You are on page 1of 11

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

BERMAIN SENI KOLASE

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Anak


di Ruang 15 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh :
KELOMPOK 13
1. ANGGIT KUKUH P.

125070207111004

2. DINI ANJANI

125070200111005

3. CANDRA RESTU M.

125070201111021

4. VENI ISTIANI

125070200111033

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)
BERMAIN SENI KOLASE

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Anak


di Ruang 15 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh :
KELOMPOK 13
1. ANGGIT KUKUH P.

125070207111004

2. DINI ANJANI

125070200111005

3. CANDRA RESTU M.

125070201111021

4. VENI ISTIANI

125070200111033

Telah diperiksa kelengkapannya pada :


Hari

Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Perseptor Akademik,

(
NIP.

Perseptor Klinik,

(
NIP.

RENCANA KEGIATAN SATUAN ACARA BERMAIN


DI RUANG 15 RSSA MALANG
Oleh Kelompok 13 PSIK UB

1.

Topik :
Penerapan terapi bermain dengan kegiatan bermain seni kolase

2.

Tujuan Umum :
Pasien mampu mengembangkan kemampuan motorik halus dan kreatifitas dalam seni
menempel (kolase)

3.

Tujuan Khusus :
Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
Anak mampu menyeimbangkan kemampuan berpikir dengan kemampuan motorik halus
dalam berkreasi melalui aktivitas menghias suatu gambar
Anak mampu beradaptasi lebih efektif terhadap stres atau cemas karena sakit atau
dirawat

4.

Landasan teori :
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan (Foster, 1989). Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional, dan sosial. Karakteristik bermain pada anak usia pra sekolah (4-6
tahun) adalah cooperatif play, anak bermain bersama dengan jenis permainan yang
terorgainisasi dan terencana.
Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang tidak hanya sekedar mengisi waktu tetapi
kebutuhan anak seperti halnya makan, minum serta kasih sayang. Anak memerlukan variasi
permainan untuk kesehatan fisik, mental, emosi, intelektual, kreatifitas dan sosial. Pada
anak pra sekolah tujuan kegiatan bermain adalah :

5.

a.

Mengembangkan kemampuan motorik

b.

Merangsang daya imajinasi

c.

Menumbuhkan sportivitas

d.

Mengembangkan kepercayaan diri

e.

Mengembangkan kreatifitas

f.

Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan


Prinsip bermain yang dilakukan, adalah :

1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat, dan sederhana.


2. Mempertimbangkan keamanan.
3. Kelompok umur/usia klien sama.
4. Melibatkan orang tua.
5. Tidak bertentangan dengan pengobatan.
6.

Kriteria Anggota bermain :


a.

Usia pra sekolah (4-6 tahun)

b.

Keadaan umum : cukup baik, kooperatif, dan tidak berpenyakit menular

c.

Menyetujui/bersedia

d.

Tidak ada gangguan pada fungsi motorik ektremitas atas yang mengganggu
pergerakan

7.

Proses seleksi :
a.

Merekrut anak yang berusia pra sekolah

b.

Identifikasi anak yang termasuk kriteria anggota bermain

c.

Membuat kontrak dengan anak dan orang tua yang menyetujui untuk bermain
1)

Mendahului dengan ajakan bermain

2)

Setelah anak menyetujui bermain, baru kita laksanakan terapi bermain


di ruang yang telah ditentukan

8.

9.

Struktur Kelompok :
a.

Tempat bermain

: Ruang 15 RSSA Malang

b.

Pelaksanaan

: Kamis, 8 September 2016

c.

Lamanya bermain

: 30 menit (pukul 10.30 11.00 WIB)

Alokasi waktu :
5 menit persiapan
20 menit pelaksanaan
5 menit evaluasi
Jumlah anggota : 10 anak
Alat Bantu : kertas warna-warni, lem, kertas putih bergambar sebagai tempat menempel
Pengorganisasian

10.

Pengorganiasaian :
Leader

: Dini Anjani

Co Leader

: Veni Istiani

Fasilitator

: Anggit Kukuh Priyono

Observer

11.

: Candra Restu Mentari

Diskripsi Tugas :
a.

Leader :

Mengkoordinir seluruh kegiatan

Memimpin permainan

b.

Co Leader

Membantu mengkoordinasikan seluruh kegiatan

Membantu memimpin permainan

c.

