Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Asuransi merupakan suatu sistem proteksi terhadap kerugian yang
bersifat finansial atau materil dengan cara mengadakan pengalihan resiko
dari suatu pihak kepada pihak lain. Asuransi laut berkembang karena
pelaksanaan pengangkutan atau pelayaran melalui laut penuh dengan
ancaman bahaya laut. Asuransi laut berkembang saat itu karena
transportasi laut merupakan transportasi dalam pengangkutan barang
dari satu pulau ke pulau lain yang memiliki resiko yang sangat besar akan
terjadinya peristiwa yang tidak pasti.
Bahaya-bahaya pengangkutan barang melalui laut itu sendiri
berasal dari bahaya-bahaya laut yang bersumber dari alam, misalnya
badai, gelombang besar, hujan angin, kabut, batu karang, gunung es dll.
Serta juga bahaya-bahaya laut yang bersumber dari manusia seperti
pemberontakan awak kapal, bajak laut, penahanan dll.
1.
2.
3.
4.
5.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa itu asuransi laut ?
Apa yang melatarbelakangi lahirnya asuransi laut
apa hak dan kewajiban pihak yang terlibat dalam asuransi laut ?
apa fungsi dari asuransi laut
bagaimana cara mengajukan kalim asuransi laut ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1.1 Tujuan
berarti
bahwa
sangat
diperlukan
untuk
setiap
perusahaan
pengangkutan laut untuk mengasuransikan usahanya tersebut. Pihakpihak yang terkait dalam asuransi laut juga perlu diketahui. Dalam
penyelesaian klaim, juga terdapat kemungkinan adanya keterkaitan
dengan pihak lain baik sebagai penyebab maupun sebagai korban
kejadian
yang
menyebabkan
kerugian.
Dengan
adanya
asuransi
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT
Asuransi laut merupakan pelopor dari segala jenis asuransi.
Asuransi laut di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang diatur secara
jelas, terperinci dan luas. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) lebih dari 25 pasal (dari pasal 592 sampai dengan pasal 685)
secara khusus mengatur tentang asuransi laut ini. Asuransi pengangkutan
laut merupakan suatu perjanjian pertanggungan antara penanggung dan
tertanggung atas kepentingan yang berhubungan dengan kapal sebagai
alat pengangkut dan barang sebagai muatan kapal dari kemungkinan
resiko kerusakan/kerugian yang di akibatkan oleh bahaya-bahaya laut
atau bahaya lain yang berhubungan dengan bahaya laut.1
mendapatkan
premi
dalam
jumlah
yang
ditentukan,
dan
C. MANFAAT ASURANSI
1. Bagi penanggung
Kesediaan penanggung untuk memberikan proteksi atas resiko yang
dialihkan oleh Tertanggung dikarenakan premi yang diperoleh dari
tertanggung sendiri, sebagai balas jasa proteksi asuransi selama periode
pertanggungan. Premi disini mencerminkan besarnya biaya-biaya dan
keuntungan yang diharapkan oleh penanggung dalam produksi jasa-jasa
asuransinya.
2. Bagi tertanggung
Manfaat asuransi bagi tertanggung (khususnya bagi pengusaha)
adalah
menambah
efisiensi
atau
4
menguntungkan.
Sebab
apabila
pengusaha
tidak
perlu
ragu-ragu
untuk
melakukan
kegiatan
pertanggungan
atau
kepentingan-kepentingan
yang
dapat
kapal
serta
berlabuhdimana
kapal
khususnya:
seluruh
atau
sebagian
dari
barang-barang
yang
barang-barang
yang
tidak
boleh
ditanggung
4 atau barang-barang yang menurut undang-undang atau peratuanperaturan lainnya tidak boleh diperdagangkan;
5 atau sebuah kapal, baik kapal Indonesia atau kapal asing yang
dipergunakan untuk mengangkut barang-barang yang bersangkutan.
g. Waktu Awal Timbulnya Keadaan Darurat
Asuransi laut dilakukan karena adanya keadaan gawat di laut. Hal
ini berarti bahwa sangat perlu untuk mengetahui saaat awal adanya
keadan gawat tersebut yang biasanya merupakan saat kebernagkatan
kapal itu.
Asuransi laut ini biasanya dilakukan di saat kapalnya sudah
berangkat belayar, dengan catatan bahwa pada polis harus dijelaskan
bahwa sesungguhnya pihak yang ditanggung tidak mengetahui adanya
pemberangkatan kapal itu, serta kabar terakhir tentang keadaan kapal
harus diketahuinya, seperti diucapkan oleh 603 KUHD.
h. Ongkos Pengangkutan
Berdasarkan
Pasal
616
KUHD
upah
pengangkutan
boleh
Terhadap
Pembajakan di Laut
Kemungkinan
Terjadinya
Seperti ditetapkan oleh Pasal 818, dalam hal ini yang ditanggung
adalah besanya uang yang harus dikeluarkan untuk menebus seseorang
yang menjadi korban penyanderaan selama dalam pelayaran.
j. Masa Berlakunya Pertanggungan
Tentang
kapan
berlakunya
pertanggungan
dan
saat
tidak
berlakunya ini ditentukan oleh Pasal-pasal 624 sampai dengan Pasal 634
KUHD. Pasal 624 dalam hal pertanggungan pada sebuah kapal, maka
bahaya mulai berjalan bagi pihak yang menangung sejak saat nakhoda
mulai dengan pemuatan barang-barang dagangan; atau apabila ia
diwajibkan berangkat hanya dengan membawa bahan pemberat, pada
saat dimulainya memuat bahan tersebut.
