You are on page 1of 21

APPLIKASI PENGELASAN

( WELDING APPLICATIONS )

OLEH
SAIRIN BAHRI

APPLIKASI PENGELASAN ( WELDING


APPLICATION )
Pendahuluan.
Teknologi proses pengelasan didunia industry peralatan
pabrik, konstruksi dan instalasi khususnya material yang
terbuat dari logam sangat banyak diaplikasikan.
Proses las SMAW merupakan proses las yang paling banyak
digunakan /dipakai, karena SMAW dapat dipergunakan buat
semua pekerjaan terutama untuk pekerjaan dilapangan.
Peralatan pada proses pengelasan ini cukup sederhana, bisa
dibawa kemana-mana, tidak mahal. SMAW merupakan proses
las terbesar yang digunakan pada berbagai macam pekerjaan
perawatan, perbaikan terutama pada bengkel produksi sekala
kecil dibandingkan dengan industry pemanufaktur yang
bermodal besar, juga sering dipakai untuk assembling
bersama pr oses pengelasan lain.

Industri Tangki Penyimpan.


SMAW merupakan proses las yang sering dipakai pada
pembuatan tangki baik yang besar maupun yang bersekala
kecil.
Tangki-tangki ini pada umumnya dibangun dari material baja
karbon, juga dari jenis material lain seperti stainless steel,
aluminium dll.
Tangki penyimpan banyak digunakan untuk menyimpan
minyak, LNG, cairan kimia, air dll.

Industri Bejana Tekan dan Boiller.


Proses pengelasan SMAW banyak dipakai untuk produk
pembuatan Bejana Tekan maupun Boiller, baik yang
bertekanan tinggi maupun rendah dan berbagai jenis
material.
2

Industri Pipa.
Proses las SMAW juga merupakan proses pengelasan yang
sangat banyak digunakan di industry pemipaan, dengan
bermacam-macam jenis pipa bertekanan,berbagai diameter
dan ketebalan, untuk pengelasan root pass biasanya
menggunakan elektroda E6010,E7010 sedangkan untuk
filler/pengisian menggunakan elektroda E7018 atau E7016.

Industri Struktur.
Suatu konstruksi bangunan, jembatan banyak menggunakan
konstruksi dari baja khususnya untuk bangunan bertingkat
tinggi banyak sekali menggunakan proses las SMAW .
Industri-industri lainnya juga banyak menggunakan proses las
SMAW, seperti : Perkapalan, Transfortasi, Alat Berat,
Permesinan, Perawatan dan Perbaikan.
Semua proses pengelasan diatas pada umum nya
menggunakan material baja karbon.

Pengelasan Low Alloy Steel


Pengelasan material low alloy steel mampu las nya kurang
begitu baik dibanding dengan baja karbon rendah medium.

Mampu Las :
Elemen-elemen dari logam paduan dapat menimbulkan :
1. Retak.
2. Terbentuknya struktur martensite pada HAZ.
3

3. Terjadinya penyusutan (konsentrasi tegangan pada saat


pendinginan ).

Ditinjau dari kekuatan dan perlakuan panas jenis-jenis


material :
Grup 1 : Baja Rolled dan Normalize , yield strength 45 70 Ksi
Mempunyai kekuatan tinggi banyak digunakan untuk
Bejana Tekan , seperti : A203, A204, A353, A537,
A553, A242, A441, A572, A588.
Grup 2 : Baja paduan rendah diquenching dan temper yield
strength 50 180 Ksi mempunyai sifat Ductility
,Fatique strength, Corrosion resistance dan
weldability yang baik.
Penggunaan untuk konstruksi Nuklir, PV, Peralatan
yang bergetar , Peralatan militer, dll. Jenis material :
A533, A537 Gr B, A514/517 GrA-G, A543 GrB.
Grup 3 : Baja paduan rendah diquenching dan temper setelah
dilas dapat di heat treatment karena kadar C 0,25
0,45 %. Jenis material : 4027, 4037, 4130, 4135,
4140, 4320, 4340, 5130, 5140, 8630, 8640, 8740,
4335V.
Grup 4 : Chromium Molibdenun Steel ; mempunyai daya
tahan korosi terhadap sulfur, tahan oksidasi, tahan
temperature tinggi, banyak digunakan untuk industry
petroleum, generator pembangkit listrik dll. Jenis
material : Cr Mo, 1 Cr Mo, 2Cr Mo, 3 Cr
1 Mo dll.