Fasilitator

Memotivasi anggota dalam perkenalan kelompok

Memotivasi dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan

Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan terapi bermain

Bertanggung jawab terhadap proses antisipasi masalah

d.

Observer

Mengamati semua proses yang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya
kegiatan

Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok


sebagai evaluasi kelompok

12.

Kegiatan permainan :
a.

Pra interaksi

Leader mengorganisir kegiatan, peralatan dan pembagian tugas

Menata tempat bermain

Mengajak anak untuk setuju mengikuti bermain

b.

Proses kerja

Leader mengenalkan diri dan team bermain

Leader menetapkan kontrak waktu untuk bermain

Fasilitator memulai memimpin permainan menempel dengan langkah sebagai


berikut: 1) membagikan kertas warna-warni, 2) meminta untuk menyobek-nyobek
dalam ukuran kecil, 3) mempersiapkan kertas putih bergambar, 4) memberikan lem
pada kertas warna yang telah disobek, 5) menempelkan pada kertas putih sesuai
dengan contoh dan kreatifitas anak, 6) biarkan hasil kolase hingga lem mengering.

Selama permainan fasilitator :

Mengaktifkan anak-anak berperan serta

Menggunakan gerakan-gerakan yang dimengerti dan dapat diikuti

Mengembangkan pola seni kolase yang dapat diikuti oleh anak yaitu
dengan menempel kertas berwarna sesuai kreatifitas dan imajinasinya
Selama permainan observer mengamati respon anak

c.

Terminasi
Observer meminta anak satu-persatu menunjukkan hasil kolase yang sudah

dibuat kepada fasilitator


Eksplorasi anak setelah melakukan seni kolase sesuai kreatifitas dan

imajinasinya
Salam penutup

13.

Kriteria evaluasi
a.

Struktur
Persiapan pasien

Keluarga bersedia mengikutsertakan anak dalam kelompok bermain

Anak bersedia dan mau terlibat langsung dalam permainan

Anak siap untuk melakukan permainan seni kolase


Lingkungan

Lingkungan bermain menunjang

Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa ada


gangguan
Media

Anak dapat menyobek kertas dengan ukuran secukupnya dan


menghias gambar sesuai kreatifitas dan imajinasinya

b.

Proses

Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain

Fasilitator memperagakan bagaimana cara menyobek kertas ke


dalam ukuran kecil-kecil

Anak

mampu

diperagakan/diinstruksikan

menyobek

kertas

berwarna

sesuai

yang

Anak dapat aktif menempel kertas sesuai kreatifitas dan


imajinasinya sesuai yang diinstruksikan oleh petugas

Anak mampu bertahan dalam permainan sampai permainan


selesai

c.

Hasil

Anak mampu menempel kertas berwarna sesuai kreatifitas dan


imajinasinya yang difasilitasi oleh leader untuk menghias suatu gambar yang ada
di hadapannya.

Contoh pola gambar yang akan dihias menggunakan seni kolase:

Atau gambar lain dapat menyesuaikan apa yang diinginkan oleh anak saat itu.

TERAPI AKTIVITAS BERMAIN SENI KOLASE


1. Konsep Bermain
1.1 Pengertian Bermain
Bermain merupakan aspek yang penting dalam kehidupan anak dan salah satu
cara yang efektif untuk mengurangi stress. Saat sakit dan dirawat di rumah sakit
merupakan suatu krisis pada kehidupan anak dan sering menyebabkan stress yang
terbesar,

dengan

bermain

ketakutan

dan

kecemasan

dapat

diminimalkan

(Hockenberry dan Wilson, 2009).


1.2 Fungsi Bermain di Rumah Sakit
Menurut Journal of Music Therapy bahwa terapi aktivitas bermain pada anakanak didesain untuk membantu seorang anak memverbalisasikan pengalaman di
rumah sakit sehingga mereka dapat mengatasi trauma saat di rumah sakit
(Froehlich, 1984).
Menurut Hockenberry dan Wilson (2009) bermain secara umum berfungsi untuk
menstimulus perkembangan pada diri anak, diantaranya adalah perkembangan
sensori

