Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN RESMI
KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
ANALISIS MANAJEMEN PRODUKSI PT. SIDO MUNCUL DAN
PT. NISSIN BISCUIT FACTORY INDONESIA
Penyusun :
Arivatu Nimati Rahmatika
(09.23.342)
Keuangan dan Pebankan Syariah
Februari 2012
NAMA
: ARIVATU NIMATI RAHMATIKA
NIM/NIMKO : 09.23.342/091109328
JURUSAN
: KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan Oleh:
NAMA
: ARIVATU NIMATI RAHMATIKA
NIM/NIMKO : 09.23.342/091109328
JURUSAN
: KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH
Drs.Sugeng Widodo, MM
Awan Kostrad Diharto, SE,M.Ag.
BAB I
PENDAHULUAN
penting
mengadaptasikan
bagi mahasiswa,
diri
pada
lingkungannya.
Hamfara
Diharapkan
Yogyakartamampu
dengan
kegiatan KKL
2012 ini mahasiswa memiliki kompetensi yang responsif-antisipasif, proaktif-inovatif, risk taker,
profesional dan visioner sehingga memiliki daya saing yang kuat.
Tujuan dari program ini adalah memberikan pengalaman kerja yang menekankan antara
teori dengan praktek. Program ini juga membekali mahasiswa dengan soft skill dalam
menghadapi dunia kerja dan diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, kreatif,
inovatif dan berani mengambil resiko. Tujuan ini merupakan implementasi strategik dari visi
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Berdasarkan pada pemikiran tersebut diatas, maka STEI Hamfara mengadakanCompany
Visit melalui kegiatan KKL 2012 ke 2 perusahaan yang sudah menjadi perusahaan besar di
Indonesa, perusahaan yang mampu menguasai pasar yaitu PT Sido Muncul dan PT Nissin
Biscuit Indonesia
I.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh para mahasiswa agar nantinya para lulusan tersebut mampu beradaptasi dengan
lingkungan, berkompeten sehingga memiliki daya saing yang kuat. Sedangkan tujuan khusus
yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah para mahasiswa dapat memahami praktek-praktek dan
penerapan tentang manajemen yang diterapkan oleh perusahaan.
Sedangkan untuk kegunaan laporan ini antara lain:
a.
Untuk Mahasiswa :
b. Untuk Dosen
Kegiatan KKL merupakan mediasi Dosen untuk menjelaskan materi manajemen.
c.
Untuk Universitas
Dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dapat meningkatkan kerja sama yang baik antara
pihak Universitas dan Instansi yang dijadikan obyek KKL.
I.3.1
Tempat KKL
1. PT Sido Muncul Jln. SoekarnoHatta, desa Diwak, kecamatan Bergas, kabupaten Semarang, Jawa
Tengah.
2. PT Nissin Biscuit Factory Indonesia, Jl. Raya Semarang Salatiga Km. 23 Ungaran.
I.3.2
Waktu KKL
Kegiatan KKL ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 30 Januari 2012.
I.4
Sistematika Penulisan
Sistematika yang penulis pergunakan dalam menyusun laporan ini adalah sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan, tempat
dan waktu KKL, dan siakhiri dengan sistematika penulisan
Bab II Profil Perusahaan yang meliputi profil PT Sido Muncul dan PT Nissin Biscuit
Factory Indonesia
Bab III Landasan Teori yang menjelaskan secara ringkas mengenai manajemen produksi
BAB IV Analisis Kondisional yaitu dengan mengungkapkan yang terjadi di lapangan
(Perusahaan) disini adalah PT Sido Muncul dan PT Nissin Biscuit Factory Indonesia
BAB V Penutup meliputi kesimpulan dan saran dari hasil analisis kondisional yang
didasarkan dengan landasan teori yang telah dipaparkan.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
PT. SidoMuncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola
oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya
permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu
dalam bentuk yang praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke Semarang , maka pada
tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama SidoMuncul yang berarti "Impian yang
terwujud" dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama dan andalan, Jamu
Tolak Angin, produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati masyarakat
sekitar dan permintaannyapun selalu meningkat.
Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut
diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad
Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, SidoMuncul sekaligus menerima
dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT.
SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri
dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan
pendukung lingkungan pabrik.
Secara pasti PT. SidoMuncul bertekad untuk mengembangkan usaha di bidang jamu yang
benar dan baik. Tekad ini membuat perusahaan menjadi lebih berkonsentrasi dan inovatif.
Disamping itu diikuti dengan pemilihan serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai
jenis, jumlah maupun kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik.
Untuk mewujudkan tekad tersebut, semua rencana pengeluaran produk baru selalu
didahului oleh studi literatur maupun penelitian yang intensif, menyangkut keamanan, khasiat
maupun sampling pasar. Untuk memberikan jaminan kualitas, setiap langkah produksi mulai dari
barang datang , hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu yang
ketat.
Agrowisata PT. SidoMuncul terbuka untuk umum, dan biasanya dalam sebulan menerima
minimal empat kali kunjungan. Program kunjungan Agrowisata biasanya dilakukan setelah
pengunjung melakukan peninjauan ke proses produksi pabrik, yang letaknya tidak jauh. Bagi
yang berminat bisa langsung menghubungi Public Relations Department, PT. SidoMuncul, baik
yang berada di Jakarta maupun yang ada di Semarang.
Sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. SidoMuncul tidak ingin
kehadirannya menghasilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga berupaya untuk
melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Untuk menangani limbah cair, di lokasi
pabrik dipasang instalasi pengolahan air limbah sehingga air limbah dapat diolah menjadi air
yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman. Sedangkan limbah padat dari buangan sisa
ekstraksi akan dilolah menjadi pupuk organik , yang bisa digunakan untuk memupuk tanaman.
Dengan upaya penanganan limbah tersebut, diharapkan PT. SidoMuncul menjadi
perusahaan yang ramah lingkungan, dan lokasi seputar pabrik menjadi asri karena tanaman
tumbuh subur.
Agar produk dapat senantiasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
kemajuan tekhnologi, kerjasama dilakukan dengan lembaga-lembaga ilmu pengetahuan, baik
dimata masyarakat maupun dunia " ke-ilmu-an ", seperti :
1. Universitas Diponegoro, Semarang
2. PPOT, Universitas Gadjahmada, Jogjakarta
3. Fakultas Farmasi, Universitas Widya Mandala, Surabaya
4. Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Jogjakarta
5. Lembaga penelitian, Institut Tekhnologi Bandung
6. Balai Penelitian Tanaman Obat, Depkes, di Tawangmangu
7. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah, di Bogor.
Organisasi yang diikuti oleh SidoMuncul :
1.
2.
BIOFARMAKA INDONESIA
3.
4.
5.
6.
Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan
lingkungan.
Mis
i
Mengembangkan research/penelitian yang berhubungan dengan pengembangan
pengobatan dengan bahan-bahan alami.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina kesehatan melalui
pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami dan pengobatan secara tradisional.
Ikut mendorong pemerintah / instansi resmi agar lebih berperan dalam pengembangan
pengobatan tradisional.
Saat ini PT. SidoMuncul didukung lebih dari 2000 karyawan dengan tingkat pendidikan
bervariasi dan ditempatkan sesuai dengan keahlian, kemampuan dan kapasitasnya masingmasing. Sebagai pendukung, SidoMuncul juga memilki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu,
seperti biologi, ekonomi, farmasi, pertanian, hukum, teknologi pangan, teknik kimia, teknik
elektro,
dll.
PT. SidoMuncul juga merekrut konsultan yang ahli di bidangnya, misalnya : apoteker, dokter
umum, dokter gigi dan spesialis.
II.1.3 Fasilitas PT Sido Muncul
Dengan standar pabrik CPOB ( Standard pabrik Farmasi ), maka fasilitas yang ada di PT.
SidoMuncul antara lain :
1.
a.
Laboratorium
Laboratorium Instrumentasi
b. Laboratorium Farmakologi
c.
Laboratorium Formulasi
d. Laboratorium Farmakognosi
e.
Laboratorium Stabilitas
f.
