Professional Documents
Culture Documents
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Nama
Kusumasari
NRP
H351080041
Program Studi
Judul Penelitian
Evaluasi
Efektivitas
Lingkungan
Kawasan
Pembayaran
Mata
Air
Gunung Ciremai
Komisi Pembimbing
Hari / Tanggal
Waktu
Tempat
Ilmu-ilmu Sosial
I. PENDAHULUAN
Jasa
Paniis
Kawasan hulu sebagai zona resapan sumber air dan kawasan hilirnya sebagai
pemanfaat sumber air memiliki hubungan yang erat dalam upaya untuk mewujudkan
pengelolaan air berkelanjutan, Acreman (2004) menyebutkan bahwa upaya
perlindungan ekosistem kawasan sumber air yang umumnya berada di bagian hulu
merupakan salah satu pilar penting dalam pengelolaan air berkelanjutan. Kondisi ideal
ini tidak mudah diwujudkan karena adanya masalah-masalah dalam manajemen
sumberdaya air. Keterbatasan pendanaan sering kali menjadi kendala dalam
pengelolaan sumber daya alam tersebut dengan baik sehingga dikhawatirkan suatu
saat nanti sumber daya alam tersebut mengalami degradasi yang akan merugikan
berbagai pihak.
Kawasan Gunung Ciremai yang sebagian besar berada di Kabupaten Kuningan
Propinsi Jawa Barat memiliki sumber air minum berupa mata air yang cukup
melimpah. Salah satu daerah yang merupakan sumber mata air yang digunakan
sebagai air minum atau PDAM adalah sumber mata air Paniis. Adanya pemanfaatan
ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat sekitar sumber mata air Paniis secara tidak
langsung dapat merusak ekosistem hutan yang merupakan pelindung dari sumber
mata air Paniis. Pemanfaatan ekonomi yang berlebihan yang akan merusak ekosistem
hutan dapat ditanggulangi melalui adanya hubungan hulu dan hilir dengan mekanisme
pembayaran jasa lingkungan masyarakat sekitar sumber mata air Paniis.
Kemudian pada tahun 2004, Kabupaten Kuningan menuntut adanya
pembayaran jasa lingkungan kepada Kota Cirebon dengan ancaman pengurangan
pasokan air apabila Kota Cirebon tetap menggunakan jasa lingkungan secara gratis.
Kemudian atas dasar tersebut dilakukan nota kesepakatan antara Kabupaten Kuningan
dan Kota Cirebon berupa perjanjian kerjasama pengelolaan sumber mata air Desa
Paniis Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan. Dalam perjanjian kerjasama yang
terbaru, No 10/2009/No.690/Perj.I-Adm
PDAM Kota Cirebon adalah Rp. 80,00 per meter kubik setelah dikurangi toleransi
kebocoran 20%. Dengan pemberian dana dilaksanakan setiap tanggal 15 pada bulan
pertama setiap triwulannya. Berjalannya kesepakatan tersebut menimbulkan
pertimbangan apakah program tersebut efektif dalam upaya konservasi sumber mata
air Paniis.
Berdasarkan uraian diatas, beberapa masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini meliputi :
sumber daya alam diperlukan dalam pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin
pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.
Ironisnya saat ini perlindungan sumber air ini masih belum dilakukan secara
serius, hal ini disebabkan oleh adanya masalah ekonomi, sosial serta kelembagaan
yang terjadi di masyarakat. Adanya ketidakpedulian masyarakat pengguna air karena
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pelestarian kawasan Gunung Ciremai
kemudian adanya pemahaman perbedaan wilayah dan telah dipenuhinya pembayaran
tagihan PDAM menyebabkan pelestarian kawasan sumber air dianggap bukan
menjadi tanggung jawab penduduk di Kota Cirebon. Adanya orientasi ekonomi dalam
perubahan fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian juga dapat menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan di kawasan sumber mata air Desa Cipaniis. Kemudian
masalah pengaturan imbal jasa diantara pemilik serta pengguna sumber mata air juga
belum jelas diatur hal ini menyebabkan perlunya suatu bentuk pengelolaan kawasan
sumber mata air yang berbasis pembayaran jasa lingkungan.
