You are on page 1of 20

HEMATOLOGI II

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

:
:
:
:
:

Herasti Novita
B1J014039
VI
2
Venthyana Lestary

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015
I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Darah adalah cairan tubuh khusus yang mengangkut bahan-bahan seperti
nutrien dan oksigen menuju sel-sel tubuh serta mengangkut produk sampah dari
sel-sel tersebut. Darah merupakan jaringan, yaitu kumpulan sel serupa yang
terspesialisasi untuk melakukan fungsi tertentu dalam tubuh, selain itu darah juga
merupakan kumpulan korpuskula yang tersuspensi dalam plasma. Darah
diedarkan keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Darah hewan terdiri atas
cairan plasma kurang lebih 55%, komponen primer cairan tersebut adalah air dan
komponen seluler (sel-sel darah) yang berada dalam plasma kurang lebih 45%.
Sel-sel darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit. Fungsi vital darah di
dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon,
pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh dan pengangkut oksigen serta
karbondioksida. Komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki
peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke
dalam tubuh (Norma, 2006).
Respon darah terdapat berbagai macam, salah satunya adalah ketika berada
pada lingkungan eksternal yang berbeda. Darah yang berada pada lingkungan
dengan konsentrasi lebih tinggi akan mengalami pembengkakan (hipotonik). Hal
ini disebabkan oleh adanya aliran materi dari luar sel menuju ke dalam sel
sehingga sel akan menggembung dan pecah atau lisis. Darah yang berada pada
lingkungan dengan konsentrasi yang lebih rendah akan mengalami pengkerutan
(hipertonik), dikarenakan aliran materi dari dalam ke luar sel. Lingkungan
eksternal yang memiliki konsentrasi sama dengan lingkungan internal akan
mengakibatkan darah mengalami kondisi isotonik sehingga tidak terjadi
perubahan struktur sel (Campbell et al., 2004).

Jumlah darah adalah sekitar 7% dari berat badan, dengan massa jenis 1060
kg/m3. Orang dewasa memiliki volume darah kira-kira 5 liter. Darah tersusun atas
korpuskuli (45%) dan cairan kekuningan bernama plasma darah (55%).
Korpuskuli terdiri atas eritrosit atau sel darah (99%), lekosit atau sel darah putih
(0,2%) dan trombosit atau keping-keping darah (0,6-1,0%). Plasma darah tersusun
atas solven (pelarut) berupa H2O (91,5%) dan solut (zat terlarut) yang terdiri atas
protein (7%) dan bahan lain (1,5%) (Norma, 2006).
Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid yang diakibatkan
oleh penambahan bahan kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral
dan membentuk endapan karena adanya gaya gravitasi. Fungsi utama darah yaitu
transportasi bahan materi yang dibutuhkan bagian tubuh atau yang tidak
diperlukan untuk dibawa ke organ pembuangan. Fungsi lain dari darah yaitu untuk
menjaga masuknya bahan penyakit, memperbaiki bahan jaringan yang rusak,
mengantarkan bahan pertumbuhandan membawa oksigen ke jaringan-jaringan
tubuh. Adanya hormon dalam aliran peredaran darah mengakibatkan seolah-olah
darah berfungsi seperti sistem saraf tambahan (Karmana, 2000).
I.2 Tujuan
Tujuan praktikumkaliini adalah untuk memahamiresponseldarahmerah
terhadapberbagaimacammediayangmempunyaikonsentrasiosmotisberbeda
dan mengetahui konsentrasi internal sel darah merah, memahami bentuk dan
strukturseldanmembandingkanbentukdanstrukturseldarahkatakdanmanusia
sertauntukmemahamiprosespembekuandarahdanmenentukanlamanyawaktu
pembekuandarahpadamanusia.

