Pabrik Gula Watoetoelis berlokasi di Jalan Raya Watoetoelis Km 3, Desa Temu,
Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo dengan jarak 4 Km sebelah selatan Krian. Pabrik Gula Jatiroto tergabung dalam PT. Perkebunan Nusantara X yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pabrik Gula Watoetoelis menghasilkan produk utama gula dan hasil sampingnya adalah tetes dan blotong. Pabrik Gula Watoetoelis menggunakan sistem sulfitasi alkalis dalam proses produksi gula. Proses pemurniannya menggunakan belerang dan kapur untuk memisahkan nira jernih dari kotorannya. Proses produksi gula pada Pabrik Gula Watoetoelis dibagi menjadi beberapa stasiun, yaitu stasiun penimbangan, stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun penguapan, stasiun masakan, stasiun puteran dan stasiun penyelesaian. Proses produksi pada Pabrik Gula Watoetoelis diawali dengan menimbang tebu untuk mengetahui berat netto, sebelum tebu dimasukkan ke stasiun penggilingan dilakukan analisa rendemen pada laboratorium. Proses selanjutnya adalah proses pada stasiun penggilingan yang bertujuan memerah nira yang ada di dalam tebu sebanyak mungkin sehingga dapat meminimalisir kehilangan nira yang terikut pada ampas. Setelah diperoleh nira mentah, nira dialirkan melewati flow meter untuk mengetahui berat nira yang diperoleh kemudian dimasukkan pada peti nira tertimbang. Lalu dilanjutkan dengan proses selanjutnya yaitu proses pada stasiun pemurnian yang bertujuan untuk memisahkan kotoran/bukan gula yang terdapat dalam nira semaksimal mungkin dengan menjaga gula/sukrosa agar tidak terjadi kerusakan dengan biaya yang efisien. Pada Pabrik Gula Watoetoelis menggunakan proses pemurnian dengan cara proses sulfitasi alkalis. Nira encer yang berasal dari stasiun pemurnian masih mengandung air dan akan diuapkan pada stasiun penguapan, sehingga menghasilkan nira kental. Sistem penguapan yang dipakai di Pabrik Gula Watoetoelis adalah quintiple effect. Sasaran kinerja pada stasiun penguapan yaitu brix nira mencapai 60 dan nira mencapai kekentalan 30-32 oBe. Setelah itu nira kental yang dihasilkan dilanjutkan pada stasiun masakan yang bertujuan untuk mengubah gula dalam bentuk cair atau nira kental menjadi bentuk kristal (butiran). Kemudian masuk pada tahap paling akhir dalam proses pembuatan gula yaitu stasiun putaran yang bertujuan memisahkan kristal gula dari larutannya (stroop dan klare) dengan cara diputar dalam basket yang dilengkapi dengan saringan sehingga dengan adanya gaya sentrifugal, larutan (stroop) akan keluar menembus saringan sedangkan kristal gula tertahan pada saringan. Setelah dari stasiun dilakukan tahap penyelesaian pada stasiun penyelesaian yang merupakan tempat untuk melanjutkan proses pengolahan gula SHS yang terbentuk pada stasiun pemutaran sehingga didapatkan kristal gula yang memenuhi standar dan siap untuk dipasarkan. . Produk utama Pabrik Gula Watoetoelis yaitu gula GKP 1 dengan kapasitas produksi mencapai 6500 ton per hari. Bahan pembantu yaitu susu kapur, gas SO2, dan flokulan dengan kapasitas 10 kg/8 jam. Produk samping Pabrik Gula Watoetoelis yaitu tetes dan blotong. Pabrik Gula Jatiroto menghasilkan 3 jenis limbah yaitu limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Limbah yang dihasilkan diperlukan penanganan sesuai dengan SOP yang telah dibuat agar dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman.