You are on page 1of 22

BAB IV

MATRIKS DAN DETERMINAN


Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan
operasi pada matriks, menghitung nilai determinan, menentukan invers matriks
bujur sangkar dan menyelesaikan sistem persamaan linier dengan n variabel.
Indikator

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat


Menyelesaikan operasi pada matriks

Menghitung nilai determinan matriks bujur sangkar

Menentukan invers matriks bujur sangkar.

Menyelesaikan sistem persamaan linier dengan n variabel

4.1 Matriks
Definisi 4.1 :
Matriks adalah susunan dari mxn obyek-obyek matematika dalam bentuk
persegi panjang, yang diatur menurut m baris dan n kolom (lajur).
Matriks dinyatakan dengan :
a11
a
21
A
...
a
m1

a12
a22
...
am 2

... a1n
... a2 n
............................................................................... 4.1
... ...

... amn

elemen-elemennya adalah aij (i = 1,2,3, , m , j = 1,2,3,,n dan m,n bilangan


bulat positif), merupakan obyek-obyek matematika. Matriks yang elemenelemennya diatur menurut m baris dan n kolom disebut berordo (berukuran,
berdimensi) mxn. Elemen aij adalah elemen yang terletak pada baris ke-i kolom
ke-j.
Contoh 4.1 : Misalkan sistem persamaan linier,
5x - 2y + z = 0
3x +

4z = 0

matriks koefisien dari sistem persamaan tersebut adalah


Matriks

57

5 2 1
A
, berordo 2x3.
3 0 4

Contoh 4.2 :
Penjualan tiga macam produk dari suatu toko dalam satu minggu adalah sebagai
berikut

S SL

40 33 81 0 21 47 I
A 0 12 78 50 50 96 II
10 0 0 27 43 78 III
Terdapat banyak notasi untuk menyatakan suatu matriks. Notasi pasangan
tanda kurung yang sering dipakai adalah ( ) , [ ].
4.1.1 Macam-macam Matriks
Klasifikasi nama matriks dalam bentuk dan tipe tertentu dikaitkan antara
lain dengan banyaknya baris dan kolom, atau dikaitkan dengan elemen-elemen
matriks itu sendiri.
a) Matriks Nol (Null Matrix), adalah matriks yang semua elemennya nol.
b) Matriks bujursangkar (Square Matrix), adalah matriks yang banyaknya baris
sama dengan banyaknya kolom. Matriks bujursangkar A berordo nxn ditulis
An. Elemen-elemen a11, a22, ,ann disebut elemen diagonal (utama).
Contoh 4.3 :

5 1 0

A3 2 3 5 , elemen diagonal utamanya adalah 5,3 dan 7


0 6 7

c) Matriks segitiga atas (Upper triangular matrix), adalah matriks bujursangkar -n


dengan aij = 0 untuk i > j.
Contoh 4.4 : Matriks segitiga atas,

5 1 0

0 3 5 , tanda segitiga hanya gambaran untuk memudahkan mengingat.


0 0 7

Matriks

58

d) Matriks segitiga bawah (Lower triangular matrix), adalah matriks


bujursangkar-n dengan aij = 0 untuk i < j.

5 0 0

Contoh 4.5 : Matriks segitiga bawah, 1 3 0


2 0 7

e) Matriks diagonal (Diagonal matrix), adalah matriks bujursangkar -n dengan aij


= 0 untuk i j.

5 0 0

Contoh 4.6 : Matriks diagonal, D = 0 3 0


0 0 7

f) Matriks skalar (Scalar matrix), adalah matriks diagonal dengan elemen-elemen


diagonalnya sama dengan k ( k ).

3 0 0

Contoh 4.7 : Matriks skalar, S = 0 3 0


0 0 3

g) Matriks identitas /satuan (Identity /unit matrix), adalah matriks skalar dengan
elemen diagonal utamanya sama dengan 1.

1 0 0

Contoh 4.8 : Matriks identitas, I 0 1 0


0 0 1

h) Matriks transpose (Transpose matrix)


Transpose dari matriks A = (aij) ditunjukkan dengan AT, didefinisikan sebagai
AT = (aji) untuk setiap i dan j.
Contoh 4.9 :

1 2
1 4 6

T
A
A 4 3

2 3 5
6 5

i) Matriks simetris (Symmetric matrix), adalah matriks yang memenuhi A = AT.

