You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Asuransi merupakan suatu sistem proteksi terhadap kerugian yang
bersifat finansial atau materil dengan cara mengadakan pengalihan resiko
dari suatu pihak kepada pihak lain. Asuransi laut berkembang karena
pelaksanaan pengangkutan atau pelayaran melalui laut penuh dengan
ancaman bahaya laut. Asuransi laut berkembang saat itu karena
transportasi laut merupakan transportasi dalam pengangkutan barang
dari satu pulau ke pulau lain yang memiliki resiko yang sangat besar akan
terjadinya peristiwa yang tidak pasti.
Bahaya-bahaya pengangkutan barang melalui laut itu sendiri
berasal dari bahaya-bahaya laut yang bersumber dari alam, misalnya
badai, gelombang besar, hujan angin, kabut, batu karang, gunung es dll.
Serta juga bahaya-bahaya laut yang bersumber dari manusia seperti
pemberontakan awak kapal, bajak laut, penahanan dll.

1.
2.
3.
4.
5.

B. RUMUSAN MASALAH
Apa itu asuransi laut ?
Apa yang melatarbelakangi lahirnya asuransi laut
apa hak dan kewajiban pihak yang terlibat dalam asuransi laut ?
apa fungsi dari asuransi laut
bagaimana cara mengajukan kalim asuransi laut ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1.1 Tujuan

Asuransi laut diadakan karena adanya keadaan bahaya di laut, hal


ini

berarti

bahwa

sangat

diperlukan

untuk

setiap

perusahaan

pengangkutan laut untuk mengasuransikan usahanya tersebut. Pihakpihak yang terkait dalam asuransi laut juga perlu diketahui. Dalam
penyelesaian klaim, juga terdapat kemungkinan adanya keterkaitan
dengan pihak lain baik sebagai penyebab maupun sebagai korban
kejadian

yang

menyebabkan

kerugian.

Dengan

adanya

asuransi

pengangkutan laut ini diharapkan dapat membantu pengusaha dalam


pengangkutan melalui laut sehingga bahaya yang akan terjadi dapat
diadakan pengalihan resiko terhadap ancaman yang akan terjadi di laut.
1.2 Manfaat
Pengetahuan mengenai asuransi laut ini sangat bermanfaat bagi
orang-orang yang melakukan usaha pengangkutan melalui laut sehingga
mereka bisa melakukan pengalihan resiko atas ancaman pengangkutan
melalui laut dengan

melakukan asuransi pengangkutan laut baik

mengasuransikan kapal maupun barang yang ada.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT
Asuransi laut merupakan pelopor dari segala jenis asuransi.
Asuransi laut di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang diatur secara
jelas, terperinci dan luas. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) lebih dari 25 pasal (dari pasal 592 sampai dengan pasal 685)
secara khusus mengatur tentang asuransi laut ini. Asuransi pengangkutan
laut merupakan suatu perjanjian pertanggungan antara penanggung dan
tertanggung atas kepentingan yang berhubungan dengan kapal sebagai
alat pengangkut dan barang sebagai muatan kapal dari kemungkinan
resiko kerusakan/kerugian yang di akibatkan oleh bahaya-bahaya laut
atau bahaya lain yang berhubungan dengan bahaya laut.1

B. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK-PIHAK DALAM ASURANSI


LAUT
1. Penanggung

1 Hakim, Asuransi Laut, (6 Mei 2008).


3

Penanggung(Insuler),yaitu pihak yang menerima pengalihan resiko yang


mungkin dihadapi oleh tertanggung. Hak utama dari seorang penanggung
adalah

mendapatkan

premi

dalam

jumlah

yang

ditentukan,

dan

kewajibannya adalah memberikan penggantian kepada Tertanggung


karena sesuatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan diderita.
2. Tertanggung
Tertanggung(Insuren) yaitu pihak yang mengalihkan risiko yang
mungkin dihadapinya. Kewajiban dan hak yang paling utama dari
tertanggung adalah membayar sejumlah uang tertentu, serta mengajukan
klaim kepada penanggung apabila resiko yang dipertanggungkan benarbenar terjadi.

C. MANFAAT ASURANSI
1. Bagi penanggung
Kesediaan penanggung untuk memberikan proteksi atas resiko yang
dialihkan oleh Tertanggung dikarenakan premi yang diperoleh dari
tertanggung sendiri, sebagai balas jasa proteksi asuransi selama periode
pertanggungan. Premi disini mencerminkan besarnya biaya-biaya dan
keuntungan yang diharapkan oleh penanggung dalam produksi jasa-jasa
asuransinya.
2. Bagi tertanggung
Manfaat asuransi bagi tertanggung (khususnya bagi pengusaha)
adalah

menambah

efisiensi

atau
4

menguntungkan.

