You are on page 1of 6

ANALISA DATA UMUM Sukatenang

I. ANALISA DATA GEOGRAFI


1.
Luas wilayah kerja puskesmas = 54,68 km2 (skala 3) . Bila
diandaikan wilayah itu bulat, maka radius wilayah tersebut adalah :
L= r2 r = L
= 54.68 = 17.4 = 4,17 km
Phi
3,14
Menurut Depkes :
Jika r < 3 km atau L < 28,5 km 2 r = optimal bisa terdapat
pasien yang berasal dari wilayah lain, dengan sumber daya
yang minimal target bisa dicapai.
Jika r < 5 km atau L < 78,5 km2 r = efektif target dapat
dicapai tanpa memperhitungkan biaya (cakupan mendekati
target).
Jadi luas wilayah puskesmas termasuk kategori optimal.
2.

3.

4.

7.

Jumlah desa = 10 desa cukup


Jumlah desa diperlukan untuk mengetahui jumlah bidan desa yang
diperlukan. Idealnya 1 bidan desa untuk 1 desa, Jadi diperlukan 10
bidan desa di Puskesmas terdapat 23 bidan desa jadi jumlah
bidan desa cukup.
Jumlah RW = 65 RW cukup
Jumlah RW diperlukan untuk salah satu cara menentukan jumlah
pos yandu yang diperlukan. Idealnya 1 posyandu untuk 1 RW.
Jadi diperlukan 65 posyandu di Puskesmas terdapat 65 posyandu
jadi jumlah posyandu cukup
Jarak puskesmas ke ibukota kabupaten = 12 km. (30 menit
dengan kendaraan roda 4, 40 menit dengan kendaraan roda 4)
Jarak puskesmas ke ibukota Kabupaten ini perlu diketahui untuk
memperkirakan waktu tempuh ke ibukota Kabupaten.
Hal ini juga untuk kepentingan sistem rujukan dan penyediaan obatobat di puskesmas. Jangan diabaikan keadaan jalannya dan jenis
kendaraan yang dapat dilewati. Bila jauh dan sulit maka perlu
dipikirkan adanya tempat perawatan. Bila ada wabah, perlu dalam
pemesanan obat ke pusat.

5.

Topografi/pembagian tanah
Puskesmas Jatiluhur adalah Puskesmas yang termasuk ke dalam
wilayah kecamatan , dengan keadaan tanah seluruhnya adalah tanah
dataran. Pembagian tanah: sebagian besar merupakan pemukiman
- Perkebunan
:
- Pemukiman
:%
Umumnya dataran rendah.
Suhu
: 30-350 C
Pembagian topografi penting untuk mengetahui medan/lapangan
kerja Puskesmas. Adanya persawahan tentunya juga menjadi beban
Puskesmas.

6.

Keadaan jalan : dapat dilalui roda 4 dan roda 2, sebagian jalan cor,
sebagian besar beraspal dalam keadaan rusak, sebagian tanah dan
berbatu-batu.
Keadaan jalan perlu diketahui untuk mengetahui jangkauan
pelayanan Puskesmas, apakah Puskesmas mudah menjangkau
masyarakat sekitarnya dan sebaliknya apakah masyarakat mudah
untuk pergi ke Puskesmas.
Ada beberapa keadaan :

Luas wilayah
Letak gedung Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya.
Keadaan jalan
Sarana umum (perusahaan, pabrik, pasar, tempat ibadah)
Daerah waspada (letak sungai mengalir ke semua desa/tidak)
Gunanya untuk mempermudah kerja puskesmas dalam melaksanakan
program-program yang ada.
Batas wilayah kerja Puskesmas :
Utara
: kecamatan sukasari dan kecamatan babakn
cikao
Selatan
: kecamatan sukatani
Barat
: kecamatan purwakarta dan kecamatan
pesawahan
Timur
: kecamatan sukasari
Letak gedung Puskesmas tidak sentral.
Keadaan jalan sebagian besar beraspal sebagian kecil dalam
kondisi rusak, sebagian kecil tanah dan berbatu-batu
Sarana umum (mesjid buah)

Bila jalan yang ada baik sedangkan sarana transportasi kurang


maka dipertimbangkan untuk melakukan pusling.
Bila jalan yang ada rusak/jelek maka dipertimbangkan untuk
membentuk pustu.

