You are on page 1of 12

PEMERINTAH KABUPATEN BATANGHARI

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS MUARA BULIAN


Jalan Jendral Sudirman Km 3 Muara Bulian
Email : puskesmasmuarabulian@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA BULIAN


NOMOR

TAHUN 2016
TENTANG

TATA NASKAH DOKUMEN PUSKESMAS MUARA BULIAN


KEPALA PUSKESMAS MUARA BULIAN
Menimbang

: a. bahwa dalam proses penyusunan dokumen akreditasi diperlukan acuan


tata naskah sehingga format yang dihasilkan seragam ;
b.

bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada huruf a perlu


ditetapkan keputusan Kepala Puskesmas Muara Bulian tentang tata
naskah dokumen Puskesmas Muara Bulian;

Mengingat

: 1.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 80 Tahun


2012 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah;

2.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun


2014 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

3.

Peraturan Bupati Kabupaten Batang Hari Nomor 7 Tahun 2011


Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Batang Hari.
MEMUTUSKAN

Menetapkan

: KEPUTUSAN KEPALA KEPALA PUSKESMAS MUARA BULIAN


TENTANG TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI PUSKESMAS
MUARA BULIAN.

KESATU

Tata naskah dokumen puskesmas mengacu pada Peraturan Bupati


Kabupaten Batang Hari Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Batang Hari dan

Buku Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan


Tingkat Pertama Tahun 2015

KEDUA

: Jenis dokumen yang dilakukan pembakuan tata naskahnya meliputi :


1. Kebijakan
2. Pedoman/ panduan
3. SOP
4. Kerangka Acuan

KETIGA

: Keputusan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi penggantian


Kepala Puskesmas.

KEEMPAT

: Pembakuan tata naskah terlampir dalam keputusan ini yang merupakan


bagian tidak terpisahkan .

KELIMA

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan atau
perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di

: Muara Bulian

Pada Tanggal

Januari 2016

KEPALA PUSKESMAS,

RITA YULIANA

LAMPIRAN

: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


TATA

NASKAH

DOKUMEN

AKREDITASI

PUSKESMAS MUARA BULIAN.


NOMOR

TANGGAL

TAHUN 2016
JANUARI 2016

A. TATA NASKAH DOKUMEN SECARA UMUM


Dokumen menggunakan kertas HVS ukuran folio 70 gram dengan margin kiri 3 cm,
kanan 2 cm, atas dan bawah 2,5 cm serta spasi 1,5, dengan pengetikan menggunakan tipe
huruf times new roman ukuran huruf 12. Untuk penulisan dalam tabel tidak menggunakan
ketentuan tersebut.
B. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KEBIJAKAN
Kebijakan adalah Peraturan/Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas yang
merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh penanggung
jawab maupun pelaksana. Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan harus didasarkan pada
peraturan perundangan, baik undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,
Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman-pedoman
teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian
Dalam Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Peraturan/ Keputusan Kepala Puskesmas dapat dituangkan dalam pasal-pasal dalam
keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan/keputusan.
Format Peraturan/ keputusan dapat disusun sebagai berikut:
1

Pembukaan :
a

Judul : Keputusan Kepala Puskesmas Muara Bulian

Nomor: ditulis sesuai sistem penomoran surat keputusan di Puakesmas Muara


Bulian,

Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin serta


ditulis dengan huruf kapital,

Konsideran, meliputi:
1

Menimbang: memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang


menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan. Huruf awal kata
menimbang

ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca titik

koma ( ; ), dan diletakkan di bagian kiri, konsideran menimbang diawali


dengan penomoran menggunakan huruf kecil abjad dan dimulai dengan kata
bahwa dengan b huruf kecil;

Mengingat: memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang


memerintahkan pembuat keputusan tersebut.

Perturan perundangnan yang

menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih
tinggi.

Konsideran ini diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata

menimbang. Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai


dengan hirarki tata perundangan diawali dengan nomor dengan huruf angka 1,
2, dst.
2

Diktum:
a

Diktum Memutuskan ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf


kapital, serta diletakkan di tengah margin;

Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke bawah


dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis
dengan huruf capital, dan diakhiri dengan tanda baca titik koma ( ; );

Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan huruf
capital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).

Batang Tubuh.
a

Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam dictumdiktum, misalnya:
KESATU

KEDUA

dst
b

Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan, pembatalan,


pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan

Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan, dan pada


halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan.

Kaki:
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi peraturan/keputusan
yang memuat penanda tangan penerapan peraturan/keputusan, pengundangan
peraturan/keputusan yang teridiri atas tempat dan tanggal penetapan, nama
jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang menanda tangani
ditulis tanpa gelar.

Penandatanganan:
Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala Puskesmas

Lampiran peraturan/keputusan:
1). Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor peraturan/keputusan
2). Halam terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas.

C. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH PEDOMAN/PANDUAN


Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkahlangkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman
mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/
panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai berikut :
a

Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja


BAB I

Pendahuluan

BAB II Gambaran Umum Puskesmas


BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan

Laporan Harian

Laporan Bulanan

Laporan Tahunan

Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja


BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
B Tujuan Pedoman
C Ruang Lingkup Pelayanan
D Batasan Operasional
E Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B Distribusi Ketenagaan
C Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)

BAB III STANDAR FASILITAS


A Denah Ruang
B Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V

LOGISTIK

BAB VI KESELAMATAN PASIEN


BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
c

PENUTUP

Format Panduan Pelayanan Puskesmas


BAB I

DEFINISI

BAB II RUANG LINGKUP


BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
D. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KERANGKA ACUAN
Penyusunan kerangka acuan upaya/kegiatan dengan mencakup tujuan umum dan khusus
yang merupakan tujuan program. Tujuan Umum: adalah tujuan secara garis besar,
sedangkan tujuan khusus merupakan rincian kegiatan- kegiatan yang akan dicapai dari
organisasi. Kegiatan pokok dan

rincian kegiatan: langkah- langkah kegiatan

dilaksanakan sehingga tercapainya tujuan program. Karena itu antara tujuan dan kegiatan
harus berkaitan dan sejalan. Cara melaksanakan kegiatan, metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan.
1

Sistematika/ Format Kerangka Acuan upaya Kegiatan


Sistematika atau format kerangka acuan upaya Kegiatan sebagai berikut :
a

Pendahuluan

Latar belakang

Tujuan umum dan tujuan khusus

Kegiatan pokok dan rincian kegiatan

Cara melaksanakan kegiatan

Sasaran

Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan

Sistematika/ format tersebut diatas adalah minimal Puskesmas dapat menambah sesuai
kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi. Contoh penambahan : ditambah
point untuk rencana pembiayaan/ anggaran.
Petunjuk Penulisan
a

Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih terkait
dengan upaya/ kegiatan

b Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut
disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program
tersebut dapat lebih kuat.
c

Tujuan umum dan tujuan khusus


Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/ kegiatan. Tujuan umum adalah tujuan
secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci

d Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainyaa tujuan upaya/ kegiatan

tersebut. Oleh karena itu

antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.


e

Cara melaksanakan kegiatan


Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan
rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan
rapat, melakukan audit, dan lain-lain

Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan-tujuan upaya/ kegiatan .
Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir
tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi SMART yaitu :
1

Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan


cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas
sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang
spesifik.

Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan


apa dan kapan pencapaiannya. Akontabilitas harus ditanamkan kedalam proses

perencanaan. Oleh karenanya meetodologi untuk mengukur pencapaian sasaran


(keberhasilan upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait
dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3

Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan standar keberhasilan,


maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh mengandung target yang tidak
layak. Umpamanya kita bisa menetapkan sebagai suatu sasaran Pengurangan
kematian misalnya akibat TB akan dapat dicapai pada suatu tingkat tertentu
tetapi meniadakan kematian merupakan hal yang tidak dapat dipastikan
kelayakannya.

Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil yang ingin
dicapai. Misalnya : mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan OAT
sebesar 50%

Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif pendek,
mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya kurang dari 1
tahun). Kalau ada upaya/ kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran
akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila
dibuat sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di Puskesmas.
Seni di dalam penentuan sasaran adalah menimbulkan tantangan yang dapat
dicapai. Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang dapat mendorong peningkatan
kapasitas Puskesmas, namun dalam batas-batas kelayakan. Sasaran yang baik
tidak hanya akan meningkatkan upaya/ kegiatan

dan jasa pelayanan yang

dihasilkan, namun juga menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri pada
para pelaksananya. Sebaliknya penerapan target kinerja yang tidak mungkin
dicapai akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan mengahmbat daya
inovasi para karyawan.

Jadual pelaksanaan kegiatan


Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan langkahlangkah pelaksanaan upaya/ kegiatan
kegiatan

. Lama waktu tergantung rencana upaya/

tersebut dilaksanakan. Untuk program tahunan, maka jadwal yang dibuat

adalah jadwal untuk 1 tahun, sedangkan untuk upaya/ kegiatan 5 tahun maka jadwal
yang harus dibuat adalah jadual 5 tahun. Skedul (jadwal) dapat dibuat time table
sebagai berikut :
h Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari skedul
(jadual) kegiatan. Skedul (jadual) tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali

(kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal
atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu
upaya/ kegiatan

secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan

adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan
dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan evaluasi
pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harus
ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan
kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
i

Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan adalaah
bagaimana melakukan pencatatan keegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun waaktu (kapan)
laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.
Evaluai kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Upaya/ kegiatan

secara menyeluruh.

