You are on page 1of 7

ADSORPSI ZAT WARNA DAN ZAT PADAT

TERSUSPENSI DALAM LIMBAH CAIR BATIK

Tugas Ujian Kompetensi Dasar 4


Tugas ini disusun untuk memenuhi Ujian Kompetensi Dasar 4
Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Limbah Tahun 2015

Oleh :
Meylani Tri Hardiyanti

(I0513032)

JURUSAN S1 REGULER TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
ADSORPSI ZAT WARNA DAN ZAT PADAT TERSUSPENSI
DALAM LIMBAH CAIR BATIK

PENDAHULUAN
Unit usaha industri batik dalam prosesnya juga menghasilkan limbah
cair yang dibuang ke lingkungan sekitarnya.
terutama

proses

basah

industri

Dalam proses pembuatannya,

batik menggunakan bahan kimia sebagai

bahan tambahan yang berupa zat warna, kanji, minyak, lilin, soda api (NaOH),
deterjen dan lain lain; kebanyakan dari bahan tersebut bersifat nonbiodegradeble.

Air limbah industri batik tersebut berasal dari cairan bekas

pencelupan, yang cukup banyak mengandung zat warna dan penguat warna serta
air pengkanjian.
Pengolahan limbah pada umumnya dan limbah cair pada khususnya
dimaksudkan untuk memperkecil dampak negatif yang mungkin terjadi akibat
pembuangan limbah cair tersebut ke lingkungan sekitar. Adanya zat warna dan
zat padat tersuspensi di dalam air terlihat sangat keruh dan akan mengurangi
penetrasi sinar matahari atau cahaya ke dalam air. Hal ini dapat mempengaruhi
regenerasi oksigen secara fotosintesis dan akan mengganggu aktivitas biologi
dari mikroba yang ada di dalam air tersebut. Air limbah dengan yang mengandung
bahan pencemar zat warna dan zat padat tersuspensi pada kenyataannya dapat
menyebabkan gangguan estetika lingkungan. Apabila

kondisi tersebut

berlangsung secara terus menerus dapat mengakibatkan terputusnya siklus


pendukung lingkungan hidup.
Oleh karena itu makalah ini mencoba membahas untuk menurunkan zat
warna dan zat padat tersuspensi dalam air limbah industri batik dengan proses
adsorpsi menggunakan adsorben berupa pasir aktif dan karbon aktif. Penelitian
ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan pasir aktif maupun karbon
aktif dalam menurunkan kadar zat warna dan zat padat teruspensi dalam air
limbah, serta menentukan seberapa besar efisiensi penurunan zat warna maupun
zat padat tersuspensi air limbah industri batik tersebut. Dari hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya industri

batik tentang pengolahan

air limbah dengan menggunaan pasir aktif dan

karbon aktif sebagai bahan penjerap atau adsorben.


Air limbah adalah bahan cair yang tidak atau belum mempunyai arti
ekonomis, yang ditimbulkan oleh suatu proses pengolahan yang dilakukan atau
hal lain yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya dan harus dibuang keluar dari
unit proses yang ada. Kualitas limbah cair industri batik sangat tergantung jenis
proses yang dilakukan, pada umumnya limbah cair bersifat basa dengan kadar zat
organik tinggi, yang disebabkan oleh sisa-sisa proses pembatikan. Proses
pencelupan atau pewarnaan pada umumnya menyumbang sebagian kecil limbah
organik, namun menyumbang zat warna yang kuat.
Pada proses persiapan dalam pembuatan kain batik yaitu menganji (nganji)
menyumbangkan banyak zat padat tersuspensi yang berupa zat organik, air limbah
yang dihasilkan apabila tidak segera diolah akan menimbulkan bau tidak sedap
yang dapat dideteksi dari nilai COD dan BOD. Dalam industri batik pada
umumnya digunakan bahan pencelup organik dengan strukturmolekul yang
amat

stabil

dan sulit

dihancurkan

secara

biologi

(non-biodegradeble).

Dalam penggunaan zat warna di sini diduga ada pewarna tertentu yang
mengandung

logamlogam

berat. Penghilangan zat warna yang terkandung

dalam limbah tersebut lebih efektif dilakukan dengan proses kimia.


Proses adsorpsi yang terjadi dalam pengolahan air limbah merupakan
gabungan adsorpsi fisika dan kimia yang sangat sulit dibedakan, namun hal
ini tidak mempengaruhi

analisa dan perencanaan proses adsorpsi yang

berlangsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi antara lain:


struktur molekul, ionitas, solubilitas, suhu, pH, waktu kontak, ukuran
partikel,

luas permukaan

dan distribusi

ukuran

pori. Adsorpsi

adalah

proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan oleh
permukaan zat atau benda penjerap, dalam hal ini terjadi ikatan kimia-fisik
antara substansi dengan bahan penjerapnya.

Arang aktif yang dibuat dari tempurung kelapa merupakan bahan


adsorben

yang baik digunakan

dalam

proses

adsorpsi.