Laboratorium Kimia, yang dilengkapi peralatan HPLC (High Pressure Liquid Chromatography),
GC (Gas Chromatography) dan TLC Scanner (Thin Layer Chromatography). Keseluruhan
laboratorium tersebut dibangun di atas lahan seluas 1200 m.
3.
Extraction Centre
4.
5.
6.
Perpustakaan
7.
Klinik Holistik
Pada tahun 1999 dirintis pembukaan kawasan khusus untuk lokasi koleksi tanaman obat
yang akhirnya didesain seartistik mungkin dan menarik untuk dilihat dan dikunjungi. Secara
resmi tempat tersebut dijadikan obyek agrowisata khusus koleksi tanaman obat yang dirancang
terpadu, antara koleksi tanaman obat dengan desain taman serta infrastruktur lainnya.
Agrowisata tanaman obat PT. SidoMuncul berlokasi di kawasan pabrik/industri jamu PT.
SidoMuncul, Jln. SoekarnoHatta, desa Diwak, kecamatan Bergas, kabupaten Semarang, Jawa
Tengah. Menempati lahan seluas 1,5 hektar, dengan topografi tanah landai, ketinggian tempat
440 meter dari permukaan laut.
II.1.5 Sarana dan Prasarana PT Sido Muncul
1. Koleksi tanaman obat sejumlah kurang lebih 400 spesies, termasuk tanaman introduksi / yang
didatangkan dari luar negeri, antara lain : Echinacea purpurea, Tribulus Terrestris, Mintha
Piperita, Sybilum Marianum dan Jamur Ganoderma Lucidum.
2. Jalan yang bisa dilalui mobil, untuk berkeliling lokasi
3. Aula berupa Gasebo
4. Kolam ikan (danau buatan)
5. Nursery/kebun bibit dan tempat penjualan bibit tanaman obat
II.2PT NISSIN BICUIT INDONESIA
II.2.1 Sejarah PT Nissin Biscuit Factory Indonesia
PT Nissin Biscuit Factory Indonesia mengawali produksi komersial pertama pada Januari
1977. Diatas lahan seluas +- 8 Ha. Produk pertama yang dihasilkan adalah Butter Coconut,
Frychip, Madu, Aynako, Longer Stick.
Seiring dengan perjalanannya, PT Nissin Biscuit Factory Indonesia telah memproduksi beberapa
jenis dan beragam biscuits, cookies, crackers, snacks, wafers dalam bagian merk terkemuka
seperti nissin, Khong Guan, Monde, Walens dan Nitto
Dalam menghadapi persaingan di industry makanan yang semakin ketat, PT Nissin
Biscuit Factory Indonesia selalu bertekad untuk memenangkan persaingan dengan menyajikan
produk berkualitas melalui inovasi yang selalu berkelanjutan. Inovasi yang dilakukan oleh nissin
meliputi jenis produk, mesin, system/proses dan kemasan. PT Nissin Biscuit Factory Indonesia
memiliki lebih dari 700 karyawan yang terlatih sehingga turut mendukung kualitas produk yang
dihasilkan.
Dengan dukungan inovasi, sumberdaya manusia dan tegnologi, sampai dengan saat ini,
PT Nissin Biscuit Factory Indonesia terus berkembang dan berhasil memproduksi berbagai merk
biscuit yang telah menjadi pemimpin pasar.
II.2.2 Quality Commitment PT Nissin Biscuit Factory Indonesia
Nissin menyadari bahwa dengan memproduksi produk yang berkualitas dan bergizi,
maka Nissin turut memberikan konstribusinya untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa.
Karena itu, pengawasan mutu produk menjadi salah satu prioritas utama.
Standar mutu yang diterapkan oleh Nissin mencakup penggunaan bahan baku pilihan dan
penggunaan tegnologi canggih dalam proses produksi serta penerapan CPMB (Cara Produksi
Makanan yang Baik), GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Opening
Procedure) dan HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point). Standar Mutu ISO
2200:2005 untuk kualitas dan keamanan produk juga telah ditetapka dalam proses produksi
disertai dengan sertifikat halal dari Majlis Ulama Indonesia (MUI). Sebuah bukti bahwa semua
produk Nissin memenuhi kaidah halal dan aman dikonsumsi.
