Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing :
dr. Sotianingsih, SpPK, M. Kes
Disusun oleh :
Kelompok 3
1.AminaTuzzuhria
2.Dian Permata Sari
3.Ida azrianti
4.Junianto
5.Qomariyah
6.Siti Maysaroh
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah,
Taufik
dan
Hinayahnya
sehingga
kami
dapat
menyelesaikan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembuluh darah yang normal dilapisi oleh sel endotel. Dalam keadaan
yang utuh sel endotel bersifat antikoagulan dengan menghasilkan inhibitor
trombosit (nitrogen oksida, prostasiklin, ADPase), inhibitor bekuan darah/lisis
(heparan, tissue plasminogen activator, urokinase plasminogen aktivator,
trombomodulin, inhibitor jalur faktor jaringan). Sel endotel ini dapat terkelupas
oleh berbagai rangsangan seperti asidosis, hipoksia, endotoksin, oksidan, sitokin
dan shear stress. Endotel pembuluh darah yang tidak utuh akan menyebabkan
vasokonstriksi lokal, menghasilkan faktor koagulasi (tromboplastin, faktor von
Willebrand, aktivator dan inhibitor protein C, inhibitor aktivator plasminogen tipe
1), terbukanya jaringan ikat subendotel (serat kolagen, serat elastin dan membran
basalis) yang menyebabkan aktivasidan adhesi trombosit serta mengaktifkan
faktor XI dan XII.
Trombosit dalam proses hemostasis berperan sebagai penambal kebocoran
dalam sistem sirkulasi dengan membentuk sumbat trombosit pada daerah yang
mengalami kerusakan. Agar dapat membentuk suatu sumbat trombosit maka
trombosit harus mengalami beberapa tahap reaksi yaitu aktivasi trombosit, adhesi
trombosit pada daerah yang mengalami kerusakan, aggregasi trombosit dan reaksi
degranulasi.
Trombosit akan teraktivasi jika terpapar dengan berbagai protein
prokoagulan yang dihasilkan oleh sel endotel yang rusak. Adhesi trombosit pada
jaringan ikat subendotel terjadi melalui interaksi antara reseptor glikoprotein
membran trombosit dengan protein subendotel terutama faktor von Willebrand
sedangkan aggregasi trombosit terjadi melalui interaksi antar reseptor trombosit
dengan fibrinogen sebagai mediator.
bekuan
fibrin
dicatat
sebagai
APTT.
pada
peralatan
dan
reagen
yang
digunakan.
Pasien dengan APTT panjang dan PT normal memiliki kelainan dalam jalur
koagulasi intrinsik karena semua komponen uji aPTT kecuali koalin bersifat
intrinsik terhadap plasma, sedangkan pada PT panjang dan aPTT normal terjadi
kelainan
dalam
jalur
koagulasi
ekstrinsik
terhadap
plasma.
BAB II
PEMBAHASAN
Koagulasi
Bilamana pada suatu pemeriksaan anamnesis dan fisik ditemukan adanya kecenderungan
perdarahan maka seharusnya dilakukan pemeriksaan skrining hemostasis seperti halnya
hitung
trombosit,
waktu
perdarahan,dan
pemeriksaan
yang
khususnya
fibrin
dan
fibrinolisisyaitu
activated
partial
tromboplastin
tromboplastin parsial (fosfolipid) dengan bahan pengaktif (mis. kaolin, ellagic acid,
mikronized silica atau celite koloidal). Penambahan kalsium akan memulai proses
pembekuan (bekuan fibrin) dan waktu yang diperlukan untuk membentuk bekuan fibrin
dicatat,sebagaiAPTT.
Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan trisodium
sitrat 3.2% (0.109 M) dengan perbandingan 9:1. Gunakan tabung plastik atau gelas yang
dilapisi silikon. Sampel disentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 2.500 g. Plasma
dipisahkan dalam tabung plastik tahan 4 jam pada suhu 20 5 oC. Jika dalam terapi
heparin, plasma masih stabil dalam 2 jam pada suhu 20 5 oC kalau sampling dengan
antikoagulancitrate.
Tabung reaksi
Rak tabung
Inkubator
Batang pengaduk
Stop watch
Bahan :
Reagen APTT yang mengandung ekstrak kloroform dari otak kelinci dan asam
Nilai normal uji APTT adalah 20 35 detik, namun hasil ini bisa bervariasi untuk tiap
laboratorium tergantung pada peralatan dan reagen yang digunakan.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual (visual) atau dengan alat
otomatis (koagulometer), yang menggunakan metode foto-optik dan elektro-mekanik.
Teknik manual memiliki bias individu yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi.
Tetapi pada keadaan dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat dideteksi
dengan alat otomatis, metode ini masih dapat digunakan.
Prinsip dari pemeriksaan APTT adalah menginkubasikan plasma sitrat yang mengandung
semua faktor koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit dengan tromboplastin
parsial (fosfolipid) dengan bahan pengaktif (mis. kaolin, ellagic acid, mikronized silica
atau celite koloidal).
B. SARAN
Dalam makalah yang dibuat ini penulis menyarankan agar pembaca dapat
memahami isi dan makna dari penulisan sehingga dapat berguna untuk
pemeriksaan APPT (Activated Partial Thromboplastin Time).
DAFTAR PUSTAKA
1. Hattaway KAMI, Selamat malam SH. Fisiologi hemosta-sis dan trombosis. Gangguan
hemostasis dan throm-bosis, 2nd edisi, McGraw-Hill Inc, New York, 1993:
3-20.
2. Colman RW, Clowes AW, George JN. Ikhtisar dia-mostasis. Dalam: Colman RW, Hirsh
J, Marder VJ, Clowes AW, George JN eds.Hemostasis dan Trombosis, 4th
ed.Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2001: 3-16.
3. Kitchen S, McCraw A. Diagnosis hemofilia dan
gangguan perdarahan lainnya. Sebuah manual laboratorium.
4. Moll S, Roberts HR. Ikhtisar obat antikoagulan
demi masa depan. Seminar di Hematologi. Semin Hematol,2002; 39: 145-57.