Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
:
:
:
:
:
Herasti Novita
B1J014039
VI
2
Venthyana Lestary
PENDAHULUAN
Jumlah darah adalah sekitar 7% dari berat badan, dengan massa jenis 1060
kg/m3. Orang dewasa memiliki volume darah kira-kira 5 liter. Darah tersusun atas
korpuskuli (45%) dan cairan kekuningan bernama plasma darah (55%).
Korpuskuli terdiri atas eritrosit atau sel darah (99%), lekosit atau sel darah putih
(0,2%) dan trombosit atau keping-keping darah (0,6-1,0%). Plasma darah tersusun
atas solven (pelarut) berupa H2O (91,5%) dan solut (zat terlarut) yang terdiri atas
protein (7%) dan bahan lain (1,5%) (Norma, 2006).
Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid yang diakibatkan
oleh penambahan bahan kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral
dan membentuk endapan karena adanya gaya gravitasi. Fungsi utama darah yaitu
transportasi bahan materi yang dibutuhkan bagian tubuh atau yang tidak
diperlukan untuk dibawa ke organ pembuangan. Fungsi lain dari darah yaitu untuk
menjaga masuknya bahan penyakit, memperbaiki bahan jaringan yang rusak,
mengantarkan bahan pertumbuhandan membawa oksigen ke jaringan-jaringan
tubuh. Adanya hormon dalam aliran peredaran darah mengakibatkan seolah-olah
darah berfungsi seperti sistem saraf tambahan (Karmana, 2000).
I.2 Tujuan
Tujuan praktikumkaliini adalah untuk memahamiresponseldarahmerah
terhadapberbagaimacammediayangmempunyaikonsentrasiosmotisberbeda
dan mengetahui konsentrasi internal sel darah merah, memahami bentuk dan
strukturseldanmembandingkanbentukdanstrukturseldarahkatakdanmanusia
sertauntukmemahamiprosespembekuandarahdanmenentukanlamanyawaktu
pembekuandarahpadamanusia.
Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah darah dari hewan uji
katak (Fejervarya cancrivora) dan probandus, larutan NaCl dengan konsentrasi
0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,9% dan 1,0%, alkohol 70% dan EDTA.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gunting bedah, cawan
petri, mikroskop cahaya, gelas objek dan kaca penutup, spuit injeksi lancet, pipet
tetes, mikrometer, pembuluh kaca kapiler, pinset dan stopwatch.
II.2
Cara Kerja
7. Perubahan bentuk sel darah merah diamati pada setiap konsentrasi NaCl
dan ditentukan konsentrasi NaCl yang tidak mengalami perubahan
terhadap bentuk sel sel darah merah.
8. Untuk pengamatan sel darah manusia, dilakukan perlakuan yang sama
dengan darah katak.
9. Sel darah manusia diamati dengan menggunakan darah praktikan.
10. Cawan petri dengan larutan EDTA disiapkan untuk menampung darah.
11. Darah praktikan diambil menggunakan lancet, sebelumnya ujung jari
praktikan dibersihkan dengan alkohol 70%.
12. Ujung jari praktikan ditusuk dengan lancet dan dibiarkan darah keluar,
diambil secukupnya. Apabila darah kurang, diusahakan untuk mengurut
jari sehingga mempermudah darah untuk keluar.
13. Darah yang didapatkan diletakkan di gelas objek dengan pipet tetes,
kemudian ditutup dengan cover glass.
14. Darah diamati di bawah mikroskop, kemudian diukur dengan mikrometer
okuler pada tabung okuler mikroskop yang sebelumnya telah dikalibrasi.