Sebab

apabila

kepentingan yang diasuransikan terkena resiko dan mengakibatkan


kerugian yang paling besar, maka pemiliknya akan mendapatkan ganti
rugi hanya dengan membayar premi yang jumlahnya sedikit, dan juga
para

pengusaha

tidak

perlu

ragu-ragu

untuk

melakukan

kegiatan

usahanya, karena telah terhindar dari resiko kerugian dan kemacetan


perkembangan usahanya dikemudian hari2.
D. OBJEK ASURANSI LAUT
Objek

pertanggungan

atau

kepentingan-kepentingan

yang

dapat

dipertanggungkan serta merupakan jenis asuransi laut( marine insurance)


meliputi:
1. Barang dan kepentingan yang melekat didalamnya(marine Cargo
insurance), barang dan kepentingan yang ada didalamnya meliputi:
a. Cargo, harga beli barang itu sendiri
b. Freight, biaya pengiriman atau ongkos kapal
c. Forwarding Expenses, ongkos pembongkaran dan pengurusan
barang
d. Premi asuransi
e. Imaginary Profit, keuntungan yang diharapkan
f. Cash in transit
2. Kapal dan segala kepentingan yang melekat didalamnya (Marine Hull
and Machinary Insurance), kepentingan yang berhubungan dengan
kapal secara garis besarnya dapat dikategorikan atas 2(dua) kelompok
kepentingan yang melekat didalamnya sebagai berikut:
a. Kepentingan dari pemilik kapal akibat rusaknya

kapal

serta

kerugian-kerugian lainnya yang langsung diderita pemiliknya


b. Kerugian pemilik kapal akibat tanggungjawabnya kepada pihak lain
yang terjadi selama ia mengoperasikan kapalnya.
E. POLIS ASURANSI LAUT
2 John Sinyal, Shipping, hal. 42
5

a. Hal-Hal yang Disebutkan dalam Polis


Pasal 592 KUHD selain syarat-syarat yang tersebut dalam pasal 256,
polis harus menyebutkan:
1. Nama nakhoda, nama kapal serta macamnya yang dalam masalah
asuransi kapal menyebabkan tentang apakah kapal itu dibuat dari
bahan tertentu atau harus disebutkan bahwa pihak yang ditanggung
tidak tahu tentang itu;
2. Tempat dimana barang-barang muatan itu dimuat dengan kapal
tersebut.
3. Pelabuhan-pelabuhan harus berangkat;
4. Pelabuhan-pelabuhan atau tempat-tempat

berlabuhdimana

kapal

tersebut harus mengambil atau menurunkan muatan;


5. Pelabuhan-pelabuhan atau tempat-tempat perdaratan yang harus
dimasuki kapal tersebut;
6. Tempat dari mana bahya mulai berjalan atau tanggungan pihak yang
menanggung;
7. Harga kapal yang ditanggung.
8. Hal-hal yang tersebut diatas penyebutannya tidaklah bersifat kaku atau
mutlak, akan tetapi lebih bersifat luwes atau flexible.
b. Hal-Hal yang Bisa Masuk dalam Asuransi Laut
Pasal 593 KUHD menyebutkan, yang menjadi pokok dalam suatu
asuransi laut adalah

khususnya:

1. Casco atau lunas sebuah kapal, kosong atau dengan muatannya,


dipersenjatai atau tidak dipersenjatai, berlayar sendirian atau bersamasama dengan kapal lainnya;
2. Segala alat perlengkapan sebuah kapal;
3. Alat perlengkapan perangnya;
4. Segala bahan kepeluan hidupnya dan pada umumnya segala apa yang
dikeluarkan oleh kapal tersebut, hingga kapal itu dapat berlayar;
5. Semua barang yang dalam muatan;
6. Segala upah pengangkutan yang akan dipeolehnya;
7. Segala bahaya pembajakan.
6

Sedangkan menurut pasal 594 KUHD menyebutkan pertanggungan


dapat diadakan:
1. Terhadap

seluruh

atau

sebagian

dari

barang-barang

yang

bersangkutan, bersama-sama atau masing-masing tersendiri;


