Professional Documents
Culture Documents
e) Hak untuk memberi persetujuan / menolak atas tindakan medis yang akan
dilakukan pada pasien.
f)
g) Hak untuk mencari pendapat kedua / pendapat dari dokter lain / Rumah
Sakit lain
h) Hak atas isi rekaman medis / data medis.
i)
j)
k) Hak untuk mendapatkan ganti rugi kalau terjadi kelalaian dan tindakan
yang
tidak
mengikuti
standar
operasi
profesi
kesehatan.
2. Kewajiban Pasien
Adapun kewajiban pasien sebagai berikut :
a) Memberi keterangan yang jujur tentang penyakit dan perjalanan penyakit
kepada petugas kesehatan.
b) Mematuhi nasihat dokter dan perawat
c) Harus ikut menjaga kesehatan dirinya.
d) Memenuhi imbalan jasa pelayanan
Sedangkan menurut Surat edaran DirJen Yan Medik No: YM.02.04.3.5.2504
Tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit,
th.1997; UU.Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek
Kedokteran dan Pernyataan/SK PB. IDI, sebagai berikut :
1) Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien,
yaitu :
a) Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan
jujur
b) Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai
dengan standar profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa
diskriminasi
c) Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi keperawatan
j)
b) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi dan perawat
dalam pengobatanya.
c) Memberikan
imbalan
jasa
atas
pelayanan
yang
diterima.
ketidaksesuaian.
Tindakan pencegahan mencakup:
1. Penetapan ketidaksesuaian dan penyebabnya.
2. Penetapan dan penerapan tindakan yang sesuai.
3. Peninjauan tindakan pencegahan.
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis
Selama aktivitas memberikan jasa pelayanan kesehatan, dipastikan bahwa :
1) Aktivitas pelayanan kesehatan tercatat dan didokumentasikan.
2) Dokter / perawat harus mematuhi peraturan standar keselamatan dan
kesehatan yang berlaku.
3) Dokter / perawat harus membuat rekaman medis atas hasil diagnosa dan
tindakan yang diambil
pertimbangan untuk
dalam
di mata
pelanggan.
Metode untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan
pelanggan ditetapkan melalui kuesioner yang disebarkan atau pun
melalui wawancara dengan pasien secara langsung.
Kebijakan ini ditetapkan sebagai wujud komitmen Puskesmas
Ciwandan, dalam usaha meningkatkan kepuasan pasien.
b) Audit internal
Untuk mengevaluasi penerapan dan efektivitas sistem manajemen
mutu di PUSKESMAS CIWANDAN maka dilakukan Audit Internal
secara berkala, minimal 2 kali dalam setahun.
Dalam melaksanakan audit internal ini UPTD PUSKESMAS DTP
CIWANDAN, mempertimbangkan:
Tingkat kepuasan pelanggan adalah salah satu bentuk nilai kinerja sistem
manajemen mutu PUSKESMAS CIWANDAN
4) Analisis data
Berdasarkan data yang didapat dari hasil pemantauan dan pengukuran, maka
PUSKESMAS CIWANDAN melakukan analisis terhadap:
1. Pencapaian sasaran mutu
2. Tingkat kepuasan pelanggan
3. Tingkat kesesuaian mutu pelayanan
Hasil Audit Internal.
Hasil analisis dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan
berkelanjutan terhadap efektivitas sistem manajemen mutu PUSKESMAS
CIWANDAN .
5) Peningkatan berkelanjutan
Dalam menjalankan fungsi pelayanannya, maka Puskesmas memonitor,
mengukur dan memverifikasi hasil pelaksanaan jasa pelayanan kesehatan
apakah sesuai dengan persyaratan sistem manajemen mutu yang telah
6) Tindakan korektif
Dalam hal terjadi ketidaksesuaian yang berkaitan dengan sistem manajemen
mutu PUSKESMAS CIWANDAN, maka dilakukan tindakan perbaikan yang
sesuai untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan mencegah
terulangnya hal tersebut.
Tindakan Perbaikan mencakup:
1. Peninjauan ketidaksesuaian.
2. Identifikasi penyebab ketidaksesuaian.
3. Menetapkan dan menerapkan tindakan yang sesuai.
4. Peninjauan tindakan koreksi.
7) Tindakan preventif
Untuk setiap penyebab ketidaksesuaian potensial yang dapat terjadi dan belum
terjadi yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu di PUSKESMAS
CIWANDAN, maka ditetapkan tindakan pencegahan agar tidak terjadinya
ketidaksesuaian.
Tindakan pencegahan mencakup:
1. Penetapan ketidaksesuaian dan penyebabnya.
2. Penetapan dan penerapan tindakan yang sesuai.
3. Peninjauan tindakan pencegahan.