You are on page 1of 11

Laporan Praktikum

Dasar-Dasar Ilmu Tanah


PENETAPAN KADAR BAHAN ORGANIK TANAH

NAMA

: SRI NURUL UTAMI

NIM

: G111 14 333

KELAS

: AGROTEKNOLOGI C

KELOMPOK : KELOMPOK 16
ASISTEN

: DIDIYANTI BAAN B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN.................................................................................... 4
1.1Latar belakang................................................................................... 4
1.2 Tujuan dan kegunaan..........................................................................4
II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
III METODOLOGI.................................................................................... 7
3.1 Tempat dan waktu.............................................................................. 7
3.2 Alat dan bahan.................................................................................. 7
3.3 Prosedur kerja................................................................................... 7
IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................8
4.1 Hasil................................................................................................ 8
4.2 Pembahasan...................................................................................... 8
V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................9
5.1 Kesimpulan....................................................................................... 9
5.2 Saran............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10
LAMPIRAN........................................................................................... 11

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil penelitian kadar C-organik dan kandungan bahan organik..............8

I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah,
baik secara fisika, kimia maupun biologi tanah. Bahan organik adalah bahan
pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Sekitar setengah dari kapasitas tukar
kation (KTK) berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber hara tanaman.
Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme
tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh
sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya, serta hasil
dekomposisi itu sendiri (Hakim et al., 1986).
Daerah rawa-rawa seperti daerah rawa-rawa pasang surut sering dijumpai
tanah-tanah dengan kandungan bahan organik yang sangat tinggi dan tebal.
Apabila tanah tersebut mengandung bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah
pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah liat) dan tebalnya lebih dari 40 cm maka
tanah tersebut tanah organik atau tanah gambut. Kandungan bahan organik tanah
dihitung dari kandungan C-organik dengan rumus sebagai berikut (Hardjowigeno,
2003) :
Bahan organik (%) = 1,74 x C-Organik (%)
Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah tanah-tanah
lapisan atas atau top soil. Semakin ke lapisan bawah tanah maka kandungan bahan
organik semakin berkurang, sehingga tanah semakin kurus. Oleh karena itu, top
soil perlu dipertahankan (Hardjowigeno, 2003).
1.2 Tujuan dan kegunaan
Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar bahan organik tanah berdasarkan
penelitian di laboratorium. Kiranya penelitian ini berguna bagi praktikan dan
dapat digunakan oleh mahasiswa lain sebagai referensi studi.

II TINJAUAN PUSTAKA
Bahan organik adalah sekumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks
yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi baik berupa humus hasil
humifikasi maupun senyawa-senyawa organik hasil mineralisasi dan termasuk
juga mikrobia heterotrofik organik dan ototrofik yang terlibat dan berada di
dalamnya (Madjid, 2007).
Kandungan bahan organik di dalam tanah dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi bahan organik ialah proses
terbentuknya yang terdiri dari 2 sumber, yaitu:

Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang,
ranting, daun, bunga, dan buah. Jaringan tanaman ini akan mengalami
dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawahserta di inkorporasikan
dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik tanah, tetapi sumber

bahan organik dari seluruh makhluk hidup (Hakim et al., 1986)


Sumber sekunder bahan organik adalah binatang. Fauna atau binatang terlebih
dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman. Setelah itu barulah
binatang menyumbangkan pula bahan organiknya. Berbeda sumber bahan
organik tanah tersebut akan berbeda pula pengaruh yang disumbangkannya ke
dalam tanah. Hal itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan
organik tersebut (Hakim et al., 1986)
Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organik

kandungan karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45 sampai 60% dan
konversi C-organik menjadi bahan = % C-organik x 1,724. Kandungan bahan
organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan
humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan,
timbunan, dan praktik pertanian). Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada
jumlah bahan organik yang ditambahkan. Pengukuran kandung bahan organik
tanah dengan metode walkey and black ditentukan berdasarkan kandungan Corganik (Foth, 1984).
Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan kemudian terhadap tanaman
tergantung pada laju proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang

mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor
tanah. Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi, kadar lignin dan ukuran
bahan, sedangkan faktor tanah meliputi temperatur, kelembaban, tekstur, struktur
dan suplai oksigen, serta reaksi tanah dan ketersediaan hara (Hanafiah, 2010).
Umumnya, penambahan jumlah sisa-sisa organik setiap tahun ke tanah
ditingkatkan, disini terjadi suatu peningkatan dalam kandungan bahan organik
total. Dengan meningkatnya curah hujan dan diiringi meningkatnya produksi
bahan organik setiap tahun, terjadi suatu peningkatan kandungan bahan organik
tanah. Penyebab umum adalah laju peningkatan kegiatan mikrobia dan
perombakan bahan organik dengan meningkatnya temperature (Foth, 1988).
Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan
organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi semua unsur-unsur hara yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur
tanah dan cenderung menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Hewanhewan tanah tergantung pada bahan organik untuk makanan dan mendukung
kondisi fisik yang diinginkan dengan mencampur tanah membentuk alur-alur.
Umumnya banyak hal-hal menarik dalam mengelola bahan organik agar tanah
lebih produktif (Foth, 1988).

