You are on page 1of 8

BIO-EKONOMI PENANGKAPAN IKAN : MODEL DINAMIK

Oleh
Purwanto1)
ABSTRACT
BIOECONOMICS OF FISHING : DYNAMIC MODEL. The fish population, or biomass, can be
viewed as a capital stock. The problem of optimal utilization of such capital is how to make the best
use of the utility of the stock over time by taking into account the rate of interest and the growth rate
of the stock. The proper goal of the utilization of fish population is to maximize the net present value
of harvest. The analysis for such goal must be based upon the dynamic bioeconomic model.
This article provide an overview of the dynamic bioeconomic model of fishing industry, and the
numerical example of the model.
PENDAHULUAN
Pada usaha penangkapan ikan yang menggunakan kapal dan sejumlah masukan nelayan
hanya dapat mengendalikan produksi upayanya, sedangkan besarnya hasil tangkapan tidak dapat
dikendalikan secara langsung. Hal itu disebabkan jumlah hasil tangkapan tergantung pada tingkat
upaya penangkapan dan besarnya populasi ikan. Besarnya populasi ikan itu sendiri bervariasi
dipengaruhi oleh intensitas penangkapan (ANDERSON, 1976).
Perikanan bersifat terbuka (open access), yaitu nelayan atau perusahaan bebas untuk ikut
serta melakukan usaha penangkapan ikan,mendorong nelayan untuk menangkap ikan sebanyak
mungkin sebelum didahului nelayan lainnya. Akibatnya, keuntungan usaha tidak lagi diperoleh.
Disamping itu hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penangkapan yang secara biologis
berlebih (BELL, 1980).
Pelestarian sumberdaya perikanan, dengan tujuan agar sumber daya dimaksud dapat
dimanfaatkan secara menguntungkan dalam waktu relatif tidak terbatas, perlu dilaksanakan dengan
penegendalian intensitas penangkapan hingga mencapai suatu tingkat pengusahaan yang secara
ekonomis menguntungkan.
Berdasarkan analisis dengan menggunakan model bioekonomik statik, dapat ditunjukkan
bahwa tingkat pengusahaan sumberdaya perikanan yang secara ekonomis optimal dicapai pada saat
perolehan lestari marjinal usaha penangkapansetara dengan biaya marjinalnya. Bila pasar persaingan
sempurna, maka tingkat optimal pengusahaan sumberdaya perikanan tersebut dicapai pada saat harga
jual ikan hasil tangkapan setara dengan biaya marjinal untuk menghasilkannya. Pada tingkat optimal
tersebut keuntungan lestari, yaitu perolehan lestari dikurangi biaya penangkapan adalah maksimum
(BELL 1978; ANDERSON 1986). Di dalam oseana sebelumnya, Purwanto (1988) telah
menunjukkan dua contoh perhitungan untuk menentukan tingkat optimal pengusahaan sumberdaya
perikanan dengan menggunakan model bioekonomi statik.

