You are on page 1of 19

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN

ION EXCHANGE
I.

TUJUAN PERCOBAAN
- Menghasilkan produk berupa air yang bebas ion-ion pengotor
- Membandingkan kualitas air sebelum dan sesudah dikontakkan
kedalam kolom

II.

ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan :
- Unit ion exchange
- Tempat sampel
- Gelas kimia
- Erlenmeyer
- Buret
- Pipet ukur
- Bola karet
- Corong
-

III.

Bahan yang digunakan:


Larutan CaCO3
Dinatrium dihidrogen EDTA dihidrat
MgCl2. 6H2O
Indikator errochrome T
Aquadest

DASAR TEORI
Penukar ion (ion exchange)
Dalam kolom resin penukar kation terjadi reaksi pertukaran
kation pengotor air dengan H+ dari resin penukar ion terjadi pertukaran
kation pengotor air dengan ion OH- dari resin penukar anion. Pertukaran
kation pengotor air dengan OH- dari resin penukar anion.
Resin Penukar Ion
Resin penukar ion adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi
sampai tingkat yang tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubungan
silang(cross linking) serta gugusan yang mengandung ion-ion yang
dipertukarkan berdasarkan gugusan fungsionalnya, resin penukar ion
terbagi menjadi dua, yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion.
Resin penukar kation, mengandung kation yang dapat dipertukarkan

sedangkan resin penukar anion mengandung anion yang dapat


dipertukarkan.
Sifat-Sifat penting resin penukar ion adalah sebagai berikut :
a. Kapasitas penukar ion
b. Selektivitas
c. Derajat ikat silang
d. Porositas
e. Kestabilan resin
Aplikasi Penukar Ion (ion exchanger)
Dengan memahami prinsip dasar reaksi pertukaran ion dan sifatsifat resin, maka dengan mudah dapat dipahami berbagai aplikasi resin
penukar ion dalam industry diantaranya adalah :
1. Pelunakan Air (water softening)
Banyak air tanah yang dipakai dalam industry mengandung
unsure-unsur kalsium (Ca), dan magnesium (Ma), terutama air tanah
yang diambil di daerah-daerah bergunung kapur. Unsure-unsur
tersebut berada dalam senyawa hidrokarbonat yang larut dalam air,
sehingga terlihat tetap jernih.
Air tersebut yang disebut air sadah mempunyai banyak kerugian
diantaranya :
a. Sebagai air minum mungkin akan menyebabkan kecenderungan
terbentuknya batu kandung kemih
b. Sebagai pencuci, air tersebut akan mengurangi daya cuci sabun
c. Sebagai air minum umpan boiler akan menyebabkan timbulnya
kerak CaCO3 atau MgCO3 yang menghambat hantaran panas.
Oleh karena itu ion Ca2+ dan Mg2+ harus diambil dan salah satu
cara adalah resin penukar ion dalam bentuk R-Na :
2 R-Na + Ca2+
R2Ca + 2 Na2+
2 R-Na + Mg2+
R2Mg + 2 Na2+

Gambar 1. Pelunakan Air


2. Demineralisasi Air (water demenaralizer)
Air didalam banyak mengandung ion-ion baik kation maupun
anion. Air tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan resin
penukar ion, kation kation seperti Na+ , K+ , Ca+ , Mg+ , Fe+ dan
sebagainya dapat diambil ileh resin dalam bentuk R-H dengan reaksi :
R H + K+
RK+H
+
Diamna K adalah kation. Sedangkan anion anion seperti Cl - ,
NO3-, SO43- dapat diserap oleh resin penukar anion dalam bentuk R
OH dengan reaksi :
R OH + AR A + OH+
Dimana A adalah anion. Produk H dan OH- dari reaksi akan
menjadi :
H+ + OHH2O
Dengan demikian air akan keluar bebas ion ion atau disebut
bebas mineral. Oleh karena itu prosesnya disebut demineralisasi atau
biasanya disebut dengan aqua DM. apabila resin telah jenuh, maka
prosesx regenerasi dapat dilakukan dengan mengalirkan asam 4N
untuk resin anion dengan reaksi :
R K + H- (4N)
R A+ OH- (4N)

R H + KR OH + A-

Dalam industry atau lab dan kesehatan, banyak diperlukan air


bebas dari ion-ion tersebut atau ion bebas mineral.