0 4 7

Contoh 4.10 : Matriks simetris, A 4 5 2


7 2 1

Matriks

59

j) Matriks simetris miring (Skew-symmetric matrix), adalah matriks yang


memenuhi A = -AT.

0 4 7

0 2
Contoh 4.11 : Matriks simetris miring, A 4
7 2 0

k) Matriks sekawan,
Jika A = (aij) adalah matriks berordo mxn dengan elemen-elemen bilangan
kompleks , maka matriks yang diperoleh dari A dengan cara mengganti
elemen-elemen matriks A dengan sekawannya disebut matriks sekawan dari A
(ditulis A )
Contoh 4.12 :

42j 7j
4 2 j 7 j
0
0

A 1 4 j 5 j 2 A 1 4 j 5 j 2
1 j 7 2j j
1 j 7 2j j

4.1.2 Kesamaan Matriks


Definisi 4.2 :
Dua matriks A = (aij) dan B = (bij) adalah sama ditulis A = B, jika dan
hanya jika berordo sama dan aij = bij untuk setiap i dan j.
Dari definisi tersebut, jelas bahwa A = B jika dan hanya jika :
1. ordo A dan ordo B sama,
2. masing-masing elemen A dan B yang letaknya bersesuaian adalah sama.
Contoh 4.13 :
a11
A
a21

a12
a11 4, a12 0,
4 0
B
jika dan hanya jika

a22
a21 3, a22 1.
3 1

4.1.3 Penjumlahan Matriks


Definisi 4.3 :
Jumlah dua matriks A = (aij) dan B = (bij) yang keduanya berordo mxn,
ditulis A + B, adalah matriks C = (cij) yang berordo mxn dan cij = aij + bij untuk
setiap i = 1,2,,m dan j = 1,2,,n.

Matriks

60

Jadi untuk menjumlahkan dua matriks yang ordonya sama, kita hanya
menjumlahkan elemen-elemen yang letaknya bersesuaian.
Contoh 4.14 :
3 3 4
2 3 1
Jika A
dan B

, maka A + B =
6 7 2
4 3 5

5 6 5
10 4 7

4.1.4 Perkalian Matriks dengan Skalar


Definisi 4.4 :
Jika A = (aij) matriks berordo sebarang dan k adalah skalar maka kA (atau
Ak) didefinisikan kA = k(aij) = (kaij) untuk semua i dan j.
Disini (-1)A lebih sederhana ditulis -A dan disebut negatif dari A. Dengan
cara yang sama (-k)A ditulis -kA. Demikian juga A + (-B) ditulis A - B dan
disebut selisih dari A dan B.
Contoh 4.15 :

2.7 1.8

0.9 , maka
Jika A 0
9.0 4.5

2.7 1.8
3 2

10

A 0
0.9 ,
A 0 1 , 0A =
9
9.0 4.5
10 5

0 0

0 0 .
0 0

Jika matriks-matriks berikut berukuran sama, maka untuk penjumlahan


matriks berlaku
(a) A + B = B + A,
(b) (U + V) + W = U + (V + W),
(c) A + 0 = A,
(d) A + (-A) = 0,
(e) (A + B)T = AT + BT,.................................................................................... 4.2
dan perkalian matriks dengan skalar berlaku
(f) c(A + B) = cA + cB,
(g) (c + k)A = cA + kA,
(h) c(kA) = (ck) A,
(i) 1.A = A,
Matriks

61

(j) (cA)T = cAT. ................................................................................................ 4.3


4.1.5 Perkalian matriks dengan matriks
Definisi 4.5 :
Misalkan A = (aij) dan B = (bij) masing-masing adalah matriks yang
berukuran mxn dan nxp. Perkalian matriks A dan B (ditulis AB), adalah matriks C
= (cij) berukuran mxp dan
n

c ij aik bkj ai 1 b1 j ai 2 b2 j ... ain bnj , i = 1,2,..,m dan j = 1,2,...,p . .... 4.4
k 1

Jelas bahwa perkalian dua matriks dapat dilakukan jika banyaknya kolom
matriks pertama sama dengan banyaknya baris matriks kedua. Kedua matriks
yang demikian itu disebut conformable terhadap perkalian.
Contoh 4.16 :

