You are on page 1of 2

Hematologi ialah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari darah, organ

pembentuk darah dan jaringan limforetikuler serta kelainan-kelainan yang timbul


darinya. Hematologi mempelajari baik keadaan fisiologik maupun patologik organorgan tersebut diatas sehingga hematologi meliputi bidang ilmu kedokteran dasar
maupun bidang kedokteran klinik.
Di bidang ilmu penyakit dalam, hematologi merupakan divisi tersendiri yang
bergabung dalam subdisiplin onkologi mdik. Hematologi dalam hal ini membahas
hematologi dasar, hematologi klinik, dan imunohematologi. Perkembangan bidang
hematologi demikian cepat terutama akibat perkembangan imunologi, biologi
molekuler, dan genetika. Oleh karena itu, timbul pengkhususan mengenai anemia,
keganasan hematologi, penyakit perdarahan (hemorrhagic diathesis) dan transfuse
darah, yang banyak menyangkut imunohematologi.
Darah
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mula dari binatang primitive
sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluuh
darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai : (a) pembawa oksigen
(oxygen carrier); (b) mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi; dan (c)
mekanisme hemostasis. Darah terdiri atas 2 komponen utama:
1. Plasma darah: bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,
elektrolit, dan protein darah.
2. Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas:
a. Eritrosit: sel darah merah (SDM)-red blood cell (RBC)
b. Leukosit: sel darah putih (SDP)-white blood cell (WBC)
c. Trombosit: butir pembeku-platelet
Plasma darah dikurangi protein pembekuan darah disebut sebagai serum.
Hemopoesis (hematopoiesis)
Hemopoesis atau hematopoiesis ialah proses pembentukan darah. Tempat
hemopoesis pada manusia berpindah-pindah sesuai dengan umur:
a. Yolk sac
b. Hati & lien
c. Sumsum tulang

umur 0-3 bulan intrauterin


umur 3-6 bulan intrauterin
umur 4 bulan intrauterine-dewasa

Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada
sumsum tulang. Dalam keadaan patologik, seperti pada mielofibosis, hemopoesis
terjadi di luar sumsum tulang, terutama di lien, disebut sebagai hemopoesis
ekstrameduler. Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan:
1. Sel induk hemopoetik (hematopoetic stem cell)
Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel
darah, termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), butir
pembeku (trombosit), dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang seperti
fibroblast. Sel induk yang paling primitif disebuut sebagai pluripotent
(totipotent) stem cell. Sel induk pluripotent mempunyai sifat:

a. Self renewal: kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan


pernah habis meskipun terus membelah;
b. Proliferative: kemampuan membelah atau memperbanyak diri;
c. Diferensiatif: kemampuan untuk mematangkan diri menjadi sel-sel dengan
fungsi tertentu.
Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik dapat dibagi
menjadi:
a. Pluripotent (totipotent) stem cell: sel induk yang mempunyai kemampuan
untuk menurunkan seluruh jenis sel-sel darah.
b. Committed stem cell: sel induk yang mempunyai komitmen untuk
berdiferensiasi melalui salah satu garis turunan sel (cell line). Sel induk yang
termasuk golongan ini ialah sel induk mieloid dan sel induk limfoid.
c. Oligopotent stem cell: sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya
beberapa jenis sel. Misalnya, CFU-GM (colony forming unitgranulocytelmonocyte) yang dapat berkembang hanya menjadi sel-sel
granuloit dan sel-sel monosit.
d. Unipotent stem cell: sel induk yang hanya mampu berrkembang menjadi satu
jenis sel saja. Contoh: CFU-E (colony forming unit-granulocyte) hanya mampu
berkembang menjadi sel-sel granulosit.

You might also like