Dalam pembuatan alat demineral air, dapat 3 model yaitu :


a. System 2 kolom (double bed)

Gambar 2. Sistem Dua Kolom

b. Sistem satu kolom (mixed bed)

Gambar 3. Sistem Satu Kolom


c. System kombinasi

Gambar 4. Sistem Kombinasi

3. Detoksifikasi air limbah dan daur ulang


Dengan kemampuan penukar ion seperti diatas, sudah dapat
diduga bahwa resin amat berpotensi dalam pengolahan air limbah.
Kontaminan atau polutan beracun seperti logam-logam berat.
Dengan demikian proses yang terjadi adalah pengambilan
senyawa berbahaya yang dapat didaur ulang dan dihasilkan air yang
bebas mineral yang dapat digunakan kembali.

IV.

PROSEDUR KERJA
1. Mempersiapkan unit ion exchanger.

2. Menyiapkan larutan sampel yang akan dihilangkan kandungan ion-ion


atau limbah cair buatan seperti sabun.
3. Mengatur bukaan valve sesuai arah alirannya.
4. Menghidupkan pompa yang digunakan.
5. Mengambil sampel hasil dari pengontakan dengan resin dengan
membuka valve produk kolom ion exchanger untuk kemudian
melakukan analisa.
A. Kation
1. Membuat larutan CaCO3
Menimbang 0,4 gr CaCO3, kemudian melarutkan dalam 1000 ml
aquadest.
2. Memipet 50 ml larutan CaCO3 yang telah dibuat, sisanya memasukkan
ke dalam unit ion exchanger.
3. Memipet 50 ml larutan CaCO3 yang telah dikontakkan ke unit ion
exchanger kedalam Erlenmeyer.
Standarisasi Larutan CaCO3
1. Menambahkan 5 ml indikator buffer amoniak pada masing-masing
Erlenmeyer.
2. Menambahkan 5 tetes indikator eriocrom.
3. Mentitrasi dengan EDTA hingga berubah warna dari merah anggur
menjadi biru.
4. Mencatat volume titrasi.
Penentuan Kesadahan
1. Memipet 50 ml aquadest ( sebagai sampel) ke dalam Erlenmeyer.
2. Memipet 50 ml aquadest yang sebelumnya telah dikontakkan pada ion
exchanger, ke dalam Erlenmeyer yang berbeda.
3. Menambahkan 1 ml indikator buffer amoniak pada masing-masing
Erlenmeyer.
4. Menambahkan 5 tetes indikator eriocrom.
5. Mentitrasi dengan EDTA hingga berubah warna dari merah anggur
menjadi biru.
6. Mencatat volume titrasi.
B. Kation
Standarisasi Lrutan Baru HCl dengan NaCl
1. Membuat larutan 0,1 M HCl dengan volume 500 ml.

2. Menimbang dengan teliti 2,5 gr NaCl, melarutkan dengan aquadest


sampai 500 ml.
3. Menyiapkan 2 buah Erlenmeyer.
4. Menambahkan masing-masing 26 ml NaCl sebelum dan yang sesudah
dikontakkan dengan ion exchanger dalam Erlenmeyer.
5. Menambahkan 2 tetes indikator metil merah, kemudian mentitrasi
dengan HCl.
6. Mencatat volume titrasi.
Penentuan Karbonat Bikarbonat
1. Menyiapkan 2 buah Erlenmeyer, mengisi masing-masing dengan 25 ml
aquadest murni dan 25 ml aquadest yang telah dikontakkan dalam ion
exchanger.
2. Menambahkan 2 tetes indikator metil merah.
3. Mentitrasi dengan HCl hingga berubah warna dari kuning menjadi
merah muda.
4. Mencatat volume titrasi.