3 1

Misalkan A 1 2 dan B =
1 5

-1 -1 2
2 -6 1 . Maka

3 1
3.(1) 1.2 3.(1) 1.(6) 3.2 1.1 1 9 7

-1 -1 2

AB 1 2
1.(1) 2.2 1.(1) 2.(6) 1.2 2.1 5 11 0

1 5 2 -6 1 1.(1) 5.2 1.(1) 5.(6) 1.2 5.1 9 31 7

3 1
-1 -1 2
1.3 ( 1).( 1) 2.1 1.1 (1).2 2.5 0 7
BA

1
2

2.3 ( 6).( 1) 1.1 2.1 ( 6).2 1.5 13 5


2 -6 1



1 5
Perhatikan :

1. Secara umum perkalian dua matriks tidak komutatif, AB BA.


2. Jika AB = 0, tidak selalu berakibat A = 0 atau B = 0 atau BA = 0.
Contoh 4.17 :
1 1 1 1 0 0
2 2 1 1 0 0 ,

1 1 1 1 1 1
1 1 2 2 1 1 .

3. Jika AC = AD tidak selalu berakibat C = D.


Contoh 4.18 :
1 1 2 1 4 3 1 1 3 0
2 1 3 0
2 2 2 2 8 6 2 2 1 3 tetapi 2 2 1 3 .

Matriks

62

Sifat-sifat perkalian matriks dengan matriks :


a) k(AB) = (kA)B = A(kB), k sakalar
b) A(BC) = (AB)C,
c) (A + B)C = AC + AB,
d) C(A + B) = CA + CB,
e) AI = IA = A, dengan I matriks identitas,
f) A0 = 0A = 0.................................................................................................. 4.5
Latihan 4-1

2 1
2 5
6 0 3
4 0 4
Misalkan A
,B
,C
,D

.
1 7
0 8
1 0 5
3 4 9

Selesaikan soal nomor 1 - 8 atau beri alasan mengapa tidak terdefinisi.


1. A + B, B + A, A + B + C

2. A + C, (CT)T, C + CT

3. 4A - 8B, 4(2B - A), 8B - 4A

4. 6C - 5C, 3CT + 2DT, C - 2CT

5. 5D - 3C, 5DT - 3CT

6. A + 0C, C - 0A, 0B

7. (BT - AT)T, B - A, A - AT

8. 6(CT + 3DT)T, 6C + 18D

1
2 3
4 6 2

Misalkan A 4 , B 0 2 , C 6 0 3 , D 4 3 0 .

3
0 1
2 3 1
Selesaikan soal nomor 9 - 17 atau beri alasan mengapa tidak terdefinisi.
9. BA, ATB, AB

10. CA, C2A, C3A

11. C2, CTC, CCT

12. CA, CD, DC

13. ATD, ATDT, DA, AD

14. 5AAT, 5ATA, (AT - D)B

15. BBT, BTB, BBTB

16. ATBBTDT, DBBTA, CB, BTCT

17. C2 - C, C(C - 1), C - CT

2 3 5
1 3 5
2 2 4

4 .
Misalkan A 1 4 5 , B 1 3 5 , C 1 3
1 3 4
1 3 5
1 2 3

Selesaikan soal nomor 18 - 22.


18. Tunjukkan bahwa AB = BA = O.
19. Tunjukkan bahwa AC = A dan CA = C.
Matriks

63

20. Dengan menggunakan hasil 18 dan 19, tunjukkan bahwa ACB = CBA, A2 - B2
= (A - B)(A + B) dan (A - B)2 = A2 + B2.
21. Tentukan X, apabila 2X + 3A = D, dengan D = (BC)T
22. Tentukan X, apabila X - 2E = A, dengan E = (A + B)T
23. Sebuah perusahaan mempunyai 3 buah pabrik industri yang membuat empat
macam komponen, yaitu komponen A, B, C dan D. Jumlah stok pada masingmasing pabrik adalah sebagai berikut
Pabrik I