Jarak wilayah : terjauh dari Puskesmas = 15 km (45 menit)


terdekat dari Puskesmas = 0 km (10 menit)
Jarak wilayah terjauh dari Puskesmas perlu diketahui untuk
memperkirakan waktu tempuh dan kemungkinan adanya penduduk
dari wilayah kerja Puskesmas yang berobat ke Puskesmas lain.
Jarak wilayah terdekat dari Puskesmas perlu diketahui karena
kemungkinan ada yang berobat dari daerah/wilayah lain.
Adanya pustu dan pusling merupakan langkah yang tepat untuk
pencapaian program Puskesmas pada wilayah-wilayah yang sulit
dijangkau.
Jarak wilayah ini perlu diketahui untuk mengetahui posisi
Puskesmas, dimana bila letaknya sentral maka masyarakat
mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai Puskesmas.
Bila letak Puskesmas tidak di sentral, maka untuk jarak wilayah
terdekat mudah menjangkau Puskesmas sedangkan jarak wilayah
terjauh ada kemungkinan berusaha mendapatkan pelayanan
kesehatan dari Puskesmas lain.
Jadi Puskesmas jatiluhur terletak tidak disentral dari wilayah
kerjanya.

11.

Jarak Puskesmas ke ibukota propinsi : 58 km (2 jam)


Jarak Puskesmas ke ibukota propinsi ini perlu diketahui untuk
memperkirakan waktu tempuh ke ibukota propinsi yang berguna
untuk kepentingan sistem rujukan dan penyediaan obat-obatan di
Puskesmas.
8.

Sarana transportasi : ojek, angkutan umum, kendaraan pribadi.


Sarana transportasi ini perlu diketahui untuk :
Kepentingan masyarakat mencapai sarana Puskesmas.
Kepentingan rujukan dari Puskesmas ke sarana kesehatan dan
Kepentingan pelaksanaan program Puskesmas.

9.

Jumlah posyandu = 65 buah


Jumlah posyandu dapat ditetapkan dengan patokan:
1
Posyandu untuk :
- 1 RW
- 100 balita paling ideal karena sasaran pelayanan
posyandu adalah balita
- 120 KK
- 700 penduduk
Jadi jumlah posyandu di Puskesmas :
65 RW perlu 65 posyandu cukup.
5.282 Balita perlu 52 posyandu sudah cukup.
18.711 KK perlu 155 posyandu masih kurang.
66.811Penduduk perlu 95 posyandu masih kurang.

10.

Peta wilayah kerja


Definisi : peta yang menggambarkan wilayah kerja PKM yang
mencantumkan sarana kesehatan dan non kesehatan yang berhubungan
dengan kesehatan masyarakat.
Diperlukan untuk mengetahui :
Bentuk dan batas wilayah kerja Puskesmas.

Dari analisis tata geografi, data yang kurang adalah curah hujan
dan musim/iklim. Iklim perlu diketahui untuk memperkirakan pola
penyakit yang mungkin terjadi, yang berhubungan dengan iklim.
Selain itu pada musim kemarau perlu diwaspadai kemungkinan
kekurangan air sedangkan musim penghujan harus diwaspadai
kemungkinan bencana banjir yang tentunya akan mempengaruhi
kondisi kesehatan masyarakat.
Muntaber meningkat pada musim kemarau
DHF meningkat pada akhir musim hujan.
ISPA dan diare meningkat pada musim pancaroba (peralihan
musim)
Curah hujan perlu untuk mengetahui apakah wilayah kerja
puskesmas termasuk wilayah banjir/bukan, bila ya perlu diwaspadai
KLB. Juga untuk mengetahui apakah wilayah kerja Puskesmas
termasuk wilayah sulit air/tidak pada musim kemarau.
Peta wilayah Puskesmas jatiluhur tidak lengkap

II. ANALISA DATA DEMOGRAFI Segala sesuatu tentang


keberadaan manusia di wilayah tersebut.
1.
Jumlah penduduk = 66.811
Jika diketahui jumlah penduduk 5 tahun yang lalu (Po) dan
pertambahan penduduk per tahun (r) jumlah penduduk sekarang
(Pt) = P0 (1 + r)n n = 5 tahun.
Jumlah penduduk perlu diketahui untuk memperkirakan beban kerja
puskesmas. Idealnya 1 puskesmas melayani 30.000 orang.
Jadi jumlah penduduk lebih dari jumlah ideal, maka kerja
puskesmas menjadi berat perlu dipikirkan adanya pustu/pusling.
Juga perlu untuk mengetahui jumlah posyandu yang diperlukan 1
posyandu untuk 700 penduduk.
2.