II. MATERI DAN CARA KERJA


II.1

Materi

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah darah dari hewan uji
katak (Fejervarya cancrivora) dan probandus, larutan NaCl dengan konsentrasi
0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,9% dan 1,0%, alkohol 70% dan EDTA.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gunting bedah, cawan
petri, mikroskop cahaya, gelas objek dan kaca penutup, spuit injeksi lancet, pipet
tetes, mikrometer, pembuluh kaca kapiler, pinset dan stopwatch.
II.2

Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum Hematologi II adalah sebagai


berikut :
II.2.1 Konsentrasi sel darah
1. Katak dirusak otaknya.
2. Insisi dibuat dengan gunting pada bagian ventral sisi atau kanan,
selanjutnya melintang dibagian posterior jantung. Kulit dan otot ventral
diangkat agar tampak jantung. Selanjutnya insisi diteruskan sehingga
rongga dada terbuka.
3. Setelah darah diisolasi, kemudian spuit injeksi yang telah dibilas dengan
EDTA ditusukkan ke bagian ventrikel.
4. Darah diambil dari jantung katak cara menarik spuit injeksi secara
perlahan.
5. Darah katak diteteskan di gelas objek, kemudian ditambahkan beberapa
tetes larutan NaCl 0,2%, keduanya dicampurkan, selanjutnya campuran
cairan tersebut segera ditutup dengan kaca penutup.
6. Campuran tersebut diamati dibawah mikroskop.

7. Perubahan bentuk sel darah merah diamati pada setiap konsentrasi NaCl
dan ditentukan konsentrasi NaCl yang tidak mengalami perubahan
terhadap bentuk sel sel darah merah.
8. Untuk pengamatan sel darah manusia, dilakukan perlakuan yang sama
dengan darah katak.
9. Sel darah manusia diamati dengan menggunakan darah praktikan.
10. Cawan petri dengan larutan EDTA disiapkan untuk menampung darah.
11. Darah praktikan diambil menggunakan lancet, sebelumnya ujung jari
praktikan dibersihkan dengan alkohol 70%.
12. Ujung jari praktikan ditusuk dengan lancet dan dibiarkan darah keluar,
diambil secukupnya. Apabila darah kurang, diusahakan untuk mengurut
jari sehingga mempermudah darah untuk keluar.
13. Darah yang didapatkan diletakkan di gelas objek dengan pipet tetes,
kemudian ditutup dengan cover glass.
14. Darah diamati di bawah mikroskop, kemudian diukur dengan mikrometer
okuler pada tabung okuler mikroskop yang sebelumnya telah dikalibrasi.
Keterangan :
Kalibrasi =
untuk mengukur diameter : skala x kalibrasi

15. Gambar preparat diambil menggunakan kamera supaya dapat mengetahui


gambar mikroskopisnya
II.2.2 Struktur sel darah merah
1. Darah katak diteteskan pada object glass dan ditutup dengan cover glass.
2. Struktur sel darah merah katak diamati dibawah mikroskop.
3. Pengamatan diulangi untuk melihat struktur pada sel darah merah manusia.
4. Perbedaan antara kedua sel darah diamati, diperhatikan perbedaannya dan
dibuat gambar dari masing-masing sel darah tersebut.
II.2.3 Waktu beku darah
1. Jari tangan dibersihkan dengan alkohol 70%, setelah alkohol mengering,
jari tersebut ditusuk dengan lancet steril atau lancet sakali pakai.
2. Pipa kapiler ditempelkan ke tetesan darah yang keluar dari jari.
3. Dengan interval 1 menit pembuluh kaca kapiler tersebut dipotong sedikit
demi sedikit sampai terlihat fibrin yang terbentuk yang ditandai dengan

