You are on page 1of 17

TUGAS MAKALAH ILMU TANAH

PROFILTANAH, SIFAT FISIK TANAH DAN KIMIA TANAH

Oleh :
RIA SANTANOVA GIRSANG
CCA 113 036

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN KEHUTANAN
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan berkat Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa juga kami
ucapkan terimakasih yang sebesar-besar nya kepada Dosen pengasuh Dr.Ir.Sosilawaty,MP.
Sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing kami mahasiswa
kehutanan angkatan 2013dalam menyelesaikan makalah ini.
Adapun laporan ini dimuat berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan. Dalam laporan
praktikum ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik materi ,pembahasan
maupun penulisan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun kami harapkan dari
pembaca, guna penyempurnaan makalah Ilmu Tanah ini agar lebih baik lagi dan dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.Akhir kata penulis mengucapkan Terimakasih.

Palangka Raya,September 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................

ii

I.PENDAHULUAN ................................................................................
1
I.1. Latar Belakang...................................................................
1
I.2. Tujuan ................................................................................
1
II.
PEMBAHASAN..........................................................................
2
II.1............................................................................................Profil Tanah
...........................................................................................2
II.2............................................................................................Sifat-sifar Fisika
Tanah.................................................................................
2
II.3............................................................................................Sifat-sifat Kimia
III.

Tanah.................................................................................
2
PENUTUP...................................................................................
9
III.1...........................................................................................Kesimpulan
...........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUAN
A.

Latar belakang

Dalam dunia kehutanan, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat
dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan dengan
perkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa
manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai
mata pencaharian pokok pada waktu itu.
Tanah adalah akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan
planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh
iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu
selama jangka waktu tertentu pula. Ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam yang masih
muda, sehingga masih belum lengkap untuk menampung semua persoalan teori dan
praktek dengan memuaskan. Untuk membahas ilmu ini dapat ditempuh dua jalan yang
berbeda dalam sudut pandangnya adalah :
Pedologi : ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai suatu bagian dari alam yang
berada dipermukaan bumi, yang menekankan hubungan antara tanah itu sendiri dengan faktor
pembentuknya.
Edaphologi : ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai suatu alat produksi pertanian
yaitu yang mempelajari tanah sebagai alat dengan hubungannya pada tanaman.
Dalam kenyatannya sebagian besar dari tanah yang ada dipermukaan bumi ini
dipergunakan sebagai usaha pertanian, maka dapat dikatakan bahwa tanah adalah alat
produksi yang menghasilkan berbagai produk pertanian. Sehingga tanah merupakan
komponen hidup dari lingkungan yang penting, yang dimanipulasi untuk mempengaruhi
tanaman dengan memperhatikan sifat fisik, kimia dan biologinya.
Sebagai manusia biasa mungkin kita hanya dapat mempelajari sedikit tentang sifat
sifat tanah , struktur tanah, tekstur tanah maupun pengetahuan tentang unsur-unsur yang
terkandung dalam tanah. Tanah merupakan kendaraan pokok bagi kegiatan pertanian manusia,
oleh karena itu adalah sangat penting mempelajari ilmu tanah guna menunjang kegiatan
pertanian di masa mendatang. Disinilah pentingnya membekali kegiatan praktikum
mengenai ilmu tanah bagi mahasiswa pertanian yang motabene akan menjadi generasi yang
akan berjuang memajukan dunia pertanian Indonesia.
B Tujuan Makalah
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini bertujuan yaitu :