: Komponen A = 10 unit, B = 9 unit, C = 7 unit dan D = 5 unit,

Pabrik II : Komponen A = 3 unit, B = 12 unit, C = 7 unit dan D = 8 unit,


Pabrik III : Komponen A = 5 unit, B = 9 unit, C = 7 unit dan D = 6 unit.
Komponen A mempunyai massa 3 kg dengan harga Rp 3.000,00 per unit,
komponen B mempunyai massa 2 kg dengan harga Rp 5.000,00 per unit,
komponen C mempunyai massa 1 kg dengan harga Rp 7.000,00 per unit dan
komponen D mempunyai massa 4 kg dengan harga Rp 2.000,00 per unit.
Berapa massa total dan harga total komponen dari masing-masing pabrik?
4.2 Determinan
Definisi 4.6 : Inversi
Inversi dari suatu bilangan positif terjadi bilamana suatu bilangan positif
mendahului sebuah bilangan positif yang lebih kecil (demikian pula untuk abjad).
Bila banyaknya inversi genap diberi tanda positif (+) dan bila banyaknya inversi
ganjil diberi tanda negatif (-).
Contoh 4.19 :
Banyaknya inversi dari susunan bilangan 4132 adalah 4, yaitu :
4 mendahului 1,2 dan 3
3 mendahului 2
Jadi susunan bilangan 4132 diberi tanda positif.
Definisi 4.7 :
Determinan dari matriks bujursangkar A berordo n, ditunjukkan dengan

Matriks

64

a11

a12

... a1n

a21

a22

... a2 n

...

...

...

an 1

an 2

... ann

...

, adalah jumlah dari semua bentuk perkalian n elemen A

sedemikian sehingga ada satu dan hanya satu elemen dari suatu baris, dan ada satu
dan hanya satu elemen dari suatu kolom merupakan faktor dari masing-masing
suku penjumlahan, dengan memperhatikan tanda-tanda (positif/negatif) dari
inversi masing-masing suku penjumlahan itu.
4.2.1 Determinan Tingkat 2 (Ordo 2)
Misalkan A

a1

b1

a2

b2

, maka bentuk perkalian dari 2 elemen A sehingga

ada satu dan hanya elemen dari suatu baris, dan ada satu dan hanya satu elemen
dari suatu kolom adalah :
a1b2

inversi 0

tanda +

b1a2

inversi 1

tanda -

Sehingga A = a1b2 - b1a2................................................................................. 4.6


Contoh 4.20 :

1 4

3.( 4) 5.1 12 5 17

4.2.2 Determinan Tingkat 3 (Ordo 3)

a1
Misalkan A a2
a3

b1
b2
b3

c1
c 2 , maka bentuk perkalian dari 3 elemen A
c3

sehingga ada satu dan hanya elemen dari suatu baris, dan ada satu dan hanya satu
elemen dari suatu kolom adalah :
a1b2c3 inversi 0 tanda +

a1b3c2 inversi 1 tanda -

a2b1c3 inversi 1 tanda -

a2b3c1 inversi 2 tanda +

a3b1c2 inversi 2 tanda +

a3b2c1 inversi 3 tanda -

Sehingga A = (a1b2c3 + a2b3c1 + a3b1c2) - (a1b3c2 + a2b1c3 + a3b2c1).

(4.1)

Untuk memudahkan menghafal, dapat digunakan metode Sarrus, yaitu :


Matriks

65

+ + +
a1 b1 c 1 a1

a2

c 2 a2

b2

a3 b3 c 3 a3
- - Contoh 4.21:

b3

1
3

b2

b1

2
1

1 1

1
1 1.1.2 2.1.1 ( 1).3.( 1) ( 1).1.1 2.3.2 1.1.(1)
2
7 10 3

4.2.3 Sifat-sifat determinan


1. Pertukaran baris-baris dan kolom-kolom dari determinan tidak mengubah nilai
determinan ( A AT ).
Contoh 4.22 :
1 2 1
A 3 1 1 3
1 1 2

1 3 1
A 2 1 1 3
1 1 2
T

T
A A

2. Apabila setiap elemen di sebuah baris (atau kolom) adalah nol, maka nilai
determinan adalah nol.

1 2 1
Contoh 4.23 : 0 0 0 0 ; setiap elemen baris ke 2 nol.
1 1 2
3. Pertukaran sebarang dua baris (atau kolom) akan mengubah tanda determinan.