Kepadatan penduduk
Dari jumlah penduduk dapat diketahui kepadatan penduduk
Kepada penduduk :
Netto = Jumlah penduduk = 66.811 = 2.707 jiwa / km2
Luas pemukiman
24,68
Bruto = Jumlah penduduk = 66.811 = = 1.082 jiwa / km2
Luas wilayah
61,72

Jadi jumlah posyandu di Puskesmas masih kurang penyebaran


balita tidak merata. Untuk mengetahui jangkauan pelayanan kita
dapat dilihat perbandingan jumlah bayi dan balita.
Jumlah bayi proyeksi dan jumlah balita proyeksi (hal. 10)
Jumlah neonatal proyeksi = 2,74% x jumlah penduduk = 2,74% x
66.811= 1.830,62 1.831 jiwa
Jadi jumlah neonatal di puskesmas semua dapat dijangkau program
KIA.
Jumlah bayi proyeksi = 2,64% x jumlah penduduk = 2,64% x
66.811 = 1763,81 1764 jiwa.
Jadi jumlah bayi di puskesmas semua dapat dijangkau program KIA
Jumlah balita proyeksi = 12,13% x jumlah penduduk = 12,13% x
66.811 = 8.217,75 8218 jiwa
Jadi jumlah balita di puskesmas semua dapat dijangkau program KIA.

Kepadatan penduduk ini perlu diketahui untuk menentukan wilayah


kerja puskesmas termasuk wilayah perkotaan atau pedesaan
berguna untuk perhitungan cakupan.
Kriteria kota : - kepadatan penduduk 5.000 orang/km2 (netto)
- minimal tersedia 8 fasilitas
Kriteria desa : kepdatan penduduk < 5.000 orang/km 2 (netto)
Kepadatan penduduk netto lebih bermakna karena penduduk tidak
semua tinggal secara merata di satu wilayah, kadang tinggal
berkelompok. Jadi kepadatan penduduk di Puskesmas termasuk
wilayah pedesaan.
Di Indonesia kepadatan penduduk 10 m2 2 jiwa
1692 = 1692 = 0,01692 jiwa / m2
1 km2 106 m2
Bila kepadatan penduduk tinggi (overcrowded), maka penyakitpenyakit menular akan cepat menyebar. Jadi kepadatan penduduk di
puskesmas rendah
.
3.

4.

5.

Jumlah KK = 18.711
Jumlah KK perlu diketahui untuk mengetahui jumlah posyandu
yang diperlukan 1 posyandu untuk 120 KK
Dari jumlah KK dapat diketahui family size untuk mengetahui
beban KK/jumlah tanggungan keluarga juga dapat menunjukkan
keberhasilan/kegagalan program KB.
Family size = Jumlah penduduk = 66.811/18.711= 3,57 = 4 orang
1 KK menanggung beban 4 orang anggota keluarga
Nuclear family 1 keluarga terdiri dari 4 orang program KB.
Extended family 1 keluarga > 4 orang
Bila di luar negeri boleh > 4 orang tapi di Indonesia tidak boleh
karena di Indonesia 1 rumah bisa dihuni > 1 keluarga.
Jadi family size di Puskesmas Sukatenang termasuk Nuclear family.
Jumlah bumil, jumlah bulin, jumlah buteki
Jumlah bumil = 1.846 jiwa
Jumlah bumil proyeksi = 2,9% x jumlah penduduk = 2,9% x
66.811= 1.937,51 1.937 jiwa
Jadi jumlah bumil di PKM < jumlah bumil proyeksi program
KIA sudah mencapai target
Jumlah bulin = 1.762 jiwa
Jumlah bulin proyeksi = 2,77% x jumlah penduduk = 2,77% x
66.811 = 1.850,66 1.851 jiwa
Jadi jumlah bulin di PKM < jumlah bumil proyeksi program
KIA sudah mencapai target.
Jumlah buteki proyeksi = 5,28% x jumlah penduduk = 5,28% x
41.751 = 2.204,45 2.205 jiwa
Jumlah buteki di PKM tidak ada data
Jika jumlah buteki di PKM < jumlah buteki proyeksi program
KIA diharapkan cakupannya mencapai target
Jumlah bayi = 1.678 jiwa
Jumlah balita = 5.282 jiwa
Jumlah neonatal = 1.741 jiwa
Jumlah bayi dan balita perlu diketahui untuk mengetahui jumlah
posyandu yang diperlukan 1 posyandu untuk 100 balita.
Jumlah posyandu =
Jumlah bayi + jumlah balita + neonatal = 1678+5282+1741 =
8701= 87,01 = 87
100
100
100