Menanggulangi Terjadinya Retak.


4

1. Mempersempit daerah HAZ dengan mengurangi masukan


panas yang berlebihan.
2. Menghindari terjadinya martensite dengan melakukan
pemanasan awal untuk memperlambat laju pendinginan.
3.Menghilangkan sumber hydrogen dengan membersihkan
bagianyang akan dilas dari kotoran, minyak,air serta
menggunakan elektroda jenis hydrogen rendah.
4. Lakukan rebacking pada temperature antara 300 350 0C
untuk elektroda Basic Coating.
5.Menghilangkan tegangan sisa dengan melakukan
pemanasan akhir atau PWHT.

Dari Aspek Metalurgy :


1. Terjadinya interaksi logam dan paduannya yang
akhirnya akan menentukan terhadap sifat phisik dan
mekanik.
2. Dilusi dari logam induk + bahan tambah yang
membentuk deposit las dengan mempunyai sifat
barunya.
3. Adanya perbedaan temperature sehingga terjadi
perubahan struktur mikro sehingga merubah sifat
mekaniknya.
4. Terjadinya perbedaan struktur akhir dari deposit las +
HAZ setelah pembekuan.

Preheating ( pemanasan awal ).


Tujuan : Untukmemperkecil perbedaan temperature atara
logam dasar dengan logam las dengan maksud :
1.
2.
3.
4.

Mencegah terjadinya retak.


Meningkatkan keuletan dari sambungan las.
Mengurangi gas hydrogen yang larut pada HAZ.
Mengurangi tegangan sisa sampai pada batas rendah.

5. Mendapatkan sifat-sifat mekanik dan phisis yang


diinginkan.
Dalam pelaksanaan nya perlu diperhatikan :
1. Komposisi kimia, tebal logam dasar dan proses las yang
digunakan.
2. Temperatur interpas tidak boleh lebih rendah dari
temperature preheating .
3. Temperature post heating bila digunakan.

Secara umum temperature preheating ditentukan oleh carbon


equivalent .

C eq ( IIW ) = % C + 1/6 Mn + 1/5 ( Cr + Mo +


V ) + 1/15 ( Ni + Cu )
Dengan ketentuan :
Ceq < 0,45 % tidak perlu preheat.
Ceq ( 0,45 0,60 ) % preheat temperature ( 200 400 )0F.
C eq > 0,60 % preheating temperature ( 400 700 )0F.

Post heating.
Postheating adalah pemanasan lanjut (akhir) yang diberikan
terhadap benda kerja setelah pengelasan.
Tujuan nya adalah :
1. Memberikan panas tambahan setelah selesai
pengelasan agar benda kerja mendapat energy panas
tambahan tertentu untuk memperlambat laju
pendinginan.
2. Menghilangkan tegangan sisa (residual stress).
6

3. Melakukan perlakuan panas seperti : Tempering,


Anneling.

Pemilihan Elektroda.
Untuk mendapatkan hasil las sesuai persyaratan code
standar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sifat mekanik logam dasar.


Komposisi kimia logam dasar.
Posisi pengelasan.
Desain bentuk sambungan,tebal material.
Proses las dan sumber energy, arus AC/DC dan polaritas.
Persyaratan penetrasi, heat input.
Biaya operasional jenis pekerjaan.
Juru las/welder.

Baja Tahan Karat ( Stainless Steel ).


Jenis-jenis baja tahan karat dapat dikelompokan sbb :
1. Austenitik : 16 26 % Cr , > 8 % Ni.
2. Ferritik : Paduan besi dengan ( 12 30 ) % Cr.
3. Martensitik : ( 11,5 18 ) % Cr.
Penggunaan nya pada industry-industri yang sifatnya korosif.

Baja Tahan Karat Austenitik :


Weldability lebih baik dari Ferritik.
Sifatnya :
1. Tidak terjadi perubahan phase akibat panas pengelasan.
2. Mudah terjadi karbida chrom pada temperature
sensitisasi.
3. Mudah terjadi retak mikro pada temperature 1300
14000C.

