You are on page 1of 11

MAKALAH HEMATOLOGI

Dosen Pembimbing :
dr. Sotianingsih, SpPK, M. Kes

Disusun oleh :
Kelompok 3
1.AminaTuzzuhria
2.Dian Permata Sari
3.Ida azrianti
4.Junianto
5.Qomariyah
6.Siti Maysaroh

Akademi Analis Kesehatan Provinsi Jambi


T.A 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah,

Taufik

dan

Hinayahnya

sehingga

kami

dapat

menyelesaikan

penyusunanmakalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.


Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam bidang ilmu kesehatan..
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Jambi, September 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembuluh darah yang normal dilapisi oleh sel endotel. Dalam keadaan
yang utuh sel endotel bersifat antikoagulan dengan menghasilkan inhibitor
trombosit (nitrogen oksida, prostasiklin, ADPase), inhibitor bekuan darah/lisis
(heparan, tissue plasminogen activator, urokinase plasminogen aktivator,
trombomodulin, inhibitor jalur faktor jaringan). Sel endotel ini dapat terkelupas
oleh berbagai rangsangan seperti asidosis, hipoksia, endotoksin, oksidan, sitokin
dan shear stress. Endotel pembuluh darah yang tidak utuh akan menyebabkan
vasokonstriksi lokal, menghasilkan faktor koagulasi (tromboplastin, faktor von
Willebrand, aktivator dan inhibitor protein C, inhibitor aktivator plasminogen tipe
1), terbukanya jaringan ikat subendotel (serat kolagen, serat elastin dan membran
basalis) yang menyebabkan aktivasidan adhesi trombosit serta mengaktifkan
faktor XI dan XII.
Trombosit dalam proses hemostasis berperan sebagai penambal kebocoran
dalam sistem sirkulasi dengan membentuk sumbat trombosit pada daerah yang
mengalami kerusakan. Agar dapat membentuk suatu sumbat trombosit maka
trombosit harus mengalami beberapa tahap reaksi yaitu aktivasi trombosit, adhesi
trombosit pada daerah yang mengalami kerusakan, aggregasi trombosit dan reaksi
degranulasi.
Trombosit akan teraktivasi jika terpapar dengan berbagai protein
prokoagulan yang dihasilkan oleh sel endotel yang rusak. Adhesi trombosit pada
jaringan ikat subendotel terjadi melalui interaksi antara reseptor glikoprotein
membran trombosit dengan protein subendotel terutama faktor von Willebrand
sedangkan aggregasi trombosit terjadi melalui interaksi antar reseptor trombosit
dengan fibrinogen sebagai mediator.

Pemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual (visual) atau


dengan alat otomatis (koagulometer), yang menggunakan metode foto-optik dan
elektro-mekanik. Teknik manual memiliki bias individu yang sangat besar
sehingga tidak dianjurkan lagi. Tetapi pada keadaan dimana kadar fibrinogen
sangat rendah dan tidak dapat dideteksi dengan alat otomatis, metode ini masih
dapat digunakan. Metode otomatis dapat memeriksa sampel dalam jumlah besar
dengan cepat dan teliti.
Prinsip dari pemeriksaan APTT adalah menginkubasikan plasma sitrat
yang mengandung semua faktor koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit
dengan tromboplastin parsial (fosfolipid) dengan bahan pengaktif (mis. kaolin,
ellagic acid, mikronized silica atau celite koloidal). Penambahan kalsium akan
memulai proses pembekuan (bekuan fibrin) dan waktu yang diperlukan untuk
membentuk

bekuan

fibrin

dicatat

sebagai

APTT.

Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan


trisodium sitrat 3.2% (0.109 M) dengan perbandingan 9:1. Gunakan tabung
plastik atau gelas yang dilapisi silikon. Sampel disentrifus selama 15 menit
dengan kecepatan 2.500 g. Plasma dipisahkan dalam tabung plastik tahan 4 jam
pada suhu 20 5 oC. Jika dalam terapi heparin, plasma masih stabil dalam 2 jam
pada suhu 20 5 oC kalau sampling dengan antikoagulan citrate.
Nilai normal uji APTT adalah 20 35 detik, bervariasi untuk tiap laboratorium
tergantung

pada

peralatan

dan

reagen

yang

digunakan.