6.

Jumlah PUS =
Jumlah PUS perlu diketahui untuk mengetahui jumlah sasaran
program KB dan imunisasi TT. Untuk mengetahui jangkauan
pelayanan KB dapat dilihat perbandingan jumlah PUS dan jumlah
PUS proyeksi (hal. 15).
Jumlah PUS proyeksi = 20% x jumlah penduduk = 20% x 41.751=
8350,2 = 8351 jiwa
Jumlah PUS di PKM > jumlah PUS proyeksi
Jadi jumlah PUS di puskesmas belum dapat dijangkau program
KB

7.

Sex ratio pria : wanita = 32.020 : 34.791


Data ini tidak berguna untuk puskesmas karena sasaran program
puskesmas tidak berdasarkan jenis kelamin.

8.

Vital statistik angka-angka statistik yang mencatat tentang


kehidupan manusia yaitu peristiwa-peristiwa kehidupan dan
menunjukkan gambaran tentang jumlah serta sifat-sifat peristiwa
kehidupan yang terjadi di dalam masyarakat.
Gunanya sebagai indikator kesehatan masyarakat untuk
menggambarkan derajat kesehatan masyarakat di tempat tersebut.
Angka kematian ibu = Angka kematian bayi = IMR (Infant Mortality Rate) = AKB (Angka Kematian Bayi)
jumlah kematian bayi (umur < 1 tahun) selama 2 tahun per 1.000
kelahiran hidup pada tahun yang sama.

MMR Indonesia = 396/100.000 kelahiran hidup


MMR Jawa Barat = 373/100.000 kelahiran hidup
CBR (Crude birth rate) = AKU (Angka Kelahiran Umum) jumlah
kelahiran selama 1 tahun per 1.000 penduduk pada tahun.
CBR
=

Jumlah kelahiran selama 1 periode tertentu


Jumlah penduduk 1 / 2 periode yang sama

K
CDR (Crude Death Rate) = AKK (Angka Kematian Kasar) jumlah
kematian selama 1 periode tertentu per 1.000 penduduk pada tahun.
CDR
=

Jumlah kematian selama 1 periode tertentu


Jumlah penduduk 1 / 2 periode yang sama

9.

Jumlah kematian bayi umur 1 tahun dalam 2 periode


Jumlah kelahiran hidup dalam 1 periode yang sama

10.

Piramida penduduk gambaran jumlah penduduk menurut


golongan umur tertentu yang membedakan laki-laki dan perempuan.
Gunanya :
untuk mengetahui pembagian penduduk menurut usia dan
jenis kelamin.
Untuk mengetahui jumlah sasaran bagi berbagai program
puskesmas.
Membantu merencanakan prioritas program.
Bentuk piramida penduduk :
Fin type (cemara) Indonesia
Menggambarkan negara tertutup dimana kematian dan
kelahiran meningkat merupakan gambaran umum negaranegara berkembang. Banyak bayi dan anak, kurangnya remaja
dan dewasa, sedikit orang lanjut usia.
Onion type Perancis, Belgia
Menggambar negara-negara yang jumlah penduduknya
berkurang declining population kelahiran dan kematian
bayi menurun, banyak remaja dan dewasa, banyak usia.
Bulging type : - tipe (-) : banyak emigrasi, banyak kehilangan
= penduduk karena perang.
- tipe (+) : banyak imigran, kelebihan tenaga produktif
Bell shaped type (lonceng) negara-negara skandinavia
Tingkat kesehatan masyarakat tinggi, kematian bayi menurun,
perkembangan penduduk nol.
Stationary population Jepang.
Mortalitas/morbiditas dan fertility menurun, penduduk tidak
berkembang, distribusi umur jumlahnya konstan zero
population growth.
Dari analisis data demografi, data yang kurang adalah IMR,