V.
VI.

PERTANYAAN
(Terlampir)
DATA PENGAMATAN
A. Kation
Percobaan

Volume EDTA (ml)

CaCO3 sebelum masuk ion exc.

0,60

CaCO3 setelah masuk ion exc.

0,45

H2O sebelum masuk ion exc.

4,00

H2O 1x masuk ion exc.

0,90

H2O 3x masuk ion exc.

0,50

B. Anion
Percobaan

Volume HCl (ml)

NaCl sebelum masuk ion exc.

0,8

NaCl setelah masuk ion exc.

0,3

VII.

H2O sebelum masuk ion exc.

0,7

H2O setelah masuk ion exc.

0,5

PERHITUNGAN
A. Percobaan dengan Resin Kation
- Pembuat Larutan EDTA (500 ppm)
gr = MEDTA x V
= 500 mg/L x 1 L
= 500 mg = 0,5 gr
-

Pembuatan Larutan CaCO3 (400 ppm)


M CaC O
gr
=
xV
3

= 500 mg/L x 1 L
= 500 mg = 0,5 gr
-

Penentuan unsur kation sebelum dikontakkan pada Unit Ion Exchanger


CaCO3
BE CaC O
mg Ca+
= VEDTA x NEDTA x
3

= 0,6 ml x

1L
500 mg/ L
x
1000 ml 246,67 gr /ml

x 100,09

gr/ml
= 0,1217 mg
+
ml
a
1000
x mgC
L
ml contoh
=

Ca
M

1000
=

ml
x 0,1217 mg
L
25 ml

= 4,868 ppm
H2O
mg H+

= VEDTA x NEDTA x
= 4 ml x

BE H

1L
500 mg / L
x
1000 ml 246,67 gr /ml

= 0,146 mg

x 18 gr/ml

H +
M

=
1000
=

1000

ml
H +
x mg
L
ml contoh

ml
x 0,146 mg
L
25 ml

= 5,84 ppm
-

Penentuan unsur kation setelah dikontakkan pada Unit Ion Exchanger


CaCO3
BE CaC O
mg Ca+
= VEDTA x NEDTA x
3

= 0,45 ml x

1L
500 mg/ L
x
1000 ml 246,67 gr /ml

x 100,09

gr/ml
= 0,091 mg
ml
a+
1000
x mgC
L
ml contoh
=

Ca
M

1000
=

ml
x 0,091 mg
L
25 ml

= 3,65 ppm
H2O ( 1 kali dikontakkan)
mg H+

= VEDTA x NEDTA x
= 0,9 ml x

1L
500 mg/ L
x
1000 ml 246,67 gr /ml

x 18 gr/ml

= 0,033 mg
ml
H +
1000
x mg
L
ml contoh
=

H
M

1000
=

ml
x 0,033 mg
L
25 ml

= 1,32 ppm
H2O ( 3 kali dikontakkan)
mg H+

BE H

= VEDTA x NEDTA x
= 0,5 ml x

BE H

1L
500 mg/ L
x
1000 ml 246,67 gr /ml

x 18 gr/ml

= 0,018 mg
+
ml
H
1000
x mg
L
ml contoh
=

H
M

1000
=

ml
x 0,018 mg
L
25 ml

= 0,72 ppm
-

Effisiensi Resin Penukar Ion Positif (Kation)


CaCO3
( 4,8683,65 ) ppm

=
x 100%
4,868 ppm
= 25 %
H2O ( 1 kali dikontakkan )
( 5,841,32 ) ppm

=
5,84 ppm

x 100%

= 77,4 %
H2O ( 1 kali dikontakkan )
( 5,840,72 ) ppm

=
5,84 ppm

x 100%

= 87,67 %
B. Percobaan dengan Resin Anion
- Pembuan Larutan HCl 0,1 M
x x 1000
M
=
BM
gr
x 1000
ml
gr
36,5
mol

