You are on page 1of 11

harta

(BUKHARI - 71) : Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi


berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata, telah
menceritakan kepadaku Isma'il bin Abu Khalid -dengan lafazh
hadits yang lain dari yang dia ceritakan kepada kami dari Az
Zuhri- berkata; aku mendengar Qais bin Abu Hazim berkata; aku
mendengar Abdullah bin Mas'ud berkata; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tidak boleh mendengki kecuali terhadap dua
hal; (terhadap) seorang yang Allah berikan harta lalu dia
pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran dan seseorang
yang Allah berikan hikmah lalu dia mengamalkan dan
mengajarkannya kepada orang lain".

Bekerja


(BUKHARI - 1353) : Telah menceritakan kepada kami Muslim bin
Ibrahim telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah
menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Burdah dari bapaknya
dari kakeknya dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda:
"Wajib bagi setiap muslim bershadaqah". Mereka (para sahabat)
bertanya: "Wahai Nabi Allah, bagaimana kalau ada yang tidak
sanggup?". Beliau menjawab: "Dia bekerja dengan tangannya
sehingga bermanfaat bagi dirinya lalu dia bershadaqah". Mereka
bertanya lagi: "Bagaimana kalau tidak sanggup juga?". Beliau
menjawab: "Dia membantu orang yang sangat memerlukan
bantuan". Mereka bertanya lagi: "Bagaimana kalau tidak sanggup
juga?". Beliau menjawab: "Hendaklah dia berbuat kebaikan
(ma'ruf) dan menahan diri dari keburukan karena yang demikian
itu berarti shodaqah baginya".

Upah

(BUKHARI - 2075) : Telah menceritakan kepada saya Bisyir bin


Marhum telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaim dari
Isma'il bin Umayyah dari Sa'id bin Abi Sa'id dari Abu Hurairah
radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Allah Ta'ala berfirman: Ada tiga jenis orang yang Aku menjadi
musuh mereka pada hari qiyamat, seseorang yang bersumpah
atas namaku lalu mengingkarinya, seseorang yang menjual orang
yang telah merdeka lalu memakan (uang dari) harganya dan
seseorang yang memperkerjakan pekerja kemudian pekerja itu
menyelesaikan pekerjaannya namun tidak dibayar upahnya".

Jual beli

(BUKHARI - 2055) : Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin


Wahab telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Yunus berkata,
telah menceritakan kepada saya bapakku telah menceritakan
kepada saya Ishaq bin Abi Tholhah Al Anshari dari Anas bin Malik
radliallahu 'anhu bahwa dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam melarang dari Al Muhaaqalah (jual beli buah yang masih
ditangkai dengan gandum), Al Mukhodharoh (jual beli buah atau
biji-bijian sebelum matang), Al Mulaamasah (terjadi jual beli jika
calon pembeli memegang barang dagangan), Al Munaabadzah
(jual beli dengan melempar barang dagangan) dan Al
Muzaabanah (jual beli kurma yang masih dipohon dengan kurma
yang sudah dipetik).

Salam dan istishna

(BUKHARI - 2086) : Telah menceritakan kepada kami Shadaqah


telah mengabarkan kepada kami Ibnu 'Uyainah telah
mengabarkan kepada kami Ibnu Abi Najih dari 'Abdullah bin Katsir
dari Abu Al Minhal dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata:
Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah,
mereka (penduduk Madinah) mempraktekan jual beli buahbuahan dengan sistim salaf, yaitu membayar dimuka dan

diterima barangnya setelah kurun waktu dua atau tiga tahun


kemudian, Maka Beliau bersabda: "Siapa yang mempraktekkan
salaf dalam jual beli buah-buahan hendaklah dilakukannya
dengan takaran yang diketahui dan timbangan yang diketahui,
serta sampai waktu yang di ketahui". Telah menceritakan kepada
kami Ali telah mengabarkan kepada kami Sufyan, dia berkata;
telah menceritakan kepadaku Ibnu Abi Najih, dan beliau bersabda:
"maka hendaklah melakukan salaf dengan timbangan yang di
ketahui dan sampai waktu yang di ketahui." Telah menceritakan
kepada kami Qutaibah telah mengabarkan kepada kami Sufyan
dari Ibnu Abi Najih dari Abdullah bin Katsir, dari Abu Minhal, dia
berkata; aku mendengar 'Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma berkata;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, dan beliau
bersabda: "dengan takaran yang diketahui dan sampai waktu
yang diketahui (pasti) ".
Khiyar

(BUKHARI - 1937) : Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin


Harb telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dari
Shalih Abu AL Khalil dari 'Abdullah bin Al Harits yang
dinisbatkannya kepada Hakim bin Hizam radliallahu 'anhu
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dua
orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar (pilihan

untuk melangsungkan atau membatalkan jual beli) selama


keduanya belum berpisah", Atau sabda Beliau: "hingga keduanya
berpisah. Jika keduanya jujur dan menampakkan dagangannya
maka keduanya diberkahi dalam jual belinya dan bila
menyembunyikan dan berdusta maka akan dimusnahkan
keberkahan jual belinya".