Jumlah kematian ibu karena kehamilan & kelahiran dalamMMR,


1 periode
CBR, CDR, AHH, jumlah buteki.
Jumlah kelahiran hidup dalam 1 periode yang sama
xK=0

K
AHH (Angka Harapan Hidup) rata-rata jumlah tahun kehidupan yang
masih akan dijalani oleh seseorang setelah berhasil mencapai umur
tertentu dalam situasi mortalitas yang berlaku di masyarakat tersebut.
AHH Indonesia = 64,35
AHH Jawa Barat = 61,85
AHH Jakarta = 70,23

IMR

(konstanta) = 0
IMR Indonesia = 37/1000 kelahiran hidup
IMR Jawa Barat = 47/1000 kelahiran hidup
MMR (Maternal Mortality Rate) = AKI (Angka Kematian Ibu) jumlah
kematian ibu sebagai konkasi kehamilan dan kelahiran selama 1 tahun
per 10000 kelahiran hidup dalam tahun yang sama.
MMR =

III. ANALISA DATA SOSIAL EKONOMI

1.
Pekerjaan
Pekerjaan ini perlu diketahui untuk mengetahui adanya penyakit
yang
berhubungan
dengan
pekerjaan-pekerjaan
untuk
memperkirakan tingkat penghasilan penduduk.
Buruh tani
: tidak ada data
Pedagang
: tidak ada data
PNS
: tidak ada data
TNI/Polri
: tidak ada data
Lain-lain
: tidak ada data
Sebagian besar pekerjaan penduduk adalah buruh tani
2.

- Islam
: 99%
- Katolik
:- Protestan
:- Hindu
:- Budha
:- Lain-lain
:Agama perlu diketahui untuk mengetahui mayoritas agama yang
dianut penduduk. Bagi puskesmas berguna untuk program
penyuluhan dimana untuk pendekatan terhadap penduduk dapat
melalui tokoh agama dan tempat memberikan penyuluhan dapat
menggunakan tempat ibadah penduduk. Jadi mayoritas agama
penduduk adalah Islam.
3.

Agama :

Pendidikan :
- Tidak tamat SD/tidak sekolah
- Tamat SD
- Tamat SLTP
- Tamat SMU
- Tamat Universitas/akademi

:tidak ada data


: 8.346
: 10.345
: 10.336
: 656

Dari analisis data sosial ekonomi, data yang kurang adalah


penghasilan dan pendapatan perkapita, agama, dan pendidikan
terakhir. Pendapat perkapita berguna untuk memperkirakan
kemampuan ekonomi penduduk, termasuk kemampuan secara
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan membiayai
masalah kesehatan. Sehingga keadaan sosial ekonomi tidak dapat
diperkirakan

ANALISA DATA KHUSUS


I. ANALISA DATA PERSONALIA PUSKESMAS (hal. 94)
Analisis data kepegawaian secara kuantitatif
Kuantitatif =

Analisis kepegawaian secara kualitatif


S1=

9
x 26 13org
18

Di PKM ada 50 orang secara kuantitas personalia PKM mencukupi

1. K-1 :
Target : 90,00%
Sasaran : bumil = 1781 orang
Cakupan: 102,8%
Kesenjangan : +12,8%

t x (d bq )
399,85
399,85
2. K-4 : x 1000
x 1000
x 1000
penduduk
41751
455 xTarget
1,39: 90%
455 x
455 x
Sasaran : bumil = 1781 jiwa
30.000
30.000
Cakupan : 91,9%
=

399,85
x 1000 0,63 x 1000 630
632,45

Kesenjangan : +1,9%

S1 > 455 berdasarkan nilai standar, maka personalia puskesmias


cukup secara kualitatif

No.

