Professional Documents
Culture Documents
)
Walp.)
Arthropoda
Insecta
Homoptera
Aphididae
Aphis
: Aphis craccivora
Kutu Aphids craccivora merupakan hama yag selalu menyerang tanaman kacang
panjang dengan tubuhnya yang berwarna hitam. Kutu-kutu tersebut selalu
bergerombol di balik bawah daun. Hama ini bersimbiosis dengan semut, karena
cairan madu yang dikeluarkannya disenangi semut hitam. Di samping disenangi
semut hitam, cairan madu disenangi embun jelaga. Embun jelaga sebenarnya
tidak merusak tanaman, tetapi karena keberadaanya menutupi daun, hal ini bisa
mengganggu proses fotosintesis, lalu membuat daun-daun atau ranting tanaman
kacang panjag menjadi hitam karena semut serta berwarna keabu-abuan yang
diakibatkan oleh embun jelaga.
Bioekologi hama kutu aphids craccivora adalah :
- Sifatnya parthenogenesis, yaitu telurnya berkembang menjadi nimfa
-
virus.
Pertumbuhan terhambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan
maka
sebaiknya
dilakukan
pencegahan
dengan
cara
Arthropoda
Insecta
Lepidoptera
Pyralididae
Maruca
: Maruca testualis
Bioekologi :
- Tersebar pada daerah tropis, dan mengkhususkan
family Leguminosae
menyerang tanaman
muda.
3-5 hari telur menetas menjadi larva dan mulai memakan tunas, bunga,
daun, dan polong. Larva bertambah besar dan berpindah ke tempat lain
pada umur 4-7 hari (stadia paling berbahaya). Setelah umur 6-8 hari larva
berubah menjadi pupa di tanah dan membutuhkan waktu 5-7 hari untuk
polong
Terdapat bekas gigitan pada bunga yang baru mekar, kelopak bunga,
terdapat di dalamnya.
Pencegahan dan pengendalian yang dilakukan adalah :
- Dengan cara mekanis, dapat langsung diambil dan dimusnahkan yang
-
tanaman.
Penyemprotan dengan PESTONA
Insektisida yang bisa digunakan antara lain Decis 25 EC, Ciracron 500 EC,
dan Buldok 25 EC (penggunaan disesuaikan dengan dosis anjuran yang
tertera pada label kemasan)
2. Penyakit Utama
a. Penyakit Karat Daun Uromyces sp
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Uromyces appendiculatus. Spora dari
cendawan ini menginfeksi bagian daun tanaman dalam bentuk urediniospora
dan teliospora. Cendawan akan membentuk teliospora pada musim dingin,
sebagai struktur pertahanan.
Klasifikasi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Urediniomycetes
Ordo : Uredinales
Famili : Pucciniaceae
Dampak atau gejala yang ditimbulkan adalah :
-
ribuan spora.
Pada musim panas, spora dapat segera dibebaskan dari pustule dan
memberikan penampilan seperti karat, bila disentuh akan menempel di
tangan.
Pada buah terdapat kerusakan berupa nekrosis berwarna hitam, buah yan
menghitam akan sangat berpengaruh terhadap kualitas produksi kacang
menyebar
Pada serangan yang termasuk kategori parah, daun akan mongering yang
tiba-tiba.
Pencegahan dan pengendalian yang dilakukan adalah :
kelembapanannya terkontrol.
Melakukan sanitasi lingkungan serta kontrol saluran drainase.
Jika tanaman sudah mulai terserang penyakit ini, harus segera dilakukan
penyemprotan fungisida yang efektif untuk penyakit ini, yaitu Score 250
ECdan Anvil 50 SC (penggunaan disesuaikan dengan dosis anjuran yang
tertera pada label kemasan). Juga ada azooxystrobin (Quadris), boscalid
(Endura) dan pyraclostrobin (Headline) (Pemakaian sedikitnya 5 galon
air/ha ditambah dengan fungisida pilihan untuk disemprotkan ke bagianbagian tanaman yang terserang).
berwarna coklat.
Bercak-bercak dapat berkembang melebar dan memanjang, dan dapat
keputihan,
cendawan
kelabu.
Pusat bercak akhirnya mongering dan dapat menjadi berlubang (gejala
harus
segera
Hama lainnya :
a. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)
Bioekologi:
Berukuran 1.5-2.0 mm
Berwarna hitam mengkilat.