Model bioekonomi dengan pendekatan statik hanya memusatkan perhatian pada kondisi
keseimbangan, sehingga optimisasi pengusahaan sumberdaya perikanan yang didasarkan pada model
statik sebenarnya mengabaikan suatu hal penting, yaitu potensi perubahan ukuran stok ikan dari
tahun ke tahun sebagai akibat pemanenan sekarang dan dampak perubahan tersebut terhadap nilai
sekarang neto (net present value) dari pemanenan mendatang. Pilihan tingkat upaya penangkapan
yang diarahkan untuk memaksimumkan keuntungan lestari tidak akan memaksimumkan nilai
sekarang perolehan neto, karena (1) sifat laju pertumbuhan ikan yang tergantung pada tingkat
kepadatan stoknya, dan (2) perbedaan pada nilai rupiah perolehan neto sekarang dibandingkan waktu
mendatang. Perbedaan nilai rupiah sekarang dan mendatang dapat dievaluasi dengan menggunakan
suku bunga (rate of interest) (ANDERSON 1986).
Masalah pengusahaan sumberdaya perikanan dengan demikian adalah bagaimana
memanfaatkan stok ikan sepanjang waktu secara efisien dengan mempertimbangkan suku bunga dan
laju pertumbuhan stok ikan. Karena efisiensi ekonomi menuntut maksimisasi nilai sekarang panenan,
dan karena besarnya panenan dalam satu tahun mempengaruhi besarnya panenan tahun-tahun
berikutnya, maka model bioekonomi statik tidak mencukupi untuk analisis optimasi pengusahaan
sumberdaya perikanan (SCOTT 1955); ANDERSON 1986). Model yang sesuai untuk digunakan
dalam perumusan pola pengusahaan sumberdaya perikanan guna memaksimumkan nilai sekarang
perolehan neto adalah model bioekonomi dinamik. Dengan menggunakan model dinamik ini akan
dapat ditampung pengaruh dari laju pertumbuhan stok ikan dan suku bunga.
PERKEMBANGAN PENDEKATAN BIOEKONOMI DINAMIK
Perkembangan dari berbagai analisis kuantitatif tidak terlepas dari perkembangan metode
matematika saat itu, hal yang sama terjadi pada analisis ekonomi perikanan.
Setahun setelah GORDON (1954) menerbitkan tulisannya yang mengawali perkembangan
teori ekonomi perikanan modern, SCOTT (1955) berusaha menyusun kembali model bioekonomi
dari GORDON (1954) dalam kerangka dinamik. GORDON sendiri pada tahun 1956 menyatakan
tentang perlunya pendekatan dinamik pada ekonomi perikanan. Ketidakcukupan metode matematika
saat itu untuk menghasilkan model ekonomi perikanan dinamik yang dapat dikerjakan, menyebabkan
ahli-ahli ekonomi kembali menggunakan model statik yang lebih sederhana.CRUTCHFIELD &
ZELLNER (1962) telah berusaha menyusun model bioekonomi dinamik dengan menggunakan
kalkulus keragaman standar dan menghasilkan model yang sangat kompleks serta sulit digunakan
(MUNRO & SCOTT, 1984).
Terobosan utama terjadi saat berkembangnya teori pengendalian optimak yang dapat
dipandang sebagai perluasan dan penyempurnaan kalkulus keragaman standar. Usaha-usaha serius
pertama untuk menggunakan teori pengendalian optimal pada ekonomi perikanan berlangsung pada
awal tahun 1970-an yang dipelopori oleh PLOURDE(1970, 1971) serta QUIRK &SMITH (1970).
Pembahasan bioekonomi dinamik secara teliti dan luas, pertama kali ditulis oleh CLARK (1976)
dalam bukunya berjudul Mathematical Bioekonomics (MUNRO & SCOTT, 1984).

MODEL FUNGSI PRODUKSI PERIKANAN


Fungsi produksi perikanan menggambarkan hubungan antara hasil tangkapan (output dengan
sejumlah factor produksi (input) yang secara kolektif disebut sebagai upaya penangkapan. Fungsi
produksi tersebut tergantung pada kemampuan perkembang-biakan stok ikan (ANDERSON, 1986).
Stok ikan mampu berkembang hingga suatu tingkat berat maksimumnya, dengan laju
pertumbuhan tergantung pada ukuran kelimpahan stok (x). Bila x lebih kecil dari ukuran kelimpahan
stok maksimum yang sesuai dengan daya dukung alam (K), maka stok ikan akan cenderung
meningkat hingga dicapai K. Pada x yang rendah, angka pertumbuhan stok dengan meningkatnya x.
Pertumbuhan maksimum terjadi pada x tertentu, setelah itu angka pertumbuhan menurun dengan
semakin meningkatnya x hingga dicapai K (PITCHER & HART 1982)
Laju pertumbuhan alami stock ikan yang tidak dieksploitasi digambarkan oleh SCHAEFER (1957)
dengan persamaan :
dx/dt = F(x) = rx(1 x/K)
r adalah lajupertumbuhan intrinsik.

