Professional Documents
Culture Documents
4.1 Matriks
Definisi 4.1 :
Matriks adalah susunan dari mxn obyek-obyek matematika dalam bentuk
persegi panjang, yang diatur menurut m baris dan n kolom (lajur).
Matriks dinyatakan dengan :
a11
a
21
A
...
a
m1
a12
a22
...
am 2
... a1n
... a2 n
............................................................................... 4.1
... ...
... amn
4z = 0
57
5 2 1
A
, berordo 2x3.
3 0 4
Contoh 4.2 :
Penjualan tiga macam produk dari suatu toko dalam satu minggu adalah sebagai
berikut
S SL
40 33 81 0 21 47 I
A 0 12 78 50 50 96 II
10 0 0 27 43 78 III
Terdapat banyak notasi untuk menyatakan suatu matriks. Notasi pasangan
tanda kurung yang sering dipakai adalah ( ) , [ ].
4.1.1 Macam-macam Matriks
Klasifikasi nama matriks dalam bentuk dan tipe tertentu dikaitkan antara
lain dengan banyaknya baris dan kolom, atau dikaitkan dengan elemen-elemen
matriks itu sendiri.
a) Matriks Nol (Null Matrix), adalah matriks yang semua elemennya nol.
b) Matriks bujursangkar (Square Matrix), adalah matriks yang banyaknya baris
sama dengan banyaknya kolom. Matriks bujursangkar A berordo nxn ditulis
An. Elemen-elemen a11, a22, ,ann disebut elemen diagonal (utama).
Contoh 4.3 :
5 1 0
5 1 0
Matriks
58
5 0 0
5 0 0
3 0 0
g) Matriks identitas /satuan (Identity /unit matrix), adalah matriks skalar dengan
elemen diagonal utamanya sama dengan 1.
1 0 0
1 2
1 4 6
T
A
A 4 3
2 3 5
6 5
0 4 7
Matriks
59
0 4 7
0 2
Contoh 4.11 : Matriks simetris miring, A 4
7 2 0
k) Matriks sekawan,
Jika A = (aij) adalah matriks berordo mxn dengan elemen-elemen bilangan
kompleks , maka matriks yang diperoleh dari A dengan cara mengganti
elemen-elemen matriks A dengan sekawannya disebut matriks sekawan dari A
(ditulis A )
Contoh 4.12 :
42j 7j
4 2 j 7 j
0
0
A 1 4 j 5 j 2 A 1 4 j 5 j 2
1 j 7 2j j
1 j 7 2j j
a12
a11 4, a12 0,
4 0
B
jika dan hanya jika
a22
a21 3, a22 1.
3 1
Matriks
60
Jadi untuk menjumlahkan dua matriks yang ordonya sama, kita hanya
menjumlahkan elemen-elemen yang letaknya bersesuaian.
Contoh 4.14 :
3 3 4
2 3 1
Jika A
dan B
, maka A + B =
6 7 2
4 3 5
5 6 5
10 4 7
2.7 1.8
0.9 , maka
Jika A 0
9.0 4.5
2.7 1.8
3 2
10
A 0
0.9 ,
A 0 1 , 0A =
9
9.0 4.5
10 5
0 0
0 0 .
0 0
61
c ij aik bkj ai 1 b1 j ai 2 b2 j ... ain bnj , i = 1,2,..,m dan j = 1,2,...,p . .... 4.4
k 1
Jelas bahwa perkalian dua matriks dapat dilakukan jika banyaknya kolom
matriks pertama sama dengan banyaknya baris matriks kedua. Kedua matriks
yang demikian itu disebut conformable terhadap perkalian.
Contoh 4.16 :
3 1
Misalkan A 1 2 dan B =
1 5
-1 -1 2
2 -6 1 . Maka
3 1
3.(1) 1.2 3.(1) 1.(6) 3.2 1.1 1 9 7
-1 -1 2
AB 1 2
1.(1) 2.2 1.(1) 2.(6) 1.2 2.1 5 11 0
3 1
-1 -1 2
1.3 ( 1).( 1) 2.1 1.1 (1).2 2.5 0 7
BA
1
2
1 5
Perhatikan :
1 1 1 1 1 1
1 1 2 2 1 1 .
Matriks
62
2 1
2 5
6 0 3
4 0 4
Misalkan A
,B
,C
,D
.
1 7
0 8
1 0 5
3 4 9
2. A + C, (CT)T, C + CT
6. A + 0C, C - 0A, 0B
7. (BT - AT)T, B - A, A - AT
1
2 3
4 6 2
Misalkan A 4 , B 0 2 , C 6 0 3 , D 4 3 0 .
3
0 1
2 3 1
Selesaikan soal nomor 9 - 17 atau beri alasan mengapa tidak terdefinisi.
9. BA, ATB, AB
2 3 5
1 3 5
2 2 4
4 .
Misalkan A 1 4 5 , B 1 3 5 , C 1 3
1 3 4
1 3 5
1 2 3
63
20. Dengan menggunakan hasil 18 dan 19, tunjukkan bahwa ACB = CBA, A2 - B2
= (A - B)(A + B) dan (A - B)2 = A2 + B2.
21. Tentukan X, apabila 2X + 3A = D, dengan D = (BC)T
22. Tentukan X, apabila X - 2E = A, dengan E = (A + B)T
23. Sebuah perusahaan mempunyai 3 buah pabrik industri yang membuat empat
macam komponen, yaitu komponen A, B, C dan D. Jumlah stok pada masingmasing pabrik adalah sebagai berikut
Pabrik I
Matriks
64
a11
a12
... a1n
a21
a22
... a2 n
...
...
...
an 1
an 2
... ann
...
sedemikian sehingga ada satu dan hanya satu elemen dari suatu baris, dan ada satu
dan hanya satu elemen dari suatu kolom merupakan faktor dari masing-masing
suku penjumlahan, dengan memperhatikan tanda-tanda (positif/negatif) dari
inversi masing-masing suku penjumlahan itu.
4.2.1 Determinan Tingkat 2 (Ordo 2)
Misalkan A
a1
b1
a2
b2
ada satu dan hanya elemen dari suatu baris, dan ada satu dan hanya satu elemen
dari suatu kolom adalah :
a1b2
inversi 0
tanda +
b1a2
inversi 1
tanda -
1 4
3.( 4) 5.1 12 5 17
a1
Misalkan A a2
a3
b1
b2
b3
c1
c 2 , maka bentuk perkalian dari 3 elemen A
c3
sehingga ada satu dan hanya elemen dari suatu baris, dan ada satu dan hanya satu
elemen dari suatu kolom adalah :
a1b2c3 inversi 0 tanda +
(4.1)
65
+ + +
a1 b1 c 1 a1
a2
c 2 a2
b2
a3 b3 c 3 a3
- - Contoh 4.21:
b3
1
3
b2
b1
2
1
1 1
1
1 1.1.2 2.1.1 ( 1).3.( 1) ( 1).1.1 2.3.2 1.1.(1)
2
7 10 3
1 3 1
A 2 1 1 3
1 1 2
T
T
A A
2. Apabila setiap elemen di sebuah baris (atau kolom) adalah nol, maka nilai
determinan adalah nol.
1 2 1
Contoh 4.23 : 0 0 0 0 ; setiap elemen baris ke 2 nol.
1 1 2
3. Pertukaran sebarang dua baris (atau kolom) akan mengubah tanda determinan.
1 2 1
3 1 1
Contoh 4.24 : 3 1 1 3 ; 1 2 1 3
1 1 2
1 1 2
4. Apabila dua baris (atau kolom) determinan identik, maka nilai determinan nol.
1 2 1
Contoh 4.25 : 3 1 1 0 ; setiap elemen baris ke 1 dan baris ke 3 identik.
1 2 1
Matriks
66
3 4
2 1
6 8
2 1
3 4
4 2
6 4
4 1
3 8
2 2
2.( 5) 10
6. Apabila setiap elemen dari sebuah baris (atau kolom) determinan dinyatakan
sebagai jumlah dari dua (atau lebih) suku-suku maka determinan dapat
dinyatakan sebagai jumlah dari dua (atau lebih) determinan.
Contoh 1.27 :
3 4
2 1
21 22
2
2 2
2 1
1 2
2 1
7. Apabila pada setiap elemen dari sebuah baris (atau kolom) determinan
ditambah k kali elemen yang bersesuaian dari sebarang baris (atau kolom) lain,
maka nilai determinan tidak berubah.
0 4
3 8
Penyelesaian :
2
0 4
4
0
5
2
1
6
3 8
B4 4,75B3
2
B2 2 B1
0
0
1
0
B4 1, 5B1
1
0
2 0
0 5
12
0 0 2, 4 3, 8
0 0 0 47, 25
0 4
5
2
9
6
2
B3 0, 4B2
12
0
1
0
B4 1, 6B2
10
0
5
0
9
2, 4
12
3, 8
0 11, 4 29, 2
67
3 1 2
Contoh 4.29 : Tentukan rank dari matriks A
.
6 2 4
Penyelesaian :
Karena A berordo 2x3, maka submatriks bujursangkar dari A berordo 2x2 dan
1x1. Submatriks bujur sangkar berordo 2x2 dari A adalah
3
6
1
2
1
3 2
dengan determinan = 0;
dengan determinan = 0;
2
6 4
2
dengan determinan = 0.
4
Sedangkan submatriks bujur sangkar berordo 1x1 dari A adalah (3), (1), (2), (6),
dan (4) dengan determinan 0. Jadi rank(A) = 1, karena semua submatriks
bujursangkar rdo 2 dari A adalah nol dan ada submatriks bujursangkar ordo 1 dari
A yang determinannya tidak nol.
4.4 Minor dan nilai determinan tingkat n
Definisi 4.8 :
Minor dari sebuah elemen determinan tingkat(ordo) n adalah determinan
tingkat (n - 1) yang diperoleh dengan menghilangkan baris dan kolom yang berisi
elemen yang diberikan.
Contoh 4.30 :
Misalkan A
2 2
68
genap atau ganjil. Minor dari sebuah elemen dengan tanda yang digabungkan
disebut kofaktor dari elemen.
3. Jumlahkan secara aljabar hasil kali yang diperoleh di 2.
Contoh 4.31 :
Hitung A
2 2
Penyelesaian :
Misalkan kita pilih baris pertama.
A
3
2
4
2
2
3
3
2
2
4
3 3 4
5 2 2
3 3 3 4 4 2
5 2 2
4
3 4 2 2
2 2
4
3 4 3 2
5 2
4
3 3
5 2
Latihan 4-2
Hitung nilai determinan berikut dengan menggunakan definisi.
1.
3.8
0.6
1.4 9.3
205 16 81
3. 0 13 2
0
0 16
2.
cos n
sin n
sin n
cos n
m n p
4. p m n
n p m
5.
4 2 0 1
7 7 3 0
5 0 6 8
6.
1 2 0
2 4 2
0 2 9
0 0 2 16
Matriks
69
7.
12 2
4 16 24 1
c2
c3
10. a
a3
b
b3
8.
1 3 2
4 3
9. 1 3 2 1 0
2
4 1 0 1
1 1 2 1 0
4 3
11. 8 6
16 12
0 2 3
12. 2 0 5
3 5 0
21 3 17 13
13. 46 11 52 14
33 48 71 23
... n 2
12
22
32
1,2,n .
Adj A 13 23 33 ... n 3
...
... ...
...
1 n 2 n 3 n ... nn
Contoh 4.32 :
1 2 3
Penyelesaian :
11 =
3 2
3 4
Matriks
; 12 =
2 2
3 4
; 13 =
2 3
3 3
70
21 =
31 =
2 3
3 4
2 3
3 2
; 22 =
1 3
3 4
; 32 =
1 3
2 2
; 23 =
; 33 =
1 2
3 3
1 2
2 3
1 5
6
Jadi Adj A = 2 5 4 .
3 3 1
Sifat adjoint :
A. Adj A = Adj A . A = det A. I........................................................... 4.8
Definisi 4.10 :
Jika A dan B adalah matriks-matriks bujursangkar-n dan AB = BA = I,
maka B disebut invers dari A (ditulis B = A-1) dan A disebut invers dari B (ditulis
A= B-1).
Contoh 4.33 :
1
1 2
-2
Misalkan A
dan
B
=
1 1 0
1 2 -2
AB
I
3 4 3/2 -1/2 0 1
1 1 2 1 0
-2
BA
I
3/2 -1/2 3 4 0 1
adj A
; A 0.
A
a b
1 d b
Untuk A
, maka A -1
.
ad bc c a
c d
Contoh 4.34 :
2 3
Tentukan invers dari matriks P =
.
1 2
Penyelesaian :
Matriks
71
P 1
2 3 2 3
1
.
2.2 3.1 1 2 1 2
1. A
4
2
0 1
2. B
2 2
3 6
3. C
4
2
p q
4. D
r s
2 1 1
5. E 0 1 3
1 2 2
0
1 1
0 1 1
6. F
1
0 1
0 1 0
0
1
sehingga berlaku:
a. AX = B
b. XB = AT
c. (AB)X = A + B
d. X (AB)-1 = (A + B)T
4.6 Solusi Dari Sistem Persamaan Linier
Misalkan diketahui sistem persamaan linier sebagai berikut :
a11 x1 a12 x2 a13 x3 ... a1n xn b1
a21 x1 a22 x2 a23 x3 ... a2 n xn b2
............................................................ 4.10
......................................................
an 1 x1 an 2 x2 an 3 x3 ... ann xn bn
maka untuk menyelesaikan sistem persamaan 4.10 ada beberapa cara, yaitu :
Matriks
72
menggunakan invers,
metode Crammer.
dengan A , X
dan B .
...
...
a
n 1 ann
x
b
n
n
Jika persamaan Error! Reference source not found. dikalikan dengan A-1 dari
kiri, maka diperoleh
X = A-1B
....................................................................... 4.12
Contoh 4.35 :
Gunakan invers matriks untuk menentukan penyelesaian dari sistem persamaan
x + 2y + z = 4
3x - 4y - 2z = 2
5x + 3y + 5z = -1
Penyelesaian :
Jika sistem persamaan tersebut ditulis dalam bentuk matriks, didapatkan
1 x 4
1 2
3 4 2 y 2 .