1 2 1
3 1 1
Contoh 4.24 : 3 1 1 3 ; 1 2 1 3
1 1 2
1 1 2
4. Apabila dua baris (atau kolom) determinan identik, maka nilai determinan nol.

1 2 1
Contoh 4.25 : 3 1 1 0 ; setiap elemen baris ke 1 dan baris ke 3 identik.
1 2 1
Matriks

66

5. Apabila tiap-tiap elemen di sebuah baris (atau kolom) determinan dikalikan


dengan p, maka nilai determinan dikalikan dengan p.
Contoh 4.26 : 2

3 4
2 1

6 8
2 1

3 4
4 2

6 4

4 1

3 8
2 2

2.( 5) 10

6. Apabila setiap elemen dari sebuah baris (atau kolom) determinan dinyatakan
sebagai jumlah dari dua (atau lebih) suku-suku maka determinan dapat
dinyatakan sebagai jumlah dari dua (atau lebih) determinan.
Contoh 1.27 :

3 4
2 1

21 22
2

2 2
2 1

1 2
2 1

7. Apabila pada setiap elemen dari sebuah baris (atau kolom) determinan
ditambah k kali elemen yang bersesuaian dari sebarang baris (atau kolom) lain,
maka nilai determinan tidak berubah.

Contoh 4.28 : Hitung nilai determinan

0 4

3 8

Penyelesaian :
2

0 4

4
0

5
2

1
6

3 8

B4 4,75B3

2
B2 2 B1
0
0

1
0
B4 1, 5B1
1
0
2 0

0 5

12

0 0 2, 4 3, 8
0 0 0 47, 25

0 4
5
2

9
6

2
B3 0, 4B2
12
0

1
0
B4 1, 6B2
10
0

5
0

9
2, 4

12
3, 8

0 11, 4 29, 2

2.5.(2, 4).(47, 25) 1134

4.3 Rank Matriks


Matriks A = (aij)mxn mempunyai rank r 1 jika dan hanya jika A
mempunyai rxr submatriks dengan determinan tidak nol, yang mana setiap
submatriks bujur-sangkar ordo r + 1 atau lebih dari A mempunyai determinan nol.
Khusus, jika A matriks bujursangkar-n , mempunyai rank n jika dan hanya
jika det A 0.
Matriks

67

3 1 2
Contoh 4.29 : Tentukan rank dari matriks A
.
6 2 4

Penyelesaian :
Karena A berordo 2x3, maka submatriks bujursangkar dari A berordo 2x2 dan
1x1. Submatriks bujur sangkar berordo 2x2 dari A adalah

3
6

1
2

1
3 2
dengan determinan = 0;

dengan determinan = 0;
2
6 4
2
dengan determinan = 0.
4

Sedangkan submatriks bujur sangkar berordo 1x1 dari A adalah (3), (1), (2), (6),
dan (4) dengan determinan 0. Jadi rank(A) = 1, karena semua submatriks
bujursangkar rdo 2 dari A adalah nol dan ada submatriks bujursangkar ordo 1 dari
A yang determinannya tidak nol.
4.4 Minor dan nilai determinan tingkat n
Definisi 4.8 :
Minor dari sebuah elemen determinan tingkat(ordo) n adalah determinan
tingkat (n - 1) yang diperoleh dengan menghilangkan baris dan kolom yang berisi
elemen yang diberikan.
Contoh 4.30 :

Misalkan A

2 2

. Maka minor dari elemen baris kedua kolom

ketiga adalah A23 = 2 3 4 .


4 5 2
Nilai determinan dapat diperoleh dengan menggunakan minor , sebagai
berikut :
1. Pilihlah sebarang baris (atau kolom),
2. Kalikan setiap baris (atau kolom) dengan minor yang bersesuaian didahului
tanda positif atau negatif sesuai dengan jumlah banyaknya baris dan kolom
Matriks

68

genap atau ganjil. Minor dari sebuah elemen dengan tanda yang digabungkan
disebut kofaktor dari elemen.
3. Jumlahkan secara aljabar hasil kali yang diperoleh di 2.
Contoh 4.31 :

Hitung A

2 2

Penyelesaian :
Misalkan kita pilih baris pertama.
A

3
2

4
2

2
3

3
2

2
4

3 3 4
5 2 2

3 3 3 4 4 2
5 2 2
4

3 4 2 2
2 2
4

3 4 3 2
5 2
4

3 3
5 2

3.64 4.88 2.(48) 3.116 460

Latihan 4-2
Hitung nilai determinan berikut dengan menggunakan definisi.
1.