III METODOLOGI
3.1 Tempat dan waktu
Praktikum penetapan kadar bahan organik tanah dilaksanakan di Laboratorium
Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar pada hari jumat, 28 November 2014 pukul 10.00 WITA
sampai selesai.
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah neraca analitik, labu erlenmeyer
250ml, gelas ukur 25ml, buret asam, standar buret. Bahan yang digunakan dalam
praktikum ialah sampel tanah terganggu, larutan H2SO4, larutan K2Cr2O7,
indikator diphenylamine, larutan (NH4)2 Fe(SO4) dan aquades.
3.3 Prosedur kerja
Prosedur kerja dalam pratikum C-organik ialah sebagai berikut :
1. Menimbang sampel tanah terganggu yang telah dihaluskan hingga mencapai
1 gram.
2. Memasukkan sampel tanah ke dalam labu erlenmeyer
3. Menambahkan K2Cr2O7 sebanyak 5ml kedalam labu erlenmeyer, terjadi
perubahan warna menjadi merah bata.
4. Menambahkan H2SO4 sebanyak 5 ml kedalam labu erlenmeyer, terjadi reaksi
yang menimbulkan bau menyengat dan kenaikan suhu.
5. Mendiamkan campuran di dalam labu erlenmeyer selama beberapa menit
hingga suhu kembali normal.
6. Menambahkan aquades kedalam labu erlenmeyer sampai 100ml.
7. Mentitrasi campuran dengan larutan (NH4)2Fe(SO4) hingga campuran berubah
warna menjadi berwarna hijau.
8. Mencatat mililiter (ml) penitar yang digunakan
9. Membuat blanko dengan perlakuan yang sama dengan sampel tapi tanpa
menggunakan sampel tanah.
10. Menghitung kadar C-organik dan persentase bahan organik.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium, maka diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil penelitian kadar C-organik dan kandungan bahan organik

Parameter Pengamatan
Kadar C-organik
Kandunganbahanorganik
4.2 Pembahasan

Hasil
%
1,54
2,65

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di dapatkan hasil kadar C-organik


sampel tanah yang diamati senilai 1,54%. Kadar C-organik yang berada di antara
1 sampai 9% menunjukkan tanah tersebut merupakan tanah mineral. Kandungan
bahan organik, menunjukkan banyaknya unsur hara yang terkandung dalam tanah.
Sedangkan kandungan bahan organik pada sampel tanah tersebut senilai 2,65%.
Nilai tersebut tergolong rendah yang menunjukkan bahwa tanah tersebut termasuk
ke dalam tanah mineral atau tanah organik. Tanah mineral sudah ditentukan
sebagai bagian atas regolit yang mengalami pelapukan biologi (Buckman et al.,
1982).
Dalam tanah mineral, komponen mineral membentuk kerangka kerangka dasar
dan komponen organik menjadi pengisi. Dalam tanah organik komponen organik
membentuk kerangka dasar dan komponen mineral menjadi pengisi. Air dan udara
berada dalam pori massa tanah. Sebagian air terjerap pada permukaan zarah
mineral dan organik. Air yang terdapat dalam pori tanah disebut air kapiler
(Notohadiprawiro, 1998)

V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada sampel tanah terganggu, kadar C-organik tanah
sebesar 1,54% dan kadar bahan organik senilai 2,65%. Tanah tersebut tergolong
tanah mineral.
5.2 Saran
Dalam pengelohan lahan perlu diketahui kandungan bahan organik tanah tersebut,
karena pertumbuhan suatu tanaman bergantung pada bagaimana kesuburan
tanahnya yang juga sangat bergantung pada kandungan bahan organiknya.

DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H. O. dan N. C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Jakarta : Bhatara Karya
Angkasa.
Foth,

Henry, 1984. Dasar-Dasar

Ilmu

Tanah.Yogyakarta:

Gadjamada

Ilmu

Tanah.Yogyakarta:

Gadjamada

University.
Foth,

Henry, 1988. Dasar-Dasar

University.
Hakim. N, Yusuf Nyakpa, A. M Lubis, S. G. Nugroho, Rusdi Saul, Amin Diha, Go
Bang Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung:
Universitas Lampung.
Hanafiah, 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT.Rajagra Findo Persada.
Madjid, Abdul. 2007. Bahan Organik Tanah. Palembang: Universitas Sri wijaya..

LAMPIRAN
Perhitungan:

Diketahui : volume penitar blanko = 65,5 ml


volume penitar sampel = 50 ml
N = 0,25
Berat sampel = 1000 mg
Ditanya

: Kadar C-Organik

Penyelesaian :
volume penitar blankovolume penitar sampel

Kadar Corganik=

Kadar Corganik =

( 65,5 ml50 ml )
0,25 1,33 3 100
1000 mg

Kadar Corganik =1,54

Bahan organik=%C 1,724


%Bahan organik=1,54 1,724

%Bahan organik=2,65

You might also like