Baja Tahan Karat Ferritik :


Weldability lebih rendah dari Austenitik.
7

Cr pembentuk ferrit yang kuat, komposisi lain membentuk


sebagian martensite pada HAZ, untuk menghindari terjadinya
retak pad alas, perlu digunakan pemanasan awal ( 150
200 )0C, tergantung komposisi, sifat mekanik dan tebal
material, dan dilanjutkan dengan pemanasan lanjut ( 780
850 )0C pada pendinginan ( 567 400 )0C dilakukandengan
cepat.

Baja Tahan Karat Martensitik :


Weldability lebih rendah dari Ferritik.
+ Ada perubahan phasa austenitic ke martensitik.
+ Mudah terjadi retak karena Cr pembentuk karbida yang
kuat.
+ Untuk menghindari retak perlu dilakukan preheating.

Preheating dilakukan dengan pedoman :


- C : ( 0,10 0,20 ) % preheat 2600C dg pendinginan
lambat.
- C : ( 0,20 0,50 ) % preheat 2600C dan post heat.
Pengaruh elemen pada austenitic stainless steel.
C : Pembentukan austenitic menghasilkan intergranular
corrosion.
Cr : Pembentuk ferrit menambah daya tahan oksidasi dan
korosi.
Ni : Menambah daya tahan korosi pada temperature tinggi.
Mn : Menstabilkan austenite pada temperature kamar.
Mo : Menambah kekuatan pada temperature tinggi dan daya
tahan

korosi.

Pengelasan Aluminium dan Paduannya


Pengelasan aluminium sama seperti logam baja sebelum nya
harus terlebih dulu dianalisa mengenai jenis paduan, proses
lasyang akan digunakan, penggunaannya, bentuk dan lokasi
sambungan dan factor-faktor lainnya.
Misalnya paduan aluminium 7039, setelah dilas kekuatannya
sedikit pengelasan dengan bahan tambah 5039 akan
memberikan tegangan tarik pada daerah las sebesar 48000
psi dan yield strength 30000 psi pertambahan panjang 10 %
setelah dilas dibiarkan pada temperature kamar selama 15
30 hari.
Pengaruh panas pengelasan temperature pada daerah
las, biasanya menyebabkan terjadinya penurunan kekuatan
dan ketahanan korosi juga didaerah las menjadi getas.
Maka kadang kadang diperlukan perlakuan panas setelah
pengelasan untuk mencapai sifat mekanis yang diinginkan.
Penurunan kekuatan dari sambungan las ini karena adanya
proses anneling, ini bias diperkecil dengan perencanaan
sambungan yang tepat dan parameter las yang digunakan.
Mengenal sifat sifat mampu las :
1. Aluminium murni seri 1000 : mempunyai sifat mampu
las yang memuaskan, tetapi kekuatannya lebih rendah
dari yang lain.
2. Paduan Al-Cu seri 2000 : Mempunyai sifat mampu las
yang kurang baik, sambungan yang banyak digunakan
dikeling.
3. Paduan Al-Cu seri 3000 : mempunyai mampu las = seri
1000.

4. Paduan Al-Si seri 4000 : mempunyai sifat mampu alir


yang baik sehingga banyak digunakan sebagai bahan
tambah/filler.
5. Paduan Al-Mg seri 5000 : mempunyai sifat mampu las
yang baik dan daya tahan korosinya juga baik.
6. Paduan Al-Mg-Si seri 6000 : mempunyai sifat mampu las
yang baik tetapi dapat terjadi pelunakan pada daerah
las akibat pengaruh panas pengelasan.
7. Paduan jenis Al-Zn seri 7000 : mempunyai sifat mampu
las
Pada prinsip nya semua jenis proses las bisa dipakai untuk
mengelas Al dan paduannya , tetapi tidak semua jenis proses
las dapat menghasilkan mutu las yang baik, karena
aluminium sifat mampu las nya kurang baik dibanding
dengan baja.
1. Panas jenis dan daya hantar panas nya tinggi maka
sukar sekali untuk memanaskan / mencairkan sebagian
yang dilas.
2. Mudah teroksidasi dan membentuk oksida aluminium
(Al203) yang mempunyai titik cair yang tinggi.
3. Mudah terjadi deformasi karena koefisien muainya
besar.
4. Karena perbedaan yang tinggi antara kelarutan
hydrogen dalam logam cair dan padat, maka dalam
proses pembekuan yang terlalu cepat akan terbentuk
rongga halus.
5. Titik cair dan viskositas nya rendah, maka daerah yang
kena panas mudah mencair dan menetetes.
Proses las yang banyak digunakan untuk Aluminium adalah :
TIG , MIG dan Las Resistance.