II.2.3 Visi dan Misi PT Nissin Biscuit Factory Indonesia
Visi dan Misi PT Nissin Biscuit Factory Indonesia meliputi:
Visi
Misi
Memproduksi biscuit yang bergizi tinggi, higienis, inovatif dan berkualitas dengan cita
rasa tinggi serta terjamin mutunya kepada pelanggan dengan cara terbaik yang dikembangkan
oleh SDM yang unggul dengan tegnologi modern.
II.2.4 Lokasi PT Nissin Indonesia
Lokasi PT Nissin Biscuit Indonesia di Jl. Raya Semarang Salatiga Km. 23 Ungaran.
BAB III
LANDASAN TEORI
III.1
Pengertian Umum
Didalam upaya untuk dapat melaksanakan kegiatan produksi dalam suatu perusahaan,
tentunya diperlukan adanya pengertian yang sama terhadap yang sering digunakan dalam
manajemen produksi ini. Misalnya: produks, produktivitas, system produksi, proses produksi dan
lain sebagainya.
III.1.1 Produksi
Produksi diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau
penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya
faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat serta kombinasi dari faedah-faedah tersebut diatas.
Apabila terdapat suatu kegiaatan yang dapat menimbulkan manfaat baru, atau mengadakan
penambahan dari manfaat baru atau mengadakan penambahan dari manfaat yang sudah ada,
maka kegiatan tersebut akan disebut sebagai kegiatan produksi.
III.1.2 Produk
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang. Didalam hal ini,
perlu diketahui adanya perbedaan antara produk dan jasa, walaupun keduanya merupakan hasil
dari kegiatan produksi.
III.1.3 Produsen
Produsen adalah orang, badan ataupun lembaga-lembaga lainnya yang menghasilka
produk. Apakah itu merupakan sebuah perusahaan yang kecil, atau bahkan disebut sebagai
industry rumah tangga, ataukah itu merupakan perusahaan-perusahaan menengah, atau mungkin
merupakan besar bahkan merupakan perusahaan multinasional, dalam hal ini bukanlah menjadi
persoalan, dan akan tetap disebut sebagai produsen.
III.1.4 Produktivitas
Produktivitas adalah merupakan suatu perbandingan dari hasil kegiatan yang senyatanya
dengan hasil kegiatan yang seharusnya. Apabila produktivitas ini akan dinyatakan dengan angka,
maka nilai dari produktivitas ini jika presentase antara 0% sampai 100%.
III.2
Manajemen Produksi
III.2.1 Pengertian
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan
dengan menggunakan koordinasi atau kegiatan orang lain. Manajemen produksi dapat diartikan
sebagai kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
III.2.2 Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen Produksi berkembang pesat karena adanya factor:
a.
b. Revolusi Industri.
Revolusi industry merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan tenaga
mesin. Revolusi ini merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat dibidang
perdagangan, industry dan teknik eropa.
c.
Flowchart
Tools yang menggambarkan suatu proses barang atau jasa secara detail sehingga kita bisa
menganalisis bagian dari proses.
b.
c.
Histogram
Scatter Plot
Diagram pola yang digunakan untuk menggambarkan kedekatan faktor faktor pada
produk atau jasa.
e.
Control Charts
Peta kontrol itu untuk mengtahui data tingkatan kualitas produk terhadap kecacatan
produk terhadap waktu yang ada. tujuannya untuk mendapatkan keseragaman kualitas sehingga
jika terjadi peningkatan grafik (jumlah cacat lebih) maka perlu dilakukan perbaikan
berkelanjutan (continuous improvement).
f.
g.
Pareto Diagram
Diagram batang yang menggambarkan proporsi faktor yang berpengaruh terhadap produk
dan jasa. karena menurut pareto, dengan menyelesaikan 20% masalah utama dapat meningkatkan
hasil 80 %.
Efisien
b.
Efektifitas
c.
Kualitas
d.
e.