Pendidikan rendah = tidak tamat SD + 8246 + 10.345 =


18.691
Pendidikan tinggi = 10.336 + 656 = 10.992
Tidak ada data
Pendidikan perlu diketahui berhubungan dengan daya tangkap
penduduk terhadap informasi (pengetahuan tentang kesehatan)
untuk mengetahui metode penyuluhan yang berhubungan dengan
tingkat pendidikan penduduk.
Jadi sebagian besar pendidikan penduduk masih rendah
menunjukkan masalah dalam pengetahuan akan masalah kesehatan
& perlu penyesuaian dalam cara penyuluhan.
4.

9 program yaitu KIA, KB, Gizi, , Kesling, P2M, BP,kesehatan Gigi dan
Mulut, SP3, Promkes

Rincian
Variabel

Jml
(t)

Lama
bekerja
(mean)
(b)

Faktor Standarisasi
Rasio
Pddk
lama
Tnaga pendidikan
tenaga dg
(d)
pdidik dktr
(q)
20
20/20

Nilai
keadaan
tiap
tenaga
(t x
(d+bq))
21

1.

Dokter

2.
3.
4.
5.
6.

Umum
Dokter Gigi
Bidan
Perawat
Perawat Gigi
Petugas

1
12
5
0
0

1
7
11
-

7.
8.
9.

Laboratorium
Petugas Gizi
Petugas obat
Petugas

0
1
1

2
4

13
12
12

13/20
12/20
12/20

0
13,2
14,4

10.

pendaftaran
Juru

10

6/20

11.
12.

20
13
13
12
12

20/20
13/20
13/20
12/20
12/20

Immunisasi
Sanitarian
0
6
6/20
Administrasi
1
2
9
9/20
Jumlah (nilai keadaan tenaga puskesmas (S1) )

21
210,6
100,75
0
0

0
9,9
399,85

I. ANALISA DATA SARANA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS
Puskesmas
: 1 buah
Pustu
: 4 buah
Polindes
: - buah
Posyandu
: 65 buah
C. ANALISA MASALAH
I. KIA

3. Linakes
Target : 85 %
Sasaran : bulin = 1657
Cakupan : 88,0%
Kesenjangan : cakupan-target= 88 85= 3 %
4. N-1
Target : 90
Sasaran : neonatus = 1641 jiwa
Cakupan : 1638
Kesenjangan = +6
5. N-2 (hal. 6)
Target : 90%
Sasaran : neonatus = 1641 jiwa
Cakupan : 95,1%
Kesenjangan : +5,1
6. Bumil dg TT lengkap
Target : 95%
Sasaran : 1781 jiwa
Cakupan : 95,8%
Kesenjangan : +0,8
8. Bayi dg IDL
Target : 95%
Sasaran : bayi : 1586 jiwa
Cakupan : 98,82%
Kesenjangan : +3,82
II. KB
1. KB aktif (hal. 15)
Target : 75%
Sasaran : PUS = 13.193 jiwa
Cakupan : 65,4%
Kesenjangan : -9,6%
2. MKJP (hal. 15)
Target : 45%
Sasaran : 13.193
Cakupan = 5,9%
Kesenjangan : -39,1%
III. GIZI

1. K/S (hal. 19)


Target : 90%
Sasaran : bayi + balita = 4523 jiwa
Cakupan %
Kesenjangan : cakupan target = + 10 %
2. D/S (hal. 19)
Target : 75%
Sasaran : bayi + balita = 5634 jiwa
Cakupan : 74,3%
Kesenjangan : cakupan target = -0,7%
3. N/S (hal. 19)
Target : 70%
Cakupan : 73,3
Kesenjangan : -4,8%
4. Vitamin A (hal. 19)
Target : 100%
Sasaran : balita = 4547 jiwa
Cakupan : 100 %
Kesenjangan : cakupan target = 0 %
5. Fe 1
5. Fe 3 (hal. 19)
Target: 90%
Sasaran : Jumlah bumil = 1.259 jiwa
Cakupan : 93,37 %
Kesenjangan : cakupan target = +3,37%
IV. KESLING
1. SAB (hal. 26)
Target : %
Cakupan : %
Kesenjangan : %
2. Jaga (hal. 27)
Target : 60%
Cakupan: %
Kesenjangan : %
3. SPAL (hal. 28)
Target : desa = %
Cakupan : -%
Kesenjangan : cakupan target = %
4.TPM
5.TTU
6.. Rumah sehat
V. P2P
1. Diare (hal. 37)
Penderita diare < 5 tahun yang diobati :
Target : 10%
Sasaran : 1,7 x jumlah balita = 1,7 x 4.523 = 7689,1= 7690 jiwa
Cakupan : 586/7690 = 7,62%
Kesenjangan = - 2,38%