Bahan Tambah ( Filler ).


Pemilihan bahan tambah untuk pengelasan aluminium dan
paduannya sangat penting karena unsure logam pada daerah
10

las merupakan unsure perpaduan logam dasar dengan bahan


tambah maka otomatis sifat nya akan berubah.
Pada daerah las harus mempunyai kekuatan minimal sama
dengan base metal tidak retak dan tahan korosi.
Beberapa bahan tambah yang umum digunakan pada proses
las MIG antara lain seri 5039, 5556, 5183, 5356, 5154, 5334,
4043, 1100.
Logam tambah diatas biasanya digunakan untuk pengelasan
material aluminium seri 5000, 3000, 1000, akan memberikan
kekuatan yang lebih baik pada sambungan.
Kekuatan sambungan las sangat ditentukan oleh pemilihan
logam tambah yang digunakan dan parameter pengelasan .
Faktor-faktor yang dafat mengurangi mutu las adalah karena
adanya cacat-cacat las seperti : IP , IF , EP , POROSITY ,
CRACK , IC , dll.

Gas Pelindung.
Didalam proses pengelasan berpelindung gas seperti GTAW,
GMAW, gas yang digunakan adalah : Argon, Helium sebagai
gas mulia, gas ini sering digunakan pada proses GTAW dan
Argon mix CO2 atau CO2 sering digunakan pada proses
GMAW, gas argon memberikan perlindungan lebih baik
daripada helium, tetapi tembusannya lebih dangkal untuk
memperdalam sering dicampur antara Ar dan He.

Pengelasan Logam Berbeda ( Tidak Sama )


Pengelasan Carbon steel dengan Low Alloy Steel.
. Hitung terlebih dulu carbon equivalent (Ceq ) material
yang akan dilas.

11

C eq = % C + 1/6 %Mn + 1/5 % ( Cr + V ) +


1/15 % ( Ni + Cu )
. Penentuan parameter las ditentukan oleh logam yang
mempunyai Ceq yang lebih tinggi.
. Pemilihan logam tambah ditentukan olehlogam yang
mempunyai Ceq yang lebih rendah.
. Pemilihan temperatur preheating didasarkan pada logam
yang mempunyai Ceq yang paling tinggi.
E(P

Ceq
< 0,4 %
(0,4 +0,6)%
>0,6 %

Temp.Preheating
<1000C
(150200)0C
(200300)0C

Tergantung pada tebalnya


Contoh :Penyambungan baja karbon dengan baja paduan
rendah AISI 1045 dengan AISI 4140
1045

4140

AISI 1045 : C = 0,4 %


Si = 0,3 %
Mn = 0,6 %

Ceq =

S = 0,04 %
AISI 4140 : C = 0,4 %
Si = 0,3%
Mn = 0,8 %

Ceq =

Cr = 1,1 %
12

Mo = 0,2 %
Sehingga :
A. Parameter las didasarkan pada Ceq yang lebih tinggi.
B. Logam tambah didasarkan pada Ceq yang lebih rendah.
Ampere tergantung
E pada Ceq yang lebih tinggi.
C. Preheating
didasarkan
1045

Preaheating
4140

Stainless Steel dengan Mild Steel


Hindari terbentuknya daerah martensitik
Elektroda mild steel
paduan microstruktur

E.MS
St.St
Elektroda St.Steel

E.St.St

MS St.St

Martensitit yang tinggi


(retak)
Membentuk komposisi yang sama dengan Mild Steel
E.St.St

Oleh karena itu permukaan Mild Steel harus dilapisi terlebih dahulu
dengan elektroda Stainless Steel atau dengan panduan Ni base
Preheating : Tidak dilakukan bila Stainless Steelnya jenis
St.St
austenitic, tetapi bila Stainless Steelnya jenis ferritic atau ferrite
martensitic maka perlu preheating (150 200)0C

Untuk melakukan pengelasan logam yang tidak sama atau


berbeda missal nya logam mild steel dengan stainless steel
( SS400 dan SUS 304 ) dengan elektroda yang dipakai D 309
dilusi yang terjadi berapa % antara weld metal dengan base
metal dan tidak terjadi retak , penentuan disini kita gunakan
diagram SCHAEFFLER.