Keterangan :
Kalibrasi =
untuk mengukur diameter : skala x kalibrasi
III.1 Hasil
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Ukuran Sel Darah Manusia Rombongan VI
Sel
1
2
3
4
5
Ratarata
NaCl
0,2%
7,5 7,5
7,5
10
5
7,5
0,4%
10
7,5 12,5 7,5
10
9,5
0,6%
7,5
10
10
10
10
9,5
0,9%
10
10
7,5
10
10
9,5
1%
7,5 7,5
10
7,5 7,5
8
Tabel 3.2. Hasil Pengamatan Ukuran Sel Darah Katak Rombongan VI
Sel
1
2
3
4
5
Ratarata
NaCl
0,2%
12,5
13,75
13,75
15
13,75
13,75
0,4%
13,75
16,25
16,25
15
16,25
15,5
0,6%
16,5
15
17,5
15
15
15,8
0,9%
18,75
17,25
16,25
16,25
16,25
16,95
1%
12,5
11,5
16,25
12,5
11,25
12,75
Tabel 3.3. Hasil Pengamatan Waktu Pembekuan Darah Rombongan VI
Kelompok Waktu beku darah
1
3 menit 35 detik
2
7 menit 20 detik
3
6 menit
Perhitungan (Kelompok 2) :
1. Ukuran sel darah manusia pada konsentrasi 0,2%
Rata-rata
Rata-rata
III.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil praktikum, dapat diketahui
bahwa ukuran sel darah berbeda-beda pada tingkat konsentrasi NaCl yang berbeda
pula. Rata-rata ukuran darah katak yang ditambahkan NaCl dengan konsentrasi
0,2% adalah 13,75 m, NaCl 0,4% 15,5 m, NaCl 0,6% 15,8 m, NaCl 0,9%
16,95 m dan NaCl 1% adalah 12,75 m, sedangkan pada darah manusia yang
ditambahkan NaCl dengan konsentrasi 0,2% berukuran 7,5 m, NaCl 0,4% 9,5
m, NaCl 0,6% 9,5 m, NaCl 0,9% 9,5 m dan NaCl 1% adalah 8 m. Hasil
tersebut sudah sesuai dengan referensi, Adoe (2006) menyatakan bahwa pada
tingkat konsentrasi yang terlalu tinggi atau rendah, membran eritrosit akan
mengkerut atau pecah (hemolisis), hal tersebut dikarenakan perbedaan tekanan
osmotik. Siswanto et al. (2014) juga mengemukakan bahwa fragilitas eritrosit
pada NaCl dengan konsentrasi 0,45% mengakibatkan hemolisis awal dan pada
kadar NaCl 0,3% terjadi hemolisis total. Sel darah katak pada keadaan kondisi
osmotik umumnya memiliki ukuran 14,64 m, sedangkan pada eritrosit mamalia
memiliki diameter 7-8 m (Campbell et al., 2004).
Hasil pengamatan praktikum menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan
untuk pembekuan darah pada kelompok 1, 2 dan 3 secara berurutan adalah 3
menit 35 detik, 7 menit 20 detik dan 6 menit. Hasil tersebut sudah sesuai dengan
referensi, waktu beku darah setiap individu berbeda-beda, tergantung dari faktor
penggumpalan. Menurut Leeson (1996), waktu beku darah normal berkisar 2-12
menit hingga terbentuknya benang-benang fibrin. Perbedaan waktu pembekuan
darah pada masing-masing individu sampel dapat disebabkan oleh adanya
perbedaan kadar glukosa dalam darah serta perbedaan kekentalan darah. Faktorfaktor lainnya yang berperan dalam pembekuan darah adalah kandungan vitamin
K, jenis kelamin, umur dan aktivitas. Konsumsi alkohol juga dapat mempengaruhi
struktur dan penekanan produksi sel darah (Kamen & Rossenbaum, 2004).
Darah tersusun atas plasma, eritrosit, leukosit dan trombosit yang memiliki
peran masing-masing di dalam tubuh. Trombosit berperan dalam proses
pembekuan darah, cepat lambatnya proses pembekuan darah sangat berpengaruh
terhadap suatu organisme. Sebagai respons terhadap kerusakan pembuluh darah,
maka rangkaian reaksi kimiawi yang kompleks terjadi dalam darah dan
melibatkan banyak faktor pembekuan darah. Hasil akhirnya adalah terbentuknya
suatu kompleks substansi teraktivasi yang secara kolektif disebut aktivator
protrombin. Tromboplastin terbentuk karena terjadi kerusakan pada trombosit,
selama ada garam kalsium dalam darah maka protrombin akan berubah menjadi
trombin sehingga terjadi penggumpalan darah (Pearce, 1989). Mekanisme
pembekuan darah merupakan proses autokatalis dan self-limited dimana
pembentukan thrombin yang memegang peranan yang cukup mengatasi efek anti
trombin yang beredar dan serin protease inhibitor yang lain, fibrinogen segera
diubah menjadi fibrin dalam bentuk gel (Chandramin, 1997).
