You are on page 1of 9

4.

Penyelenggaraan Pelayanan Klinis


a. Pengendalian proses pelayanan klinis
UPTD Puskesmas DTP Ciwandan, memastikan semua alat ukur yang digunakan
layak pakai melalui kegiatan kalibrasi serta mencegah alat ukur tersebut dari
kerusakan melalui penanganan, pemeliharaan dan penempatan yang sesuai.
b. Validasi proses pelayanan
UPTD Puskesmas DTP Ciwandan menerapkan pemantauan dan pengukuran
proses melalui pengecekan hasil proses dan pemantauan proses. Bila hasil yang
direncanakan tidak tercapai maka dilakukan evaluasi dan tindakan perbaikan
untuk memastikan kesesuaiannya.
c. Identifikasi dan ketelusuran
Puskesmas menetapkan mekanisme identifikasi dan mampu telusur yang sesuai
dari masing-masing layanan jasa. Puskesmas mengidentifikasi status layanan
jasa berhubungan dengan persyaratan, pemantauan dan pengukuran.
Puskesmas mengendalikan dan mencatat identifikasi khas dari masing-masing
dokumen hasil layanan jasa di masing- masing buku rekam medik pasien.
Identifikasi khas masing-masing buku rekam medik pasien dapat berupa nomor
registrasi pendaftaran, nama dan tanggal lahir pasien .
d. Hak dan kewajiban pasien
a. Hak Pasien
Adapun Hak Pasien sebagai berikut :
a) Mendapatkan pelayanan kesehatan optimal /sebaik-baiknya sesuai
dengan standar profesi kedokteran.
b) Hak atas informasi yang jelas dan benar tentang penyakit dan tindakan
medis yang akan dilakukan dokter/ suster
c) Hak memilih dokter dan rumah sakit yang akan merawat sang pasien
d) Hak atas rahasia kedokteran / data penyakit, status, diagnosis dll

e) Hak untuk memberi persetujuan / menolak atas tindakan medis yang akan
dilakukan pada pasien.
f)

Hak untuk menghentikan pengobatan.

g) Hak untuk mencari pendapat kedua / pendapat dari dokter lain / Rumah
Sakit lain
h) Hak atas isi rekaman medis / data medis.
i)

Hak untuk didampingi anggota keluarga dalam keadaan kritis.

j)

Hak untuk memeriksa dan menerima penjelasan tentang biaya yang


dikenakan / dokumen pembayaran / bon /bill.

k) Hak untuk mendapatkan ganti rugi kalau terjadi kelalaian dan tindakan
yang

tidak

mengikuti

standar

operasi

profesi

kesehatan.

2. Kewajiban Pasien
Adapun kewajiban pasien sebagai berikut :
a) Memberi keterangan yang jujur tentang penyakit dan perjalanan penyakit
kepada petugas kesehatan.
b) Mematuhi nasihat dokter dan perawat
c) Harus ikut menjaga kesehatan dirinya.
d) Memenuhi imbalan jasa pelayanan
Sedangkan menurut Surat edaran DirJen Yan Medik No: YM.02.04.3.5.2504
Tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit,
th.1997; UU.Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek
Kedokteran dan Pernyataan/SK PB. IDI, sebagai berikut :
1) Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien,
yaitu :
a) Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan
jujur
b) Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai
dengan standar profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa
diskriminasi
c) Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi keperawatan

d) Hak untuk memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan


keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah
sakit
e) Hak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
klinik dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar
f)

Hak atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk


data-data medisnya kecuali apabila ditentukan berbeda menurut
peraturan yang berlaku

g) Hak untuk memperoleh informasi /penjelasan secara lengkap


tentang tindakan medik yg akan dilakukan thd dirinya.
h) Hak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
i)

Hak untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya


dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab
sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang
penyakitnya.

j)

Hak didampingi keluarga dan atau penasehatnya dalam beribad dan


atau masalah lainya (dalam keadaan kritis atau menjelang
kematian).

k) Hak beribadat menurut agama dan kepercayaannya selama tidak


mengganggu ketertiban & ketenangan umum/pasien lainya.
l)

Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di


rumah sakit

m) Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah


sakit terhadap dirinya
n) Hak transparansi biaya pengobatan/tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap dirinya (memeriksa dan mendapatkan penjelasan
pembayaran)
o) Hak akses /inzage kepada rekam medis/ hak atas kandungan ISI
rekam medis miliknya
2. Kewajiban Pasien
a) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya kepada dokter yang merawat

b) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi dan perawat
dalam pengobatanya.
c) Memberikan

imbalan

jasa

atas

pelayanan

yang

diterima.

Berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian


yang telah dibuatnya
b. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
Puskesmas memelihara dokumen milik pelanggan, selama berada dalam
pengendalian Puskesmas. Puskesmas mengidentifikasi, memverifikasi,
melindungi dan menjaga dokumen milik pasien yang disediakan dalam proses
layanan jasa kesehatan yang diberikan.
c. Manajemen risiko dan keselamatan
Untuk setiap penyebab ketidaksesuaian potensial yang dapat terjadi dan
belum terjadi yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu di Puskesmas
Ciwandan

maka ditetapkan tindakan pencegahan agar tidak terjadinya

ketidaksesuaian.
Tindakan pencegahan mencakup:
1. Penetapan ketidaksesuaian dan penyebabnya.
2. Penetapan dan penerapan tindakan yang sesuai.
3. Peninjauan tindakan pencegahan.
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis
Selama aktivitas memberikan jasa pelayanan kesehatan, dipastikan bahwa :
1) Aktivitas pelayanan kesehatan tercatat dan didokumentasikan.
2) Dokter / perawat harus mematuhi peraturan standar keselamatan dan
kesehatan yang berlaku.
3) Dokter / perawat harus membuat rekaman medis atas hasil diagnosa dan
tindakan yang diambil

4) Dokter / perawat harus merespon segala feedback (masukan) yang


disampaikan oleh pelanggan (pasien/masyarakat).
5) Dokter / perawat harus mengedepankan kode etik profesi dalam
menjalankan fungsinya, termasuk dalam hal menjaga kerahasian yang terkait
langsung dengan pasien.
6) Jika sebelum atau dalam tahapan melakukan tindakan medis diprediksi akan
adanya ketidak mampuan untuk melakukan tindakan lebih lanjut, maka
Puskesmas harus membuat rujukan ke fungsi lainnya yang terkait yang lebih
memiliki kemampuan dalam penyedian sumber daya dan infrastruktur.
Dalam menjalankan fungsi pelayanannya, maka Puskesmas memonitor,
mengukur dan memverifikasi hasil pelaksanaan jasa pelayanan kesehatan
apakah sesuai dengan persyaratan sistem manajemen mutu yang telah
ditetapkan yakni dengan melakukan audit yang terencana. Jika ditemukan adanya
ketidaksesuaian maka bagian terkait harus melakukan tindakan perbaikan atas
ketidaksesuaian yang terjadi.

b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien


Ketentuan persyaratan layanan jasa kesehatan yang diberikan, meliputi :
1) Persyaratan-persyaratan yang secara spesifik ditetapkan berdasarkan
profesionalisme dan etika kedokteran.
2) Persyaratan yang tidak ditetapkan tetapi diperlukan untuk kesehatan
pasien.
3) Persyaratan-persyaratan regulasi yang berkaitan dengan layanan jasa.
4) Persyaratan-persyaratan lain yang ditetapkan oleh Perusahaan.
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
Kajian atas persyaratan layanan jasa merupakan

pertimbangan untuk

memberikan layanan kesehatan kepada pasien. Berdasarkan tinjauan


persyaratan tersebut, dokter/ petugas medis dapat menentukan apakah
pelayanan kesehatan dapat diberikan atau tidak.
d. Analisis dan tindak lanjut

Puskesmas menetapkan mekanisme identifikasi dan mampu telusur yang


sesuai dari masing-masing layanan jasa. Puskesmas mengidentifikasi status
layanan jasa berhubungan dengan persyaratan, pemantauan dan pengukuran.
Puskesmas mengendalikan dan mencatat identifikasi khas dari masing-masing
dokumen hasil layanan jasa di masing- masing buku rekam medik pasien.
Identifikasi khas masing-masing buku rekam medik pasien dapat berupa
nomor registrasi pendaftaran, nama dan tanggal lahir pasien .
e. Penerapan manajemen risiko
Pelayanan dalam bidang kesehatan termasuk Puskesmas dikategorikan
sebagai pelayanan yang berisiko, pasien dapat mengalami kerugian fisik,
mental maupun finansial akibat kesalahan tindakan dalam proses pelayanan di
Puskemas.
Manajemen Risiko diartikan sebagai suatu rencana dan proses sistimatis
dalam rangka mengurangi atau mengeliminasi kemungkinan suatu kehilangan
(kerugian) yang dapat terjadi di sebuah pelayanan (jasa/produk).
Manajemen Risiko meliputi Tiga Komponen :
1) Risk identification and loss prevention
Identifikasi risiki dan mencegah suatu kerugian dengan melakukan
identifikasi risiko yang dapat menimbulkan kerugian , memperbaiki atau
membenahi situasi atau masalah yang dapat meningkatkan kerugian
2) Loss Reduction
Melakukan tindakan setelah terjadi insiden dengan tujuan untuk
meminimalkan kerugian (mitigasi)
3) Risk Financing
Menjamin bahwa organisiasi seperti puskesmas memiliki sumber finansial
yang mencukupi untuk menanggulangi ancaman kerugian yang mungkin
dapat terjadi
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
1) Umum
Sebagai salah satu wujud komitmen Puskesmas Ciwandan,

dalam

melakukan peningkatan berkelanjutan (Continual Improvement) adalah


dengan melakukan pengukuran, analisis data dan perbaikan.
2) Pemantauan dan pengukuran
a) Kepuasan pelanggan

