You are on page 1of 11

HAMA TANAMAN HORTIKULTURA

( Laporan Praktikum Pengendalian Hama Tanaman )

Oleh
Luthfah Qurrota Aini
1414121131
Kelompok 5

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

HAMA TANAMAN PANGAN

Hama adalah sekelompok binatang yang mengganggu manusia dan menyebabkan


kerugian secara ekonomis. Untuk lebih spesifik, hama dapat diartikan yaitu
sekelompok binatang yang menyerang tanaman budidaya sehingga hasil yang
didapatkan tidak maksimal dan menyebabkan kerugian secara ekonomi.
Kebanyakan hama yang menyebabkan kerusakan pada tanaman adalah dari
kelompok serangga. Keberadaan hama tersebut sangat dirisaukan, karena
kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan hama bisa menyebabkan kualitas dan
kuantitas panen pada suatu pertanaman mengalami penurunan. Hal tersebut tentu
juga akan mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Hama yang merugikan secara
ekonomi, biasanya merupakan hama yang menyerang pada bagian tanaman yang
kita konsumsi, atau biasa kita sebut dengan hama langsung.
Berikut merupakan beberapa hama yang sering ditemukan pada tanaman
hortikultura :
A. Ulat Bawang (Spodoptera exigua Hubner).
Klasifikasi

Phylum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Lepidoptera

Famili

: Noctuidae

Genus

: Spodoptera

Spesies

: Spodoptera exigua Hbner.

Bioekologi

Imago S. exigua berupa ngengat berwarna putih gelap atau kelabu dengan titik
kuning pada sayap depan. Telurnya berwarna hijau atau kuning terang diletakkan
pada malam hari pada daun bawah dalam bentuk kluster yang masing-masing
terdiri dari 50-150 butir telur yang ditutupi bulu-bulu halus berwarna putih atau
putih kekuning-kuningan . Telur umumnya menetas dalam waktu 2-5 hari. Instar
pertama dan kedua umumnya makan secara berkelompok (gregariously) pada
bagian dalam daun muda dengan membentuk gejala khas berupa membran putih
transparan atau lubang masuk (windowing). Larva berbentuk bulat panjang
dengan ukuran instar akhir antara 2.5-3.0 cm, memiliki variasi warna yang sangat
banyak (polimorfisme) dari berwarna hijau sampai hitam pekat, dengan cirri khas
berupa garis memanjang (longitudinal stripes). Pupanya berwarna coklat terang
atau coklat gelap berada di dalam tanah di bawah tanaman yang terserang.
Ngengat dewasa aktif pada malam hari. Pada malam hari serangga dewasa
makan, berkopulasi, dan bermigrasi, sedangkan pada siang hari ngengat
beristirahat di dasar tanaman. Ngengat sangat tertarik terhadap cahaya. Kerusakan
terjadi karena larva makan bagian atas tanaman pada malam hari dan cuaca yang
berawan. Larva mulai makan dari tepi daun sampai hanya meninggalkan tulang
daun dan batang.
Perilaku Menyerang :
larva yang masih kecil merusak daun dan menyerang secara serentak
berkelompok. dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas, transparan
dan tinggal tulang-tulang daun saja. Biasanya larva berada di permukaan bawah
daun, umumnya terjadi pada musim kemarau.
Pengendalian

1. Kultur teknis
Pengolahan tanah yang intensif.
2. Pengendalian fisik / mekanis
Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian
memusnahkannya. Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat

sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah
pertanaman sejak tanaman berumur 2 minggu.
3. Pengendalian hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti : patogen Sl-NPV (Spodoptera litura
Nuclear Polyhedrosis Virus), cendawan Cordisep, Aspergillus flavus,
Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium anisopliae, bakteri
Bacillus thuringensis, nematoda Steinernema sp., predator
Sycanus sp. , Andrallus spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid
Apanteles sp., Telenomus spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp.

4. Pengendalian kimiawi
Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah monokrotofos,
diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos, sianofenfos, dan karbaril
apabila berdasarkan hasil pengamatan tanaman contoh, intensitas serangan
mencapai lebih atau sama dengan 12,5% per tanaman contoh.
B. Hama Kutu Putih Pepaya (Paracoccus marginatus)
Klasifikasi

Kerajaan

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Hemiptera

Super famili

: Coccoidea

Famili

: Pseudococcidae

Spesies

: Paracoccus marginatus

Bioekologi

Paracoccus marginatus termasuk jenis kutu-kutuan yang seluruh tubuhnya


diselimuti oleh lapisan lilin berwarna putih. Tubuh berbentuk oval dengan
embelan seperti rambut-rambut berwarna putih dengan ukuran yang pendek.
Hama ini terdiri dari jantan dan betina, dan memiliki beberapa fase perkembangan
yaitu: fase telur, pradewasa (nimfa), dan imago.