Fleksibilitas
III.3
Produksi
III.3.1 Pengertian
Seperti yang sudah dikemukakan diatas, bahwa produksi diartikan sebagai kegiatan yang
dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini
dapat terdiri dari beberapa macam, misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat serta
kombinasi dari faedah-faedah tersebut diatas. Apabila terdapat suatu kegiaatan yang dapat
menimbulkan manfaat baru, atau mengadakan penambahan dari manfaat baru atau mengadakan
penambahan dari manfaat yang sudah ada, maka kegiatan tersebut akan disebut sebagai kegiatan
produksi.
Produksi juga dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan yang mentranformasikan masukan
(input) menjadi keluaran (output).
III.3.2 Proses Produksi
1. Kelangsungan hidup
a. Produksi terus menerus
Dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang, walaupun terjadi
perubahan bentuk barang-barang tetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alat mesin.
Proses ini menghasilkan produk yang standar (massal).
b. Produks yang terputus-putus
Proses ini dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-alat dan
penyesuaian terus-menerus.
2. Teknik
a.
Proses Ekstraktif
b. Proses Analisis
c.
Proses Pengubahan
d. Proses Sintesis
BAB IV
ANALISIS KONDISIONAL
IV.1
PT Sido Muncul
Sadar akan potensi yang alami dan berlimpah, yaitu berupa Trend kehidupan masyarakat
kini makin mengarah pada Back To Nature atau kembali ke alam. Kondisi tersebut juga
mendorong total permintaan pada produk-produk berbahan alamipun meningkat. Untuk
Indonesia, yang sudah dikenal sebagai Mega Bio-Diversity, Mega Centre keanekaragaman hayati
terbesar di dunia, detailsnya terdapat + 300.000 jenis tumbuhan dan + 7000 berkhasiat obat (90
% spesies tumbuhan di kawasan Asia), yang juga menjadi bahan 45 obat penting di Amerika dan
14 spesies diantaranya berasal dari Indonesia maka Sido Muncul menjadikannya asset, yang
kedepannya akan makin memantapkan diri dalam memproduksi obat-obatan alam, serta
bertransformasi menjadi industry farmasi.
Seluruh proses produksi dijalankan berdasarkan Standard Operation Procedure
(SOP) berdasarkan CPOB ( Cara Pembuatan Obat yang Benar ) setara farmasi, telebih
SidoMuncul merupakan perusahaan Jamu pertama di Indonesia yang meperoleh serifikat
tersebut. Pastinya, seluruh produk SidoMuncul telah lulus uji toksisitas hingga uji khasiat
sehingga terjamin uality Controlnya. Selain PT. SidoMuncul juga didukung dengan serangkaian
fasilitas laboratorium lengkap dan peranan Research Development Departemen.
Menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, inilah yang selalu diangankan oleh
SidoMuncul. Tidak hanya dengan menghadirkan produk-produk berkelas yang aman dan
berkhasiat, tetapi juga membaur dengan masyarakat melalui program Mudik Lebaran Gratis para
penjual jamu, serta penganugerahan penghargaan bagi insan-insan berdedikasi tinggi di bidang
besar koleksinya terdiri dari tanaman untuk bahan jamu yang dipergunakan oleh para industri
dan lainnya masih dieksplorasi dari alam.
Disamping itu, PT. SidoMuncul juga memberikan kesempatan bagi masyarakat umum
untuk datang berkunjung dan melihat secara langsung proses produksi yang dilakukan, dengan
harapan dapat membuka mata masyarakat jamu - jamu produksi SidoMuncul memang memenuhi
standar CPOB dan aman serta berkhasiat untuk dikonsumsi.
Dari keterangan Bapak Bambang Supartoko bahwa bahan baku pembuatan produk jamu
di PT. Sido Muncul ini 80 % masih dieksplorasi dari alam (misal dari hutan) dan 20 % dari hasil
budidaya (ditanam). Bahan baku yang diterima adalah dalam bentuk kering (siklisia) keculai
untuk produk minuman seperti jahe. Karena 80 % masih dieksplorasi dari alam dan
standarisasinya kurang maka setiap bahan baku yang masuk ke PT. Sido Muncul harus dicek
kualitasnya (Quality Control) terlebih dahulu yang meliputi kebenaran bahan, kebersihan bahan
dari bakteri patogen, dan keadaan bahan dalam bentuk kering dengan kadar air minimal 10 %.