1.Mengetahui profil tanah ,sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah
II. PEMBAHASAN
2.1. PROFIL TANAH
Pada suatu profil tanah yang lengkap, dapat kita lihat beberapa lapisan yang membentuk
tanah. Dan lapisan lapisan tersebut pada beberapa macam tanah dikenal sebagai horison
genesa tanah ( lapisan yang terbentuk di tempat itu sehubungan dengan berlangsungnya
proses perombakan bahan induk tanah ).
Adanya lapisan lapisan di dalam tanah ini karena berlangsungnya perombakan atau
tingkat perkembangan yang merupakan hasil perombakan yang tidak sama. Lain halnya
dengan tanah yang tergolong Entisol, disini lapisan lapisan merupakan hasil penimbunan
bahan yang berasal dari tempat lain. Lapisan- lapisan yang terbentuk sebagaimana kita lihat pada
profil tanah dapat dikatakan tidak selamanya tegas dan nyata sehingga kerap kali batas-batasnya
agak kabur dan kejadian demikian akan meyulitkan peneliti ( Foth, 1991 ).
Profil tanah adalah penampang melintang ( vertikal ) tanah yang terdiri dari lapisan tanah
( solum ) dan lapisan bahan induk. Solum tanah adalah bagian dari profil tanah yang terbentuk
akibat proses pembentukan tanah ( horison A dan B ) ( Hardjowigeno, 1993 ).
Proses pembentukan tanah akan menghasilkan benda alami yang disebut tanah.
Penampang vertikal tanah tersebut menunjukkan susunan horison yang disebut profil tanah.
Sedangkan horison-horison di atas bahan induk seluruhnya disebut solum. Tiap tanah
berkembang dengan baik dan masih keadaan asli mempunyai sifat-sifat profil yang khas.
Sifat-sifat ini digunakan dalam klasifikasi dan penjajagan ( survey ) tanah dan sangat besar
manfaatnya. Untuk menentukan pendapat tentang tanah, sifat-sifat profil perlu diperhatikan
sebagai pertimbangan (Buckman, 1982 ).
Solum menggambarkan suatu kedalaman dibawah permukaan walaupun tidak
begitu pasti. Tanah didaerah sedang memiliki kedalaman beberapa meter, dalam hal ini yang
perlu diperhatikan adalah perubahan dibawah sub soil yang berangsur angsur bercampur
dengan bagian regolit yang kurang mengalami suatu pelapukan. Bagian regolit dinamakan
bahan induk untuk bisa membedakan dengan lapisan yang ada diatasnya. Bahan induk ini
mengalami pelapukan dan bagian yang atas akan menjadi sub soil, sedangkan bagian bawah
tergolong bagian yang disebut solum ( Buckman, 1982 ).
Lapisan atas profil tanah biasanya cukup banyak mengandung bahan organik dan
biasanya berwarna gelap karena penimbunan (akumulasi bahan organik tersebut. Lapisan
dengan ciri-ciri demikian sudah umum dianggap sebagai daerah ( zone ) utama penimbunan
bahan organik yang disebut tanah atas atau tanah olah. Sub soil adalah tanah dibagian

bawahnya, yang mengalami cukup pelapukan, mengandung sedikit bahan organik. Lapisan
organik yang berlainan itu terutama dalam tanah yang sudah mengalami pelapukan mendalam di
daerah lembab ( Buckman, 1982 ).
Tanah itu biasanya ada beberapa lapisan, akan tetapi dalam garis besar lapisan tanah itu
dibagi menjadi empat yaitu :
1. Lapisan tanah atas
Lapisan ini tebalnya 10 30 cm, warnanya coklat sampai kehitam-hitaman, lebih
gembur yang biasanya disebut tanah pertanian. Lapisan ini merupakan tempat pertumbuhan
tanaman yang utama. Di sini hidup dan berkembangbiak semua jasad hidup tanah dan
merupakanlapisan tanah yang tersubur.
2. Lapisan bahan induk tanah
Lapisan ini mencolok warnanya, yaitu kemerah-merahan atau kelabu keputih-putihan.
Lapisan ini disebut lapisan bahaninduk tanah karena merupakan asal atau induk dari lapisan
tanah bawah. Lapisan ini dapat pecah dan dirubah dengan mudah tetapi sukar ditembus akar.
3. Lapisan Mineral
Pada lapisan ini terkandung berbagai bahan mineral.
4. Lapisan batuan induk
Lapisan ini masih merupakan batuan pejal, belum mengalami proses pemecahan. Inilah
merupakan bahan induk tanah yang mengalami perubahan beberapa proses dalam waktu yang
cukup lama. Batuan ini jauh lebih dalam maka jarang kelihatan pada permukaan tanah. Tidak
semua susunan tanah itu seperti apa yang telah diuraikan diatas ( Yutono, 1983 ).
Tanah itu pada berbagai tempat tebalnya tidak sama, tergantung dari letak tanah itu
sendiri. Tanah yang baik untuk pertanian adalah tanah yang terletak didaerah lembah, sedang
dilereng-lereng akan tampak lapisan bahan induk tanah atau lapisan batuan induk.
Terjadinya tanah dari batuan induk menjadi bahan induk tanah yang berangsur-angsur
menjadi lapisan bawah yang akhirnya membentuk lapisan tanah atas dimana memerlukan waktu
yang lama bahkan berabad-abad. Adapun yang. menyebabkan batuan induk itu menjadi lapisan
tanah yang baik karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu : air, udara, tumbuhtumbuhan, jasad hidup lain yang ada ditanah dan iklim (Sugiman, 1982 ).