2. Pada situasi damai atau saat perang;
3. Sebelum atau selama dalam pelayaran kapal tersebut;
4. Untuk perjalanan berangkatnya saja atau pulangnya saja, atau untuk
perjalanan pulang-pergi, atau juga hanya untuk sesuatu tertentu;
5. Untuk semua bahaya laut;
6. Untuk perkabaran yang baik atau buruk.
c. Kepastian tentang Kapalnya Belum Diperoleh
Terkadang seseorang yang akan menerima suatu barang yang
pengirimannya dengan kapal, belum mengetahui kapal mana yang akan
mengangkut barangnya itu. Bila terjadi hal ini pasal 595 menyebutkab
bahwa piahk tersebut tidak perlu penywbutan tentang nakhoda dan kapal,
asal saja dalam polisnya tidak diketahui tentang hal itu dan disebutkan
pula tentang tanggal dan penandatanganan dari surat pengantar yang
paling baru.
Pertanggungan seperti ini hanya bisa dilakukan untuk keadaaan
tertentu, akan tetapi batasan ini tidak bersifat mutlak (tidak termasuk
hokum imperative, normative, terhadap mana yang tidak dapat diadakan
penyimpangan).
d. Kepastian tentang Wujud Barangnya Belum Diperoleh
Barangbarang yang akan diterima, di mana macam dan wujudnya
belum diketahui, dapat diasuransikan. Ditetapkan oleh Pasal 596, jika
pihak yang ditanggung tidak mengetahui tentang macamnya barangbarang yang akan dikirimkan kepadanya atau yang disimpan, maka

barang-barang tersebut bisa diasuransikan di bawah mana barang pada


umumnya.
Pertanggungan seperti ini tidak termasuk perak dan emas dalam
bentuk mata uang, barang-barang dari emas dan perak, perhiasan,
mutiara atau barang-barang berharga dan barang-barang kebutuhan
perang, dijelaskan dalam Pasal 596 Ayat 2.
e. Pertanggungan yang Didasarkan atas Kabar Baik atau
Buruk
Kemungkinan suatu pertanggungan diadakan pada saat barangbarang sudah sampai ke tempat tujuan tanpa ada suatu kerusakan
apapun, dan pihak asurador mengetahui secara pasti hal ini. Oleh pasal
579 jo Pasal 269 pertanggungan ini dinyatakan batal, sebabhal ini tida
termasuk pada suatu peristiwa yang belum pasti terjadinya, di mana
keyataannya memang sudah jelas bahwa barang tidak rusak atau dalam
keadaan baik.
Juga untuk keadaan sebaliknya, di mana di saat pertanggungan dilakukan
keadaaan barang tersebut telah rusak, dan tentang adanya kerusakan ini
pihak yang ditanggung telah mengetahuinya, maka hal ini pun oleh Pasal
269 dinyatakan batal.
f. Barang-barang yang Tidak Boleh Ditanggung
Mengenai

barang-barang

yang

tidak

boleh

ditanggung

keselamatannya ini ditetapkan oleh pasal 599 KUHD sebagai berikut.


Segala pertangungan adalah batal apabila dibuat:
1, 2, dan 3 dihapuskan menurut Lembaga Negara tahun 1933 NO 47,
tahun 1934 No. 214 dan tahun 1938 No.2;
8

4 atau barang-barang yang menurut undang-undang atau peratuanperaturan lainnya tidak boleh diperdagangkan;
5 atau sebuah kapal, baik kapal Indonesia atau kapal asing yang
dipergunakan untuk mengangkut barang-barang yang bersangkutan.
g. Waktu Awal Timbulnya Keadaan Darurat
Asuransi laut dilakukan karena adanya keadaan gawat di laut. Hal
ini berarti bahwa sangat perlu untuk mengetahui saaat awal adanya
keadan gawat tersebut yang biasanya merupakan saat kebernagkatan
kapal itu.
Asuransi laut ini biasanya dilakukan di saat kapalnya sudah
berangkat belayar, dengan catatan bahwa pada polis harus dijelaskan
bahwa sesungguhnya pihak yang ditanggung tidak mengetahui adanya
pemberangkatan kapal itu, serta kabar terakhir tentang keadaan kapal
harus diketahuinya, seperti diucapkan oleh 603 KUHD.
h. Ongkos Pengangkutan
Berdasarkan

Pasal

616

KUHD

upah

pengangkutan

boleh

dipertanggungkan untuk jumlah sepenuhnya. Selanjutnya didalam Pasal


617. Apabila kapalnya musnah atau terdampar, maka pertanggungannya
harus dengan apa yang bagi nakhoda atau pemilik kapal tadi telah
terhemat mengenai biaya-biaya perjalanan sebagai akibat kecelakaan itu,
dibandingkan dengan apa yang sedianya harus dikeluarkan, seandainya
kapal tadi dengan selamat tiba di tempat tujuannya.
i. Pertanggungan