Kutu putih pepaya betina dan jantan memiliki tahapan perkembangan hidup yang
berbeda. Kutu putih pepaya betina mengalami metamorfosis paurometabola
(metamorfosis bertahap). Sedangkan Kutu putih pepaya jantan mengalami
metamorfosis holometabola (metamorfosis sempurna).
Perilaku Menyerang :
Hama kutu putih biasanya bergerombol sampai puluhan ribu ekor. Mereka
merusak dengan cara mengisap cairan. Semua bagian tanaman bisa diserangnya
dari buah sampai pucuk. Serangan pada pucuk menyebabkan daun kerdil dan
keriput seperti terbakar. Hama ini juga menghasilkan embun madu yang kemudian
ditumbuhi cendawan jelaga sehingga tanaman yang diserang akan berwarna
hitam. Pada keadaan serangan berat, seluruh permukaan bawah daun pepaya
penuh ditutupi kutu yang menyebabkan daun mengering dan akhirnya tanaman
mati. Serangan berat pada buah dapat menyebabkan buah tidak laku dijual atau
dimakan karena terbentuknya lapisan lilin tebal pada permukaan buah
Pengendalian

1. Musuh alami untuk kutu putih pepaya adalah parassitoid Acerophagus papayae
2. Menggunakan pesstisida nabati, diantaranya daun sirsak, bawang putih, dll
3. Menggunakan ramuan sederhana dengan campuran air, sabun colek, minyak
tanah, dan pestisida.
C. Kutu Putih Nanas (Dysmicoccus brevipes)
Klasifikasi

Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthopoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Hemiptera

Famili

: Pseudococcidae

Genus

: Dysmicoccus

Spesies

: Dysmicoccus brevipes

Bioekologi

Dysmicoccus brevipes adalah kutu putih yang berbentuk oval, berwarna agak
kehijau- hijauan, abu-abu atau kekuning-kuningan. Kutu ini mempunyai tipe
alat mulut menusuk menghisap. Serangga ini disebut kutu putih karena
seluruh tubuhnya ditutupi oleh lilin yang dikeluarkan oleh trilocular
pore pada kutikula melalui proses sekresi. Lilin-lilin ini merupakan salah
satu ciri morfologi untuk mengidentifikasi spesies imago betina. Imago
betina tidak aktif bergerak dan berkembang setelah melalui proses ganti
kulit (moulting).
Dysmicocus brevipes berwarna merah muda dan lebih dikenal dengan
sebutan mealybugnanas. Serangga ini melewati tiga tahap larva sebelum
menjadi dewasa. Imago betina D. brevipesberkembangbiak secara
partenogenesis yaitu dapat melahirkan nimfa tanpa dibuahi jantan terlebih
dahulu. Betina dewasa dapat menghasilkan keturunan sekitar 2341000 crawler. Siklus hidup betina dewasa bervariasi dari 31-80 hari, ratarata sekitar 56 hari. Bentuk biseksual kutu putih terdapat di Brasil dan
Malaysia. Spesies ini tidak bertelur, sebaliknya ovovivipar yang berarti hidup
muda sebagai larva. Imago jantan dapat hidup selama 1-3 hari, sedangkan
imago betina dapat hidup lebih lama sekitar 17- 49 hari.

Perilaku Menyerang :
Sifat biologisnya merusak tanaman dengan cara menusuk menghisap cairan
tanaman serta mengeluarkan racun, mengakibatkan terjadinya khlorosis,
kerdil, malformasi daun, daun muda dan buah rontok, banyak menghasilkan
eksudat berupa embun madu sampai menimbulkan kematian tanaman. Kutu
putih ini memiliki potensi merugikan secara ekonomis yang cukup tinggi.

Pengendalian

1. Cara Kultur Teknis


Membajak tanah, mengurangi kepadatan buah, pembungkusan buah,
membakar sisa tanaman, embersihkan Gulma.
2. Cara Biologi atau Hayati
Menggunakan musuh alami seperti parasitoid dan predator. Beberapa
parasitoid antara lain Aenasius cariocus,A. colombiensis, Anagyrus
ananatisGahan,Euryhopauus propinquusKerrich, Hambletonia
pseudoccinadan Ptomastidae abnormis. Predator yang digunakan untuk
mengendalikan kutu putih yaituCryptolaemus
montrouzieriMulsant, Scymnus(Pullus) unicatusSicard dan Scymnus pictus.
3. Cara Kimiawi
Mencegah semut dengan memberi kapur anti semut, menyemprot dengan
insektisida dan fungisida yang efektif dan terdaftar (bila ada jelaga hitam).

