You are on page 1of 15

HEMATOLOGI I

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

:
:
:
:
:

Herasti Novita
B1J014039
VI
2
Venthyana Lestary

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015
I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Darah merupakan jaringan yang mengisi hampir separuh dari tubuh. Darah
mempunyai fungsi bekerja sebagai sistem transpor (sirkulasi) dari tubuh,
mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan
untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat dijalankan dan menyingkirkan
karbondioksida dan hasil buangan lain. Darah terdiri atas plasma dan komponenkomponen seluler yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit (Yuwono, 2001)
Hematologi merupakan cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah,
organ pembentuk darah dan penyakitnya. Hematologi digunakan sebagai petunjuk
keparahan suatu penyakit. Perubahan hematologi dan kimia darah baik secara
kualitatif maupun kuantitatif dapat menentukan kondisi kesehatan hewan. Sel dan
plasma darah mempunyai peran fisiologis yang sangat penting dalam diagnosis,
prognosis dan terapi suatu penyakit (Soetrisno, 1987)
Pengukuran hematologi hewan meliputi pengukuran kadar hemoglobin,
penghitungan total eritrosit, penghitungan total leukosit dan dan pengukuran
hematokrit. Kadar hemoglobin, jumlah dan bentuk sel darah hewan berbeda-beda.
Eritrosit mamalia tidak berinti dan berbentuk bulat. Eritrosit ikan berinti,
berbentuk elips dan berwarna merah muda. Kadar hemoglobin bervariasi dengan
jumlah sel darah merah yang ada. Secara fisiologis, hemoglobin sangat penting
untuk kehidupan hewan dan sangat menentukan kemampuan kapasitas pengikatan
oksigen oleh darah (Guyton, 1976). Dalam praktikum hematologi kali ini
menggunakan sampel ikan, ayam dan mencit karena merupakan salah satu
perwakilan sampel dari pisces, aves dan mamalia yang mempunyai darah yang
cukup banyak, mudah diperoleh, dipelihara dan harganya terjangkau.
I.2 Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk memberikan keterampilan pada


mahasiswatentangcarapengambilandarahhewan,mengetahuiperbedaanbentuk
seldarahpadaberbagaihewan,sertacaramelakukanperhitunganseldarahmerah,
seldarahputihdankadarhemoglobinhewan.
II. MATERI DAN CARA KERJA
II.1

Materi

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah darah dari hewan uji
ikan nilem (Osteochilus vittatus), ayam (Gallus gallus), mencit (Mus musculus)
dan probandus, larutan Hayem, larutan Turk, Etil Diamin Tetra Acetid Acid
(EDTA) dan larutan HCl 0,1 N.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah haemometer,
haemositometer, tabung Sahli, cawan petri, batang pengaduk, pipet thoma
eritrosit, pipet thoma leukosit, pipet kapiler, mikroskop cahaya, object glass dan
cover glass, spuit injeksi dan hand counter.
II.2

Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum hematologi I adalah sebagai

berikut :
II.2.1 Menghitung jumlah leukosit (pengenceran 10 kali)
1. Darah diambil dari hewan uji yaitu ikan, pada bagian jantung
menggunakan spuit injeksi.
2. Cawan petri diberi larutan EDTA terlebih dahulu kemudian darah dituang
ke dalam cawan petri.
3. Darah diisap dengan pipet thoma leukosit hingga angka 1.
4. Larutan Turk diisap hingga angka 11.
5. Selang karet pada pipet thoma dilepas, kemudian pipet dipegang pada
kedua ujungnya dengan ibu jari dan telunjuk, dan dikocok selama 2
menit.
6. Cairan dalam pipet diteteskan dan dialirkan ke haemositometer, kemudian
di amati di bawah mikroskop.
7. Jumlah leukosit pada kotak sedang dihitung dengan rumus :
Jumlahleukositpermm

=L/64x160x10
=25L

=25(L1+L2+L3+L4)