potongan kaca kapiler tersebut menempel dan menggantung setelah


dipatahkan.
4. Waktu yang diperlukan darah untuk membeku dicatat, yaitu waktu sejak
jari dilukai hingga kapiler yang dipatahkan tetap menggantung.
III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Ukuran Sel Darah Manusia Rombongan VI
Sel
1
2
3
4
5
Ratarata
NaCl
0,2%
7,5 7,5
7,5
10
5
7,5
0,4%
10
7,5 12,5 7,5
10
9,5
0,6%
7,5
10
10
10
10
9,5
0,9%
10
10
7,5
10
10
9,5
1%
7,5 7,5
10
7,5 7,5
8
Tabel 3.2. Hasil Pengamatan Ukuran Sel Darah Katak Rombongan VI
Sel
1
2
3
4
5
Ratarata
NaCl
0,2%
12,5
13,75
13,75
15
13,75
13,75
0,4%
13,75
16,25
16,25
15
16,25
15,5
0,6%
16,5
15
17,5
15
15
15,8
0,9%
18,75
17,25
16,25
16,25
16,25
16,95
1%
12,5
11,5
16,25
12,5
11,25
12,75
Tabel 3.3. Hasil Pengamatan Waktu Pembekuan Darah Rombongan VI
Kelompok Waktu beku darah
1
3 menit 35 detik
2
7 menit 20 detik
3
6 menit