3.8

0.6

1.4 9.3

205 16 81
3. 0 13 2
0
0 16

2.

cos n

sin n

sin n

cos n

m n p
4. p m n
n p m

Gunakan kofaktor untuk menghitung determinan berikut.


1 0 3 7

5.

4 2 0 1
7 7 3 0
5 0 6 8

6.

1 2 0

2 4 2

0 2 9

0 0 2 16

Gunakan sifat-sifat determinan untuk menghitung determinan berikut.

Matriks

69

7.

12 2

4 16 24 1

c2
c3

10. a
a3

b
b3

8.

1 3 2

4 3

9. 1 3 2 1 0
2
4 1 0 1
1 1 2 1 0

Cari rank dari matriks berikut.

4 3

11. 8 6
16 12

0 2 3

12. 2 0 5
3 5 0

21 3 17 13

13. 46 11 52 14
33 48 71 23

4.5 Adjoint dan Invers Matriks Bujursangkar


Definisi 4.9 :
Jika A = (aij) adalah matriks bujursangkar-n dan jika ij adalah kofaktor
dari aij di dalam A, maka matriks (ji) = (ij)T disebut adjoint matriks A. Atau
dapat ditulis menjadi
11 21 31 ... n 1 ; kofaktor dari a untuk setiap i,j
ij
ij

... n 2
12
22
32

1,2,n .
Adj A 13 23 33 ... n 3

...
... ...
...

1 n 2 n 3 n ... nn

Contoh 4.32 :

1 2 3

Tentukan adjoint dari matriks bujursangkar A = 2 3 2 .


3 3 4

Penyelesaian :
11 =

3 2
3 4

Matriks

; 12 =

2 2
3 4

; 13 =

2 3
3 3

70

21 =
31 =

2 3
3 4

2 3
3 2

; 22 =

1 3
3 4

; 32 =

1 3
2 2

; 23 =
; 33 =

1 2
3 3

1 2
2 3

1 5
6

Jadi Adj A = 2 5 4 .
3 3 1

Sifat adjoint :
A. Adj A = Adj A . A = det A. I........................................................... 4.8
Definisi 4.10 :
Jika A dan B adalah matriks-matriks bujursangkar-n dan AB = BA = I,
maka B disebut invers dari A (ditulis B = A-1) dan A disebut invers dari B (ditulis
A= B-1).
Contoh 4.33 :
1
1 2
-2
Misalkan A
dan
B
=

3/2 -1/2 ,maka :


3 4

1 1 0
1 2 -2
AB

I
3 4 3/2 -1/2 0 1
1 1 2 1 0
-2
BA

I
3/2 -1/2 3 4 0 1

akibatnya B = A-1 dan A = B-1.


Invers dari matriks bujursangkar nonsingular (determinan 0) sama
dengan adjoint A dibagi dengan determinan A, atau A1

adj A
; A 0.
A

a b
1 d b
Untuk A
, maka A -1

.
ad bc c a
c d

Contoh 4.34 :
2 3
Tentukan invers dari matriks P =
.
1 2

Penyelesaian :

Matriks

71

P 1

2 3 2 3
1

.
2.2 3.1 1 2 1 2

Sifat-sifat matriks invers :


a) A-1.A = A.A-1 = I
b) (A-1)-1 = A
c) (AB)-1 = B-1 A-1 ............................................................................................ 4.9
Latihan 4-3
Tentukan adjoint dari matiks bujur sangkar di bawah:
3 1