II.2.2 Menghitung jumlah eritrosit


1. Darahdiambildarihewanujiyaituayam,padabagiansayaptepatdivena
jugularismenggunakanspuitinjeksi.
2. CawanpetridiberilarutanEDTAterlebihdahulukemudiandarahdituang
kedalamcawanpetri.
3. Darahdiisapdenganpipetthomaeritrosithinggaangka1.
4. LarutanHayemdiisaphinggaangka101.
5. Selang karet pada pipet thoma dilepas, kemudian pipet dipegang pada
kedua ujungnya dengan ibu jari dan telunjuk, dandikocok selama 2
menit.
6. Cairandalampipetditeteskandandialirkankehaemositometer,kemudian
diamatidibawahmikroskop.
7. Jumlaheritrositpadakotakkecildihitungdenganrumus:
Jumlaheritrositpermm=E/80x4000x100
=5000E
=5000(E1+E2+E3+E4+E5)
II.2.3 Pengukuran kadar hemoglobin dengan metode Sahli
1. Larutan HCl 0,1 N diteteskan ke dalam tabung Sahli (berskala) hingga
2.
3.
4.
5.
6.

angka 10.
Darah diisap dengan pipet thoma hingga skala 20 l.
Darah diteteskan dengan segera ke tabung Sahli yang telah berisi HCl.
Larutan HCl dan darah diaduk dengan batang pengaduk gelas.
Tabung diletakkan pada komparator yang memiliki warna pembanding.
Setelah sekitar 1 menit sejak pencampuran dengan HCl, akuades
diteteskan tetes demi tetes sambil mengaduk campuran darah tadi.
Kemudian dibandingkan warna larutan dan warna pembanding dengan
menghadapkannya ke cahaya matahari. Jika warna telah sesuai, penetesan

dihentikan.
7. Kadar hemoglobin darah dicatat dengan melihat nilai skala yang
bertepatan dengan tinggi larutan (meniscus).

II.2.4 Pengukuran Nilai Hematokrit


1. Sampel darah diambil menggunakan pipet kapiler heparin sampai
bagian panjang pipet kapiler
2. Ujung pipet kapiler ditutup dengan malam.
3. Pipet kapiler disentrifugasi dengan kecepatan 1200 rpm selama 3 menit.
4. Kadar hematocrit diukur dengan Hawksley haematocryt reader dalam
satuan %.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Hematologi I Rombongan VI
Kelompo
k
1
2
3
4

HewanUji
Mencit
Ikan
Ayam
Mencit

Jumlah
Eritrosit
5205000
265000
1640000
5075000

Jumlah
Leukosit
10450
57525
103250
5700

Kadar
Hematokrit
35%
90%
95%
94%

Tabel 3.2. Hasil Pengamatan Kadar Gula Darah Rombongan VI


Kelompo
k
1
2
3
4

KadarGulaDarah
94mg/dL
92mg/dL
105mg/dL
117mg/dL

Perhitungan (Kelompok 2) :
1. Kadar eritrosit pada ikan
Jumlah eritrosit per mm3

= E/80 x 4000 x 100


= 5000 E
= 5000 (53)
= 265000 sel/mm3

2. Kadar leukosit pada ikan


L1 = 540

Jumlah leukosit per mm3 = L/64 x 160 x 10

L2 = 521

= 25 L

L3 = 658

= 25 (2301)

L4 = 552

= 57525 sel/mm3

L = (L1+L2+L3+L4)
= 2301
3. Kadar hematokrit pada ikan = 90%
4. Kadar Hb pada ikan = 7,1 g/dL
5. Kadar gula darah pada probandus kelompok 2 = 92 mg/dL