..(1)

Bila dilaksanakan kegiatan penangkapan, maka hasil tangkapan [h(t)] akan tergantung pada x,
tingkat upaya penangkapan (E) dan koefisien daya tangkap (q), serta dapat digambarkan dengan
persamaan :
h(t) = qEx

..(2)

Dengan demikian, perubhan neto ukuran stok ikan yang dieksploitasi dapat digambarkan dengan
persamaan :
dx/dt = F(x) h(t)

..(3)

Pada kondisi kesetimbangan, yaitu F(x) = h(t), dx/dt = 0, maka


rx(1 x/K) = qEx

..(4)

Pengubahan susunan persamaan (4) akan diperoleh


dan

x = K qKE/r
E = (1 x/K)r/q

..(5)
..(6)

Persamaan tersebut menggambarkan bahwa antara hubungan antara x dengan E adalah linear, yaitu
dengan meningkatnya E menyebabkan turunnya nilai x.
Melalui penggabungan persamaan (2) akan diperoleh persamaan fungsi produksi perikanan :
h = (qK)E (q2 K/r)E2

..(7)

Hubungan antara h dengan E adalah kuadratik; sebelum tingkat h maximum (maximum sustainable
yield = MSY) dicapai, peningkatan E diikuti peningkatan h. MSY dicapai pada saat E = r/2q = Emsy,
dengan MSY = rK/4. Peningkatan E setelah Emsy akan diikuti turunnya h.
MODEL BIO-EKONOMI
Model dasar yang digunakan untuk menjelaskan bio-ekonomi penangkapan ikan dengan
pendekatan dinamik dalam tulisan ini adalah model biologi dari SCHAEFER (1954, 1957) dan
model ekonomi dari GORDON (1954); CLARK (1985) menyebutnya sebagai versi dinamik dari
model GORDON-SCHAEFER.
Asumsi yang mendasari model bioekonomi yang digunakan dalam tulisan ini mengikuti
GORDON (1954), yaitu permintaan akan ikan hasil tangkapan dan penawaran upaya penangkapan
adalah elastis sempurna. Harga ikan (p) dan biaya marjinal upaya penangkapan masing-masing
mencerminkan mamfaat marjinal dari ikan hasil tangkapan bagi masyarakat dan biaya social marjinal
upaya penangkapan (MUNRO dan SCOTT, 1984). Berdasarkan asumsi tersebut, total perolehan dari
usaha penangkapan (TR) digambarkan dengan persamaan:
TR = p.h(t)

..(8)

Sedangkan total biaya penangkapan (TC) digambarkan dengan persamaan :


TC = c.E
c adalah rata-rata biaya per unit upaya penangkapan.

..(9)

Penerimaan bersih (keuntungan dari usaha penangkapan () adalah ;


= TR TC = p.h(t) c.E

..(10)

Substitusi E = h/qx dari persamaan (2) di dalam persamaan (10) akan diperoleh:
= (p c/qx)h

..(11)

Substitusi h (t) = F (x) dx/dt dari persamaan (3) ke dalam persamaan (11) diperoleh :
= [p c(x)] [F(x) dx/dt]

..(12)

Tingkat optimal pengusahaan sumberdaya perikanan di capai pada saat nilai sekarang
penerimaan bersih (PV) mencapai maksimum 9SCOTT 1955; ANDERSON 1986). Menurut
CLARK & MUNR (1975), serta CLARK (1976) maksimisasi nilai sekarang penerimaan bersih dari
usaha penangkapan dapat di nyatakan sebagai
~

maks PV =

e
0

-$t

[p c(x)] [F(x) dx/dt] dt

$ adalah suku bunga diskonto

..(13)

Memaksimumkan PV dengan kendala dx/dt adalah sama dengan memaksimumkan fungsi


HANNESSON 1978). Persamaan Hamiltonian dari persoalan tersebut menurut CLARK & MURNO
(1975), serta CLARK (1976) adalah :
H = e-$t {[p c(x)] h(t) +u(t) [F(x) h(t)]}
u (t) adalah perubah penghubung atau perubah tambahan (costate variable).