1. A
4
2

0 1

2. B
2 2

3 6

3. C
4
2

p q

4. D
r s

2 1 1

5. E 0 1 3
1 2 2

0
1 1

0 1 1
6. F
1
0 1

0 1 0

0
1

7. Tentukan invers masing-masing soal nomor 1 s.d. 6.


3 1
0 1
dan B
. Tentukan matriks X ordo 2x2
8. Misalkan A
4
2
2 2

sehingga berlaku:
a. AX = B
b. XB = AT
c. (AB)X = A + B
d. X (AB)-1 = (A + B)T
4.6 Solusi Dari Sistem Persamaan Linier
Misalkan diketahui sistem persamaan linier sebagai berikut :
a11 x1 a12 x2 a13 x3 ... a1n xn b1
a21 x1 a22 x2 a23 x3 ... a2 n xn b2
............................................................ 4.10
......................................................
an 1 x1 an 2 x2 an 3 x3 ... ann xn bn

maka untuk menyelesaikan sistem persamaan 4.10 ada beberapa cara, yaitu :
Matriks

72

menggunakan invers,

metode eliminasi Gauss (metode Augmented matrix),

metode Crammer.

4.6.1 Menggunakan Invers


Sistem persamaan 4.10 bila ditulis dalam bentuk matriks menjadi
AX = B, ............................................................................................ 4.11
x1
b1
a11 a1n
x
b
2
2

dengan A , X
dan B .
...
...
a

n 1 ann
x
b
n
n

Jika persamaan Error! Reference source not found. dikalikan dengan A-1 dari
kiri, maka diperoleh
X = A-1B

....................................................................... 4.12

Contoh 4.35 :
Gunakan invers matriks untuk menentukan penyelesaian dari sistem persamaan
x + 2y + z = 4
3x - 4y - 2z = 2
5x + 3y + 5z = -1
Penyelesaian :
Jika sistem persamaan tersebut ditulis dalam bentuk matriks, didapatkan
1 x 4
1 2


3 4 2 y 2 .
5 3
5 z 1

Sehingga diperoleh :

A 3 4 2 35 ,
5 3
5
Kofaktor :

Matriks

73

11 14
21 7
31 0

12 25
22 0
32 5

13 29
23 7
33 10

-14 -7 0

Adj A = -25 0
5 .
29 7 -10

-14 -7 0
1

5 .
Akibatnya diperoleh A = - -25 0
35

29 7 -10
-1

-14 -7 0 4 2
1


5 2 3 .
Maka X A -1 B = - -25 0
35

29 7 -10 1 4
Jadi penyelesaian dari sistem persamaan Error! Reference source not found.
adalah x = 2, y = 3 dan z = -4.
4.6.2 Metode Eliminasi Gauss (Metode Augmented Matrix)
Untuk menyelesaikan persamaan Error! Reference source not found.,
maka matriks A diperluas menjadi [AB], kemudian dengan menggunakan
transformasi dasar baris matriks A diubah menjadi matriks segitiga atas atau
matriks segitiga bawah. Transformasi dasar baris ada tiga macam, yaitu :
1. Baris ke-i dikalikan k, ditulis Bi(k),
2. Baris ke-i ditukar dengan baris ke-j, ditulis Bij,
3. baris ke-i ditambah k kali baris ke-j, ditulis Bij(k).
Apabila contoh 1.34 di atas diselesaikan dengan metode eliminasi Gauss,
maka terlebih dahulu matriks diperluas menjadi

1 4
1 2

3 4 2 2 .
5 3
5 1

Selanjutnya dengan transformasi dasar baris diperoleh

Matriks

74

1
1 2

3 4 2
5 3
5

B32 ( 1) 1 2

0 1
0 0

4 B21 ( 3) 1 2
1
4 B2 ( 101 ) 1 2 1 4

2 0 10 5 10 0 1 21 1
1 B31 ( 5) 0 7 0 21 B3 ( 71 ) 0 1 0 3
1 4

1
1
2
21 2

Sehingga dari bagian terakhir kita peroleh

1 2 1 x 4


1
0 1 2 y 1
0 0 1 z 2
2


Dengan substitusi mundur dari persamaan Error! Reference source not found.,
mulai dengan baris paling bawah diperoleh :
21 z 2 z 4,
y 21 z 1 y 3,
x 2 y z 4 x 2.

4.6.3 Metode Crammer


Penyelesaikan persamaan 4.11, dengan metode Crammer adalah
x1

; x2 2 ; x 3 3 ;....; xn n ; ......................................................... 4.13

dengan adalah determinan A dan


i adalah determinan A dengan mengganti setiap elemen kolom ke-i

dengan elemen-elemen B yang bersesuaian.