5 3
5 z 1
Sehingga diperoleh :
A 3 4 2 35 ,
5 3
5
Kofaktor :
Matriks
73
11 14
21 7
31 0
12 25
22 0
32 5
13 29
23 7
33 10
-14 -7 0
Adj A = -25 0
5 .
29 7 -10
-14 -7 0
1
5 .
Akibatnya diperoleh A = - -25 0
35
29 7 -10
-1
-14 -7 0 4 2
1
5 2 3 .
Maka X A -1 B = - -25 0
35
29 7 -10 1 4
Jadi penyelesaian dari sistem persamaan Error! Reference source not found.
adalah x = 2, y = 3 dan z = -4.
4.6.2 Metode Eliminasi Gauss (Metode Augmented Matrix)
Untuk menyelesaikan persamaan Error! Reference source not found.,
maka matriks A diperluas menjadi [AB], kemudian dengan menggunakan
transformasi dasar baris matriks A diubah menjadi matriks segitiga atas atau
matriks segitiga bawah. Transformasi dasar baris ada tiga macam, yaitu :
1. Baris ke-i dikalikan k, ditulis Bi(k),
2. Baris ke-i ditukar dengan baris ke-j, ditulis Bij,
3. baris ke-i ditambah k kali baris ke-j, ditulis Bij(k).
Apabila contoh 1.34 di atas diselesaikan dengan metode eliminasi Gauss,
maka terlebih dahulu matriks diperluas menjadi
1 4
1 2
3 4 2 2 .
5 3
5 1
Matriks
74
1
1 2
3 4 2
5 3
5
B32 ( 1) 1 2
0 1
0 0
4 B21 ( 3) 1 2
1
4 B2 ( 101 ) 1 2 1 4
2 0 10 5 10 0 1 21 1
1 B31 ( 5) 0 7 0 21 B3 ( 71 ) 0 1 0 3
1 4
1
1
2
21 2
1 2 1 x 4
1
0 1 2 y 1
0 0 1 z 2
2
Dengan substitusi mundur dari persamaan Error! Reference source not found.,
mulai dengan baris paling bawah diperoleh :
21 z 2 z 4,
y 21 z 1 y 3,
x 2 y z 4 x 2.
Matriks
75
1 x 4
1 2
3 4 2 y 2 atau AX = B, dengan
5 3
5 z 1
1
1 2
4
A 3 4 2 dan B= 2 .
5 3
1
5
Sehingga diperoleh
3 4 2 =-35
5 3
5
1
2 3
4
2
5 1
1
2 =-105
1 2 4 2 =-70
1 3
5
1 2
3 3 4
4
2 =-140
1
1 70
105
140
2, y 2
3, dan z 3
4.
35
35
35
4.7 Rangkuman
1. Jika matriks-matriks berikut berukuran sama, maka untuk penjumlahan matriks
berlaku
(a) A + B = B + A,
(b) (U + V) + W = U + (V + W),
(c) A + 0 = A,
(d) A + (-A) = 0,
(e) (A + B)T = AT + BT,
dan perkalian matriks dengan skalar berlaku
(f) c(A + B) = cA + cB,
(g) (c + k)A = cA + kA,
(h) c(kA) = (ck) A,
(i) 1.A = A,
(j) (cA)T = cAT.
Matriks
76
a1
b1
a2
b2
a1 b2 a2 b1 ,
(b) Misalkan
a1
b1
c1
A a2
a3
b2
b3
c 2 = (a 1 b 2 c 3 + a 2 b 3 c1 + a 3 b 1 c 2 ) - (a 1 b 3 c 2 + a 2 b 1 c 3 + a 3 b 2 c 1 )
c3
adj A
; A 0.
A
menggunakan invers,
metode Crammer
Latihan 4-4
1. Selesaikan soal berikut dengan menggunakan invers matriks.
a. 5x - y + 2z = 3
2x +4y + z = 8
x + 3y - 3z = 2
b. F1 + 2F2 + 3F3 = -4
2F1 + 6F2 - 3F3 = 33
4F1 - 2F2 + F3 = 3
2. Gunakan metode eliminasi Gauss untuk menyelesaikan sistem persamaan
berikut.
Matriks
77
a. 4x 5y + 7z = -14
9x + 2y - 3z = 47
x - y - 5z = 11
b. 3i1 + 2i2 - 2i3 = 16
4i1 + 3i2 + 3i3 = 2
2i1 - i2 + i3 = -1
3. Tiga arus i1, i2 dan i3 dalam suatu jaringan berhubungan melalui persamaan
2i1 + 3i2 + 8i3 = 30
6i1 - i2 + 2i3
=4
i2 + i3
= 1.67
=0
=0
= 1.2
Matriks
78