Trombosit yang menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan
mengeluarkan enzim Trombokinase. Prosesnya adalah pada saat darah keluar,
trombosit ikut terbawa. Trombosit dan sel-sel yang rusak dapat diaktifkan oleh
faktor pembeku untuk membentuk trombokinase. Trombokinase, ion Ca2+ dan
vitamin K mengkatalisis protrombin sehinga terbentuk enzim trombin.
Selanjutnya, enzim trombin mengkatalisis fibrinogen dalam plasma darah menjadi
benang-benang fibrin. Fibrin ini tidak larut dalam darah dan mampu membentuk
bekuan darah yang menutup luka terjadi pembekuan sehingga darah tidak keluar
lagi. Kurangnya regulasi hemostasis memiliki potensial untuk menginisiasi proses
koagulasi di bagian yang terkena luka. Hemostasis yang tepat diperlukan untuk
5. Proaccelerin,merupakansebuahfaktorkoagulasipenyimpananyangrelatiflabil
danpanas,yanghadirdalamplasma,tetapitidakdalamserum,danfungsibaikdi
intrinsikdan ekstrinsikkoagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan
protrombinyangaktif.Kekuranganfaktorini,sifatresesifautosomal,mengarah
padakecenderunganberdarahyanglangkayangdisebutparahemophilia,dengan
berbagaiderajatkeparahan,disebutjugaakseleratorglobulin.
6. SebuahfaktorkoagulasisebelumnyadianggapsuatubentukaktiffaktorV,tetapi
tidaklagidianggapdalamskemahemostasis.
7. Proconvertin,merupakansebuahfaktorkoagulasipenyimpananyangrelatifstabil
danpanassertaberpartisipasidalamjalurkoagulasiekstrinsik.Halinidiaktifkan
oleh kontak dengan kalsium dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu
faktor X. Defisiensi faktor proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal
resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K)
menyebabkankecenderunganperdarahan,disebutjugaserumprotrombinkonversi
faktorakseleratordanstabil.
8. Antihemophilic, merupakan sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif
labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam
konserdenganfaktorvonWillebrand)sebagaikofaktordalamaktivasifaktorX.
Defisiensi faktor ini pada sebuah resesif kromosom rangkai kelaminX dapat
menyebabkan hemofilia A, disebut juga antihemophilic globulin dan faktor
antihemophilicA.
9. Tromboplastin plasma komponen, merupakan sebuah faktor koagulasi
penyimpananyangrelatifstabildanterlibatdalamjalurintrinsikdaripembekuan.
Setelahaktivasi,diaktifkandefisiensifaktorXhasildihemofiliaB,disebutjuga
faktorNataldanfaktorantihemophilicB.
10. Stuartfaktor,merupakansebuahfaktorkoagulasipenyimpananyangrelatifstabil
danberpartisipasidalambaikintrinsikdanekstrinsikjalurkoagulasi,menyatukan
mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan,
membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid dan faktor V yang disebut
protrombinase, hal ini dapat membelah dan mengaktifkan protrombin untuk
trombin.Kekuranganfaktorinidapatmenyebabkangangguankoagulasisistemik
yang disebut juga Prower Stuartfaktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga
trombokinase.
11. Tromboplastinplasmaygdiatasmerupakanfaktorkoagulasiyangstabilyang
terlibatdalamjalurintrinsikdarikoagulasi,sekalidiaktifkan,itumengaktifkan
faktorIX.LihatjugakekuranganfaktorXI,disebutjugafaktorantihemophilicC.
12. Hagemanfaktor:faktorkoagulasiyangstabilyangdiaktifkanolehkontakdengan
kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi
dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan
kecenderungantrombosis.
13. Fibrinfaktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin
monomeruntukpolimersehinggamerekamenjadistabildantidaklarutdalam
urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah.
Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan seseorang hemorrhagic,
disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga
disebuttransglutaminase.
