You are on page 1of 3

Kali Kedua menginjakkan Kaki di Kota Para Santri

Cerpen Asep Abdul Azis


Untuk kesekian kalinya temanku menanyakannya pada ku apakah aku mau ikut atau tidak.
Yap, hari ini adalah hari kesepuluh di bulan rabiul awal tiga hari kedepan tepatnya tanggal 13
rabiul awal guru ngajiku mengajak kami santrinya kembali pergi berziarah ke kota CiAnjur.
Namun ada yang spesial kali ini, yah kali ini katanya akan jauh lebih ramai karena dihari itu
akan diadakan acara haulan Ulama besar di sana. Selain itu, kali ini kami tidak usah
membayar ongkos mobil karena sudah ditanggung oleh ayah dari salahsatu teman kami.
Kembali kepertanyaanku tadi aku masih bingung mau jawab apa, aku cuman menjawab kalo
aku akan memikirkannya kembali. Sebenarnya ada dua hal yang membuat ragu untuk bilang
iya, pertama aku begitu malas kalo nanti aku harus mabuk angin lagi, yap saat pertama kali
ziarah ke sana aku mabuk disaat berangkat satu kali dan pulang satu kali. Huft semakin malas
juga kalo aku memikirkan hal itu. Padahal biasanya tiga kali ke luar kota aku tidak pernah
mengalami hal tersebut, yah mungkin kali ini karena sekarang naiknya kendaraan bak
terbuka. Satu hal lagi yang membuat ku ragu adalah aku tidak punya uang walopun biaya
transportasi gratis, tap ikan mesti pegang duit buat jajan juga, hehe
Aku mencoba memikirkannya kembali sambil ditemani susu coklat hangat. Tapi nyatanya
susu hangat yang sedari tadi ku buat mungkin merasa terhina, sosok semanis dia hanya
dibiarkan terduduk diam menunggu untuk disentuh hingga kedinginan.
Ah, aku coba bicarakan hal ini dengan ibu ku, dan ternyata beliau menyuruhku untuk ikut
saja. Ungkapnya, kalau masalah uang ajan jangan dipikirin. Kalu dipikir-pikir malu juga
kalau seandainya aku tidak ikut, lagian sekarang adalah masa libur sekolah. Sayang sekali
kalau aku menghabiskannya hanya untuk bermalas-malasan di rumah. Walaupun aku ini tipe
orang yang suka malas-malasan.
Hari cepat berganti, tidak terasa sudah masuk hari H. Aku mempersiapkan segala sesuatu
yang harus ku bawa nanti. Setelah segala sesuatunya siap, aku pun berpamitan kepada ibu ku
dan segera bergegas menuju mobil yang akan kita tumpangi berada. Aku terburu-buru sekali
dalam perjalananku karena ku pikir akan terlambat dan teman-teman sudah menunggu ku.

Namun setelah sampai di tempat yang aku tuju, keadaannya tidak sama dengan yang aku
pikirkan. Disana samasekali belum ada seorangpun yang sampai bahkan mobilnya pun belum
datang. Aku merasa sedikit kesal karena mereka tidak tepat waktu, aku pikir lebih baik
menunggu saja sambil memainkan Hp ku untuk memantau keadaan dijejaring sosial. Yap,
jejaring sosial sudah menjadi hal yang tidak bisa ku lewatkan disetiap hari ku, bagiku tidak
ada hari tanpa jejaring sosial.
Setelah lama menunggu akhirnya teman-temankupun berdatangan satu persatu. Setelah
semuanya berkumpul akhirnya kampiun berangkat. Udara terasa panas sekali karena sang
surya sedang berada tepat di tengah-tengah. Kami pun mencoba menutupi bagian atas mobil
supaya kami tidak mati kepanasan. Belum separuh perjalanan namun teman-teman sudah
banyak yang tumbang mabuk. Ah, aku pikir lebih baik aku tidur saja supaya tidak ikut-ikutan
seperti mereka.
ZisZis aku mendengar ada seseorang yang mencoba membangunkan ku dari tidur ku.
ada apa tanyaku sudah sampai nih jawabnya. Lah cepat sekali pikir ku, mungkin karena
aku menghabiskan waktu di mobil hanya untuk tidur jadi tidak terasa. Aku pun cepat-cepat
turun dari mobil, dan apa yang aku lihat? Ternyata bukan cuman rombongan kami yang baru
sampai. Banyak sekali rombongan santri yang baru datang yang pastinya punya niat sama
seperti kami. Kampiun menghampiri mereka dan menyapanya, Kemudian kampiun
melanjutkan perjalanan kami dengan berjalan kaki. Jaraknya lumayan jauh kami berjalan
sambil memperbincangkan ini itu yang membuat jauhnya jarak jadi tidak terasa. Kami pun
sampai di tempat tujuan kami. Ramai sekali sampai berjalan pun susah. Tidak sedikit pula
orang mondar-mandir sana-sini hanya untuk menawarkan dagangan nya, yaitu air mineral.
Setelah selesai berziarah kami pun bergegas meninggalkan tempat tersebut. Tapi aku
dikagetkan dengan apa yang dikatakan salah satu temanku. Dia berkata kalau satu teman
kami yang bernama iwan menghilang dari rombongan kami, entah itu ketinggalan atau
bagaimana. Guru kami pun memerintahkan kami untuk berpencar mencari dan mencari
teman kami tersebut, namun tidak sendiri-sendiri melainkan dibagi beberapa kelompok. Kami
mencoba mencarinya ke kawasan pasar, pasar tesebut adalah pasar kaget yang hanya ada satu
tahun. Kemudian aku mengajak temanku untuk beristirahat sejenak.

Kebetulan di depan mata ku ada tukang dagang bubur ayam dan kami pun mengisi perut
sebentar di sana. Setelah kenyang kami pun melanjutkan pencarian teman kami, namun aku
menyempatkan diri untuk membeli sedikit oleh-oleh untuk orang-orang di rumah.
Pasar tersebut benar-benar rame dan yang diperdagangkan pun beragam, segala sesuatu ada
mulai dari makanan ataupun barang. Setelah lama dicari namun tidak ketemu juga kami
memutuskan untuk kembali ke mobil. Aku pikir dia pasti tahu jalan pulang menuju ke mobil,
kalo pun tidak tahu bisa bertanya.
Ternyata benar dugaan ku. akhirnya teman kami itu pun kembali ke mobil namun tidak
sendirian, dia ditemani dua orang yang entah siapa karena aku tidak mengenalnya. Ternyata
mereka adalah penduduk asli daerah sini, setelah mengucapkan terima kasih kami pun
memutuskan untuk pulang dan kembali ke kampung halaman kami.
Karena begitu cape, hampir dari kami semua tidur. Kalau diberi umur panjang pasti kami
menyempatkan diri untuk kembali ke tempat ini.

You might also like