KadarHb
9,8g/dL
7,1g/dL
11g/dL
13,8g/dL

III.2 Pembahasan
Darah digunakan pada praktikum ini sebagai bahan untuk mengetahui
jumlah eritrosit, jumlah leukosit, nilai hematokrit dan kadar hemoglobin pada
hewan. Adapun cara pengambilan darah pada berbagai jenis hewan berbeda-beda.
Cara pengambilan darah mencit dilakukan dengan memotong sedikit ekornya
menggunakan gunting, kemudian darah dikeluarkan dari ekor mencit dengan cara
ekor mencit diurut dan darah yang dihasilkan ditampung kedalam wadah. Darah
ikan diambil dengan cara pangkal ekornya dipotong atau dengan cara membuka
operculum ikan kemudian darahnya diambil dari jantung ikan, namun kedua cara
tersebut kurang baik untuk dilakukan karena kemungkinan besar ikan akan mati
jika dilakukan dengan cara tersebut. Cara yang baik untuk melakukan
pengambilan darah pada ikan adalah melalui vena caudal ikan. Darah pada ayam
dapat diambil pada bagian pembuluh vena jugularis pada sayap dengan
menggunakan jarum suntik. Pengambilan darah dari probandus dilakukan pada
bagian ujung jari dengan menggunakan lanset (Soetrisno, 1987).
Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini bermacammacam dan mempunyai fungsi yang berbeda, diantaranya adalah hemositometer
sebagai perangkat yang dirancang untuk penghitungan sel darah. Larutan Hayem
berfungsi untuk pengenceran eritrosit, sedangkan untuk mengencerkan leukosit
digunakan larutan Turk. Larutan EDTA berfungsi sebagai anti koagulan agar
darah tidak mudah menggumpal. Pengukuran kadar Hb menggunakan pengencer
HCl atau akuades, besarnya kadar Hb dapat diukur dengan membandingkan
larutan darah yang digunakan dengan larutan yang ada pada haemometer. Pipet
thoma digunakan untuk menampung larutan dan mikroskop untuk mengamati sel
darah serta hand counter digunakan untuk menghitung jumlah eritrosit dan
leukosit (Frandson, 1986).
Darah manusia dan darah hewan terdiri atas suatu komponen cair yaitu
plasma dan berbagai bentuk undur yang dibawa dalam plasma, antara lain sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah.
Plasma darah adalah adalah cairan kompleks yang berada dalam keadaan
keseimbangan dinamik dengan cairan tubuh lain. Plasma darah mengandung 90%
air, 7-8% protein, 1% elektrolit dan 1-2% zat-zat terlarut lainnya (Sutrisno, 1987).

Darah vertebrata memiliki inti yang bentuknya secara umum oval. Eritrosit
mamalia dalam perkembangannya akan berbentuk cawan bikonkaf yang dapat
mempercepat pertukaran gas antar sel-sel dan plasma darah. Leukosit terbagi ke
dalam dua macam yaitu granulosit dan agranulosit. Basofil, eosinofil dan neutrofil
termasuk kedalam leukosit granulosit (leukosit yang sel-selnya bergranula),
sedangkan monosit dan limfosit termasuk kedalam sel-sel agranulosit (Kay, 1998).
Dari penelitian bobot hewan dapat sejalan dengan bertambahnya umur. Hasil
pemeriksaan nilai hematologi (Hb, hematokrit, eritrosit, dan leukosit) dan niali
bikokimia darah, hal tersebut dapat berada di batas normal sesuai dengan masingmasing kelompok umur (Sihombing et. al., 2011).
Komponen dasar darah yang utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah
yang terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Plasma darah merupakan
komponen cairan yang mengandung ion-ion dan molekul organik yang meliputi
protein, elektrolit, materi sampah, zat pengatur dan zat-zat terlarut. Bagian plasma
darah yang mempunyai fungsi penting adalah serum. Serum merupakan plasma
darah yang dikeluarkan atau dipisahkan fibrinogennya dengan cara memutar darah
dalam sentrifuge. Serum tampak sangat jernih dan mengandung zat antibodi.
Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan protein asing yang masuk ke dalam
tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen. Sedangkan sel
terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi yang berbeda,
sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen juga terdapat ion-ion
inorganic (Alamanda, 2006).
Sel-sel darah merah merupakan suatu bentuk kompleks khelat yang
dibentuk oleh logam Fe (besi) dengan gugus haemo dan globin sintesa dari
kompleks tersebut melibatkan 2 enzim, yaitu enzim ALAD (Amino Levulinic
Acid Dehidrase) atau asam amino levulinat dehidrase dan enzim ferrokhelatase.
Enzim ALAD adalah enzim jenis sitoplasma. Enzim ini akan bereaksi secara aktif
pada tahap awal sintesa dan selama sirkulasi sel darah merah berlangsung. Sistim
hematopoetik sangat peka terhadap efek Pb. Efek hematotoksisitas Pb adalah
menghambat sebagian besar enzim yang berperan dalam biosintesa heme
(Ardyanto, 2005).

