Professional Documents
Culture Documents
2. Pendekatan Kelompok
a. Melakukan aksi interpersonal, yang dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung dapat dilaksanakan melalui
masuk ke dalam kelompok perokok dan kemudian melakukan tindakan
persuasif kepada mereka. Secara tidak langsung, dapat dilakukan
melalui psikolog, dokter, guru, bahkan politisi.
b. Melakukan terapi kelompok
T-group (training group )
Anggota dilatih untuk lebih sensitif terhadap kebutuhan orang lain.
Kelompok temu/encounter group
a) Bertemu akhir pekan.
b) Anggota mengemukakan dirinya di hadapan orang banyak.
c) Menekankan self disclosure (mengerti dirinya dan pribadi ke
arah yang lebih memuaskan).
Kelompok mandiri
a) Biasanya diselenggarakan oleh orang yang telah sembuh dari
penyakit, kecanduan, gangguan mental atau sekelompok orang
yang mempunyai masalah yang sama.
b) Biasanya tanpa pemimpin kelompok.
c) Mengandalkan anggota-anggota yang telah lama berada dalam
kelompok.
Kelompok pendukung/support
a) Dukungan moril dari anggota dengan cara membuka diri.
b) Profesional, orang tua, penderitanya sendiri.
c. Mempromosikan berhenti merokok di kalangan guru dan orang tua,
agar mereka menjadi model sebagai panutan.
d. Mengadakan smoking camp
Kegiatan ini dapat dimasukkan ke dalam terapi preventif dan kuratif.
Bila kegiatan ini dilakukan untuk kalangan remaja, dengan tujuan yang
ingin dicapai adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif mengenai apa sebenarnya merokok itu, apa saja
bahayanya, apa saja kerugian dari merokok dan efek jangka panjang
dari merokok, maka diharapkan para remaja menyadari hal-hal diatas
dan mengurungkan niat untuk bergaul akrab dengan rokok. Apabila
kegiatan ini ditujukan bagi para perokok, maka dalam kegiatan ini
mereka akan diberikan berbagai macam terapi penyembuhan. Harapan
kami, setelah kegiatan ini selesai mereka akan berhenti merokok.
3. Pendekatan Komunitas
a. Diberlakukan aturan bahwa Rokok tidak boleh dijual sembarang
tempat. Setiap orang yang membeli rokok harus sudah berumur di atas
21 tahun.
b. Posterisasi publikasi ilmiah yang berhubungan dengan merokok serta
bahayanya dan fakta-fakta menarik lainnya tentang merokok. Untuk
kemudian di pajang di sekolah-sekolah, lembaga bimbingan belajar,
tempat-tenpat kursus serta tempat-tempat para remaja biasa berkumpul.
c. Membuat komik dan iklan tentang bahaya merokok
d. Memberikan sanksi yang tegas bagi para siswa yang merokok
e. Penayangan berita-berita kesehatan (penyakit yang umum diakibatkan
oleh merokok dan bagaimana itu akan menghancurkan badan kita)