Menurut Cruz (2000), biaya untuk penggunaan air yang berasal dari sumber
air dalam kawasan hutan belum memasukan biaya perlindungan dan pengelolaan yang
sebenarnya (underestimated), oleh karena itu menurut Ramdani (2006), upaya untuk
mengestimasi kemampuan pengguna air minum dalam membantu membiayai
konservasi kawasan sumber air perlu diteliti. Nilai kontribusi konservasi dari
pengguna air minum merupakan pendekatan PES atas jasa hidrologis kawasan
Gunung Ciremai yang dimanfaatkan oleh pengguna air minum. Bagi pengguna air
minum yang berada di bagian hilir, nilai kontribusi konservasi tersebut merupakan
bentuk dari kontribusi hilir untuk membantu melestarikan kawasan sumber air minum
di bagian hulu.
Dalam pelaksanaannya, pembayaran jasa lingkungan yang telah dilaksanakan
antara Kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan ini belum diketahui efektifitasnya.
Evaluasi efektivitas ini diperlukan dalam rangka perbaikan kebijakan dalam
perlindungan kawasan sumber mata air Paniis yang pada akhirnya dapat berkontribusi
bagi masyarakat kedua daerah tersebut terutama dalam penyediaan air minum bagi
Kota Cirebon dan perlindungan kawasan hutan bagi Kabupaten Kuningan. Alur pikir
penelitian, yang menggambarkan hubungan
Perilaku
Sebelum
Manfaat
Kelembagaan
Biaya
Sesudah
Aturan UU
Manfaat Langsung
Perilaku Masyarakat
Debit Air
Kondisi Hutan yang dikonservasi
CVM
Multinomial Logit
Organisasi
Analisis Efektivitas
Biaya
2.
3.
4.
5.
Mengidentifikasi mekanisme
pembayaran jasa lingkungan di Kota
Cirebon
Metode
Analisis
Deskriptif
Jenis Data
Data primer dan
Data Sekunder
Sumber Data
Wawancara dengan instansi
terkait (PDAM Kota Cirebon,
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten
Kuningan, Balai Konservasi
Taman Nasional Gunung
Ciremai
Wawancara instansi terkait
(PDAM Kota Cirebon) dan
wawancara
masyarakat
pelanggan PDAM
Deskriptif
Deskriptif
Game theory
Menganalisis
efektivitas
pembayaran
jasa
lingkungan
kawasan sumber mata air Paniis
Analisis
efektivitas
biaya, Analisis
regresi
multinomial
PDAM di Kota Cirebon, sehingga responden yang diambil adalah jenis pelanggan
PDAM terbesar yaitu pelanggan rumah tangga.
Jumlah sample diambil dengan menggunakan teknik pengambilan contoh
sosial ekonomi yang dikembangkan oleh Fauzi (2001) yaitu :
..3.1
Keterangan :
n
192.433 kepala keluarga (PDAM Kota Cirebon (2011), sehingga berdasarkan rumus
Fauzi (2001) didapatkan sample sebesar 68 responden, dimana dari 5 Kecamatan
masing-masing diambil 14 responden.
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Analisis Efektivitas Biaya
Analisis efektivitas biaya adalah bentuk dari analisis ekonomi yang
membandingkan biaya pengeluaran dan manfaat yang dihasilkan dari dua kegiatan
atau lebih. Penelitian merupakan penelitian cross - sectional dengan melihat data
sekunder yang diambil dari nilai biaya yang dikeluarkan oleh PDAM Kota Cirebon
pada periode pelaksanaan program pembayaran jasa lingkungan dan pada periode
sebelum pelaksanaan program pembayaran jasa lingkungan. Perhitungan biaya
ditinjau dari sisi pengguna jasa lingkungan terhadap biaya langsung (direct cost) yang
dikeluarkan selama adanya program pembayaran jasa lingkungan.
