You are on page 1of 10

SEMESTER PENDEK : FISIOLOGI

HEMATOPOESIS

Di Susun Oleh Kelompok 1 :


Afifah Dyah W.P

(010215A003)

Aris Nurkohilal

(010215A006)

Delshianne F.N

(010215A014)

Fauzi Ardhi N

(010215A023)

I Gusti Ajeng

(010215A028)

Jani Sarwestri

(010215A031)

Khusnul Khotimah

(010215A030)

Miftakhul Rohmah

(010215A039)

Muh Khairil Wardi

(010215A041)

Nuraini Syahraini R

(010215A051)

Retno Tiyaswati

(010215A055)

Warsito

(010215A070)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO


UNGARAN
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tiap manusia memerlukan makanan dan oksigen untuk melangsungkan
metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zatzat yang berguna juga
menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan
tubuh seperti makanan, oksigen, hasil metabolisme dan sisanya diangkut dan diedarkan
di dalam tubuh melalui sistem peredaran darah.
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mulai dari binatang primitif
sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme
pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemostasis. Dalam kehidupan
manusia pembentukan sel-sel darah sangat berperan penting yang disebut dengan
hematopoesis atau hemopoesis.
Hematopoiesis merupakan proses produksi (mengganti sel yang mati) dan
perkembangan sel darah dari sel induk / asal / stem sel, dimana terjadi proliferasi,
maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Proliferasi sel menyebabkan
peningkatan atau pelipat gandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent
menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel darah,
sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat
khusus yang berbeda-beda.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Hematopoesis/Hemopoesis
Hematopoiesis atau Hemopoesis merupakan proses produksi (mengganti sel yang
mati) dan perkembangan sel darah dari sel induk / asal / stem sel, dimana terjadi
proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak. Proliferasi sel
menyebabkan peningkatan atau pelipat gandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik
pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan
sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk
memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.

B. Tempat Hemopoesis
1. Embrio dan Fetus
a. Stadium Mesoblastik, Minggu ke 3-6 s/d 3-4 bulan kehamilan : Sel-sel
mesenchym di yolk sac. Minggu ke 6 kehamilan produksi menurun diganti
organ-organ lain
b. Stadium Hepatik, Minggu ke 6 s/d 5-10 bulan kehamilan : Menurun dalam
waktu relatif singkat. Terjadi di Limpa, hati, kelenjar limfe
c. Stadium Mieloid, Bulan ke 6 kehamilan sampai dengan lahir, pembentukan di
sumsum tulang : Eritrosit, leukosit, megakariosit.
2. Bayi sampai dengan dewasa
Hematopoiesis terjadi pada sumsum tulang, normal tidak diproduksi di hepar
dan limpa, keadaan abnormal dibantu organ lain.

a. Hematopoiesis Meduler (N) Lahir sampai dengan 20 tahun : sel sel darah
sumsum tulang. Lebih dari 20 tahun : corpus tulang panjang berangsur angsur
diganti oleh jaringan lemak karena produksi menurun.
b. Hematopoiesis Ekstrameduler (AbN) Dapat terjadi pada keadaan tertentu, misal:
Eritroblastosis foetalis, An.Peniciosa, Thallasemia, An.Sickle sel, Spherositosis
herediter, Leukemia. Organ organ Ekstrameduler : Limpa, hati, kelenjar
adrenal, tulang rawan, ginjal, dll

C. Bahan-Bahan Pembentuk Darah


Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah :

1. Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentuk inti sel.
2. Besi : sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin.
3. Cobalt, magnesium, Cu, Zn.
4. Asam amino.
5. Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks dan lain-lain

D. Macam Macam Hematopoiesis


1. Seri Eritrosit (Eritropoesis)
Perkembangan eritrosit ditandai dengan penyusutan ukuran (makin tua makin
kecil), perubahan sitoplasma (dari basofilik makin tua acidofilik), perubahan inti
yaitu nukleoli makin hilang, ukuran sel makin kecil, kromatin makin padat dan tebal,
warna inti gelap.