Gambar 1. Sel Darah Manusia


Konsentrasi 0,2%

Gambar 2. Sel Darah Manusia


Konsentrasi 0,4%

Gambar 3. Sel Darah Manusia


Konsentrasi 0,6%

Gambar 4. Sel Darah Manusia


Konsentrasi 0,9%

Gambar 5. Sel Darah Manusia


Konsentrasi 1%

Gambar 6. Sel Darah Manusia


Kontrol

Gambar 7. Sel Darah Katak


Konsentrasi 0,2%

Gambar 8. Sel Darah Katak


Konsentrasi 0,4%

Gambar 9. Sel Darah Katak


Konsentrasi 0,6%

Gambar 10. Sel Darah Katak


Konsentrasi 0,9%

Gambar 11. Sel Darah Katak


Konsentrasi 1%

Gambar 12. Sel Darah Katak


Kontrol

Gambar 13. Struktur Sel Darah


Manusia

Gambar 14. Struktur Sel Darah


Katak

Perhitungan (Kelompok 2) :
1. Ukuran sel darah manusia pada konsentrasi 0,2%

Sel pada kotak 1 = 3 x 2,5 m


= 7,5 m

Sel pada kotak 2 = 3 x 2,5 m


= 7,5 m

Sel pada kotak 3 = 3 x 2,5 m


= 7,5 m

Sel pada kotak 4 = 4 x 2,5 m


= 10 m

Sel pada kotak 5 = 2 x 2,5 m


= 5 m

Rata-rata

= 7,5 m + 7,5 m + 7,5 m + 10 m + 5 m


5
= 7,5 m

2. Ukuran sel darah manusia pada konsentrasi 0,4%

Sel pada kotak 1 = 4 x 2,5 m


= 10 m

Sel pada kotak 2 = 3 x 2,5 m


= 7,5 m

Sel pada kotak 3 = 5 x 2,5 m


= 12,5 m

Sel pada kotak 4 = 3 x 2,5 m


= 7,5 m

Sel pada kotak 5 = 4 x 2,5 m


= 10 m
Rata-rata

= 10 m + 7,5 m + 12,5 m + 7,5 m + 10 m


5
= 9,5 m

3. Ukuran sel darah katak pada konsentrasi 0,2%

Sel pada kotak 1 = 7+3 x 2,5 m


2
= 12,5 m

Sel pada kotak 2 = 7+4 x 2,5 m


2
= 13,75 m

Sel pada kotak 3 = 5+6 x 2,5 m


2
= 16,75 m

Sel pada kotak 4 = 8+4 x 2,5 m


2
= 15 m

Sel pada kotak 5 = 7+4 x 2,5 m


2
= 13,75 m

Rata-rata

= 12,5 m + 13,75 m + 16,75 m + 15 m + 13,75 m


5
= 13,75 m

4. Ukuran sel darah katak pada konsentrasi 0,4%

Sel pada kotak 1 = 8+3 x 2,5 m


2
= 13,75 m

Sel pada kotak 2 = 5+8 x 2,5 m


2
= 16,25 m

Sel pada kotak 3 = 6+7 x 2,5 m


2
= 16,25 m

Sel pada kotak 4 = 7+5 x 2,5 m = 15 m


2

Sel pada kotak 5 = 7+6 x 2,5 m


2
= 16,25 m
Rata-rata

= 13,75 m + 16,25 m + 16,25 m + 15 m + 16,25 m


5
= 15,5 m

5. Waktu beku darah probandus pada kelompok 2 = 7 menit 20 detik

III.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil praktikum, dapat diketahui
bahwa ukuran sel darah berbeda-beda pada tingkat konsentrasi NaCl yang berbeda
pula. Rata-rata ukuran darah katak yang ditambahkan NaCl dengan konsentrasi
0,2% adalah 13,75 m, NaCl 0,4% 15,5 m, NaCl 0,6% 15,8 m, NaCl 0,9%
16,95 m dan NaCl 1% adalah 12,75 m, sedangkan pada darah manusia yang
ditambahkan NaCl dengan konsentrasi 0,2% berukuran 7,5 m, NaCl 0,4% 9,5
m, NaCl 0,6% 9,5 m, NaCl 0,9% 9,5 m dan NaCl 1% adalah 8 m. Hasil
tersebut sudah sesuai dengan referensi, Adoe (2006) menyatakan bahwa pada
tingkat konsentrasi yang terlalu tinggi atau rendah, membran eritrosit akan
mengkerut atau pecah (hemolisis), hal tersebut dikarenakan perbedaan tekanan
osmotik. Siswanto et al. (2014) juga mengemukakan bahwa fragilitas eritrosit
pada NaCl dengan konsentrasi 0,45% mengakibatkan hemolisis awal dan pada
kadar NaCl 0,3% terjadi hemolisis total. Sel darah katak pada keadaan kondisi
osmotik umumnya memiliki ukuran 14,64 m, sedangkan pada eritrosit mamalia
memiliki diameter 7-8 m (Campbell et al., 2004).
Hasil pengamatan praktikum menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan
untuk pembekuan darah pada kelompok 1, 2 dan 3 secara berurutan adalah 3
menit 35 detik, 7 menit 20 detik dan 6 menit. Hasil tersebut sudah sesuai dengan
referensi, waktu beku darah setiap individu berbeda-beda, tergantung dari faktor
penggumpalan. Menurut Leeson (1996), waktu beku darah normal berkisar 2-12
menit hingga terbentuknya benang-benang fibrin. Perbedaan waktu pembekuan
darah pada masing-masing individu sampel dapat disebabkan oleh adanya
perbedaan kadar glukosa dalam darah serta perbedaan kekentalan darah. Faktorfaktor lainnya yang berperan dalam pembekuan darah adalah kandungan vitamin
K, jenis kelamin, umur dan aktivitas. Konsumsi alkohol juga dapat mempengaruhi
struktur dan penekanan produksi sel darah (Kamen & Rossenbaum, 2004).

Osmosis adalah difusi air melintasi membran yang selektif permeabel.


