
metamegalialuariosit
satu,
patologis
memperlihatkan
proliferasi
sel
cairan
cerebrospinal.
atau
solid.
Untuk
menentukan
stadium
dapat
bahan
untuk
konfirmasi
hasil
(Sjamsuhidayat, 2004)
M.Pemeriksaan diagnostik Ca colon
1) Barium Enema
Pemeriksaan dengan barium enema
negatif
tersebut.
dapat
dilakukan
barium).
Kombinasi udara
lebih
2) Endoskopi
Tes tersebut diindikasikan untuk menilai seluruh mukosa
kolon
karena
3%
dari
pasien
mempunyai
kanker
dan
mendeteksi
20-25%
dari
kanker
kolon.
Rigid
rectum
sensitivitas
kolonoscopi
dalam
diagnosis
beberapa
parameter.
Tingginya
nilai
CEA
konsentrasi
CEA
serum
merupakan
faktor
pada
monitoring
berkelanjutan
setelah
pembedahan.
Meskipun keterbatasan spesifitas dan sensifitas dari tes
CEA, namun tes ini sering diusulkan untuk mengenali adanya
rekurensi dini. Tes CEA sebelum operasi sangat berguna
sebagai
faktor
prognosa
dan
apakah
tumor
primer
karena
sel
tumor
yang
bermetastase
sering
tes
adalah
faktor
yang
akan
mempengaruhi
dengan
kanker
kolon
karena
sulitnya
dalam
dengan
menggunakan
CT
scan.
Karena
pucat
(hipokrom).
4) MCH : bisa normal atau sedikit menurun. Bila anemia
bertambah berat, eritrosit akan mengecil (mikrositer).
5) Pemeriksaan morfologi darah tepi dimana ditemukan
Eritrosit hipokrom mikrositer kadang dapat ditemukan
ovalosit dan sel target
6) Retikulosit menurun
7) Trombosit dan leukosit normal
8) Pada pemeriksaan sumsum
keadaan
hiperplasi
sistem
tulang
dapat
eritropoiesis,
ditemukan
Normoblast
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Wiwik & Haribowo, Andi Sulistyo. 2008. Buku Ajar
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
Guyton, et al. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 10.
Jakarta : EGC
Sjamsuhidayat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.Jakarta :
EGC
Staf Pengajar FKUI. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid
2. FKUI: Media Aesculapius
Ester, Monica. 2001. Keperawatan Medikal Bedah: Pendekatan
Sistem Gastrointestinal. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
A.J. Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss. 2005. Kapita Selekta :
Hematologi. Edisi 4. Jakarta : EGC