Penderita diare semua umur :


Target : %
Sasaran : % x jumlah penduduk = jiwa
Cakupan : %
Kesenjangan : %
2.TBC
3.DHF
4.Malaria
5.Kusta
VI. Promkes
1. PHBS
2. Kadarzi
3. Desa siaga

E.pelaksanaan upaya puskesmas


A. UPAYA WAJIB
Upaya

kesehatan

kesehatan

yang

wajib

merupakan

dilaksanakan

oleh

upaya
seluruh

Puskesmas di Indonesia. Yang termasuk dalam


upaya kesehatan wajib adalah Promosi kesehatan,
Kesehatan lingkungan, Kesehatan ibu anak dan
keluarga berencana, Perbaikan gizi masyarakat,
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
serta pengobatan.
Upaya kesehatan wajib yang dilaksanakan di

VIII. UKS (hal. 52)


Kunjungan ke sekolah : tidak ada data
Jumlah sekolah : tidak ada data

Puskesmas Jatiluhur meliputi :

Promosi Kesehatan (PROMKES)

1 x / 3 b ln
Frekuensi kunjungan =
4 x / thn / sekolah
27
1 x / 3 b ln
Frekuensi kunjungan =
4 x / thn / sekolah
27

Kegiatan

Frekuensi kunjungan = 1x / 6 bln =


46
Target : - x / tahun
Kesenjangan : -3x / thn / sekolah tidak ada data

(PHBS) masyarakat. Pembentukan desa siaga,

dengan

X. GIGI (hal. 59) (tidak ada data)


Kunjungan : Target : 4% x jumlah penduduk = 4% x 41.751 =
1.670,04 1671 jiwa
Cakupan : tidak ada data
Kesenjangan : cakupan target = tidak ada data
D. PRIORITAS MASALAH
D.1. Masalah Kesehatan
Tidak ada masalah kesehatan
D.2. Masalah Pelayanan Kesehatan
Linakes

kesehatan

kegiatan

lansia,UKS/UKGS,

lainnya
KIA,

berintegrasi

misalnya:

PHN,

P2P,

gizi,

Kesling.

Pendataan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


dll.

Kesehatan Lingkungan (KESLING)


Kegiatan kesehatan lingkungan meliputi :

VIII. Penyuluhan Kesehatan masyarakat (tidak ada data)


Target = 12x/tahun/petugas
Jumlah petugas = 1 orang
Frekuensi penyuluhan = 10x/tahun
Penyuluhan masih kurang
Peran serta masyarakat
Pembinaan kader (tidak ada data)
Jumlah kader yang dilatih = 120 orang
Jumlah kader/jumlah posyandu = 120/51 2-3 orang/posyandu
Syarat 1 posyandu 5 kader
Jumlah kader belum memenuhi standar
Jumlah kader aktif = 120 orang
Kader aktif/kader yang dilatih x 100% = 120/120x 100% = 100%
Jadi kader aktif sudah memenuhi standar

promosi

Inspeksi sanitasi antara lain : sumur gali,


sarana

air

bersih,

SPAL,

TPS,

jamban

keluarga.
-

Pembinaan ke TPM, jasa boga, warung


makan,

sarana

kesehatan

dan

sarana

pendidikan.
-

Pemeriksaan sampel air : water word dan


kolam renang.

Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana


(KIA KB).
-

Pendataan

ibu

hamil,

ibu

bersalin,

neonatal, bayi, ibu menyusui, ASI Eksklusif.


-

Pelayanan

ibu

hamil

(pemeriksaan

kehamilan, pemberian imunisasi TT1 dan


TT2, pemberian tablet Fe).
-

Pelayanan ibu bersalin, neonatal dan bayi.

Pelayanan Keluarga Berencana (suntik, pil,

IUD, implan).
-

dan kelompok.

Pelayanan kesehatan wanita usia subur

dan pasangan usia subur.

Penyuluhan TB perorangan, keluarga


Pemberian

pengobatan

TB

berdasarkan hasil pemeriksaan.