Peran darah dalam tubuh hewan sangat penting, adapun fungsi darah
menurut Soetrisno (1987), antara lain:
1. Mengangkut zat-zat makanan dari saluran pencernaan ke dalam jaringan.
2. Mengangkut oksigen (O2) dari pari-paru ke jaringan dan mengangkut
karbondioksida (CO2) dari jaringan ke paru-paru.
3. Mengangkut hasil metabolisme dari jaringan ke alat sekresi.
4. Mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke organ target.
5. Memelihara keseimbangan air dalam tubuh
6. Mempertahankan suhu tubuh karena panas jenisnya yang tinggi.
7. Memelihara pH jaringan dan cairan tubuh
8. Membantu pertahanan tubuh terhadap berbagai macam penyakit.
Hematokrit merupakan istilah yang menunjukan besarnya volume sel-sel
eritrosit seluruhnya didalam 100 mm3 darah dan dinyatakan dalam persen. Nilai
hematokrit atau volume sel packed adalah suatu istilah yang artinya prosentase
berdasarkan volume dari darah, yang terdiri dari sel-sel darah merah. Mengukur
kadar hematokrit darah hewan uji digunakan tabung mikrohematokrit yang berupa
pipa kapiler berlapiskan EDTA (EtilDiaminTetraAcetat) yang berfungsi sebagai
bahan anti pembekuan darah. Nilai hematokrit standar adalah sekitar 45%, namun
nilai ini dapat berbeda-beda tergantung species. Nilai hematokrit biasanya
dianggap sama manfaatnya dengan hitungan sel darah merah total (Frandson,
1986).
Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada
tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa
serum,diaturdenganketatdidalamtubuh.Glukosayangdialirkanmelaluidarah
adalahsumberutamaenergiuntukselseltubuh.Umumnyatingkatguladarah
bertahanpadabatasbatasyangsempitsepanjanghari:48mmol/l(70150mg/dl).
Tingkatinimeningkatsetelahmakandanbiasanyaberadapadalevelterendah
pada pagi hari, sebelum orang makan. Meskipun disebut "gula darah", selain
glukosa, kita juga menemukan jenisjenis gula lainnya, seperti fruktosa dan
galaktosa.Namundemikian,hanyatingkatanglukosayangdiaturmelaluiinsulin
danleptin(Girindra,1989).