Profil tanah yang akan diamati, ciri-cirinya harus memenuhi syarat-syarat: tegak
( vertikal ), baru artinya belum terpengaruh keadan luar, dan juga tidak memantulkan cahaya
( profil tanah pada waktu pengamatan tidak langsung terkena sinar matahari ). Pengamatan
dimulai dengan pengukuran dalamnya dari batas-batas horison dapat diketahui. Masing-masing
horison dibedakan dari horison yang diatas atau dibawahnyaoleh ciri-ciri yang spesifik dan
genetis.
Meskipun didalam menguraikan suatu profil tanah tidak mutlak, perlu memberi nama
masing-masing horison. Pada garis besarnya horison-horison dapat dibedakan atas horison
organik O dan horison mineral A, B, C dan R ( Darmawijaya, 1990 ).

2.2.SIFAT-SIFAT FISIKA TANAH


Dalam menilai kesuburan suatu tanah maka sifat fisika tanah mempunyai peranan yang
penting disamping sifat kimia. Sifat-sifat fisika itu yaitu tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi
tanah, warna tanah, temperatur tanah, tata air dan udara tanah. Sifat-sifat fisika ini bisa berubah
dengan adanya pengolahan tanah. Dengan pengolahan tanah ini strukturnya menjadi baik
sehingga akan membantu berfungsinya faktor pertumbuhan tanaman secara optimal (Sarief, 1979
).
1.Warna Tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan sifat dari tanah
tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang terjadi karena mempengaruhi
berbagai faktor atau persenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abuabu, kuning dan putih (Syarief, 1979).
Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip warnanya. Dalam
menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda
warna tersebut. Penentuan ini meliputi penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan atau
kohesi dan humus. Warna tanah penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kandungan
bahan organik yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim, drainase tanah dan juga mineralogi
tanah (Thompson dan Troen, 1978).
Mineral-mineral yang terdapat dalam jumlah tertentu dalam tanah kebanyakan berwarna agak
terang (light). Sebagai akibatnya, tanah-tanah itu berwarna agak kelabu terang, jika terdiri dari
mineral-mineral serupa itu yang sedikit mengalami perubahan kimiawi.
Warna gelap pada tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari bahan organik
yang terdekomposisi, jadi, dengan cara praktis persentase bahan organik di dalam tanah
diestimasi berdasarkan warnanya. Bahan organik di dalam tanah akan mengahsilkan warna
kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terdapat pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun
akumulasi garam-garam sehingga sering terjadi modifikasi dari warna-warna di atas.

