Professional Documents
Culture Documents
2:39 AM
Agus Haryono
5 comments
Pendahuluan
Setiap perdarahan baik sedikit maupun banyak dapat dianggap sebagai salah satu
masalah gawat darurat medis yang perlu dapat pengelolaan segera. Termasuk
perdarahan yang sering diternukan di bidang gastroenterologi, yaitu perdarahan
saluran cerna. Perdarahan saluran cerna dapat dibagi dua pokok yaitu perdarahan
saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis melena, serta perdarahan
saluran cerna bagian bawah ( SCBB) yaitu berupa pseudo-melena dan hematokezia.
Hematemesis Melena
Hematemesis adalah muntah darah berwarna hitam ter yang berasal dari saluran cerna bagian
atas. Melena adalah buang air besar darah berwarna hitam ter juga berasal dari saluran cerna
bagian atas. Yang dimaksud saluran cerna bagian atas yaitu saluran cerna diatas (proksimal)
ligamentum Treitz, mulai dari yeyurum proksimal, duodenum, gaster, dan esophagus.
Penyebab hematemesis melena dapat berasal dari kelainan varises dan non varises. Kelainan non
varises biasa disebabkan oleh :
1.
2.
Gastritis erosif
3.
Tukak peptik
4.
Tukak stres
5.
6.
Keganasan SCBA
7.
Penyakit sistemik
1.
2.
3.
Sindrom dyspepsia, bila ada riwayat makan obat NSAID, jamu pegal linu, alkohol, yang
menimbulkan erosi atau ulkus peptikum
Keadaan umum pasien sakit ringan sampai berat, dapat disertai gangguan kesadaran.
Dapat terjadi syok hipovolernik : takikardi, perabaan dingin, kulit pucat, kesadaran
compos mentis sampai apatis.
Setiap penderita dengan perdarahan saluran cerna bagain atas ( SCBA ) dalam penatalaksanaan
hematemesis melena ada 2 tindakan yaitu tindakan umum dan khusus. Tindakan umum bertujuan
untuk memperbaiki keadaan umum pasien, apapun penyebab perdarahannya. Tindakan khusus,
biasanya baru dikerjakan setelah diagnosis penyebab perdarahan sudah dapat dipastikan.
Tindakan Umum
penderita akibat kehilangan cairan atau syok. Yaitu cairan infus dekstrose 5%
atau Ringer laktat atau NACL O,9% dan transfusi Whole Blood atau Packed Red
Cell
2.
Psikoterapi
3.
Istirahat mutlak
4.
perdarahan
Diet
Dianjurkan puasa jika perdarahan belum berhenti. Dan penderita mendapat nutrisi secara
parenteral total sampai perdarahan berhenti. Jika perdarahan berhenti, diet biasa dimulai
dengan diet cair HI/LI. Selanjutnya secara bertahap diet beralih ke makanan padat
5.
Ini dilakukan berulang-ulang sampai cairan lambung jemih. Tindakan ini biasa
diulang 1-2 jam kemudian jika masih ada perdarahan.
6.
Medikamentosa
Tindakan Khusus
Tindakan khusus ini ditujukan pada penyebab perdarahan yang dapat dibagi atas dua penyebab,
yaitu karena pecahnya varises esofagus dan bukan karena varises.
2.
3.
Selain obat-obat di atas, untuk mengurangi rasa sakit atau pedih dapat
diberikan
obat golongan anti kolinergik.
Bila tata cara tersebut setelah 72 jam pengobatan konservatif tidak berhasil, dan perdarahan
masih tetap berlangsung, maka ini indikasi untuk dilakukan pembedahan.
Endoskopi