Pasal 625 KUHDDalam pertangungan yang disebutkan yang lalu bahaya
bagi pihak yang menanggung berakhir dalam janga 21 hai setelah
barang-barangnya dipertanggungkan sampai di tempat tujuan, atau
sekian hari lebih cepat setelah barang-barang sebuah muatan tersebut
dibongkar.
Pasal 626 KUHD, dalam halnya sebuah kapl dipetanggungkan untuk
sebuah perjalanan pergi-pulang, atau untuk lebih dari suatu perjalanan,
maka pihak yang menanggung, selamam itu menanggung bahaya sampai
dengan 21 hari semenjak diselesaikannya perjalanan teakhir, atau
beberapa hari lebih cepat setelah barang-barang muatan terakhir setelah
dibongkar.
Pasal 627 KUHD, Apabila yang diasuransikan itu adalah barangbarang dagangan atau barng-barang lainnya, maka bahaya mulai berjalan
atas tanggungan pihak yang menanggung segera setelah barang-barang
10
itu di bawanya ke tepi laut, untuk selanjutnya tempat itu dimuat atau
dinaikkan ke dalam kapal-kapal yang akan mengangkutnya.
Pasal 62 KUHD, jika yang diasuransikan itu adalah barang-barang
dagangan atau barang-barang lainnya, maka bahaya itu berlangsung
terus tanpa henti, meskipun nakhoda telah dengan terpaksa melakukan
pelabuhan darurat, membongkar muatan dan memperbaiki kapalnya di
situ, hingga perjalanannya dihentikan secara sah oleh pihak yang
ditanggung diberikan perintah untuk tidak lagi memuat barang-barangnya
ke kapal, ataupun pelayaran itu diselesaikan sama sekali.
Pasal 629 KUHD, jika nakhoda atau pihak yang ditanggung atas
barang-barang, karena alasan-alasan yang sah tidak dapat membongkar
muatan dalam jangka waktu seperti ditetapkan Pasal 627, sedangkan
mereka tidak bersalah atas keterlambatan itu, bahaya bagi pihak yang
menanggung
tetap berlangsung
sampai
saat
selesainya
dibongkar
barang-barang tersebut3.
F. RESIKO-RESIKO DALAM ASURANSI LAUT
1. Kebakaran
Ada banyak hal yang menimbulkan kecelakaan, antara lain:
a. Akibat kecelakaan;
b. Akibat kesalahan awak kapal;
c. Akibat salah satu barang terbakar sendiri;
d. Akibat halilintar;
e. Akibat lain yang tidak dapat diketahui penyebabnya.Sering pula ada pihak
penanggung menolak atas klaim yang timbul, maka penanggunglah yang harus
membuktikannya, untuk mengindari pertengkaran-pertengkaran yang mungkin
akan terjadi.
2. Barraty
3 Prof. R. Subekti SH., et al,. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang
Kepailitan (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997), hal. 192-193.
11
Kecurangan nahkoda dan/atau kru kapal untuk mengambil alih kapal dari pemiliknya dan
kemudian menguasainya dan menggunakan/membawa kapal tersebut ketempat yang tidak
disetujui pemiliknya
3. Thieves
Yang dituntut, atau diberikan ganti ruginya oleh asuransi hanyalah pencurian yang
dilakukan secara diam-diam. Resiko pencurian tidak termasuk pencurian biasa.
4. Jettison
Jettison adalah membuang barang ke laut guna penyelamatan
kepentingan umum kapal dan barang-barang lainnya.
Mengenai resiko-resiko tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
:
a. Resiko yang di alami sebagai suatu bencana yang di akibatkan oleh
alat pengangkutnya, seperti kandas, kebocoran, tenggelam, tabrakan,
terbalik, dan lain-lain.
b. Perlakuan
dalam
menangani
secara
tidak
muat/bongkar.
Kesalahan pada saat muat/bongkar.
Kemasan yang tidak memenuhi persyaratan standar.
Tempat penimbunan yang tidak memenuhi syarat.
Bahaya perang, huru-hara, kerusuhan dan pemogokan di pelabuhan.
Karena watak pada barang itu sendiri.
Akibat perbaruan barang dari berbagai jenis sehingga dapat
menimbulkan kontaminasi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
12
A. KESIMPULAN
Asuransi laut merupakan pelopor dari segala jenis asuransi.
Asuransi laut di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang diatur secara
jelas, terperinci dan luas. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) lebih dari 25 pasal (dari pasal 592 sampai dengan pasal 685)
secara khusus mengatur tentang asuransi laut. Asuransi laut sangat
diperlukan terutama dalam usaha pengangkutan laut, hal ini dikarenakan
resiko pengangkutan menjadi lebih minim dengan adanya asuransi laut itu
sendiri. Untuk dapat mengajukan klaim asuransi atas peristiwa evenemen
maka harus sesuai dengan yang tercantum didalam polis asuransi.
B. SARAN
Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai sumber referensi dan
tolak ukur dalam pembuatan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi oleh penulis lainnya.
Kritikan yang dapat membangun sangat diharapkan oleh penulis.
13