dan

motoric,

intelektual,

meningkatkan

kemampuan

sosialisasi,

meningkatkan kreatifitas, membentuk kesadaran diri, sebagai terapi dan untuk


perkembangan moral (Hockenberry dan Wilson, 2009).
Kondisi sakit dan dirawat di rumah sakit bukan alasan bahwa anak harus
dipisahkan dan aktivitas bermainnya. Aktivitas bermain merupakan bagian yang
terintegrasi dalam kehidupan anak dan tidak dapat dipisahkan. Menurut Hockenberry
dan Wilson (2009) aktivitas bermain di rumah sakit sangat penting bagi anak karena
bermain mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai upaya untuk:
a. Memfasilitasi penyesuain diri terhadap situasi yang tidak dikenal.
b. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol diri.
c. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang bagian-bagian tubuh,
fungsinya dan penyakit atau kecacatan tubuhnya.
d. Memperbaiki konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan
dan prosedur medis.
e. Membantu mengurangi stress akibat perpisahan.
f.

Memberi hiburan dan relaksasi.

g. Membantu anak merasa lebih nyaman di lingkungan yang aman.

h. Memberi cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan


perasaan.
i.

Untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap positif terhadap orang


lain.

j.

Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat serta


memberi cara untuk mencapai tujuan-tujuan terapeutik.

(Hockenberry dan Wilson, 2009).


1.3 Prinsip Bermain di Rumah Sakit
Tujuan utama terapi bermain adalah untuk memfasilitasi emosional dan fisik anak
saat di rumah sakit. Beberapa penelitian membuktikan kefektifan terapi bermain dalam
mengurangi stress fisiologis dan stress psikologis anak-anak yang mendapatkan
perawatan di rumah sakit. Menurut Hockenberry dan Wilson (2009) dalam memberikan
aktivitas bermain di rumah sakit ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
perawat anak diantaranya adalah upayakan aktivitas bermain yang diberikan tidak
membutuhkan banyak energy, singkat, dan sederhana. Hal yang paling penting
dipertimbangkan perawat adalah keamanan dan infeksi silang. Jika aktivitas bermain
diselenggarakan dalam bentuk kelompok, maka upayakan kelompok umur yang sama
serta libatkan keluarga dan orang tua untuk pendampingan anak selama proses bermain
(Hockenberry dan Wilson, 2009).
1.4 Jenis Permainan Anak Prasekolah
Jenis permainan pada anak usia prasekolah sesuai dengan karakteristik aktivitas
bermain yang imitative, imaginative dan dramatic. Jenis permaianan yang sesuai adalah
permainan pakaian boneka, mainan rumah tangga, telepon, binatang dan peralatan
peternakan, kereta api, truk, pesawat terbang, boneka tangan, kit dokter dan perawat,
sangat membantu dalam mengekspresikan diri pada anak (Hockenberry dan Wilson,
2009).
2. Permainan Seni Kolase
Kolase adalah teknik menempel berbagai macam unsur kedalam satu frame
sehingga menghasilkan karya seni yang baru. Dengan demikian, kolase adalah karya
seni rupa yang dibuat dengan cara menempelkan bahan apa saja kedalam satu
komposisi yang serasi sehingga menjadi satu kesatuan karya. Kata kunci yang menjadi
esensi dari kolase adalah menempel atau merekatkan bahan apa saja yang serasi.
Karya kolase bisa berwujud sebuah karya utuh atau hanya merupakan bagian dari

sebuah karya,misalnya lukisan yang menambahkan unsur tempelan sebagai elemen


estetis.
Permainan kolase mempunyai banyak fungsi untuk perkembangan pada diri anak
yakni sebagai berikut :
a. Melatih Motorik Halus Saat bermain kolase
b. Meningkatkan Kreativitas
c. Melatih Konsentrasi
d. Mengenal Warna
e. Mengenal Bentuk
f. Melatih Memecahkan Masalah
g. Mengasah Kecerdasan Spasial
h. Melatih Ketekunan i. Meningkatkan Kepercayaan Diri
.

DAFTAR PUSTAKA
Hockenberry, M.E., Wilson,D., Winkelstein, M.L., Schwartz, P. 2009. Wongs Essential of
Pediatric Nursing 8th Edition. St.Louis: Mosby Elsevier.
Muharrar, Syakir dan Sri, Verayanti. 2013. Kolase, Montase, Mozaik. Semarang: Esensi.
Nurjatmika, Yusep. 2012. Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Jogjakarta: Diva Press.
Sukardi, Evan S. dan Hajar, Pamandhi. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka
Sumantri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas, Dirjen Dikti.

You might also like