Pasien dengan APTT panjang dan PT normal memiliki kelainan dalam jalur
koagulasi intrinsik karena semua komponen uji aPTT kecuali koalin bersifat
intrinsik terhadap plasma, sedangkan pada PT panjang dan aPTT normal terjadi
kelainan

dalam

jalur

koagulasi

ekstrinsik

terhadap

plasma.

BAB II
PEMBAHASAN
Koagulasi
Bilamana pada suatu pemeriksaan anamnesis dan fisik ditemukan adanya kecenderungan
perdarahan maka seharusnya dilakukan pemeriksaan skrining hemostasis seperti halnya
hitung

trombosit,

waktu

perdarahan,dan

pemeriksaan

yang

khususnya

menggambarkankelainan koagulasi dan rangkaian hemostasis se-lanjutnya seperti


pembentukan

fibrin

dan

fibrinolisisyaitu

activated

partial

tromboplastin

time(APTT),protrombin time(PT), trombin cloting time(TCT), fibrinogen, euglobin lysis


time (ELT), fibrinogen-fibrin ,dandegradation product(FDP),

.1. TEST APTT (Activated Partial Thromboplastin Time)


Tes APTT (Activated Partial Thromboplastin Time); adalah tes saring
terhadap, jalur intrinsik dan bersama yang digunakan untuk mendeteksi defisiensi
terhadap semua faktor dari jalur intrinsik dan bersama, nilai APTT memanjang
jika terjadi defisiensi pada faktor koagulasi jalur intrinsik dan jalur bersama (F.
XII, XI IX, VIII, X, V, Protrombin dan Fibrinogen), pada penyakit DIC
(Diseminated Intravascular Coagulation), Lupus Antikoagulan, Penyakit Hati dan
hemofilia. juga secara umum digunakan untuk memonitor terapi heparin.

.2. Pemeriksaan APPT (Activated Partial Thromboplastin Time)


Pemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual (visual) atau dengan alat
otomatis (koagulometer), yang menggunakan metode foto-optik dan elektro-mekanik.
Teknik manual memiliki bias individu yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi.
Tetapi pada keadaan dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat dideteksi
dengan alat otomatis, metode ini masih dapat digunakan.
Prinsip dari pemeriksaan APTT adalah menginkubasikan plasma sitrat yang
mengandung semua faktor koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit dengan

tromboplastin parsial (fosfolipid) dengan bahan pengaktif (mis. kaolin, ellagic acid,
mikronized silica atau celite koloidal). Penambahan kalsium akan memulai proses
pembekuan (bekuan fibrin) dan waktu yang diperlukan untuk membentuk bekuan fibrin
dicatat,sebagaiAPTT.
Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan trisodium
sitrat 3.2% (0.109 M) dengan perbandingan 9:1. Gunakan tabung plastik atau gelas yang
dilapisi silikon. Sampel disentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 2.500 g. Plasma
dipisahkan dalam tabung plastik tahan 4 jam pada suhu 20 5 oC. Jika dalam terapi
heparin, plasma masih stabil dalam 2 jam pada suhu 20 5 oC kalau sampling dengan
antikoagulancitrate.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil APTT adalah :


- Bekuan pada sampel darah
- Sampel darah hemolisis atau berbusa akibat dikocok-kocok
- Pengambilan sampel darah pada jalur intravena misal pada infus Heparin.

APTT memanjang dijumpai pada :


1. Defisiensi bawaan
- Jika PT normal, kemungkinan kekurangan Faktor VIII, Faktor IX, Faktor XI ,
Faktor XII
- Jika faktor koagulasi tersebut normal, kemungkinan kekurangan HMW
kininogen
- Defisiensi vitamin K, defisiensi protrombin, hipofibrinogenemia.
2. Defisiensi didapat dan kondisi abnormal seperti :
- Penyakit hati (sirosis hati)
- Leukemia (mielositik, monositik)
- Penyakit von Willebrand (hemophilia vaskular)
- Malaria
- Koagulopati konsumtif, seperti pada DIC
- Circulating anticoagulant (antiprothrombinase atau circulating anticoagulant
terhadap suatu faktor koagulasi)

- Selama terapi antikoagulan oral atau Heparin


Pasien dengan APTT panjang dan PT normal memiliki kelainan dalam jalur
koagulasi intrinsik karena semua komponen uji aPTT kecuali koalin bersifat
intrinsik terhadap plasma, sedangkan pada PT panjang dan aPTT normal terjadi
kelainan dalam jalur koagulasi ekstrinsik terhadap plasma.