Perbaikan Gizi Masyarakat

Penimbangan bayi balita di Posyandu

Distribusi Vitamin A Bulan Februari dan

Mengadakan kunjungan rumah


-

Untuk

memantau

kepatuhan

pasien minum obat.

Agustus.

Untuk menjaring pasien kontak.

Distribusi tablet Fe.

Memberikan penyuluhan tentang

Pendataan KADARZI

Bulan

Penimbangan

Balita

(BPB)

dan

Demam Berdarah Dengue

Pendataan rumah bebas jentik.

Pemeriksaan jentik nyamuk.

(BGM) dan Gizi Buruk.

Fogging / abatisasi.

Tambahan

(PMT)

balita gizi buruk.

Surveilans kasus DBD

Pencegahan

dan

Pemberantasan

Pemeriksaan pasien

Pengobatan pasien

Penyuluhan

Setelah 2 hari pengobatan survey ke

Pendataan penyakit.

Surveilans

penyakit

(DBD, ISPA diare, TB Paru, kusta,


marasmus, kwarsiorkor).
Survei

kejadian

Penjaringan pasien suspek TB

Imunisasi dilaksanakan di Puskesmas


dan Posyandu. Jenis imunisasi yang

luar

diberikan yaitu BCG, DPT I, II, III, Polio

Lansia
-

Pendataan lansia

Pemeriksaan dan pengobatan lansia

Memberikan penyuluhan kepada lansia

Usaha

Kesehatan

Gigi

Sekolah

Usaha

Penjaringan kesehatan TK / RA

Pemeriksaan berkala SD / MI

Pelayanan Usaha Kesehatan Gigi sekolah


(SLTP dan SLTA)

I, II, III, IV, Hepatitis I, II, III dan


campak.

Pencatatan pelaporan pemakaian dan

Kesehatan Sekolah

Imunisasi

Survei jemaah haji

TB Paru

sistem

pelayanan pengobatan yang teratur.


-

Distribusi obat obatan ke Pustu,

UPAYA PENGEMBANGAN

faktor penyebabnya, type penyakit,

biasa (KLB).

lain:

B.

tanda tanda kusta dan bahanyanya,

Surveilans

Pelayanan resep obat kepada pasien

permintaan obat bulanan.

pengobatan 12 bulan, cara penularan,

Menular (P2P).
-

antara

Memberikan pengobatan.

Pusling dan Poskesdes.


-

Pemeriksaan kontak serumah untuk


Penyuluhan

Menentukan diagnosa dan tindakan

di Puskesmas

Kusta

Penyakit

dan

Apotek
-

penemuan kasus baru.

pemeriksaan

pada pasien.
-

ISPA Diare

Melaksanakan
observasi pasien.

rumah, penyuluhan.
-

Balai Pengobatan
-

Surveilans Balita Dibawah Garis Merah


Makanan

Pengobatan

kebersihan lingkungan

Pemantauan Status Gizi (PSG).

Pemberian

Imunisasi anak sekolah dasar.(DT dan

Pemeriksaan Hb siswa MTs

Penyuluhan Reproduksi Remaja (Kesehatan


Remaja).

TT)

Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa

Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut


balita dan ibu hamil.

Pengobatan

gigi

sederhana

untuk

masyarakat.

Jiwa
-

Penyuluhan pada keluarga pasien.

Merujuk pasien ke dokter Puskesmas untuk


diobati.

Kunjungan

ke

rumah

pasien

untuk

mengawasi minum obat.

Public Health Nursing (PHN)


-

Penjaringan sasaran KK rawan.

Kunjungan
pembinaan,

rumah

dalam

konsultasi

dan

rangka

penyuluhan

pada KK rawan.

Laboratorium
Kegiatan pemeriksaan di laboratorium
Puskesmas Jatiluhur berdasarkan rujukan dari
Puskesmas maupun dari luar Puskesmas yang
meliputi:
-

Pemeriksaan dahak untuk suspek TBC

Pemeriksaan

gula

darah

(GDS)

untuk

penderita Diabetes Mellitus.


-

Pemeriksaan

darah

rutin

(trombosit,

leukosit dan eritrosit, hemoglobin)


-

Pemeriksaan asam urat.

Pemeriksaan golongan darah ibu hamil.

Pemeriksaan urin.

You might also like