0,37 x 1,19

= 12,06 M
M1 x V1 = M2 x V2
V2 =

M 1x V 1
M2

0,1 M x 500 ml
12,06 M

Standarisasi Larutan HCl


gr NaCl
= VHCl x NHCl
BE NaCl

= 4,14 ml

2,5 gr
gr
58
mol

= 0,8 ml x NHCl

NHCl = 0,054 N
-

Penentuan Karbonat Bikarbonat dengan Ion Exchanger


% karbonat = 0 untuk semua sampel, karena warna langsung
berubah saat diberi indikator.
NaCl sebelum dikontakkan
V HCl x N HCl x BE NaH CO
% bikarbonat =
gr sampel
0,8 ml x 0,054
=

1000

ml
x 2,5 gr
L

0,3 ml x 0,054
1000

= 0,134
H2O setelah dikontakkan
V HCl x N HCl x BE NaH CO
% bikarbonat =
gr sampel

x 100

x 100

ek
gr
x 89,01
L
ek

ml
x 2,5 gr
L

x 100

x 100

ml
x 2,5 gr
L

0,7 ml x 0,054
1000

ek
gr
x 89,01
L
ek

= 0,058
H2O sebelum dikontakkan
V HCl x N HCl x BE NaH CO
% bikarbonat =
gr sampel

x 100

ek
gr
x 89,01
L
ek

= 0,154
NaCl setelah dikontakkan
V HCl x N HCl x BE NaH CO
% bikarbonat =
gr sampel

x 100

x 100

0,5 ml x 0,054
=

1000

ek
gr
x 89,01
L
ek

ml
x 2,5 gr
L

x 100

= 0,096

VIII.

ANALISA DATA
Pada percobaan dengan menggunakan ion exchanger dapat dianalisa
bahwa prinsip kerja dari alat ini dengan menukar ion-ion pengotor dengan
resin penukar ion. Resin penukar kation, mengandung kation yang dapat
dipertukarkan sedangkan resin penukar ion mengandung anion yang dapat
dipertukarkan.
Pada percobaan pertama, dilakukan dengan memurnikan aquadest
sebagai sampe dan larutan CaCO3 sebagai larutan baku untuk dilakukan

standarisasi. Dimana, pada percobaan ini membandingkan sampel ketika


dimasukkan kedalam unit ion exchanger dengan sampel yang tidak
dimasukkan kedalam unit ion exchanger. Dari data yang didapat bisa
langsung diketahui bahwa unit ion exchanger dapat meminimalizir
konsentrasi ion kation dalam sampel dengan resin kation. Pada larutan CaCO 3
kadar kation sebelum dimasukkan ke dalam unit ion exchanger sebesar 4,868
ppm, sedangkan setelah dimasukkan ion exchanger sebesar 3, 65 ppm. Pada
sampel aquadest, kadar kation sebelum dimasukkan unit ion exchanger
sebesar 5,84 ppm, setelah dikontakkan 1 kali sebesar 1,32 ppm dan setelah
dikontakkan sebanyak 3 kali kadar kation dalam aquadest menjadi 0,72 ppm.
Pada percobaan kedua, dilakukan dengan menurunkan aquadest
sebagai sampel dan larutan NaCl sebagai larutan baku. Sama seperti
percobaan sebelumnya, pada percobaan ini juga membandingkan sampel baik
sebelum maupun yang sesudah dikontakkan dengan resin penukar ion. Dari
data dapat diketahui bahwa resin penukar anion dapat meminimalizir atau
mengurangi kadar anion dalam sampel dengan cara mengikat unsur anion
dalam bentuk R-OH. Pada larutan NaCl kadar anion sebelum dikontakkan
sebesar 0,154% sedangkan setelah dikontakkan sebesar 0,058%. Pada
aquadest anion sebelum dikontakkan dalam ion exchanger sebesar 0,134%
dan sesudah dikontakkan sebesar 0,096%.
Pada percobaan pertama, sampel dititrasi dengan EDTA sedangkan
pada percobaan kedua sampel dititrasi dengan HCl. Indikator yang digunakan
dalam percobaan pertama yaitu indikator eriocrom dan buffer amoniak.
Dimana, tujuan dari indikator ini agar warna larutan berubah dari merah
anggur menjadi biru saat dititrasi. Sedangkan pada percobaan kedua,
indikator yang digunakan yaitu metil merah, sebab saat dilakukan percobaan
dengan indikator fenolftalein dan indikator metil orange, sampel tidak
mengalami perubahan warna saat dititrasi.