13

E.St.

Besi Tuang dengan Baja Karbon


Besi
Tuan
g

Baja
Karbo

14

E.NiFe-Cl E.OK.Sel.92.E 58
.NiFe-Cl
26

Butter pada besi tuang :

BT

Prosedur pengelasan didasarkan pada pengelasan besi tuang


Preheating didasarkan pada besi tuang

Besi Tuang dengan Baja


Besi tuang mempunyai mampu las yang jauh lebih rendah
dari baja,sehingga harus diingat jangan menggunakan proses
las yang dapat memberikan pengaruh panas yang terlalau
BJ
tinggi
E.NiCrFe-3.E.OK.Sel.92.26
Bila pada deposit

las diinginkan kekuatan yang tinggi maka


dapat digunakan elektroda Ni-base
Besi Tuang

E Ni-Cl

Dapat juga dilakukan dengan system butter


E.Ni.Bose

Tembaga Murni dengan Besi Tuang


dilakukan

jarang

Butter sisi besi tuang


E.Cu-Si
Besi Tuang
15

Cu Murni
Baja
E.bronze

Tembaga Murni dengan Baja


Al-Bronze

Butter salah satu sisi, misalnya baja dengan elektroda nikel


E.bronze
murni (Ok
Selektrode 92.05)
Las dengan elektroda Inconel atau bronze
Nickel Murni

Baja

E.Incon

Cu Murni

E.CuSi

Cu Murni

Aluminium-Bronze/Si-Bronze dengan Baja


Penggunaan untuk beban beban statis yang rendah dan
temperature kerja juga tidak terlalau tinggi
Baja di butter dengan elektroda bronze
Bajaaa
Las dengan elektroda yang sama
Miss : Ok.Selectrode 94.55=E.CuSi

Baja

Bronze

Bajaaa

Bronze dengan Besi Tuang


Butter keduan sissi yang akan disambung
Bronze oo
Bronze

Besi Tuang

E.Ni-Ci atau E.NiFe-Cl

16

Las

Ok sel 92.86

Bronze

jenis merek

Besi Tuang

PENGELASAN BESI COR


Pada umumnya pengelasan besi cor yang dikenal ada 3 jenis :
1. Mereparasi hasil-hasil coran yang tidak sempurna.
2. Mereparasi komponen-komponen benda cor yang
mengalami kerusakan setelah dipakai pada jangka
waktu tertentu.
3. Pengelasan untuk assembling.
17

Besi cor pada umumnya mempunyai kemampuan untuk dilas


(weldability) yang lebih rendah dari logam-logam lain nya,
karena besi cor menghasilkan struktur martensit dan karbida
bebas keduanya mempunyai sifat yang keras dang etas yang
sangat sukar dilas .
Untuk mendapat hasil lasan besi cor yang baik , masalahnya
bagaimana agar pembentukan carbide bebas atau martensit
ini bisa dihindari atau diperkecil pada waktu pengelasan.
Untuk menghindari nya atau memperkecil masalah diatas
bisa dilakukan dengan cara :
1. Menggunakan jenis kawat las yang mempunyai
komposisi sama dengan logam induk , setelah
diperhitungkan kehilangan beberapa elemen pada waktu
mencair.
2. Menggunakan kawat las paduan nickel atau nickel
tembaga, karena kedua logam tersebut dalam jumlah
yang agak besar lebih dari 10 % akan bersifat
graphitizer yang baik, artinya sebagai katalisator untuk
menguraikan carbid bebas menjadi besi dan karbon
bebas.
3. Mengurai penggunaan heat input pada waktu
mengelas .
4. Menggunakan proses pelunakan tempering setelah
selesai pengelasan yaitu dengan cara memanaskan
pada temperature diatas 8700C kemudian didinginkan
perlahan-lahan, proses ini cukup mahal dan akan
menurunkan kekuatan khususnya tegangan tarik.
5. Memperlambat pendinginan dengan cara-cara lain.