2. Tekstur
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir, debu
dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan,
kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu (Hakim et al, 1986).
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam
suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur dapat
menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan
mengikat air (Kartosapoetra, 1988).
Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya selalu
memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang beraneka ragam ukurannya,
ada yang berukuran koloi, sangat halus, halus, kasar dan sangat kasar.
Partikel-partikel ini telah dibagi ke dalam grup atau kelompok-kelompok atas dasar ukuran
diameternya, tanpa memandang komposisi kimianya, warna, berat atau sifat lainnya. Kelompok
partikel ini pula disebut dengan separate tanah. Analisa partikel laboratorium dimana partikelpartikel tanah itu dipisahkan disebut analisa mekanis. Dalam analisa ini ditetapkan distribusi
menurut ukuran-ukuran partikel tanah (Hakim et al, 1986).
Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di
dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi). Dengan demikian maka
secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat mempengaruhi perkembangan perakaran dan
pertumbuhan tanaman serta efisien dalam pemupukan. Tekstur dapat ditentukan dengan metode,
yaitu dengan metode pipet dan metode hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan
berdasarkan perbedaan kecepatan air partikel di dalam air (Hakim et al, 1986).
3. Struktur
Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir ,
debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah
alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut dengan ped. Struktur yang
daapat memodifikasi pengaruh terkstur dalam hubungannya dengan kelembaban porositas,
tersedia unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan akar.
Tipe struktur terdapat empat bentuk utamanya yaitu :
a. bentuk lempung
b. bentuk prisma
c. bentuk gumpal
d. bentuk spheroidel atau bulat

Keempat bentuk utama di atas akhirnya menghasilkan tujuh tipe struktur tanah. Suatu
pengertian tentang sebab-sebab perkembangan struktur di dalam tanah perlu diperhatikan, karena
sturktur tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat berubah karena
pengelolaan tanah.
Struktur dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi massive. Dalam rangka
menghasilkan agregat-agregat dimana harus terdapat beberapa mekanisme dalam mana partikelpartikel tanah mengelompok bersama-sama menjadi cluster. Pembentukan ini kadang-kadang
sampai ke tahap perkembangan struktural yang mantap.
Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dalam kelembaban,
porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar. Struktur lapisan
olah dipengaruhi oleh praktis dan di mana aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman,
sistem pertanaman yang mampu menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang
tinggi bagi produksi pertanian (Hakim et al., 1986).
4. Kadar air
Menurut Hakim et al (1986), metode umum yang biasa dipakai untuk menentukan jumlah
air yang dikandung oleh tanah adalah persentase terhadap tanah kering. Bobot tanah yang
lembab dalam hal ini dipakai karena kedaaan lembab sering bergejolak dengan keadaan air.
Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umum bervariasi
terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi dan
kedalaman solum/lapisan tanah. Di samping itu, faktor iklim dan tanaman juga menentukan
kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim juga berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur
dan kecepatan yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranirasi. Faktor tanaman
yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan serta
tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman
(Hanafiah, 2005).
5. Bulk density (kerapatan tanah)
Kerapatan isi adalah berat per satuan volume tanah kering oven, biasanya ditetapkan
dalam g/cc (Hakim et al, 1986). Menurut Hardjowigeno (1987), bulk density dapat digunakan
untuk menghitung ruang pori total dengan dasar bahwa kerapatan zarah tanah adalah 2,65 g/cc.
Metode penentuan bulk density yang paling sering digunakan adalah dengan ring sampel atau
metode clod gumpalan tanah yang dicelupkan ke dalam cairan plastik yang kemudian ditimbang
dan di dalam air untuk mengetahui berat dan volume dari clod gumpalan isi.Ditambahkan oleh
Hanafiah (2005), bahwa nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kekasaran
partikel-partikel tanah, makin kasar akan makin berat.
6. Ruang pori total
Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. Persentase
volume ruang pori total disebut porositas. Untuk menentukan porositas, contoh tanah

