Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Cabai atau lombok (bahasa Jawa) adalah sayuran buah semusim yang
termasuk dalam anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat
sebagai penyedap rasa masakan. Salah satu tanaman cabai yang banyak
dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman cabai merah. Cabai merah (Capsicum
annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat.
Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya yang khas,
sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Karena
merupakan sayuran yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan
dengan jumlah yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah
penduduk dan perekonomian nasional .
Cabai merah mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi
kesehatan manusia. Kandungan vitamin dalam cabe adalah A dan C serta
mengandung minyak atsiri, yang rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila
kita gunakan untuk bumbu dapur. Cabai merah mengandung anti oksidan yang
berfungsi untuk menjaga tubuh dari radikal bebas (Sun et al., 2000). Radikal bebas
yaitu suatu keadaan dimana suatu molekul kehilangan atau kekeurangan elektron,
sehingga elektron tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil
elektron dari sel-sel tubuh kita yang lainnya. Kandungan terbesar anti oksidan
dalam cabai terdapat pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan
Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker.
Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis
sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Salah satu kendala utama dalam
sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya serangan lalat buah pada tanaman
cabai. Hama ini sering menyebabkan gagal panen. berdasarkan laporan yang ada
kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35%. Cabai yang
terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya
membusuk dan mengandung larva lalat.
II.
ISI
Hama yang menyerang tanaman cabai dapat menyebabkan gagal panen. Hasil
produksi tanaman cabai yang seharusnya memiliki harga jual tinggi, justru
menimbulkan kerugian yang cukup signifikan akibat serangan hama. Berikut hamahama yang menyerang tanaman padi yaitu:
1.
Pengendalian hama kutu daun dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pengendalian teknis dan pengendalian kimiawi. Pengendalian teknis yaitu
dengan memetik daun-daun yang terserang kemudian musnahkan. Hindari juga
penanaman cabe berdekatan dengan semangka, melon dan kacang panjang.
Menjaga kebersihan kebun dan penggunaan plastik mulsa perak efektif
menekan perkembangan kutu daun. Sedangkan pengendalian kimiawi
menggunakan jenis insektisida yang mengandung fipronil atau diafenthiuron.
Insektisida yang digunakan adalah PHEFOC. Penyempotan paling efektif
dilakukan pada sore hari.
5. Trips
yang dilakukan bila serangan meluas. Gunakan insektisida yang berbahan aktif
fipronil dan lakukan pada sore hari.
6. Bekicot/siput
Hama Bekicot biasa menyerang pada saat musim hujan. Pada awalnya
serangan bekicot tidak disadari, namun perlahan helai demi helai daun tiba-tiba
berubah menjadi kuning dan berguguran. Ukuran siput yang menyerang adalah
berukuran sangat kecil. Siput biasa menyerang pada bagian bawah daun.
III.
PENUTUP
Buah cabai sangat digemari oleh masyarakat Indonesia sebagai pelengkap
hidangan makanan. Rasa pedas yang timbul dari zat capsaicin yang terdapat pada
buah cabai menyebabkan candu bagi para pecintanya. Oleh karena permintaan yang
banyak terhadap buah cabai, tidak sedikit petani yang menanam tanaman cabai
pada lahan pertanian milik mereka. Permintaan cabai yang terus meningkat
mengakibatkan harga yang turut naik pada beberapa daerah di Indonesia.
Mengetahui kenaikan harga cabai tersebut, beberapa petani berlomba-lomba untuk
menanam tanaman cabai.
Beberapa gangguan banyak dialami oleh petani cabai, bahkan gangguan
tersebut mengakibatkan gagal panen. Gangguan tersebut salah satunya adalah
serangan hama. Hama yang menyerang tanaman cabai yaitu ulat grayak
(Spodoptera litura & Spodoptera exigua), tungau (Polyphagotarsonemus latus &
Tetranycus sp.), lalat buah (Bactrocera dorsalis), kutu daun (Myzus persicae), trips,
dan bekicot/siput. Masing-masing hama tersebut memiliki pola, ciri, dan gejala
serangan yang berbeda-beda.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengendalian
teknis dan kimiawi. Pengendalian teknis dilakukan dengan menggunakan tenaga
manusia yang berupa pemotongan beberapa bagian tanaman yang terserang hama,
penggunaan predator alami hama tersebut, penggunaan mulsa pada penanaman
cabai, pembakaran daun yang rontok, dan menjaga kebersihan lahan pertanian.
Sedangkan pengendalian kimiawi yaitu pengendalian dengan manggunakan bahan
kimia yang bersifat racun bagi hama, misalnya insektisida (tergantung hama
sasaran). Namun pada kadar yang berlebihan, pengendalian hama secara kimiawi
justru menimbulkan efek negative yang mengakibatkan kerugian yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Mitra Agro NASA. 2015. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Cabai.
http://agenpupuk.com/hama-penyakit-tanaman-cabai/. Diakses pada tanggal
17 April 2016.
Taufik, Dikdik. 2014. Mengenal Lebih Dekat dengan Hama dan Penyakit yang
Sering Menyerang Tanaman Cabe.
https://organichcs.com/2014/05/27/mengenal-lebih-dekat-dengan-hama-danpenyakit-yang-sering-menyerang-tanaman-cabe/ . Diakses pada tanggal 17
April 2016.