You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN

APPENDISITIS PERFORASI DI RUANGAN OK


RSUW UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR

OLEH :
SITI ZANIBA SANGADJI, S.KEP
15.1102.049

CI LAHAN

CI INSTITUSI

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2016

1. KONSEP MEDIS
a. Definisi
Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits verniformis
dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen
darurat.
Apenditis adalah ujung seperti jari yang kecil pangjangnya kirakira 10 cm (4 inci), melekat pada sekum tepat dibawah katup
ileosekal. Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara
teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif,
dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan
terutama rentan terhadap infeksi (apendisitas ).
b. Etiologi
o Fekalis/ massa keras dari feses
o Tumor, hiperplasia folikel limfoid
o Benda asing
c. Patofisiologi
Apendisitis terinflamasi dan mengalami edema sebagai
akibat terlibat dan tersumbat , kemungkinan oleh fekalit ( massa
keras dari feses ), tumor, atau benda asing. Proses inflamasi

meningkatkan

tekanan

interluminal,

menimbulkan

nyeri

abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam


beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari
abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi pus.
d. Komplikasi
o Komplikasi utama adalah perforasi appediks yang dapat
berkembang menjadi peritonitis atau abses apendiks
o Tromboflebitis supuratif
o Abses subfreniku
o Obstruksi intestinal
e. Manifestasi klinis
o Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya demam ringan
o Mual, muntah
o Anoreksia, malaise
o Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney
o Spasme otot
o Konstipasi, diare.
f. Pemeriksaan diagnostik
o Sel darah putih : lekositosis diatas 12000/mm3, netrofil
meningkat sampai 75%
o Urinalisis : normal, tetapi eritrosit/leukosit mungkin ada
o Foto abdomen: Adanya pergeseran material pada
appendiks (fekalis) ileus terlokalisir
o Tanda rovsing (+) : dengan melakukan palpasi kuadran
bawah kiri yang secara paradoksial menyebabkan nyeri
yang terasa dikuadran kanan bawah.
g. Penatalaksanaan
o Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah
ditegakkan
o Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedhan
dilakukan

o Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan


o Apendektomi
dilakukan
sesegera
mungkin

untuk

menurunkan resiko perforasi.

2. KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Aktivitas
Gejala : Malaise
2) Sirkulasi
Tanda : Takikardia
3) Eliminasi
Gejala : Konstipasi pada awitan awal. Diare (kadangkadang)
Tanda :

Distensi

abdomen,

nyeri

tekan/nyeri

lepas,

kekakuan, penurunan atau tak ada bising usus.


4) Makanan/Cairan
Gejala :Anoreksia, Mual/Muntah
5) Nyeri/ Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus,
yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik
McBurney ,meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau
napas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga oerforasi atau
infark pada apendiks). Keluhan berbagai rasa nyeri/ gejala

tak jelas ( sehubungan dengan lokasi apendiks, contoh


retrosekal atau sebelah ureter).
Tanda : perilaku berhati-hati; berbaring ke samoing atau
telentang dfengan lutut ditekuk; meningkatnya nyeri pada
kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan/
posisi duduk tegak. Nyeri lepas pada sisi kiri di duga
inflamasi peritoneal.
6) Keamanan
Tanda : Demam (biasanya rendah)
7) Pernapasan
Tanda : Takipnea, pernapasan dangkal.
8) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat kondisi lain yang berhubungan dengan
nyeri abdomen contoh pielitisakut, batu eretra, salpingitis
akut, ileitis regional. Dapat terjadipada berbagai usia.
9) Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 4,2
hari
10) Rencana Pemulangan : Membutuhkan bantuan sedikit
dalam trasportasi, tugas

pemeliharaan rumah.

b. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan distensi

jaringan usus oleh

inflamasi
2. Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan berhubungan
dengan Muntah praoperasi.
3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif
c. Intervensi
Dx I :

Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi


Tujuan : Klien akan melaporkan bahwa nyeri berkurang atau
teratasi
Kriteria hasil :
o Persepsi subyektif tentang nyeri menurun
o Tampak rileks
o Pasien dapat istirahat dengan cukup
Intervensi :
1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya, dan laporkan
perubahan nyeri dengan tepat
R/ : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan
penyembuhan.memerlukan upaya evaluasi medik dan
intervensi
a. Pertahankan istirahat dengan posisi semi-fowler.
R/ : Menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah
dengan posisi telentng
b. Dorong ambulsi dini.
R/ : Menurunkan ketidaknyamanan abdonen.
c. Berikan aktifitas hiburan.
R/ : Fokus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi, dan
dapat meningkatkan kemampuan koping.
Dx II

Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan berhubungan dengan


inflamasi peritoneum dengan cairan asing, muntah praoperasi,
pembatasan pasca operasi
Tujuan : klien akan mempertahankan volume cairan yang adekuat
Kriteria hasil :
o
o
o
o

Membran mukosa lembab


Turgor kulit baik
Haluaran urin adekuat: 1 cc/kg BB/jam
Tanda vital stabil

Intervensi :
1. Awasi TD dan nadi.
R/: Tanda yang membantu mengidentifikasi fluktuasi volume
intravaskuler.
2. Lihat membran mukosa; kaji turgor kulit dan pengisian kapiler.
R/: indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler.
3. Awasi masukan dan haluaran; catat warna urine/kosentrasi, berat
jenis.
R/: Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan berat jenis
diduga dehidrasi/kebutuhan peningkatan cairan.
4. Auskultasi bising usus. Catat kelancaran flatus, gerakan usus.
R/: indikator kembalinya peristaltik, kesiapan untuk pemasukan per
oral.
5. Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan per oral
dimulai, dan lanjutkan dengan diet sesuai toleransi.