Berkembang biak cepat yaitu satu ekor betina dapat menghasilkan telu
terjadi
perakaran
sekunder
dan
membengkak
Pencegahan dan pengendalian yang dilakukan adalah :
-
imago.
Bersifat polifag.
Pada umur dua minggu, panjag ulat sekitar 5 cm.
Ulat menjadi kepompong di dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah
pupa (kokon)
menyerang polong.
Larva biasanya beradda pada permukaan bawah daun dan menyrang
tanaman gundul karena daun dan buah habis dimakan oleh ulat tersebut.
Serangan ulat kecil mengakibatkan bagian daun yang tersisa tinggal
dan
kadang-kadag
epidermis bagian atas serta tulang daunnya saja. Sedangkan ulat yang
besar memakan tulang daun.
- Hama ini juga menyerang polong
Pencegahan dan pengendalian yang dilakukan adalah :
- Dengan dilakukannya kultur teknis
- Dengan dilakukannya rotasi tanaman
- Dengan dilakukannya penanaman serempak
- Penyemprotan dengan Natural VITURA
c. Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Brunchidae
Genus: Callosobruchus
Spesies
: Callosobruchus maculates
Bioekologi:
- Hama ini merupakan hama gudang yang menyerang hasil panen dalam
-
gudang
Tubuh oval, bagian belakang lebar, warna hitam atau coklat dengan bintik-
bintik.
Dari atas kepala bersembunyi elytra pendek tidak sampai ujung abdomen.
Merupakan fasmili dengan jumlah relativ sedikit
Sepanjang hidupnya larva hidup di dalam biji-bijian, sedangkan pada usia
Membersihkan
dan
memusnahkan
sisa-sisa
tanaman
tempat
persembunyian hama
Memberi perlakuan minyak jagung 10cc/kg biji pada benih kacang panjang
Penyakit lainnya :
a. Penyakit Antraknose (jamur Colletotricum lindemuthianum)
Penyakit ini
disebabkan
oleh
Colletotricum
lindemuthianum
atau
Gloesporium
Morfologi : Konidium cendawan ini berwarna putih bening, lurus atau bengkok.
Cendawan ini dapat berkembang biak dengan cepat pada kelembapan 92-100%
dan suhu 17C. Jika kondisi lingkungan tidak sesuai, maka cendawan ini
mengalami dormansi (istirahat). Cendawan ini dapat bertahan hidup sampai
beberapa tahun pada biji, sisa-sisa tanaman sakit dan di dalam tanah.
Penyebaran cendawan Colletotrichum lindemuthianum dapat melalui percikan air
hujan maupun percikan air pada saat penyemprotan pupuk daun, serangga,
peralatan pertanian dan pekerja kebun.
Dampak atau gejala yang ditimbulkan adalah :
- Dapat diamati pada bibit yang baru berkecambah,
- Terdapat semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan
keping biji
Pencegahan dan pengendalian yang dilakukan adalah :
Dengan dilakukannya rotasi tanaman
Perlakuan benih sebelum ditanam dengan Natural GLIO dan POC NASA
Membuang rumput-rumput dari sekitar tanaman
b. Penyakit mozaik (Virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV)
Bioekologi :
Dampak atau gejala yang ditimbulkan adalah :
- Pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaic yang warnanya tidak
beraturan
Penyakit ditularkan oleh vector kutu daun
Pencegahan dan pengendalian yang dilakukan adalah :
Menggunakan benih sehat serta bebas virus
Menyemprot vector kutu daun dan tanaman
solanacearum
merupakan
salah
satu
bakteri,
bakteri
ini
mempunyai banyak ras dan dapat diisolasi dengan baik pada medium yang
mengandung 2,3, 5- trifenil-tetra sodium klorida (medium TTK). Infeksi terutama
melalui luka pada bagian tanaman. Bakteri terangkut dan pada batang yang
lunak, masuk ke dalam ruang antara sel dalam kulit dan empulur, menguraikan
sel-sel sehingga terjadi rongga-rongga.
Suhu yang relative tinggi mendukung perkembangan penyakit. Di dataran
rendah penyakit timbul lebih berat karena suhu udara relatif tinggi. Bakteri
berkembang baik di tanah alkalis yang suhunya agak tinggi di saat banyak
hujan. Intensitas penyakit sangat dipengaruhi oleh tanaman terinfeksi pada
musim selanjutnya.