Terhadap

Pembajakan di Laut

Kemungkinan

Terjadinya

Seperti ditetapkan oleh Pasal 818, dalam hal ini yang ditanggung
adalah besanya uang yang harus dikeluarkan untuk menebus seseorang
yang menjadi korban penyanderaan selama dalam pelayaran.
j. Masa Berlakunya Pertanggungan
Tentang

kapan

berlakunya

pertanggungan

dan

saat

tidak

berlakunya ini ditentukan oleh Pasal-pasal 624 sampai dengan Pasal 634
KUHD. Pasal 624 dalam hal pertanggungan pada sebuah kapal, maka
bahaya mulai berjalan bagi pihak yang menangung sejak saat nakhoda
mulai dengan pemuatan barang-barang dagangan; atau apabila ia
diwajibkan berangkat hanya dengan membawa bahan pemberat, pada
saat dimulainya memuat bahan tersebut.
Pasal 625 KUHDDalam pertangungan yang disebutkan yang lalu bahaya
bagi pihak yang menanggung berakhir dalam janga 21 hai setelah
barang-barangnya dipertanggungkan sampai di tempat tujuan, atau
sekian hari lebih cepat setelah barang-barang sebuah muatan tersebut
dibongkar.
Pasal 626 KUHD, dalam halnya sebuah kapl dipetanggungkan untuk
sebuah perjalanan pergi-pulang, atau untuk lebih dari suatu perjalanan,
maka pihak yang menanggung, selamam itu menanggung bahaya sampai
dengan 21 hari semenjak diselesaikannya perjalanan teakhir, atau
beberapa hari lebih cepat setelah barang-barang muatan terakhir setelah
dibongkar.
Pasal 627 KUHD, Apabila yang diasuransikan itu adalah barangbarang dagangan atau barng-barang lainnya, maka bahaya mulai berjalan
atas tanggungan pihak yang menanggung segera setelah barang-barang
10

itu di bawanya ke tepi laut, untuk selanjutnya tempat itu dimuat atau
dinaikkan ke dalam kapal-kapal yang akan mengangkutnya.
Pasal 62 KUHD, jika yang diasuransikan itu adalah barang-barang
dagangan atau barang-barang lainnya, maka bahaya itu berlangsung
terus tanpa henti, meskipun nakhoda telah dengan terpaksa melakukan
pelabuhan darurat, membongkar muatan dan memperbaiki kapalnya di
situ, hingga perjalanannya dihentikan secara sah oleh pihak yang
ditanggung diberikan perintah untuk tidak lagi memuat barang-barangnya
ke kapal, ataupun pelayaran itu diselesaikan sama sekali.
Pasal 629 KUHD, jika nakhoda atau pihak yang ditanggung atas
barang-barang, karena alasan-alasan yang sah tidak dapat membongkar
muatan dalam jangka waktu seperti ditetapkan Pasal 627, sedangkan
mereka tidak bersalah atas keterlambatan itu, bahaya bagi pihak yang
menanggung

tetap berlangsung

sampai

saat

selesainya

dibongkar

barang-barang tersebut3.
F. RESIKO-RESIKO DALAM ASURANSI LAUT
1. Kebakaran
Ada banyak hal yang menimbulkan kecelakaan, antara lain:
a. Akibat kecelakaan;
b. Akibat kesalahan awak kapal;
c. Akibat salah satu barang terbakar sendiri;
d. Akibat halilintar;
e. Akibat lain yang tidak dapat diketahui penyebabnya.Sering pula ada pihak
penanggung menolak atas klaim yang timbul, maka penanggunglah yang harus
membuktikannya, untuk mengindari pertengkaran-pertengkaran yang mungkin
akan terjadi.
2. Barraty

3 Prof. R. Subekti SH., et al,. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang
Kepailitan (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997), hal. 192-193.