Jadi yang di tulis didalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan
evaluasi harus dilakukan.
E. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
(SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu perangkat instruksi/ langkah-langkah
yang di bakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
a

Tujuan Penyusunan SOP,


Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan

efisien, efektif, konsisten/

seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan
standar yang berlaku.
b

Manfaat SOP adalah :


1) Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
2) Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3) Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya.
Contoh :
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan pasien dari
tempat tidur ke kereta dorong.

Format SOP.
1

Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang digunakan, contoh
pada lampiran, dan diberlakukan sesuai dengan akreditasi Puskesmas ini
diberlakukan,

Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan materi/ kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang memeriksa
SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan didalam melihat langkah- langkahnya
dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain- lain, namun tidak boleh
mengurangi item-tem yang ada di SOP.

Format SOP sebagai berikut :


1

Kop/Heading SOP

SO
P
PUSKESMAS
MUARA BULIAN

JUDUL
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Tanda Tangan Kepala FKTP

Nama Kepala FKTP

Komponen SOP

1. Pengertian
2. Tujuan
3.Kebijakan
4.Referensi
5.Alat dan bahan
6.Langkah-langkah
7.Diagram Alir (jika
dibutuhkan)
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
8.Unit Terkait
9.Dokumen Terkait

No
10.Rekaman
Perubahan

Histori

Yang Diubah

Isi Perubahan

Tanggal Mulai
Diberlakukan

Petujuk Pengisian SOP


1) Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/ kota, nama organisasi adalah
nama Puskesmas.
2) Kotak Heading : masing-masing kotak ( Puskesmas, judul SOP, No. dokumen,
No.revisi, Halaman, SOP, tanggal terbit, ditetapkan Kepala Puskesmas ) diisi sebagai
berikut :
a) Heading dicetak hanya pada halaman pertama
b) Kotak Puskesmas diberi nama Puskesmas dan Logo pemerintah daerah.
c) Judul SOP : diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya

d) No. Dokumen: diisi dengan nomor urut SOP garis miring (/)PKMMBgaris miring
(/) tahun penerbitan, penomoran SOP dibuat oleh sekretariat umum akreditasi
puskesmas
e) No. Revisi : diisi dengan status revisi, diisi menggunakan angka, misalnya untuk
dokumen baru dapat diberi nomor 00, sedangkan dokumen revisi pertama diberi
nomor 01, revisi kedua diberi nomor 02, dan seterusnya.
f) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk
SOP tersebut (misalnya : halaman pertama : 1/50. Namun ditiap halaman
selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman kedua: 2/5, halaman terakhir : 5/5.
g) SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan Puskesmas,
misalnya : SOP.
h) Tanggal terbit
: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut
i) Ditetapkan Kepala Pusksmas: diberi tandatangan Kepala Puskesmas dan nama
jelasnya.
3) Isi SOP
Isi SOP adalah sebagai berikut:
a) Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit
dipahami atau menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci : Sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar dibuatnya
SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SOP tersebut, contoh untuk
SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala
Puskesmas No ........ ... tentang Pelayanan Imunisasi.
d) Referensi: berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk lain sebagai
bahan pustaka,
e) Langkah- langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan prose kerja tertentu.
f) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaiama diuraikan di atas, dapat ditambahkan antala lain:
bagan alir, dokumen terkait,
g) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkahlangkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir untuk memudahkan
dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar
dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro.
h) Dokumen Terkait : berisi nama-nama dokumen yang ada kaitannya dengan SOP
tersebut
i) Rekaman historis perubahan : berisi riwayat jika dilakukan revisi SOP
(1) Diagram alir makro/ Macro flow chart, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis
besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol. Bentuk
balok :

(2) Diagram alir mikro/ micro flow chart, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari
tiap tahapan diagram makro, bentuk simbul sebagai berikut:
o Awal kegiatan :
o Akhir kegiatan :
?

o Keputusan :

Ya

Ya

Tidak

o Penghubung :

o Dokumen :

Arsip :

4) Tata Cara Pengelolaan SOP:


1 SOP dikelola oleh sekretariat akreditasi Puskesmas,
2 Setiap pokja menyerahkan SOP yang sudah dibuat untuk dibuat penomoran, tanda
tangan kepala puskesmas dan stempel puskesmas. Kemudian dibubuhkan stempel
ASLI dan diperbanyak (foto copy). Foto copy SOP distempel TERKENDALI
dan didistribusikan ke unit masing-masing dan diarsipkan di unit masing-masing.
3 Pengelola SOP harus mempunyai arsip seluruh SOP ASLI Puskesmas.
Ditetapkan di
Pada Tanggal

: Muara Bulian
:
Januari 2016

KEPALA PUSKESMAS MUARA BULIAN,

RITA YULIANA

You might also like