Bahan bakunya antara lain kunyit, jahe, temu lawak. kayu manis, lengkuas, pasak bumi,
cengkeh, dan lain sebagainya. PT. Sido Muncul memiliki beberapa anak perusahaan misalnya
PT. Muncul Mekar bertugas pada bagian marketing, PT. Muncul Putra Offsite bertugas pada
bagian kemasan, dan PT. Muncul Armada Raya bertugas pada bagian distribusi.
Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah penerimaan bahan
baku, bahan baku yang datang segera dicek QC (Quality Control), setelah terbukti memenuhi
standar penerimaan dan standar penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang
penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang penyimpanan
bahan baku kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian bahan baku dicuci, dikeringkan,
digiling, baru kemudian dicampur (mixing). Dalam proses pencampuran bahan ini kami tidak
diperkenankan untuk melihatnya karena merupakan rahasia perusahaan. Sesudah proses
pencampuran selesai kemudian hasilnya dialirkan melalui pipa-pipa untuk dilakukan proses
pengemasan primer (packaging primer) menggunakan mesin dua line dan delapan line.
Kemudian masuk ke proses pengemasan sekunder (packaging sekunder), disini produk yang
sudah jadi dicek kembali dengan cara uji sampel. Setelah selesai proses pengemasan sekunder
kemudian produk siap untuk didistribusikan.
Modal yang digunakan oleh perusahaan jamu herbal ini berasal dari modal sendiri
karena perusahaan ini adalah perusahaan keluarga yang benar-benar dirintis mulai dari nol.
Adapun dampak lingkungan yang diberikan PT. Sido Muncul yang meliputi dampak fisik dan
sosial. Untuk dampak fisiknya diantaranya adalah pemanfaatan limbah, limbah cair yang
dihasilkan dari proses produksi didaur ulang kembali, sedangkan limbah padatnya di daur ulang,
dijual maupun dimusnahkan. Untuk menanggulangi krisis energi perusahaan ini membuat
biodiesel mnggunakan minyak jelantah. Sedangkan limbah cair yang sudah netral digunakan
untuk mengairi sawah petani dan juga ditampung untuk menanggulangi devisit air. Untuk
dampak sosialnya PT. Sido Muncul berusaha untuk ikut mensejahterakan masyarakat sekitar
dengan cara merikrutnya mnjadi karyawan, memberikan beasiswa, program mudik gratis bagi
karyawan, pembangunan sekolah, dan lain sebagainya.
Beberapa produk unggulan dari PT. Sido Muncul antara lain Tolak Angin dan Kuku
Bima Ener-G . Tolak Angin kini lebih difokuskan pada segmen menengah atas, setelah
sebelumnya sukses membidik segmen bawah. Hingga kini market share Tolak Angin di kelas
obat cair mendominasi hingga 70%. Penjualan Tolak Angin mencapai 3 juta sachet per bulan,
lebih tinggi dibanding rata-rata penjualan pada tahun 2008 sekitar 2,5 juta sachet per bualan.
Variasi Produk dari Tolak Angin sendiri antara lain adalah Tolak Angin Flu dan Permen Tolak
Angin. Diharapkan dari adanya variasi produk ini akan meningkatkan penjualan produk
unggulan dari PT. Sido Muncul ini.
PT Sido Muncul juga memiliki satu lagi anak perusahaan yaitu PT Nutrend International,
sebagai perusahaan yang mendistribusikan produk-produk dari perusahaan induknya PT Sido
Muncul.
IV.2
Proses produksi pada Nissin Biscuit Factory Indonesia selalu terdapat Quality Control
didalamnya. Berikut adalah proses produksi pada PT. Nissin Biscuit Factory Indonesia
1. Penerimaan bahan baku
2. Penimbangan
3. Pengayakan
4. Pencampuran bahan dengan langsung fermentasi
5. Pencetakan adonan yang dengan langsung fermentasi
6. Pemanggangan
7. Pemberian minyak dan bumbu
8. Pendinginan berbarengan dengan pelapisan krim
9. Pengepakan berbarenga dengan pelapisan krim
10. Pengepakan
11. Penggudangan