Contoh 4.36 :
Gunakan metode Crammer untuk menentukan penyelesaian sistem persamaan
x + 2y + z = 4
3x - 4y - 2z = 2
5x + 3y + 5z = -1
Penyelesaian :
Apabila sistem persamaan tersebut ditulis dalam bentuk matriks, maka

Matriks

75

1 x 4
1 2


3 4 2 y 2 atau AX = B, dengan
5 3
5 z 1

1
1 2
4


A 3 4 2 dan B= 2 .
5 3
1
5


Sehingga diperoleh

3 4 2 =-35
5 3
5
1
2 3

4
2

5 1

1
2 =-105

1 2 4 2 =-70
1 3
5
1 2
3 3 4

4
2 =-140
1

Jadi penyelesaiannya adalah


x

1 70

105
140

2, y 2
3, dan z 3
4.
35

35
35

4.7 Rangkuman
1. Jika matriks-matriks berikut berukuran sama, maka untuk penjumlahan matriks
berlaku
(a) A + B = B + A,
(b) (U + V) + W = U + (V + W),
(c) A + 0 = A,
(d) A + (-A) = 0,
(e) (A + B)T = AT + BT,
dan perkalian matriks dengan skalar berlaku
(f) c(A + B) = cA + cB,
(g) (c + k)A = cA + kA,
(h) c(kA) = (ck) A,
(i) 1.A = A,
(j) (cA)T = cAT.
Matriks

76

2. Sifat-sifat perkalian matriks dengan matriks :


(a) k(AB) = (kA)B = A(kB), k sakalar
(b) A(BC) = (AB)C,
(c) (A + B)C = AC + AB,
(d) C(A + B) = CA + CB,
(e) AI = IA = A, dengan I matriks identitas,
(f) A0 = 0A = 0.
3. Nilai determinan :
(a) A

a1

b1

a2

b2

a1 b2 a2 b1 ,

(b) Misalkan

a1

b1

c1

A a2
a3

b2
b3

c 2 = (a 1 b 2 c 3 + a 2 b 3 c1 + a 3 b 1 c 2 ) - (a 1 b 3 c 2 + a 2 b 1 c 3 + a 3 b 2 c 1 )
c3

4. Invers dari matriks bujursangkar nonsingular (determinan 0) sama dengan


adjoint A dibagi dengan determinan A, atau A1

adj A
; A 0.
A

5. Untuk menyelesaikan sistem persamaan linier ada beberapa cara, yaitu :

menggunakan invers,

metode eliminasi Gauss (metode Augmented matrix),

metode Crammer

Latihan 4-4
1. Selesaikan soal berikut dengan menggunakan invers matriks.
a. 5x - y + 2z = 3
2x +4y + z = 8
x + 3y - 3z = 2
b. F1 + 2F2 + 3F3 = -4
2F1 + 6F2 - 3F3 = 33
4F1 - 2F2 + F3 = 3
2. Gunakan metode eliminasi Gauss untuk menyelesaikan sistem persamaan
berikut.
Matriks

77

a. 4x 5y + 7z = -14
9x + 2y - 3z = 47
x - y - 5z = 11
b. 3i1 + 2i2 - 2i3 = 16
4i1 + 3i2 + 3i3 = 2
2i1 - i2 + i3 = -1
3. Tiga arus i1, i2 dan i3 dalam suatu jaringan berhubungan melalui persamaan
2i1 + 3i2 + 8i3 = 30
6i1 - i2 + 2i3

=4

3i1 - 12i2 + 8i3 = 0


Dengan menggunakan metode Crammer carilah harga i1.
4. Selesaikan persamaan berikut menggunakan Metode Cramer
(a) 2i1 +

i2 + i3

3i1 + 4.5 i2 1.5 i3


2.25i1 + 1.5 i2 + 5.25 i3

= 1.67
=0
=0

(b) 3.6 V1 + 2.4 V2 + 4.8 V3

= 1.2

1.3V1 3.9 V2 6.5 V3 = 2.6


11.9 V1 + 1.7 V2 + 8.5 V3 = 0
(c) a + b + c + d = 10
2a - b + 3c - d = 5
3a +2b - c + 4d = 20
4a + 3b - c + d = 11

Matriks

78

You might also like