..(14)

Azas maksimum menyatakan dua persamaan berikut sebagai syarat-syarat yang perlu untuk
optimalitas (CLARK & MURNO 1975), yai
H/E = 0
..(15)
dan
H/x = -du/dt
..(16)
Substitusi persamaan (1), (2), dan (11) ke dalam persamaan (14), kemudian
mendiferensiasikannya terhadap E dan memenuhi syarat untuk optimalitas yang pertama (persamaan
15), akan diperoleh :
u(t) = e- $t [p c(x)]

..(17)

du/dt = -$ e- $t [p c(x)]

..(18)

Diferensiasi persamaan (14) terhadap x akan menghasilkan


H/x = e-$t [c(x) h(t) u(t) F(x)]

..(19)

Substitusi persamaan (17) ke dalam persamaan (19) dan mensubsitusikan lebih lanjut ke sisi kiri
persamaan (16) kemudian terhadap sisi kanan persamaan (16) disubstitusikan persamaan (18) dan
penulisannya disederhanakan, akan menghasilkan persamaan :
$ [p c(x*)] = d{[p c(x*)] F(x*)}/dx*

..(20)

atau
d{[p c(x*)] F(x*)}/dx* = $
p c (x*)
h*(t) = F(x*)
x* = x optimal

..(21)

Diferensiasi sisi kanan persamaan (20) akan diperoleh persamaan :


$ (p c/qx*) = (pr 2prx*/K+cr/qK)

..(22)

Pengubahan susunan dan pemecahan persamaan (22) untuk x*, akan didapat persamaan yang
menghubungkan antara x optimal (x*) dengan c,p,K,S dan r sebagai berikut :
x* = K{c/pqK+1 - $/r) + [(c/pqK + 1 - $/r)2 + 8$c/pqrK]1/2}/4

..(23)

Persamaan (21) dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara model dinamik dan
model static. Pada analisis dengan model static, kebijakan optimisasi pengelolaan sumberdaya
perikanan diarahkan untuk memaksimumkan keuntungan lestari (substainable rent). Keuntungan
lestari maksimum diperoleh pada saat :
d{[p c (x)] F(x)}/dx = 0
Dengan menggunakan persamaan (21) dapat ditunjukan pada kebijakan yang didasarkan pada
analisis dengan model statik tersebut dalam kerangka dinamik akan optimal hanya bila $ = 0.
Kesetimbangan bionomis dicapai pada saat p = c(x), bila persamaan (21) dikalikan [ p c
(x) ]/$, akan dapat dibuktikan bahwa keseimbangan bionomis dalam kerangka dinamik akan
merupakan tingkat pengusahaan yang optimal hanya bila $ = ~ (MUNRO) & SCOTT 1984).
Dengan demikian, tingkat optimum yang dirumuskan dengan menggunakan model statik dan
kesetimbangan bionomis merupakan kasus khusus dari model bioekonomi dinamik.
Contoh perhitungan
Parameterparameter yang digunakan dalam analisis dengan model bio-ekonomi dinamik
sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter-parameter :
(1)
biologi, (2) teknologi, dan (3) ekonomi.
Untuk menunjukkan contoh penerapan model dinamik tersebut akan digunakan nilai
parameter-parameter yang telah digunakan oleh PURWANTO (1989) untuk menganalisis tingkat
optimal pengusahaan submerdaya perikanan lemuru di Selat Bali. Nilai masing-masing parameter
tersebut di cantumkan pada tabel 1.
Tabel 1. Nilai beberapa parameter biologi, teknologi dan ekonomi perikanan lemuru di
Bali, (PURWANTO 1989).

Parameter
Biologi
r = 0,45151/ tahun

Parameter
teknologi
q = 0,001089/kapal/th

K = 711.673,1

Selat

Parameter
ekonomi *)
c = Rp. 17.422.700/kapal/tahun
p = Rp. 82.340/ton
s = Rp. 0,12/tahun