R/: Menurunkan iritasi gaster/ muntah untuk meminimalkan kehilanga


cairan.
6. Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada
perlindungan bibir.
R/: Dehidrasi mengakibatkan bibir dan mulut kering dan pecahpecah.

Kolaborasi
1. Pertahankan pengisapan gaster/usus.
R/: selang NGT biasanya dimasukkan

pada

praoperasi

dan

dipertahankan pada fase segera pasca operasi unuk dekompresi usus,


meningkatkan istirahat usus, mencegah muntah.
2. Berikan cairan IV dan elektrolik.
R/: peritonium bereaksi terhadap iritasi/infeksi dengan menghasilkan
sejumlah besar cairan yang dapat menurunkan volume sirkulasi darah,
mengakibatkan hipovelemia.
Dx III
Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur unvasif,
tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi,peritonitis sekunder
terhadap proses inflamasi.
Tujuan : Klien akan melaporkan tidak adanya tanda-tanda infeksi
Kriteria hasil :

o Penyembuhan luka berjalan baik


o Tidak ada tanda infeksi seperti eritema, demam, drainase
purulen
o Tanda-tanda vital dalam batas normal
o Abdomen lunak, tidak ada distensi
Intervensi :
1. Awasi tanda vital, Perhatikan demam, menggigil, berkeringat,
perubahan mental, meningkatkan nyeri abdomen.
R/: Dugaan adanya infeksi/terjadinya sepsis, abses, peritonitis.
2. Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka
aseptik.Berikan perawatan paripurna.
R/: Menurunkan risiko penyebaran bakteri.
3. Lihat insisi dan balutan. Catat karakteristik drainase luka/drein (bila
di masukkan), adanya eritema.
R/ : Memberikan deteksi dini terjadinya proses infeksi.
4. Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien atau orang terdekat.
R/: Pengetahuan tentangkemajuan situasi memberikan dukungan
emosi, membanttu menuunkan ansietas.
Kolaborasi
1. Berikan antibiotik sesuai indikasi
R/: menurunkan jumlah organisme pada infeksi yang telah ada
sebelumnya, untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya
pada rongga abdomen.
2. Bantu irigasi dan drainase bila diindikasikan.
R/: Dapat diperlukan untuk mengalirkan isi abses terlokalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Williams B A, Schizas A M P, Management of Complex Appendicitis. Elsevier.


2010. Surgery 28:11. p544048.
Andersson N, Griffiths H, Murphy J, et al. Is appendicitis familial? Br Med J
1979 Sep 22; 2: 697e8.
Heaton KW. In: Br Med J, Res Clin, eds. Aetiology of acute appendicitis 1987
Jun 27; 294:1632e3.
Bewes P. Appendicitis. [Internet] April 2003. [cited April 2011] E-Talc Issue 3.
Available from: http://web.squ.edu.om/med-Lib/MED_CD/E_CDs/health
%2520development/html/clients/beweshtml/bewes_01.htm
Soybel D. Appendix. In: Norton JA, Barie PS, Bollinger RR, et al. Surgery
Basic Science and Clinical Evidence. 2nd Ed. New York: Springer. 2008.
Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, et al. Shwartzs Principles of Surgery.
9th Ed. USA: McGrawHill Companies. 2010.
7. Appendicitis [Internet] [updated September 2010; cited April 2011].
Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Appendicitis
Puylaert JB, Rutgers PH, Lalisang RI, et al. A prospective study
ofultrasonography in the diagnosis of appendicitis. N Engl J Med 1987 Sep
10; 317: 666e9.

Temple CL, Huchcroft SA, Temple WJ. The natural history of appendicitis in
adults. A prospective study. Ann Surg 1995 Mar; 221: 278-81.
Birnbaum BA, Wilson SR. Appendicitis at the millennium. Radiology 2000
May; 215: 337e48.
Skandalakis JE, Colborn GL, Weidman TA, et al. Editors. Skandalakis
Surgical Anatomy. USA: McGrawHill. 2004.
Russell RCG, Williams NS, Bulstrode CJK. Editors. Bailey and Loves Short
Practice of Surgery. 24th Ed. London: Arnold. 2004.
Patnalk VG, Singla RK, Bansal VK. Surgical Incisions-Their Anatomical Basis.
J Anat. Soc. India 50(2) 170-178 (2001)
Appendectomy. [Internet] [cited April 2011] Available from:
http://en.wikipedia.org/wiki/Appendectomy
Vermiform Appendix. [Internet] [cited April 2011] Available from:
http://en.wikipedia.org/wiki/vermiform_appendix
Peritonitis. [Internet] [cited April 2011] Available from:
http://en.wikipedia.org/wiki/peritonitis

You might also like