Berdasarkan hasil praktikum rombongan VI, perbandingan antara jumlah


leukosit dengan jumlah eritrosit pada masingmasing hewan uji ternyata lebih
banyak jumlah eritrosit. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Mansjoer, 2001) yang
menyatakan bahwa jumlah leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada
eritrosit. Jumlah leukosit pada mencit yang didapatkan adalah 10450 sel/mm 3 dan
103250 sel/mm3 serta eritrosit yang didapatkan 5205000 sel/mm3 dan 5075000
sel/mm3. Jumlah leukosit ikan yang didapatkan adalah 57525 sel/mm3 dan eritrosit
yang didapatkan 265000 sel/mm3. Jumlah leukosit pada hewan uji ayam yang
didapatkan yaitu sebesar 103250 sel/mm3 dan eritrosit yang didapatkan yaitu
1640000 sel/mm3. Hasil tesebut ada yang sudah sesuai dengan referensi da nada
yang belum, Soetrisno (1987) menyatakan bahwa jumlah leukosit normal pada
mencit adalah 4000-11000 sel/mm3, sedangkan jumlah eritrosit normal yaitu
4000000-6000000 sel/mm3. Jumlah leukosit normal pada ikan adalah 20000150000 sel/mm3, sedangkan jumlah eritrosit normal yaitu 50000-3000000
sel/mm3. Jumlah leukosit normal pada ayam adalah 16000-40000 sel/mm 3,
sedangkan jumlah eritrosit normal yaitu 2720000 sel/mm 3 untuk ayam betina dan
3230000 sel/mm3 untuk ayam jantan. Ketidaksesuaian hasil tersebut dengan
pustaka bisa diakibatkan oleh faktor stress pada hewan uji, hal tersebut dibuktikan
dengan adanya penggumpalan pembuluh darah akibat hewan uji telah diambil
darahnya oleh rombongan praktikum sebelumnya.
Kadar hemoglobin dalam darah mencit berdasarkan pengukuran sebesar 9,8
g/dl dan 13,8 g/dl. Kadar hemoglobin pada ikan berdasarkan pengukuran yaitu
sebesar 7,1 g/dl dan pada ayam didapatkan kadar hemoglobinnya sebesar 11 g/dl.
Hasil tersebut belum sesuai dengan referensi, Moyle & Cech (2000) menyatakan
bahwa kadar Hb normal pada mencit adalah 10-14 g/dl, ikan adalah 12-14 g/dl
dan ayam adalah 12 g/dl. Nilai hematokrit mencit pada praktikum kali ini adalah
35% dan 94%. Nilai hematokrit ikan pada praktikum kali ini adalah 90%. Nilai
hematokrit ayam pada praktikum kali ini adalah 95%.
Hasil kadar gula darah yang didapatkan oleh setiap kelompok masingmasing berbeda. Kadar gula darah pada kelompok 1 adalah 94 mg/dl. Kadar gula
darah pada kelompok 2 adalah 92 mg/dl. Kadar gula darah pada kelompok 3
adalah 105 mg/dl dan kadar gula darah pada kelompok 4 adalah 117 mg/dl. Hasil

tersebut belum sesuai dengan referensi, Guyton (1976) menyatakan bahwa kadar
gula darah normal pada orang yang tidak berpuasa adalah 180 mg/dl sedangkan
yang berpuasa adalah 120 mg/dl. Individu yang memiliki kadar gula darah lebih
dari 180 mg/dl sudah bisa dikatakan terkena penyakit diabetes.
Penetuan kadar hemoglobin dan faktorfaktor yang mempengaruhinya
masih erat kaitannya dengan jumlah eritrosit dan kadar O2. Hal ini di karenakan,
hemoglobin memiliki gugus Fe yang mampu mengikat satu atom Fe di setiap
cincinnya. Aktivitas juga mempengaruhi banyak sedikitnya kadar hemoglobin,
selain itu juga ada beberapa faktor yang menentukan kadar eritrosit dan leukosit
dalam tubuh individu diantaranya jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi
harian, dan keadaan stress, banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan oleh
ukuran sel darah itu sendiri, begitupun dengan leukosit (Pearce, 1989).
Ikan mungkin dihadapi dengan faktor stres, seperti kualitas air, polusi,
malnutrisi dan penyakit-penyakit. Ikan dapat beradaptasi pada kondisi lingkungan
yang buruk dengan merubah fisiologi aktivitas mereka. Variasi kualitatif dan
kuantitatif dalam parameter haematologi dapat diketahui dari jumlah sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), proporsi leukosit, kadar haemoglobin
(Hb), dan ukuran eritrosit dan leukosit merupakan salah satu cara yang signifikan
dalam mengdiagnosis ikan dan hewan lain (Sahan et.al., 2007).

IV.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :


1. Pengambilan darah pada ayam diambil melalui sayap, pada ikan melalui vena
caudalis atau bagian jantung. Sedangkan mencit diambil darahnya melalui
bagian ekor yang dipotong. Jumlah eritrosit lebih banyak daripada jumlah
leukosit pada semua hewan uji.
2. Jumlah eritrosit darah ayam yaitu 1640000 sel/mm 3, jumlah leukosit sebesar
103250 sel/mm3, kadar hemoglobin 11 gr/dl dan nilai hematokrit sebesar 95%.
3. Jumlah eritrosit darah ikan 265000 sel/mm3, jumlah leukosit sebesar 57525
sel/mm3, kadar hemoglobin 7,1 gr/dl dan nilai hematokrit sebesar 90%.
4. Jumlah eritrosit mencit adalah 5205000 sel/mm3 dan 5075000 sel/mm, jumlah
leukosit sebesar 10450 dan 5700, kadar hemoglobin 9,8 gr/dl dan 13,8 gr/dl
serta nilai hematokrit sebesar 35% dan 94%.
5. Pengukuran

eritrosit

digunakan

larutan

Hayem,

sedangkan

untuk

mengencerkan leukosit dengan menggunakan larutan Turk. Darah ditambah


dengan larutan EDTA agar darah tidak mudah menggumpal. Pengukuran kadar
Hb digunakan pengencer HCl atau akuades.
6. Faktor yang mempengaruhi kadar eritrosit dan leukosit diantaranya jenis
kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi harian dan keadaan strees serta ukuran
sel darah itu sendiri.

DAFTAR REFERENSI
Alamanda. 2006. Metode Hematologi dan Endoparasit Darah untuk Penetapan
Kesehatan Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus di Kolam Budidaya Desa
Mangkubumen Boyolali. Biodiversitas, 8(1), pp. 34-38.
Ardyanto,D.2005.Deteksipencemarantimahhitam(pb)dalamdarah
Masyarakatyangterpajantimbal(plumbum). JurnalKesehatan
Lingkungan,2(68),pp.6776
Frandson,R.D.1986.AnatomyandphysiologyofFarmAnimals.Philadelphia:
LeaandFebiger.
GirindaA.1989.BiokimiaPatologi.Bogor:IPB
Guyton, A. C. 1976. Text Book of Medical Physiology. London: W. B. Saunders
Company.
Kay, I. 1998. Animal Physiology. USA: Bios Scientific Publisher.
Mansjoer, A.K., Rakhmi S., Wahyu I.W. & Wiwiek S. 2001. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Moyle, P. B & Cech, J.J. 2000. Fisher and Introduction to Ichtyology 4th.
London: Prentice, Inc.
Pearce, E. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Sahan, A. Altun, T. Cevik, F. Cenglzler, I. Nevsat, E & Genc, E. 2007.
Comparative Study of some Haematological Parameters in European Eel
(Anguilla anguilla L., 1758) Caught from Different Regions of Ceyhan
River (Adana, Turkey). E.U. Journal of Fisheries & Aquatic Science.
Adana-Turkey, 24, pp. 167-171.
Sihombing, Marice & Sulistyowati, T. 2011. Perubahan Nilai Hematologi,
Biokimia Darah, Bobot Organ, dan Bobot Badan Tikus Putih pada Umur
Berbeda. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Soetrisno, G. P. 1987. Diktat Fisiologi Hewan. Purwokerto: Fakultas Peternakan

Universitas Jenderal Soedirman.


Yuwono, E. 2001. Fisiologi Hewan I. Purwokerto: Fakultas Biologi UNSOED.

CATATAN:

Font Times New Roman size 12. Margin kiri 4, kanan, bawah, atas 3.
Spasi antar bab ke subbab 3 spasi, spasi antar subbab ke kalimat
alinea pertama 2 spasi dan antar baris kalimat 1,5 spasi.

Kertas A4 80 gram

Latar belakang berisikan alasan acara praktikum, bila mengutip dari


jurnal atau buku jangan lupa dicantumkan authornya dan disertakan
di daftar referensi

Lembar Hasil berisikan secara urut: tabel hasil pengamatan,


kemudian gambar, perhitungan dan grafik.

Pembahasan berisikan perbadingan antara hasil praktikum dengan


teori dan hasil penelitian yang ada di jurnal yang relevan dengan
acara praktikum

Kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan yang mengacu pada


tujuan

Semua teori yang diambil dari kutipan harus di sertakan dalam


daftar referensi

Wajib melampirkan 2 jurnal, satu bahasa Indonesia dan satu lagi


berbahasa Inggris, tahun terbit jurnal bebas dan harus relevan

dengan acara praktikum kemudian ditandai bagian atau kutipan


yang diambil untuk pembahasan.

You might also like