D. Trips pada Cabe (Thrips parvisipinus )


Klasifikasi

Kingdom

: Animalia

Divisi

: Anthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Tysanoptera

Famili

: Tripidae

Genus

: Thrips

Spesies

: Thrips parvispinus

Bioekologi

Panjang thrips antara 1-1,2 mm, berwarna hitam, bergaris merah atau tidak bercak
merah. Nimfa (thrips muda) berwarna putih atau putih kekuningan, tidak bersayap

dan kadang-kadang berbercak merah. Thrips dewasa bersayap dan berambut


berumbai-rumbai. Telur thrips berbentuk seperti ginjal atau oval.

Siklus hidup hama trips sekitar 3 minggu. Di daerah tropis siklus hidup tersebut
bisa lebih pendek (7 - 12 hari), sehingga dalam satu tahun dapat mencapai 5 10
generasi. Trips dewasa dapat hidup sampai 20 hari. Nimfa berwarna keputihputihan atau kekuning-kuningan, tidak bisa terbang tetapi hanya meloncat-loncat
saja. Penyebaran dari satu tanaman ke tanaman lain berlangsung sangat cepat
dengan bantuan angin.
Perilaku Menyerang :
Thrips mengisap cairan pada permukaan daun dimana daun yang telah diisap
menjadi berwarna putih seperti perak karena udara masuk ke dalamnya. Bila
terjadi serangan hebat, daun menjadi kering dan mati. Tanaman muda yang
terserang akan layu dan mati.
Pengendalian

1. Tanaman yang kekurangan air lebih banyak diserang thrips. Untuk itu,
tanaman tomat harus disiram dengan air yang cukup;
2. Gulma di areal tanaman tomat harus dibersihkan agar tidak menjadi tempat
berlindung thrips;
3. Disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon, Malathion dan
Monocrotophos.
E. Ulat Penggerek Umbi Kentang (Phthorimaea operculella)
Klasifikasi

Kingdom

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Lepidoptera

Famili

: Gelechiidae

Genus

: Phthorimaea

Spesies

: Phthorimaea operculella

Bioekologi

Ukuran serangga sekitar 1,0 1,5 mm. Serangga meletakkan telur pada daun atau
di sekitar mata umbi kentang. Larva (ulat) ukurannya 10 mm, berwarna putih
kekuningan, kepala berwarna coklat tua dan permukaan dorsal berbayangan
/nampak hijau terang atau merah muda. Sedangkan pupa yang terbentuk dari
larva itu berwarna kecoklatan dengan ukuran panjang 65 mm dan tertutup oleh
benang-benang halus menyerupai kepompong. Berupa ngengat bersayap depan
berwarna coklat kelabu dengan sedikit bercak dan berumbai rambut halus,
sedangkan sayap belakang berwarna putih kusam.

Perilaku Menyerang :
Larva memakan daun dengan cara membuat alur-alur pada daun atau membuat
lubang dan lorong pada umbi. Gejala pada umbi ditandai adanya kotoran
berwarna coklat tua pada kulitnya. Akan terlihat alur-alur yang dibuat oleh ulat.
Daun terlihat berwarna merah tua dan nampak adanya jalinan seperti benang yang
membungkus ulat kecil berwarna kelabu. Terkadang daun menggulung karena
digunakan untuk bersembunyi dalam (menggulung)
Pengendalian

1. Kultur Teknis
Lakukan pengairan yang cukup untuk mencegah keretakan tanah sehingga
ulat tidak menyerang umbi melalui tanah yang retak, dilakukan
pembumbunan untuk menutup umbi sehingga tidak terserang ulat tersebut.
Dapat juga dengan mempertinggi guludan sehingga umbi tidak muncul ke
permukaan tanah.
2. Mekanik
Daun-daun yang terserang hama dipotong, dikumpulkan kemudian
dimusnahkan dengan cara dibakar sehingga daun yang sudah terserang hama
tersebut tidak menjadi sumber penyebaran hama. Usahakan pertanaman

kentang selalu dalam keadaan bersih sehingga hama tidak mudah berkembang
biak. Untuk itu, segala gulma dan kotoran yang ada di pertanaman kentang
dibuang atau dibersihkan.
3. Biologi
Pengolahan tanah yang sesuai. Pemakaian agensi hayati.
4. Kimia
Menggunakan insektisida yang sudah diizinkan oleh pemerintah yang khusus
untuk mengendalikan penggerek daun dan umbi kentang.

LAMPIRAN

You might also like