Professional Documents
Culture Documents
Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolik
tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di
urine menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan
menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan elektrolit, serta asam
basa. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang
umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal. Penyakit gagal ginjal
adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga
akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan
elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium
dan kalium didalam darah atau produksi urine. Penyakit gagal ginjal berkembang
secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi
mampu bekerja sebagaimana fungsinya.
. Fungsi
Fungsi utama ginjal terbagi menjadi :
1. Fungsi Ekskresi
a. Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mOsmol dengan mengubah
ekskresi air.
b. Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan
+
H
+
HCO3
berkepanjangan.
Menghancurkan/menginaktivasi berbagai hormon, seperti : Angiotensin II,
Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air seperti hipo atau hipervolumia, gangguan
keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan kalium. Pada LFG di bawah 15 % akan
terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius dan pasien sudah memerlukan terapi
pengganti ginjal (renal replacement therapy) antara lain dialisis atau transplantasi ginjal.
Pada keadaan ini pasien dikataan sampai pada stadium gagal ginjal.
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Gangguan Biokimia
a. Asidosis Metabolik : gagal ginjal ditandai dengan berbagai jenis gangguan
biokimia. Salah satu kelainan konstan yang selalu tampak pada penderita
uremia adalah asidosis metabolik. Pada gagal ginjal, gangguan kemampuan
+
H
+
+
H . Pada gagal ginjal, ekskresi N H 4
) merupakan salah
satu gangguan serius yang dapat terjadi pada gagal ginjal, karena kehdupan
hanya dapat berjalan dalam rentang kadar kalium plasma yang sempit sekali
(normal = 3.5 - 5,5 mEq/L) Sekitar 90% asupan normal yaitu sebesar 50-150
mEq/hari diekskresikan dalam urine. Hipokalemia dapat menyertai poliuria pada
gagal ginjal kronik dini, terutama pada penyakit-penyakit tubulus seperti
pielonefritis kronok, hiperkalemia selalu akan timbul bila pasien mengalami
oliguri pada gagal ginjal kronik. Asidosis sistemik dapat menimbulkan
+
K
ginjal dini (bila terjadi poliuria), terjadi kehilangan natrium karena peningkatan
beban zat yang terlarut pada nefron yang utuh. Diuresis osmotik mengakibatkan
kehilangan natrium secara obligat. Retensi natrium dan air dapat mengakibatkan
beban sirkulasi berlebihan, edema, hipertensi, dan gagal jantung kongestif.
Gagal jantung kongestif terjadi sekunder akibat hipertensi, dan peningkatan
kadar aldosteron pada pasien uremia juga ikut berperan dalam menyebabkan
retensi natrium.
d. Hipermagnesemia :
diekskresi oleh ginjal. Kadar serum normal adalah 1,5 - 2,3 mEq/L.
Hipermagnesemia bukan masalah yang serius, karena asupan magnesium
biasanya menurun akibat anoreksia, berkurangnya asupan protein, dan
penurunan absorpsi dari saluran cerna.
e. Azotemia : Peningkatan tajam kadar urea dan kreatinin plasma biasanya
merupakan tanda timbulnya gagal ginjal terminal dan menyertai gejala uremik.
tetapi banyak bukti yang menunjukan bahwa urea sendiri tidak bertanggung
jawab atas gejala-gejala dan gangguan metabolisme yang ditemukan pada
urenia. Beberapa zat yang ditemukan dalam darah pasien uremia yang mungkin
bertindak sebagai racun adalah guanidin, fenol, amin, urat, kreatinin, dan asam
hidroksi aromatik, dan indikan. Beberapa senyawa ini bertindak sebagai enzim
yang kuat. Agaknya, kombinasi faktor-faktor seperti asidosis dan gangguan
elektrolit lainnya, gangguan hormonal dan retensi racun dapat mengakibatkan
f.
uremia
dapat
menyebabkan
pneminia. Asidosis
dapat
menyebabkan
bisa tidur, gangguan konsentrasi tremor. Miopati yaitu kelemahan dan hipotrofi otototot terutama otot ekstremitas proksimal.
Terapi Farmakologis :
a. Kontrol tekanan darah
1)
kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin > 35% atau
timbul hiperkalemia harus dihentikan.
2)
Penghambat kalsium
3)
Diuretik
b.
Pada pasien DM, kontrol gula darah hindari pemakaian metformin dan
c.
Obat-obat sulfonilurea dengan masa kerja panjang. Target HbA1C untuk DM tipe 1
0,2 diatas nilai normal tertinggi, untuk DM tipe 2 adalah 6%
g. Koreksi hiperkalemia
h. Kontrol dislipidemia dengan target LDL,100 mg/dl dianjurkan golongan statin
i.
Vaskular
Zat toksik
Obstruksi saluran
Reaksi Antigen
Arterio sklerosis
Batu besar dan kasar
Iritasi/cedera jaringan
Tertimbun ginjal
Retensi urin
antibodi
Nyeri pinggang
Anemia
GFR
GGK
Retensi Na
Sekresi Eritropoisis
sindroma uremia
Produksi Hb
Hiperposfatemia
Tek. Kapiler
Vol. Interstisial
Ggn.
Integritas
Kulit
mual,munt
ah
Risiko Ggn.
Nutrisi
suplai ntrisi
darah
Ggn.Keseimbangan
asam-basa
Perubahan
Oksihemoglobin
warna kulit
Pruritu
Ggn.nutrisi
Total CES Risiko
As. Lambung
Iritasi
Lambung
infeksi
Gstritis
Mual muntah
Anemia
Edema
(kelebihan
Payah jantung
kiri
vol.cairan
Bendungan atrium kiri
Pre load
Perdarahan
Hematemesis,
melena
Beban Jantung
Hiprtrofi
ventrikel
COP
Tek.vena
pulmonalis
aliran darah
Suplai
ginjal
O2
jaringan Suplai
Kapiler
RAA
paru
O2 ke
Metab.anaerob
Otak
RetensiEdema
Na & H2O
Paru
As.laktat
Syncope
Kelebihan
Ggn.volume
Pertukaran
Fatique
Cairan Gas
Nyeri Sendi
Intoleransi
Aktivitas
Kriteria Hasil:
- tidak terdapat gejala distress pernafasan
- RR normal 16-20 x/menit
- Nilai GDA dalam batas normal
- suara nafas bersih, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
No
Intervensi
1.
2.
Rasional
frekuensi
atau
merupakan
permeabilitas
membrane
alveolar-kapiler.
sehubungan
dengan
terjadi
sebelum
paling indikatif.
Kolaborasi berikan oksigen lembab sesuai Memaksimalkan
sediaan
5.
jalan
nafas
ventilasi,
7.
Menunjukkan
ventilasi
atau
No
Intervensi
Rasional
1.
dalam
kekurangan
menentukan
perhari
dan
intervensi
serta
kebutuhan
2.
kalori pasien
Berikan penjelasan tentang pentingnya Meningkatkan
3.
individu
pengetahuan
terhadap
makanan
akan
suatu
meingkatkan
4.
5.
terlebih
dahulu
menghitung akan
memenuhi
kebutuhan
tubuh
6.
7.
Kolaborasi
dengan
pemberian makanan
(E.Doenges, et al., 2010)
ahli
gizi
perharinya
sehingga
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya
sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.