Pemanasan

tempurung kelapa pada suhu 700 oC 900oC menghasilkan arang aktif


yang dihasilkan akan mempunyai ukuran rata-rata pori sebesar 20 .
Dengan demikian
menjadikan

dapat dicapai luas permukaan

permukaan

maksimum,

sehingga

arangtersebut bersifat hidrofobik dan mudah

menyerap air.
Air limbah yang baru biasanya berwarna abu-abu, apabila senyawasenyawa

organik mulai dipecah

oleh bakteri,

maka

oksigen

terlarut

direduksi sampai habis dan warnanya menjadi hitam (gelap). Air limbah
yang telah diproses (adsorpsi) diharapkan dapat memenuhi standar baku
mutu limbah, yaitu nilai standar maksimal (ambang batas) yang telah
ditetapkan oleh instansi terkait. Dalam hal ini digunakan Surat Keputusan
Gubernur No: 281/KPTS/1998 tentang baku mutu limbah cair industri batik
yang menyatakan bahwa kadar maksimum TSS sebesar 200 mg/L, BOD 50
mg/L, dan COD 100 mg/L.

PEMBAHASAN
Bahan baku yang digunakan berupa limbah cair industri batik
yang diperoleh dari salah satu industri batik, dengan bahan penjerap
(adsorben)

berupa karbon aktif dan pasir aktif. Proses adsorpsi dilakukan

dengan menggunakan alat-alat yang dirangkai seperti pada gambar di bawah ini.

Keterangan :
1. Bak penampung limbah cair batik
2. Kran
3. Pipa aliran proses
4. Penyangga
5a. Kolom adsorpsi (karbon aktif)
5b. Kolom adsorpsi (pasir aktif)
5c. Kolom adsorpsi (kombinasi karbon aktif dan pasir aktif)
6a. Botol air hasil adsorpsi (karbon aktif)
6b. Botol air hasil adsorpsi (pasir aktif)
6c. Botol air hasil adsorpsi (kombinasi karbon aktif dan pasir aktif)

Pasir aktif (dalam bentuk butiran) dan karbon atif dengan ukuran
tertentu (20 mesh), setelah dicuci dengan air bersih dipanaskan (di oven) pada
suhu 70oC selama 2 jam. Setelah kering, masing- masing

bahan tersebut

dimasukkan ke dalam kolom. Proses adsorpsi dilakukan dengan mengalirkan


air limbah (1 liter) ke dalam kolom, sehingga terjadi kontak antara
adsorben dengan air limbah.
Setelah waktu perendaman

terpenuhi,

kran pengeluaran

pada

kolom dibuka dan air hasil proses ditampung dalam botol sebanyak 600
mL (untuk pemeriksaan COD, BOD, TSS) dan sebagian ditampung dalam
botol berwarna gelap sebanyak 150 mL (untuk pemeriksaan warna).
Percobaan diulangi untuk masing masing variasi media adsorben (karbon
aktif, pasir aktif, kombinasi karbon aktif dan pasir aktif, dan berbagai variasi
tinggi tumpukan maupun waktu perendaman. Analisa kadar zat warna, TSS,
COD, dan BOD

dilakukan

terhadap

air

limbah maupun air hasil

pengolahan. Dari hasil analisa tersebut dapat ditentukan efisiensinya dengan


cara membandingkan nilai (COD, BOD, TSS, dan warna) hasil analisa air
limbah (bahan baku) dengan air hasil olahan berdasar persamaan:
Efisiensi =

Nilai air limbah - nilai air hasil olahan

x100%

Nilai air limbah


KESIMPULAN
Untuk menurunkan kadar zat warna, TSS, COD, serta BOD yang
terkandung dalam limbah cair industri batik cukup efisien bila digunakan
adsorben berupa kombinasi karbon aktif dan pasir aktif. Pada penggunaan
adsorben karbon aktif dengan tinggi tumpukan 80 cm dan waktu perendaman
selama 45 menit,

diperoleh hasil pengolahan limbah yang memenuhi

persyaratan baku mutu.


Sedangkan pada penggunaan pasir aktif dengan tinggi tumpukan 80 cm
dan waktu perendaman selama 75 menit, kadar BOD dalam hasil pengolahan
6

limbah

belum

dapat

memenuhi

persyaratan

baku

mutu.

Dengan

mengkombinasikan karbon aktif dan pasir aktif (perbandingan volume sama)


dengan tinggi tumpukan 80 cm dan waktu perendaman 45 menit, diperoleh hasil
pengolahan limbah yang memenuhi persyaratan baku mutu.
Dari hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa, karbon aktif cukup
efisien dalam menurunkan kadar zat warna,TSS, COD, dan BOD. Sedangkan
pasir aktif lebih efisien dalam menurunkan kadar zat warna dan TSS, sehingga
kedua media adsorben tersebut lebih baik dikombinasikan untuk pengolahan air
limbah batik.

You might also like