Cara Pemeriksaan APPT(Activated Partial Thromboplastin Time)


A.Pra Analitik
Persiapan Pasien

: Tidak dilakukan persiapan khusus

Persiapan Sampel : Sampel darah dapat diperoleh melalui vena punksi


Antikoagulan yang dipakai adalah sodium sitrat 3,2% atau 3,8% dengan perbandingan
9:1 (9 bagian darah:1 bagian Na.Sitrat).
Sampel darah disentrifus 10-15 menit dengan kecepatan 2000 g
Penampung tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat menginduksi aktivasi kontak
seperti gelas. Sebaliknya dipakai penampung gelas berlapis silikon atau plastik
Prinsip: Tes APTT adalah tes yang dilakukan dengan menambahkan reagen APTT
yang mengandung aktivator plasma dan fosfolipid pada sampel tes. Fosfolipid berfungsi
sebagai pengganti platelet. Campuran diinkubasi selama 3-5 menit untuk aktivasi
optimum, kemudian direkalsifikasi dengan kalsium klorida dan beberapa saat akan
terbentuk bekuan.

Alat Cara manual

Tabung reaksi

Rak tabung

Inkubator

Batang pengaduk

Stop watch

Bahan :

Plasma (whole blood dengan antikoagulan natrium sitrat)

Reagen APTT yang mengandung ekstrak kloroform dari otak kelinci dan asam

elagik, kalsium klorida (CaC12) B. Analitik


Cara Kerja Manual Ada Dua Cara Yaitu :
Cara 1
1. Reag APTT 100 l +100 l plasma dimasukkan dalam tabung 1
2. 200 l CaC12 dimasukkan dalam tabung 2
3. Tabung 1 + 2 diinkubasi selama. 5 menit pada inkubator yang bersuhu 370 C
4.Ambil 100 l CaC12 (tabung 2), masukkan dalam tabung 1, jalankan stopwatch, aduk,
amati hingga, terjadi bekuan (jendolan)
Cttn : Tes ini diulang pada, plasma control
Cara 2
Lakukan. tahap 1-4
Biarkan tabung 1 selama 20 detik setelah pencampuran. Pindahkan tabung dari inkubator,
miringkan ( metode pendulum) atau putar posisi setengah (
setiap 1-2 detik. Hentikan stopwatch ketika
(jendolan).
Nilai rujukan :

metode rotasi) tabung tes

cairan sudah tampak dalam bentuk fibrin

Nilai normal uji APTT adalah 20 35 detik, namun hasil ini bisa bervariasi untuk tiap
laboratorium tergantung pada peralatan dan reagen yang digunakan.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :


1.Pembekuan sampel darah,
2.Sampel darah hemolisis atau berbusa akibat dikocok-kocok,
3.Pengambilan sampel darah pada intravena-lines (mis. pada infus heparin).

BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan
Pemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual (visual) atau dengan alat
otomatis (koagulometer), yang menggunakan metode foto-optik dan elektro-mekanik.
Teknik manual memiliki bias individu yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi.
Tetapi pada keadaan dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat dideteksi
dengan alat otomatis, metode ini masih dapat digunakan.
Prinsip dari pemeriksaan APTT adalah menginkubasikan plasma sitrat yang mengandung
semua faktor koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit dengan tromboplastin
parsial (fosfolipid) dengan bahan pengaktif (mis. kaolin, ellagic acid, mikronized silica
atau celite koloidal).

B. SARAN
Dalam makalah yang dibuat ini penulis menyarankan agar pembaca dapat
memahami isi dan makna dari penulisan sehingga dapat berguna untuk
pemeriksaan APPT (Activated Partial Thromboplastin Time).

DAFTAR PUSTAKA

1. Hattaway KAMI, Selamat malam SH. Fisiologi hemosta-sis dan trombosis. Gangguan
hemostasis dan throm-bosis, 2nd edisi, McGraw-Hill Inc, New York, 1993:
3-20.
2. Colman RW, Clowes AW, George JN. Ikhtisar dia-mostasis. Dalam: Colman RW, Hirsh
J, Marder VJ, Clowes AW, George JN eds.Hemostasis dan Trombosis, 4th
ed.Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2001: 3-16.
3. Kitchen S, McCraw A. Diagnosis hemofilia dan
gangguan perdarahan lainnya. Sebuah manual laboratorium.
4. Moll S, Roberts HR. Ikhtisar obat antikoagulan
demi masa depan. Seminar di Hematologi. Semin Hematol,2002; 39: 145-57.

You might also like