3.4.2 Analisis Desain Model Kelembagaan Pembayaran Jasa Lingkungan
Analisis ini dilakukan secara deksriptif, dalam analisis ini akan dibahas pola
hubungan antar stakeholder yang secara umum adalah pihak pemerintah Kota Cirebon
dan pemerintah Kabupaten Kuningan dalam memainkan peranannya untuk mencapai
tujuan yang diharapkan yakni terjaminnya kelestarian fungsi hutan. Pola hubungan
Non Cooperative
(B)
Cooperative
(A)
(A,A)*
(A,B)*
Non-cooperative
(B)
(B,A)*
(B,B)*
1. Rp. 50 /
2. Rp. 80 /
3. Rp. 100 /
b. Usia
c. Pendapatan
d.Asal, 2 kategori =
DAFTAR PUSTAKA
Acreman, M. 2004. Water and Ecology. United Nations Educational, Scientific, and
Cultural Organizations (UNESCO). Paris
Asian Development Bank (ADB). 2001. Handbook for Economic Analysis of Water
Supply Projects. Http : //www.adb.org//.
Bandaragoda, D.J. 2000. A Framework for Institutional Analysis for Water Resources
Management in River Basin Context. International Water Management Institute.
Colombo.
Bawa, KS,Seidler R dan Raven PH. 2004. Reconciling Conservation Paradigms.
Conservation Biology 18 (4): 859-860
Carson, R.T. 1991. Constructed markets. In J. Braden and C. Kolstad (eds.),
Measuring the demand for environmental commodities, Amsterdam: NorthHolland.
Cruz, R.V.O. , L.A. Bugayong, P.C. Dolom, and N.O.Esperitu. 2000. Market- Based
Instruments for Water Resource Conservation in Mt Makiling, Philippines : A
Case Study. Paper for the 8th Biennal Conference of The International
Association for the Study of Common Property, 31 May 4 June 2000 at
Bloomington, Indiana.
Darusman, D. 2002. Pembenahan Kehutanan Indonesia. Lab Politik dan Sosial
Kehutanan Fakultas Kehutanan IPB dan Yayasan Dani Hanafiah. Bogor.
Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Pola Induk Sistem Penyediaan Air Bersih
Kabupaten Kuningan. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Dixon, A.J. & P.B.Sherman. 1990. Economics of Protected Areas A New Look at
Benefits and Costs. Earthscan Publications Ltd, London
Djunaedi, H. 2007. Kajian Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit (Studi
Kasus Rumah Sakit di Wilayah DKI Jakarta). Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana
IPB, Bogor
Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. PT. Gramedia
Pustaka Umum. Jakarta.
Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
_____________. 2007. Istrumen Ekonomi untuk Pengelolaan Lingkungan.
Laporan disampaikan kepada DANIDA Denmark dan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) RI.
_____________.2009. Mekanisme Pembayaran
Konservasi Laut Berau. WWF-TNC
Jasa
Lingkungan
Kawasan
Ferraro, PJ dan Kiss A. 2002. Direct Payments to Conseve Biodiversity. Science 298
(5599): 1718-1719
Flint, R.W. 2003. The Sustainable Development of Water Resources. Http:
//www.sustainabledevelopmentsolutions.com.[10 Jul 2003].
Garrod, G dan Kenneth G. Willis. 1999. Economics Valuation of The Environmental.
Edward Elgar Publishing, Inc. Massachussetts.
Johnson, N., A.White, and D.P. Maitre. 2001. Developing Markets for Water Services
from Forests : Issues and Lessons for Innovators. Forest Trends. Washington,
DC.
Kartodihardjo, H, K. Murtilaksono, H.S. Pasaribu, U.Sudadi, dan N. Nuryartono.
2000. Kajian Institusi Pengelolaan DAS dan Konservasi Tanah. K3SB Bogor.
Kay, J. 2003. Analisis Tata Guna Lahan dan Ekonomi Kelembagaan Mengarah
Kepada Pengelolaan Hutan Berkelanjutan. Thesis. Program Pascasarjana. IPB.
Bogor. Tidak dipublikasikan.
Kliot, N. and D.Shmueli. 2001. Development of institutional frameworks for the
management of transboundary water resources. Int.J.Global Environmental
Issues, Vol.1, Nos.3/4, 2001.