Mengelas Besi Tuang Kelabu.

18

Besi tuang kelabu mempunnyai matrik yang berbeda-beda


seperti : feritic, perlitic, ferit-perlitic, austenitic, bainitic dan
martensitic.
Hanya beisi tuang kelabu dengan struktur matrik feritic dan
austenit yang mudah dilas , disebabkan karena pada
pengelasan waktunya singkat , sehingga tak cukup waktunya
untuk membentuk cementit ( Fe3C ). Pada waktu pendinginan
grafit tetap ada dan matrix tetap berupa ferit.
Untuk besi tuang kelabu austenite, karena adanya elemen
nickel yang jumlahnya cukup besar sehingga pada waktu
pendinginan matrix austenite mempunyai sifat lunak.
Pada jenis besi tuang kelabu lainnya pembentukan cementit
bebas ataupun martensit tak akan bisa dihindari pada waktu
pendinginan , cementit bebas atau martensit inilah yang
menyebabkan jadi getas, keras dan mudah retak.
Untuk mencegah atau mengurangi terbentuknya cementit
bebas atau martensit , bila digunakan kawat las besi cor
harus dipilin yang presentase karbon dan silikonnya sedikit
diatas bahan yang akan dilas , untuk mengimbangi hilangnya
sebagian kedua elemen tersebut pada waktu pengelasan , hal
ini untuk mengurangi heat input ( energy yang diberikan )
sehingga akan terjadi perlambatan pendinginan .
Ada dua cara yang bisa dipakai untuk mendapatkan lasan
yang bagus :
1. Pemanasan awal, kemudian diikuti dengan proses
pengelasan , selanjutnya pendinginan yang diperlambat
( dengan insulasi ).
2. Pemanasan awal, setelah itu pengelasan dan kemudian
pelunakan ( tempering ).
Cara yang kedua ini tidak umum karena mahal.
Bila dipakai kawat las baja karbon rendah , pembentukan
cementit juga tak bisa dihindari karena adanya karbon yang
mengalir dari logam induk kedaerah fussion zone.
19

Dalam penggunaan kawat las nickel hanya pada daerah


partial fusion zone akan terjadi matrix austenite yang lunak
,tetapi pada daerah F Z dan HAZ tetap akan terbentuk daerah
yang keras dan regas kecuali kalau dilakukan pemanasan
awal pada temperature 105 3200C .
Dengan menggunakan kawat las tembaga , ada keuntungan
yang sangat menonjol yaitu titik cair kawat las sangat rendah
sekali disbanding dengan logam induk, sehingga logam yang
akan dilas tak perlu mencair .
Pengerasan disebabkan oleh adanya karbon yang masuk dari
logam induk tak akan terjadi . Tetapi karena perbedaan
penyusutan antara logam pengisi dengan logam induk sangat
besar sekali sehingga menyebabkan terjadinya retak, hal ini
bisa diatasi dengan pemanasan awal sampai 105 0C.

Mengelas besi Tuang Nodular.


Sama hal nya seperti pada Besi Tuang Kelabu , hanya untuk
mendapatkan bentuk grafit yang nodular seperti logam
induknya, biasanya digunakan kawat las besi cor yang
mengandung cerium .
Guna cerium adalah sebagai pembentuk nodular grafit ,
dengan menggunakan kawat las selain besi cor pada daerah
partial F Z tidak akan terjadi grafit dalam bentuk nodular.
Juga diperlukan pemanasan awal.
Mengelas Besi Cor Malleable.
Bagi besi tuang malleable whitehearth tak ada masalah
karena sifatnya sama dengan baja , besi tuang ini akan
mudah dilas dengan menggunakan kawat las untuk baja .
Untuk besi tuang malleable blackhearth pengelasan nya lebih
sulit daripada besi tuang kelabu atau nodular. Pada
pengelasan besi ini tidak akan bisa diperoleh bentuk grafit
20

yang sama seperti logam induknya , kecuali dengan


pengolahan panas setelah pengelasan.
Pengelasan Besi Cor Putih tdak bisa dilas karena
kekerasan dan kegetasannya yang luar biasa.

21

You might also like