IX.

KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Unit ion exchange bertujuan untuk menyerap unsur-unsur anion ataupun


kation dengan menggunakan resin penukar ion.
2. Pada percobaan 1, didapat data kadar kation dalam sampel sebesar :
- CaCO3 sebelum dikontakkan
= 4,868 ppm
- CaCO3 setelah dikontakkan
= 3,65 ppm
- H2O sebelum dikontakkan
= 5,48 ppm
- H2O 1x dikontakkan
= 1,32 ppm
- H2O 3x dikontakkan
= 0,72 ppm
3. Pada percobaan kedua, didapat data kadar anion dalam sampel sebesar :
- NaCl sebelum
= 0,154 %
- NaCl setelah
= 0,058 %
- H2O sebelum
= 0,134 %
- H2O setelah
= 0,096 %

DAFTAR PUSTAKA
-

Anzar, Erniati. 2016. Penuntun Praktikum Pengendalian Pencemaran.


Palembang : Polsri

LAMPIRAN (Pertanyaan)
1. Unit ion exchanger

Jadi, dari gambar di atas dapat dilihat bahwa sampel dimasukkan


ke dalam kolom sampel. Misalnya pada kolom kation. Sampel akan
mengalir melalui beberapa valve yang terbuka. Bukaan valve ini telah
diatur sebelumnya. Pompa berguna untuk memberikan daya agar sampel
terdorong masuk kedalam resin kation. Sampel akan merambat melalui

celah-celah resin. Disinilah akan terjadi proses pertukaran ion. Setelah


dikontakkan dengan resin, sampel akan keluar melalui valve yang terbuka.
2. Bagaimana menentukan kejenuhan unit ion exchanger ?
Jawab :
Kejenuhan unit ion exchanger dapat dilihat dari warna sampel yang sudah
berwarna atau tidak bening setelah dimasukkan dalam resin penukar ion.
Pada resin anion, unit ion exchanger bisa dikatakan sudah jenuh, karena
setelah sampel melewati resin tersebut, sampel sudah berwarna sedikit
kuning.
3. Hitung effisiensi penyisihan dari senyawa yang terkandung di dalam air
limbah misalnya penyisihan senyawa besi.
Penyelesaian :
- Effisiensi Resin Penukar Ion Positif (Kation)
CaCO3
( 4,8683,65 ) ppm

=
x 100%
4,868 ppm
= 25 %
H2O ( 1 kali dikontakkan )
( 5,841,32 ) ppm

=
5,84 ppm

x 100%

= 77,4 %
H2O ( 1 kali dikontakkan )
( 5,840,72 ) ppm

=
5,84 ppm

x 100%

= 87,67 %
-

Effisiensi Resin Penukar Ion Positif (Kation)


NaCl
( 0,1540,058 ) ppm

=
x 100%
0,154 ppm
= 62,34 %
H2O

( 0,1340,096 ) ppm
0,134 ppm

= 28,36 %

x 100%

GAMBAR ALAT

LAPORAN TETAP ANALISIS BATUBARA

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN UNIT


ION EXCHANGER

DISUSUN OLEH :
M. RIFQI PRAKASA

06144041 0797

MAIDIA YUNITA

06144041 0798

MEDIO DESTIAN

06144041 0799

MUHAMMAD MARCO SAYPUTRA

06144041 0801

RIZKA ELVIRA HUSNI

06144041 0807

KELOMPOK 2
KELAS : 4 EGB

DOSEN PEMBIMBING: LETTY TRISNALIANI, S.T., M.T

TEKNIK KIMIA PRODI DIV TEKNIK ENERGI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG


2016

You might also like