Gadai

(BUKHARI - 1926) : Telah menceritakan kepada kami Mu'alla bin


Asad telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahid telah
menceritakan kepada kami Al A'masy berkata; Kami
membicarakan tentang gadai dalam jual beli kredit (Salam) di
hadapan Ibrahim maka dia berkata, telah menceritakan kepada
saya Al Aswad dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari orang

Yahuid yang akan dibayar Beliau pada waktu tertentu di kemudian


hari dan Beliau menjaminkannya (gadai) dengan baju besi.
Ijarah

(BUKHARI - 1199) : Telah menceritakan kepada kami Qabishah bin


'Uqbah telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Khalid Al
Hadza' dari Ummu AL Hudzail dari Ummu 'Athiyyah radliallahu
'anha berkata: "Kami dilarang mengantar jenazah namun Beliau
tidak menekankan hal tersebut kepada kami".
Utang piutang

(MUSLIM - 3003) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad


bin Basysyar bin Utsman Al 'Abdi telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah
dari Salamah bin Kuhail dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dia
berkata, "Seorang laki-laki pernah menagih hutang kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan cara kasar,
sehingga menjadikan para sahabat tidak senang. Nabi shallallahu
'alaihi wasallam lalu bersabda: "Sesungguhnya orang yang
berpiutang berhak untuk menagih." Kemudian beliau bersabda:
"Belikanlah dia seekor unta muda, kemudian berikan kepadanya."
Kata para sahabat, "Sesungguhnya kami tidak mendapatkan unta
yang muda, yang ada adalah unta dewasa dan lebih bagus
daripada untanya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Belilah, lalu berikanlah kepadanya. Sesungguhnya
sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam melunasi
hutang."

Riba

(DARIMI - 2467) : Telah mengabarkan kepada kami Abu 'Ashim


dari Ibnu Juraij dari 'Ubaidullah bin Abu Yazid dari Ibnu Abbas, ia
berkata; telah mengabarkan kepadaku Usamah bin Zaid bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya

riba bisa terjadi dalam hutang piutang." Abdullah berkata;


"Maksudnya adalah satu dirham dengan dua dirham."

Mudharabaha

(ABUDAUD - 2937) : Telah menceritakan kepada kami Musaddad,


telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Syabib bin
Qarqadah, telah menceritakan kepadaku Al Hayyu dari 'Urwah bin
Abu Al Ja'dan Al Bariqi, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam telah memberinya uang satu dinar agar ia belikan satu
ekor hewan kurban atau satu ekor kambing. Kemudian ia membeli
dua ekor kambing lalu ia menjual salah satunya dengan harga
satu dinar. Kemudian ia datang kepada beliau dengan membawa
satu ekor kambing dan uang satu dinar. Kemudian beliau
mendoakannya agar mendapatkan berkah dalam jual belinya.Ia
apabila membeli tanah niscaya mendapatkan keuntungan. Telah

menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ash Shabbah, telah


menceritakan kepada kami Abu Al Mundzir, telah menceritakan
kepada kami Sa'id bin Zaid yaitu saudara Hammad bin Zaid, telah
menceritakan kepada kami Az Zubair bin Al Khirrit, dari Abu Labid
telah menceritakan kepadaku Urwah Al Bariqi dengan hadits ini
dan lafazhnya diperselisihkan.
Musyarokah

(ABUDAUD - 2936) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad


bin Sulaiman Al Mishshishi, telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Az Zibriqan, dari Abu Hayyan At Taimi, dari
ayahnya dari Abu Hurairah dan ia merafa'kannya. Ia berkata;
sesungguhnya Allah berfirman: "Aku adalah pihak ketiga dari dua
orang yang bersekutu, selama tidak ada salah seorang diantara
mereka yang berkhianat kepada sahabatnya. Apabila ia telah
mengkhianatinya, maka aku keluar dari keduanya."

You might also like