11

Kecurangan nahkoda dan/atau kru kapal untuk mengambil alih kapal dari pemiliknya dan
kemudian menguasainya dan menggunakan/membawa kapal tersebut ketempat yang tidak
disetujui pemiliknya
3. Thieves
Yang dituntut, atau diberikan ganti ruginya oleh asuransi hanyalah pencurian yang
dilakukan secara diam-diam. Resiko pencurian tidak termasuk pencurian biasa.
4. Jettison
Jettison adalah membuang barang ke laut guna penyelamatan
kepentingan umum kapal dan barang-barang lainnya.
Mengenai resiko-resiko tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
:
a. Resiko yang di alami sebagai suatu bencana yang di akibatkan oleh
alat pengangkutnya, seperti kandas, kebocoran, tenggelam, tabrakan,
terbalik, dan lain-lain.
b. Perlakuan
dalam

menangani

secara

tidak

bertanggungjawab/sembrono (Rough Handling), seperti perlakuan


disaat muat/bongkar oleh buruh di pelabuhan atau di gudang.
c. Pencurian serta bencana di kapal, tempat penimbunan, atau disaat
d.
e.
f.
g.
h.
i.

muat/bongkar.
Kesalahan pada saat muat/bongkar.
Kemasan yang tidak memenuhi persyaratan standar.
Tempat penimbunan yang tidak memenuhi syarat.
Bahaya perang, huru-hara, kerusuhan dan pemogokan di pelabuhan.
Karena watak pada barang itu sendiri.
Akibat perbaruan barang dari berbagai jenis sehingga dapat
menimbulkan kontaminasi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
12

A. KESIMPULAN
Asuransi laut merupakan pelopor dari segala jenis asuransi.
Asuransi laut di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang diatur secara
jelas, terperinci dan luas. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) lebih dari 25 pasal (dari pasal 592 sampai dengan pasal 685)
secara khusus mengatur tentang asuransi laut. Asuransi laut sangat
diperlukan terutama dalam usaha pengangkutan laut, hal ini dikarenakan
resiko pengangkutan menjadi lebih minim dengan adanya asuransi laut itu
sendiri. Untuk dapat mengajukan klaim asuransi atas peristiwa evenemen
maka harus sesuai dengan yang tercantum didalam polis asuransi.
B. SARAN
Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai sumber referensi dan
tolak ukur dalam pembuatan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi oleh penulis lainnya.
Kritikan yang dapat membangun sangat diharapkan oleh penulis.

13

You might also like

  • Tata Cara Melangsungkan Perkawinan
    Tata Cara Melangsungkan Perkawinan
    Document5 pages
    Tata Cara Melangsungkan Perkawinan
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Pertanggungjawaban Presiden
    Pertanggungjawaban Presiden
    Document12 pages
    Pertanggungjawaban Presiden
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document2 pages
    Kata Pengantar
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Nota Pembelaan
    Nota Pembelaan
    Document4 pages
    Nota Pembelaan
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • PUTUSAN
    PUTUSAN
    Document10 pages
    PUTUSAN
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Lampiran II
    Lampiran II
    Document1 page
    Lampiran II
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Kuesioner Untuk Penelitian
    Kuesioner Untuk Penelitian
    Document2 pages
    Kuesioner Untuk Penelitian
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Praktek Perdata
    Praktek Perdata
    Document3 pages
    Praktek Perdata
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Usulan Rancangan Penelitian Untuk
    Usulan Rancangan Penelitian Untuk
    Document14 pages
    Usulan Rancangan Penelitian Untuk
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Hatah
    Hatah
    Document6 pages
    Hatah
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Nota Pembelaan
    Nota Pembelaan
    Document4 pages
    Nota Pembelaan
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Surat Kuasa
    Surat Kuasa
    Document2 pages
    Surat Kuasa
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Dak Waan
    Dak Waan
    Document2 pages
    Dak Waan
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Document16 pages
    Presentation 1
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • PUTUSAN
    PUTUSAN
    Document10 pages
    PUTUSAN
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document16 pages
    Bab I
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • PUTUSAN
    PUTUSAN
    Document10 pages
    PUTUSAN
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document1 page
    Daftar Pustaka
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Chapter II
    Chapter II
    Document23 pages
    Chapter II
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Surat Perjanjian Kontrak
    Surat Perjanjian Kontrak
    Document8 pages
    Surat Perjanjian Kontrak
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Surat Pernyataan Belum Menikah
    Surat Pernyataan Belum Menikah
    Document1 page
    Surat Pernyataan Belum Menikah
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Kewenangan Legislasi DPR
    Kewenangan Legislasi DPR
    Document1 page
    Kewenangan Legislasi DPR
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Praktek Perdata
    Praktek Perdata
    Document4 pages
    Praktek Perdata
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Hukum Lingkungan
    Hukum Lingkungan
    Document1 page
    Hukum Lingkungan
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Dak Waan
    Dak Waan
    Document2 pages
    Dak Waan
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Hukum
    Hukum
    Document8 pages
    Hukum
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document11 pages
    Bab I
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    No ratings yet