Tekanan osmosis meliputi tiga macam yaitu isotonik, hipotonik dan hipertonik.
Larutan isotonik merupakan keadaan dimana konsentrasi larutan pada lingkungan
luar sama dengan yang ada di dalam sel, sehingga tidak akan ada pergerakan netto
air melintasi membran plasma. Air melintasi membran, namun pada laju yang
sama dalam dua arah. Dalam lingkungan isotonik, volume sel darah stabil.
Larutan hipertonik merupakan larutan lingkungan yang memiliki konsentrasi lebih
tinggi terhadap sel. Jika sel darah berada pada lingkungan hipertonik, maka sel
tersebut akan mengerut atau hemolisis dan mungkin mati sebagai akibat
kehilangan air ke lingkungan. Larutan hipotonik yaitu larutan yang memiliki
konsentrasi lebih sedikit terhadap sel, pada kondisi tersebut sel darah akan
mengalami lisis atau pecah sebagai akibat masuknya larutan dari lingkungan ke
sel secara terus menerus. Keberadaan sel terhadap tingkat konsentrasi lingkungan
yang berbeda akan memengaruhi ukuran sel (Campbell et al., 2004).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ukuran diameter sel darah manusia
lebih kecil daripada sel darah katak. Hasil tersebut sudah sesuai dengan referensi,
Wiguna (2009) menyatakan bahwa eritrosit pada katak (Fejervarya cancrivora)
memiliki bentuk oval dan memiliki ukuran yang lebih besar daripada eritrosit
manusia. Eritrosit dewasa berbentuk lonjong atau bulat panjang, pipih dan
memiliki inti. Eritrosit yang dimiliki katak termasuk eritrosit yang terbesar
dibandingkan hewan vetebrata lainnya. Dengan adanya inti pada eritrosit katak
maka dapat memperkecil ruang bagi hemoglobin karena oksigen yang dibutuhkan
oleh katak tidak hanya diikat oleh sel darah merah di paru-paru, melainkan dari
oksigen yang berdifusi melewati kulit mereka. Menurut Warni (2009), eritrosit sel
darah normal akan terlihat bundar dengan diameter 7,5 m dengan ketebalan tepi
2 m, dari samping eritrosit kelihatan berbentuk seperti cakram dengan kedua
permukaannya cekung (biconcav disk).

Darah tersusun atas plasma, eritrosit, leukosit dan trombosit yang memiliki
peran masing-masing di dalam tubuh. Trombosit berperan dalam proses
pembekuan darah, cepat lambatnya proses pembekuan darah sangat berpengaruh
terhadap suatu organisme. Sebagai respons terhadap kerusakan pembuluh darah,

maka rangkaian reaksi kimiawi yang kompleks terjadi dalam darah dan
melibatkan banyak faktor pembekuan darah. Hasil akhirnya adalah terbentuknya
suatu kompleks substansi teraktivasi yang secara kolektif disebut aktivator
protrombin. Tromboplastin terbentuk karena terjadi kerusakan pada trombosit,
selama ada garam kalsium dalam darah maka protrombin akan berubah menjadi
trombin sehingga terjadi penggumpalan darah (Pearce, 1989). Mekanisme
pembekuan darah merupakan proses autokatalis dan self-limited dimana
pembentukan thrombin yang memegang peranan yang cukup mengatasi efek anti
trombin yang beredar dan serin protease inhibitor yang lain, fibrinogen segera
diubah menjadi fibrin dalam bentuk gel (Chandramin, 1997).
Trombosit yang menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan
mengeluarkan enzim Trombokinase. Prosesnya adalah pada saat darah keluar,
trombosit ikut terbawa. Trombosit dan sel-sel yang rusak dapat diaktifkan oleh
faktor pembeku untuk membentuk trombokinase. Trombokinase, ion Ca2+ dan
vitamin K mengkatalisis protrombin sehinga terbentuk enzim trombin.
Selanjutnya, enzim trombin mengkatalisis fibrinogen dalam plasma darah menjadi
benang-benang fibrin. Fibrin ini tidak larut dalam darah dan mampu membentuk
bekuan darah yang menutup luka terjadi pembekuan sehingga darah tidak keluar
lagi. Kurangnya regulasi hemostasis memiliki potensial untuk menginisiasi proses
koagulasi di bagian yang terkena luka. Hemostasis yang tepat diperlukan untuk

mengontrol dan mengatur koagulasi dilakukan tepat pada daerah luka.