Keterangan :
*) Nilai parameter ekonomi tahun 1984
Dengan menggunakan persamaan (23) dan nilai masing-masing parameter pada Tabel 1.
dapat dihitung tingkat persediaan sumberdaya perikanan lemuru di Selat Bali yang secara ekonomis

optimal (x*), yaitu sekitar 403.850 ton. Berdasarkan x* dapat ditentukan tingkat upaya penangkapan
optimumnya (E*) yaitu 179 unit kapal pukat cincin, yang akan menghasilkan tangkapan optimum
(h*) sekitar 78.870 ton ikan lemuru per tahun.
Persamaan (23) dapat digunakan untuk melakukan simulasi, guna menghitung tingkat
kepekaan (sensivity) x* terhadap perubahan nilai parameter-parameternya. PURWANTO (1989)
telah menghitung indeks kepekaan x* perikanan lemuru di Selat Bali terhadap perubahan suku
bunga, biaya penangkapan, harga ikan dan efisiensi teknis (koefisien daya tangkap). Angka indeks
kepekaan tersebut dicantumkan pada tabel 2.
Parameter dengan index sensivitas x* terbesar adalah parameter yang paling besar
pengaruhnya terhadap x*. Bila parameter-parameter pada Tabel 1 berubah dengan persentase sama,
maka persentase perubahan x* terbesar adalah karena pengaruh perubahan parameter dengan index
sensitivitas x* yang terbesar. Index sensitivitas x* pada tabel 2 menunjukkan bahwa biaya
penangkapan merupakan parameter dengan pengaruh terhadap x* yang terbesar disbanding
parameter lainnya.
Tabel 2, Indeks kepekaan x* perikanan lemuru di Selat Bali
Terhadap perubahan parameter tertentu bila nilai-nilai
parameter lainnya tidak berubah (PURWANTO 1989).
________________________________________________________________________
No.

Uraian

1. Biaya meningkat menjadi


Rp. 19.165.000/kapal/tahun
2.
Harga meningkat menjadi
Rp. 90.570/ton
3. Efisiensi teknis meningkat menjadi
0,001634/kapal/tahun
4. Suku bunga diskonto meningkat
menjadi 15 persen

x*
(ton)

Indeks
kepekaan x*

416.580

0,315

392.124

0,290

360.014

0,217

393.128

0,106

DAFTAR PUSTAKA
ANDERSON, LG. 1976. The Relationship between firms and fishery in common-propety fisheries.
Land Econ. 52 : 179 91.
ANDERSON, LG. 1986. The economics of fisheries management. Johns Hopkins University Press,
Baltimore. 296 pp.
BELL, F.W. 1978. Food from the sea : The economics and polities of oceans fisheries. Westview
press, Boulder : 380 pp.
BELL, F.W. 1980. Fisheries Economics In : LACKEY R.T. and L.A. NIELSON (eds.) FISHERIES
MANAGEMENT, Blackwell Scientific Publications, Oxford : 197 217.
CLARK, C.W. 1976. Mathematical bio-economics : The Optimal management of renewable
resources. John Wiley and Sons, New York : 352 pp.
CLARK, C.W. 1982. Bio-economics modelling and fisheries management. John Wiley and Sons,
New York : 352 pp.
CLARK, C.W., and G.R. MUNRO. 1975. The economics of fishing and modern capital theory : A
Simplified Approach. J. Env. Econ and Management, 2 : 92 106.
GORDON, H.S. 1954. The economic theory of a common-property resource : The Fishery. J. Polit.
Econ., 62 : 124 42.
HANNESSON, R. 1978. Economics of fisheries. Universitets-forlaget, Bergen : 156 pp.
MUNRO, G.R., and A.D. SCOTT. 1984. The economics of fisheries management. University of
British Columbia, Vancouver : 96 pp.
PITCHIER, T.J., and P.J.B. Hart. 1982. Fisheries ecology.The AVI Publishing Co. Inc., Westport :
414 pp.
PLOURDE, C.G. 1970. A simple model of replenishable natural resource exploitation. Amer. Econ.
Rev., 60 : 518 22.
PURWANTO, 1988. Bio-ekonomi penangkapan ikan : Model statik. Oseana,XIII (2) : 63 72.
PURWANTO, 1989. Tingkat optimal pengusahaan sumberdaya perikanan Lemuru di Selat Bali :
Suatu Pendekatan Bioekonomi. 17 pp. (tidak dipublikasikan).
SCHAEFER, M.B. 1957. Some considerations of population dynamics and economics in relation to
the management of marine fisheries. J. Fish. Res. Board Can., 14 : 669 81.
SCOTT, A.D. 1955. The fishery : the objectives of sole onwership. J. Polit. Econ., 63 : 116 24.

You might also like