Tahapan perkembangan eritrosit yaitu sebagai berikut :


a. Proeritroblas
Proeritroblas merupakan sel yang paling awal dikenal dari seri eritrosit.
Proeritroblas adalah sel yang terbesar, dengan diameter sekitar 15-20m. Inti
mempunyai pola kromatin yang seragam, yang lebih nyata dari pada pola
kromatin hemositoblas, serta satu atau dua anak inti yang mencolok dan
sitoplasma bersifat basofil sedang. Setelah mengalami sejumlah pembelahan
mitosis, proeritroblas menjadi basofilik eritroblas.
b. Basofilik Eritroblas
Basofilik Eritroblas agak lebih kecil daripada proeritroblas, dan
diameternya rata-rata 10m. Intinya mempunyai heterokromatin padat dalam
jala-jala kasar, dan anak inti biasanya tidak jelas. Sitoplasmanya yang jarang
nampak basofil sekali.
c. Polikromatik Eritroblas (Rubrisit)
Polikromatik Eritoblas adalah Basofilik eritroblas yang membelah berkalikali secara mitotris, dan menghasilkan sel-sel yang memerlukan hemoglobin yang
cukup untuk dapat diperlihatkan di dalam sediaan yang diwarnai. Setelah
pewarnaan Leishman atau Giemsa, sitoplasma warnanya berbeda-beda, dari biru
ungu sampai lila atau abu-abu karena adanya hemoglobin terwarna merah muda
yang berbeda-beda di dalam sitoplasma yang basofil dari eritroblas. Inti
Polikromatik Eritroblas mempunyai jala kromatin lebih padat dari basofilik
eritroblas, dan selnya lebih kecil.
d. Ortokromatik Eritroblas (Normoblas)

Polikromatik Eritroblas membelah beberapa kali secara mitosis. Normoblas


lebih kecil daripada Polikromatik Eritroblas dan mengandung inti yang lebih
kecil yang terwarnai basofil padat. Intinya secara bertahap menjadi piknotik.
Tidak ada lagi aktivitas mitosis. Akhirnya inti dikeluarkan dari sel bersama-sama
dengan pinggiran tipis sitoplasma. Inti yang sudah dikeluarkan dimakan oleh
makrofagmakrofag yang ada di dalam stroma sumsum tulang.
e. Retikulosit Retikulosit
Adalah sel-sel eritrosit muda yang kehilangan inti selnya, dan mengandung
sisa-sisa asam ribonukleat di dalam sitoplasmanya, serta masih dapat mensintesis
hemoglobin. Retikulosit dianggap kehilangan sumsum retikularnya sebelum
meninggalkan sumsum tulang, karena jumlah retikulosit dalam darah perifer
normal kurang dari satu persen dari jumlah eritrosit. Dalam keadaan normal
keempat tahap pertama sebelum menjadi retikulosit terdapat pada sumsung
tulang. Retikulosit terdapat baik pada sumsum tulang maupun darah tepi. Di
dalam sumsum tulang memerlukan waktu kurang lebih 2 3 hari untuk menjadi
matang, sesudah itu lepas ke dalam darah.

f.

Eritrosit
Eritrosit merupakan produk akhir dari perkembangan eritropoesis. Sel ini
berbentuk lempengan bikonkaf dan dibentuk di sumsum tulang. Pada manusia,
sel ini berada di dalam sirkulasi selama kurang lebih 120 hari. Jumlah normal
pada tubuh laki laki 5,4 juta/l dan pada perempuan 4,8 juta/l. setiap eritrosit
memiliki diameter sekitar 7,5 m dan tebal 2 m. Perkembangan normal eritrosit
tergantung pada banyak macammacam faktor, termasuk adanya substansi asal
(terutama globin, hem dan besi). Faktor-faktor lain, seperti asam askorbat,
vitamin B12, dan faktor intrinsic (normal ada dalam getah lamung), yang

berfungsi sebagai koenzim pada proses sintesis, juga penting untuk pendewasaan
normal eritrosit.

2. Leukosit
Tahapan perkembangan leukosit yaitu sebagai berikut

a. Leukosit Granulosit / myelosit


Myelosit terdiri dari 3 jenis yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil yang
mengandung granula spesifik yang khas. Tahapan perkembangan myelosit yaitu :

1) Mieloblas
Mieloblas adalah sel yang paling muda yang dapat dikenali dari seri
granulosit. Diameter berkisar antara 10-15m. Intinya yang bulat dan besar
memperlihatkan kromatin halus serta satu atau dua anak inti.