Pengontrolan lokasi koagulasi secara primer dilakukan melalui konstribusi
permukaan membrans terhadap proses koagulasi (Pearce, 1989). Aglutinasi atau
penggumpalan sel-sel darah merah dapat dipengaruhi berbagai zat, dan dapat
terjadi di dalam peredaran darah pada berbagai keadaan patologik. Aglutinin yang
terdapat di dalam plasma beberapa individu dapat menyebabkan aglutinasi
eritrosit orang lain.
Leeson (1996) berpendapat bahwa penggumpalan darah diperlukan
beberapa faktor diantaranya adalah:
1. Garam kalsium yang dalam keadaan normal ada dalam darah.
2. Sel yang terluka yang membebaskan trombokinase.
3. Trombin yang terbentuk dari protrombin bila ada trombokinase.
4. Fibrin yang terbentuk dari fibrinogen disamping thrombin.
Faktorfaktor pembekuan darah menurut Pramono & Adisuwirjo (1981)
adalahsebagaiberikut:
1. Fibrinogen, merupakan sebuah faktor koagulasi yang berat molekul protein
plasmanyatinggidandiubahmenjadifibrinmelaluiaksitrombin.Kekurangan
faktor ini menyebabkan masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau
hypofibrinogenemia.
2. Protrombin,merupakansebuahfaktorkoagulasiyangmerupakanproteinplasma
dandiubahmenjadibentukaktiftrombin(faktorIIa)olehpembelahandengan
mengaktifkanfaktorX(Xa)dijalurumumdaripembekuan.Fibrinogentrombin
kemudianmemotongkebentukaktiffibrin.Kekuranganfaktorinimenyebabkan
hypoprothrombinemia.
3. Jaringantromboplastin,merupakanfaktorkoagulasiyangberasaldaribeberapa
sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paruparu. Jaringan
tromboplastinberperanpentingdalampembentukanprotrombinekstrinsikyang
mengkonversiprinsipdijalurkoagulasiekstrinsik,disebutjugafaktorjaringan.
4. Kalsium,merupakansebuahfaktorkoagulasiyangdiperlukandalamberbagaifase
pembekuandarah.

5. Proaccelerin,merupakansebuahfaktorkoagulasipenyimpananyangrelatiflabil
danpanas,yanghadirdalamplasma,tetapitidakdalamserum,danfungsibaikdi
intrinsikdan ekstrinsikkoagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan
protrombinyangaktif.Kekuranganfaktorini,sifatresesifautosomal,mengarah
padakecenderunganberdarahyanglangkayangdisebutparahemophilia,dengan
berbagaiderajatkeparahan,disebutjugaakseleratorglobulin.
6. SebuahfaktorkoagulasisebelumnyadianggapsuatubentukaktiffaktorV,tetapi
tidaklagidianggapdalamskemahemostasis.
7. Proconvertin,merupakansebuahfaktorkoagulasipenyimpananyangrelatifstabil
danpanassertaberpartisipasidalamjalurkoagulasiekstrinsik.Halinidiaktifkan
oleh kontak dengan kalsium dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu
faktor X. Defisiensi faktor proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal
resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K)
menyebabkankecenderunganperdarahan,disebutjugaserumprotrombinkonversi
faktorakseleratordanstabil.
8. Antihemophilic, merupakan sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif
labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam
konserdenganfaktorvonWillebrand)sebagaikofaktordalamaktivasifaktorX.
Defisiensi faktor ini pada sebuah resesif kromosom rangkai kelaminX dapat
menyebabkan hemofilia A, disebut juga antihemophilic globulin dan faktor
antihemophilicA.
9. Tromboplastin plasma komponen, merupakan sebuah faktor koagulasi
penyimpananyangrelatifstabildanterlibatdalamjalurintrinsikdaripembekuan.
Setelahaktivasi,diaktifkandefisiensifaktorXhasildihemofiliaB,disebutjuga
faktorNataldanfaktorantihemophilicB.
10. Stuartfaktor,merupakansebuahfaktorkoagulasipenyimpananyangrelatifstabil
danberpartisipasidalambaikintrinsikdanekstrinsikjalurkoagulasi,menyatukan
mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan,
membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid dan faktor V yang disebut
protrombinase, hal ini dapat membelah dan mengaktifkan protrombin untuk
trombin.Kekuranganfaktorinidapatmenyebabkangangguankoagulasisistemik