Perbedaanyangbermaknamenurutjeniskelamindidapatkandiparameter
eritrosit, hemoglobin dan hematokrit. Hal tersebut sesuai dengan kenyataan,
bahwa lakilaki memiliki nilai lebih tinggi diketiga parameter tersebut
dibandingkan dengan perempuan. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor
hormone androgen dalam proses eritropoiesis dan kehilangan darah saat
menstruasi(Esaetal.,2006). MenurutAnandetal.(2005),patologi(penyakit)
dari proses pembekuan, sebagian besar karena kelainan koagulasi, yang
disebabkanolehmorbiditasdanmortalitas.Patologiyaitupenyakityangdapat
diklasifikasikan dalam dua kategori besar, yaitu gangguan penyakit dari
pembentukan dan pemeliharaan trombus serta gangguan utama yang
memperburukpembentukantrombus.
Praktikumhematologi2 padakali inimenggunakanalatdanbahanyang
mendukung pengamatan dengan fungsi yang berbeda. Alat yang digunakan
diantaranyalancetyang berfungsiuntukmenusukjaritanganyangakandiambil
darahnya. Kaca penutup digunakan untuk menutup preparat yang terdapat pada
gelas objek saat melakukan pengamatan di bawah mikroskop. Mikroskop
IV.
KESIMPULAN
4. Waktu pembekuan darah adalah waktu yang diperlukan dari saat darah keluar
sampai terbentuk benang fibrin pada proses pembekuan darah. Waktu normal
beku darah 2-12 menit, sedangkan hasil pada pengamatan waktu beku darah
dari kelompok 1,2 dan 2 secara berurutan adalah 3 menit 35 detik, 7 menit 20
detik dan 6 menit.
DAFTAR REFERENSI
Adoe, D.N. 2006. Perbedaan Fragilitas Eritrosit Antara Subyek yang Jarang
dengan yang Sering Terpapar Sinar Matahari. Semarang: Fakultas
Kedokteran UNDIP.
Anand, M., Rajagopal, K. & Rajagopal, K.R. 2005. A Model for the Formation
and Lysis of Blood Clots. Pathophysiology of Haemostatis and
Thrombosis, 34, pp. 109-120.
Campbell,N.A.,Reece,J.B.&Mitchell,L.G.2004.BiologiEdisiKelima
Jilid3.Jakarta:Erlangga.
Chandramin.1997.SistemPembekuandanFibronitik.JurnalKardiologi
Indonesia,22,pp.109120.
Kamen,B.&Rossenbaum,M.2004.AlcoholvitaminandnutrientEffectof
AlcoholonNutrientAbsorptionGenerally.NewYork:JuneRussells
Health.
Esa, T.A., Arif, S.M. & Hardjoeno. 2006. Eritrosit Formation. Indonesian
Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 12(3), pp. 23-28.
Karmana.2000.PenggumpalanDarah.Surabaya:Djambatan.
Leeson,T.1996.BukuAjarHistologi.Jakarta:EGC.
Norma,A.2006.SelDarahPadaManusia.Bandung:Yudhistira.
Pattern,B.M.1971.EarlyEmbriologyofTheChick.NewYork:Mc.GrawHill
Publishing.
Pearce, E. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Pramono, E. & Adisuwirjo, D. 1981. Diktat Fisiologi Hewan. Purwokerto:
Universitas Jenderal Soedirman.
Siswanto, Sulabda, I.N. & Soma, I.G. 2014. Kerapuhan Sel Darah Merah Sapi
Bali. Jurnal Veteriner 15(1), pp. 64-67.
Warni, E. 2009. Penentuan Morfologi Sel Darah Merah (Eritrosit) Berbasis
Pengolahan Citra dan Jaringan Syaraf Tiruan. Jurnal Ilmiah Elektrikal
Enjiniring UNHAS, 7(3), pp. 1-9.
Wiguna, I.K. 2009. Aplikasi Ilmu Fisiologi Sistem Darah dan Cairan Tubuh
Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Denpasar: Universitas Udayana.
CATATAN:
Font Times New Roman size 12. Margin kiri 4, kanan, bawah, atas 3.
Spasi antar bab ke subbab 3 spasi, spasi antar subbab ke kalimat
alinea pertama 2 spasi dan antar baris kalimat 1,5 spasi.
Kertas A4 80 gram