2) Promielosit
Sel ini agak lebih besar dari mielobas. Intinya bulat atau lonjong, serta
anak inti yang tak jelas.

3) Mielosit Promielosit berpoliferasi dan berdiferensiasi menjadi mielosit. Pada


proses diferensiasi timbul grnula spesifik, dengan ukuran, bentuk, dan sifat
terhadap pewarnaan yang memungkinkan seseorang mengenalnya sebagai
neutrofil, eosinofil, atau basofil. Diameter berkisar 10m, inti mengadakan
cekungan dan mulai berbentuk seperti tapal kuda.

4) Metamielosit
Setelah mielosit membelah berulang-ulang, sel menjadi lebih kecil
kemudian berhenti membelah. Sel-sel akhir pembelahan adalah metamielosit.
Metamielosit mengandung granula khas, intinya berbentuk cekungan. Pada
akhir tahap ini, metamielosit dikenal sebagai sel batang. Karena sel-sel

bertambah tua, inti berubah, membentuk lobus khusus dan jumlah lobi
bervariasi dari 3 sampai 5. Sel dewasa (granulosit bersegmen) masuk
sinusoid-sinusoid dan mencapai peredaran darah. Pada masing-masing tahap
mielosit yang tersebut di atas jumlah neutrofil jauh lebih banyak daripada
eosinofil dan basofil.

b. Leukosit non granuler


1) Limfosit
Sel-sel precursor limfosit adalah limfoblas, yang merupakan sel
berukuran relatif besar, berbentuk bulat. Intinya besar dan mengandung
kromatin yang relatif dengan anak inti mencolok. Sitoplasmanya homogen
dan basofil. Ketika limfoblas mengalami diferensiasi, kromatin intinya
menjadi lebih tebal dan padat dan granula azurofil terlihat dalam sitoplasma.
Ukuran selnya berkurang dan diberi nama prolimfosit. Sel-sel tersebut
langsung menjadi limfosit yang beredar.

2) Monosit
Monosit awalnya adalah monoblas berkembang menjadi promonosit.
Sel ini berkembang menjadi monosit. Monosit meninggalkan darah lalu
masuk ke jaringan, disitu jangka hidupnya sebagai makrofag mungkin 70
hari.

3. Trombosit (Trombopoesis)
Pembentukan Megakariosit dan Keping-keping darah Megakariosit adalah sel
raksasa (diameter 30-100m atau lebih). Inti berlobi secara kompleks dan
dihubungkan dengan benang-benang halus dari bahan kromatin. Sitoplasma

mengandung banyak granula azurofil dan memperlihatkan sifat basofil setempat.


Megakariosit membentuk tonjolan-tonjolan sitoplasma yang akan dilepas sebagai
keping-keping darah. Setelah sitoplasma perifer lepas sebagai keping-keping darah,
megakariosit mengeriput dan intinya hancur.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pembentukan sel darah (hemopoiesis) merupakan proses pembentukan komponen
sel darah, dimana terjadi Proliferasi, Maturasi dan Diferensiasi sel yang terjadi secara
serentak. Dimana selsel darah terdiri eritrosit , leukosit dan trombosit. Selsel darah
tersebut mempunyai peranan penting di dalam tubuh. Diantaranya :
1. Eritrosit berfungsi membawa O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan
ke paru. Untuk mencapai pertukaran gas ini, eritrosit mengandung protein khusus
yaitu hemoglobin.
2. Leukosit berfungsi membawa makanan dari tempat penyerapan ke seluruh tubuh,
membawa bahan buangan dalam arah sebaliknya dan mempertahankan tubuh dari
benda asing yang berbahaya.
3. Trombosit berfungsi mencegah tubuh kehilangan darah akibat perdarahan di dinding
pembuluh darah.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin EJ. 2007. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta; EGC.


Metha Atul. 2002. Hematologi. Edisi Kedua. Jakarta; Erlangga.
Bakta I Made. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta; EGC.
Mahanani Dewi. 2012. Hematologi. Edisi Empat. Jakarta; EGC.

You might also like