yang disebut juga Prower Stuartfaktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga
trombokinase.
11. Tromboplastinplasmaygdiatasmerupakanfaktorkoagulasiyangstabilyang
terlibatdalamjalurintrinsikdarikoagulasi,sekalidiaktifkan,itumengaktifkan
faktorIX.LihatjugakekuranganfaktorXI,disebutjugafaktorantihemophilicC.
12. Hagemanfaktor:faktorkoagulasiyangstabilyangdiaktifkanolehkontakdengan
kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi
dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan
kecenderungantrombosis.
13. Fibrinfaktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin
monomeruntukpolimersehinggamerekamenjadistabildantidaklarutdalam
urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah.
Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan seseorang hemorrhagic,
disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga
disebuttransglutaminase.
Perbedaanyangbermaknamenurutjeniskelamindidapatkandiparameter
eritrosit, hemoglobin dan hematokrit. Hal tersebut sesuai dengan kenyataan,
bahwa lakilaki memiliki nilai lebih tinggi diketiga parameter tersebut
dibandingkan dengan perempuan. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor
hormone androgen dalam proses eritropoiesis dan kehilangan darah saat
menstruasi(Esaetal.,2006). MenurutAnandetal.(2005),patologi(penyakit)
dari proses pembekuan, sebagian besar karena kelainan koagulasi, yang
disebabkanolehmorbiditasdanmortalitas.Patologiyaitupenyakityangdapat
diklasifikasikan dalam dua kategori besar, yaitu gangguan penyakit dari
pembentukan dan pemeliharaan trombus serta gangguan utama yang
memperburukpembentukantrombus.
Praktikumhematologi2 padakali inimenggunakanalatdanbahanyang
mendukung pengamatan dengan fungsi yang berbeda. Alat yang digunakan
diantaranyalancetyang berfungsiuntukmenusukjaritanganyangakandiambil
darahnya. Kaca penutup digunakan untuk menutup preparat yang terdapat pada
gelas objek saat melakukan pengamatan di bawah mikroskop. Mikroskop

digunakan untuk mengamati jumlah eritrosit dan leukosit. Gunting bedah


digunakan untukpembedahankatakdanpipetkapileruntukmenampungdarah
yangakandiamatiprosespembekuannya.Bahanyangdigunakanadalahlarutan
NaClsebagailarutanujipadakonsentrasiseldarah,larutanalkohol70%sebagai
disinfektandanEDTAsebagaiantikoagulanpadadarahyangberfungsimencegah
pembekuandarahketikadiambilsampelnya(Pattern,1971).

IV.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :


1. Eritrosit pada katak (Fejervarya cancrivora) memiliki bentuk oval dan berinti
serta memiliki ukuran yang lebih besar daripada eritrosit manusia.
2. Konsentrasi sel darah pada lingkungan hipertonik akan menyebabkan
pengkerutan pada sel darah karena air didalam sel keluar ke lingkungan. Sel
darah pada lingkungan hipotonik memyebabkan plasmolisis (pecah) pada sel
darah karena air dari lingkungan masuk kedalam sel darah.
3. Pembekuan darah terjadi sebagai akibat adanya luka yang menyebabkan
trombosit pecah sehingga menjadi trombokinase dengan dukungan anti
hemofili yang merangsang protombin bersama kalsium dan vitamin K menjadi
trombin, selanjutnya akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin
sehingga luka tertutup.