Tingkat kepuasan pelanggan adalah salah satu bentuk nilai kinerja


sistem manajemen mutu Puskesmas Ciwandan, karena itu harus
dilakukan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan, selain itu juga
untuk mengetahui persepsi Puskesmas Ciwandan,

di mata

pelanggan.
Metode untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan
pelanggan ditetapkan melalui kuesioner yang disebarkan atau pun
melalui wawancara dengan pasien secara langsung.
Kebijakan ini ditetapkan sebagai wujud komitmen Puskesmas
Ciwandan, dalam usaha meningkatkan kepuasan pasien.
b) Audit internal
Untuk mengevaluasi penerapan dan efektivitas sistem manajemen
mutu di PUSKESMAS CIWANDAN maka dilakukan Audit Internal
secara berkala, minimal 2 kali dalam setahun.
Dalam melaksanakan audit internal ini UPTD PUSKESMAS DTP
CIWANDAN, mempertimbangkan:

Status dan pentingnya proses dan bidang yang diaudit

Kriteria, lingkup, dan metode audit

Auditor yang independen (tidak meng-audit unit kerja yang menjadi


tanggung jawabnya).

c) Pemantauan dan pengukuran proses


PUSKESMAS CIWANDAN menerapkan pemantauan dan pengukuran
proses melalui pengecekan hasil proses dan pemantauan proses. Bila hasil
yang direncanakan tidak tercapai maka dilakukan evaluasi dan tindakan
perbaikan untuk memastikan kesesuaiannya.

d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan

Tingkat kepuasan pelanggan adalah salah satu bentuk nilai kinerja sistem
manajemen mutu PUSKESMAS CIWANDAN

karena itu harus dilakukan

pengukuran terhadap kepuasan pelanggan, selain itu juga untuk mengetahui


persepsi PUSKESMAS CIWANDAN di mata pelanggan.
Metode untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan
ditetapkan melalui kuesioner yang disebarkan atau pun melalui wawancara
dengan pasien secara langsung.
Kebijakan ini ditetapkan sebagai wujud komitmen PUSKESMAS CIWANDAN
dalam usaha meningkatkan kepuasan pasien.

3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai


PUSKESMAS CIWANDAN, mengidentifikasikan dan menentukan prioritas yang
sesuai bila terjadi ketidaksesuaian selama pelaksanaan proses realisasi
pelayanan serta menempatkan pelayanan akhir pada tempat penyimpanan yang
berbeda dengan pelayanan yang sesuai.

4) Analisis data
Berdasarkan data yang didapat dari hasil pemantauan dan pengukuran, maka
PUSKESMAS CIWANDAN melakukan analisis terhadap:
1. Pencapaian sasaran mutu
2. Tingkat kepuasan pelanggan
3. Tingkat kesesuaian mutu pelayanan
Hasil Audit Internal.
Hasil analisis dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan
berkelanjutan terhadap efektivitas sistem manajemen mutu PUSKESMAS
CIWANDAN .

5) Peningkatan berkelanjutan
Dalam menjalankan fungsi pelayanannya, maka Puskesmas memonitor,
mengukur dan memverifikasi hasil pelaksanaan jasa pelayanan kesehatan
apakah sesuai dengan persyaratan sistem manajemen mutu yang telah

ditetapkan yakni dengan melakukan audit yang terencana. Jika ditemukan


adanya ketidaksesuaian maka bagian terkait harus melakukan tindakan
perbaikan atas ketidaksesuaian yang terjadi.

6) Tindakan korektif
Dalam hal terjadi ketidaksesuaian yang berkaitan dengan sistem manajemen
mutu PUSKESMAS CIWANDAN, maka dilakukan tindakan perbaikan yang
sesuai untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan mencegah
terulangnya hal tersebut.
Tindakan Perbaikan mencakup:
1. Peninjauan ketidaksesuaian.
2. Identifikasi penyebab ketidaksesuaian.
3. Menetapkan dan menerapkan tindakan yang sesuai.
4. Peninjauan tindakan koreksi.

7) Tindakan preventif
Untuk setiap penyebab ketidaksesuaian potensial yang dapat terjadi dan belum
terjadi yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu di PUSKESMAS
CIWANDAN, maka ditetapkan tindakan pencegahan agar tidak terjadinya
ketidaksesuaian.
Tindakan pencegahan mencakup:
1. Penetapan ketidaksesuaian dan penyebabnya.
2. Penetapan dan penerapan tindakan yang sesuai.
3. Peninjauan tindakan pencegahan.

You might also like