4. Waktu pembekuan darah adalah waktu yang diperlukan dari saat darah keluar
sampai terbentuk benang fibrin pada proses pembekuan darah. Waktu normal
beku darah 2-12 menit, sedangkan hasil pada pengamatan waktu beku darah
dari kelompok 1,2 dan 2 secara berurutan adalah 3 menit 35 detik, 7 menit 20
detik dan 6 menit.

DAFTAR REFERENSI
Adoe, D.N. 2006. Perbedaan Fragilitas Eritrosit Antara Subyek yang Jarang
dengan yang Sering Terpapar Sinar Matahari. Semarang: Fakultas
Kedokteran UNDIP.
Anand, M., Rajagopal, K. & Rajagopal, K.R. 2005. A Model for the Formation
and Lysis of Blood Clots. Pathophysiology of Haemostatis and
Thrombosis, 34, pp. 109-120.
Campbell,N.A.,Reece,J.B.&Mitchell,L.G.2004.BiologiEdisiKelima
Jilid3.Jakarta:Erlangga.
Chandramin.1997.SistemPembekuandanFibronitik.JurnalKardiologi
Indonesia,22,pp.109120.
Kamen,B.&Rossenbaum,M.2004.AlcoholvitaminandnutrientEffectof
AlcoholonNutrientAbsorptionGenerally.NewYork:JuneRussells
Health.
Esa, T.A., Arif, S.M. & Hardjoeno. 2006. Eritrosit Formation. Indonesian
Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 12(3), pp. 23-28.

Karmana.2000.PenggumpalanDarah.Surabaya:Djambatan.
Leeson,T.1996.BukuAjarHistologi.Jakarta:EGC.
Norma,A.2006.SelDarahPadaManusia.Bandung:Yudhistira.
Pattern,B.M.1971.EarlyEmbriologyofTheChick.NewYork:Mc.GrawHill
Publishing.
Pearce, E. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Pramono, E. & Adisuwirjo, D. 1981. Diktat Fisiologi Hewan. Purwokerto:
Universitas Jenderal Soedirman.
Siswanto, Sulabda, I.N. & Soma, I.G. 2014. Kerapuhan Sel Darah Merah Sapi
Bali. Jurnal Veteriner 15(1), pp. 64-67.
Warni, E. 2009. Penentuan Morfologi Sel Darah Merah (Eritrosit) Berbasis
Pengolahan Citra dan Jaringan Syaraf Tiruan. Jurnal Ilmiah Elektrikal
Enjiniring UNHAS, 7(3), pp. 1-9.
Wiguna, I.K. 2009. Aplikasi Ilmu Fisiologi Sistem Darah dan Cairan Tubuh
Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Denpasar: Universitas Udayana.

CATATAN:

Font Times New Roman size 12. Margin kiri 4, kanan, bawah, atas 3.
Spasi antar bab ke subbab 3 spasi, spasi antar subbab ke kalimat
alinea pertama 2 spasi dan antar baris kalimat 1,5 spasi.

Kertas A4 80 gram

Latar belakang berisikan alasan acara praktikum, bila mengutip dari


jurnal atau buku jangan lupa dicantumkan authornya dan disertakan
di daftar referensi

Lembar Hasil berisikan secara urut: tabel hasil pengamatan,


kemudian gambar, perhitungan dan grafik.

Pembahasan berisikan perbadingan antara hasil praktikum dengan


teori dan hasil penelitian yang ada di jurnal yang relevan dengan
acara praktikum

Kesimpulan berdasarkan hasil dan pembahasan yang mengacu pada


tujuan

Semua teori yang diambil dari kutipan harus di sertakan dalam


daftar referensi

Wajib melampirkan 2 jurnal, satu bahasa Indonesia dan satu lagi


berbahasa Inggris, tahun terbit jurnal bebas dan harus relevan
dengan acara praktikum kemudian ditandai bagian atau kutipan
yang diambil untuk pembahasan.

You might also like