ditempatkan pada tempat berisi air sehingga jenuh dan kemudian cores ini ditimbang. Perbedaan
berat antara keadaan jenuh air dan core yang kering oven merupakan volume ruang pori. Untuk
400 cm3 cores yang berisi 200 gr (200 cm 3) air pada kondisi jenuh porositas tanahnya akan
mencapai 50% (Foth, 1988).
Tanah dengan tekstur halus mempunyai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya yang luas.
Hal ini telah ditekankan bahwa tanah permukaan yang berpasir mempunyai porositras kecil
daripada tanah liat. Berarti bahwa tanah pasir mempunyai volume yang lebih sedikit ditempati
oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah pasir mungkin rendah tetapi mempunyai proporsi
yang besar yang disusun daripada komposisi pori-pori yang besar yang sangat efisien dalam
pergerakan udara dan airnya. Persentase volume yang dapat terisi oleh pori-pori kecil pada tanah
pasir rendah yang menyebabkan kapasitas menahan airnya rendah. Sebaliknya tanah-tanah
permukaan dengan tekstur halus memiliki ruang pori total lebih banyak dan proporsinya relatif
besar yang disusun oleh pori kecil. Akibatnya adalah atanah mempunyai kapasitas menahan air
yang tinggi.
7. Infiltrasi
Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan dari air
permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dan air tanah. Kapasitas
infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat fisiknya dan derajat kemampatannya,
kandungan air dan permebilitas lapisan bawah permukaan, nisbi air, dan iklim mikro tanah. Air
yang berinfiltrasi pada sutu tanah hutan karena pengaruh gravitasi dan daya tarik kapiler atau
disebabkan juga oleh tekanan dari pukulan air hujan pada permukaan tanah.
Infiltrasi adalah proses masuknya air dari permukaan ke dalam tanah. Perkolasi adalah
gerakan aliran air di dalam tanah (dari zone of aeration ke zone of saturation). Infiltrasi
berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan dan juga berpengaruh terhadap laju
aliran permukaan (run off).
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Laju Infiltrasi
Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah :
1. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh.
2. Kelembaban tanah
3. Pemampatan tanah oleh curah hujan
4. Penyumbatan oleh bahan yang halus (bahan endapan)
5. Pemampatan oleh orang dan hewan
6. Struktur tanah

7. Tumbuh-tumbuhan
8. Udara yang terdapat dalam tanah
9. Topografi
10. Intensitas hujan
11. Kekasaran permukaan
12. Mutu air
13. Suhu udara
14. Adanya kerak di permukaan.
8. Pearmeabilitas
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui
ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah. Tekanan pori diukur
relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan
tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah.
Tanah diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan
tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah.
Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan
laju air larian.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi
oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil
ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya.
Menurut Susanto dan Purnomo (1996), pada kebanyakan tanah, pada kenyataan
konduktivitas hidroulik tidak selamanya tetap. Karena berbagai proses kimia, fisika dan biologi,
konduktivitas hidroulik bisa berubah saat air masuk dan mengalir ke dalam tanah. Perubahan
yang terjadi pada komposisi ion kompleks yang dapat dipertukarkanseperti saat air memasuki
tanah mempunyai komposisi atau konsentrasi zat terlarut yang berbeda dengan larutan awal, bisa
sangat merubah konduktivitas hidroulik. Secara umum konduktivitas akan berkurang bila
konsentrasi zat terlarut elektrolit berkurang, disebabkan oleh penomena pengembangan dan
dispersi yang juga dipengaruhu oleh jeni-jenis kation yang ada pelepasan dan perpindahan
partikel-partikel lempung, selama aliran yang lam, bisa menghasilkan penyumbatan pori.
Interaksi zat terlarut dan matrik tanah dan pengaruhnya terhadap konduktivitas hidroulik
khususnya penting pada tanah-tanah masam dan berkadar natrium tinggi.
9.

Stabilitas agregat

Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat tanah melawan pendispersi oleh
benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Kemantapan tergantung padaketahanan jonjot
tanah melawan daya dispersi air dan kekuatan sementasi atau pengikatan, Faktor-faktor yang
berpengaruh dalam kemantapan agregat antara lain bahan-bahan penyemen agregat tanah, bentuk
dan ukuran agregat, serta tingkat agregasi Stabilitas agregat yang terbentuk tergantung pada
keutuhan tanag permukaan agregat pada saat rehidrasi dan kekuatan ikatan antarkoloid-partikel
di dalam agregat pada saat basah. Pentingnya peran lendir (gum) microbial sebagai agen
pengikat adalah menjamin kelangsungan aktivitas mikroba dalam proses pembentukan ped dan
agregasi.

2.3.SIFAT-SIFAT KIMIA TANAH


Sejumlah proses tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah laju dekomposisi mineral tanah dan
bahan organik dipengaruhi oleh reaksi tanah. Pembentukan tanaman juga dipengaruhi oleh reaksi
asam basa dalam tanah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tidak langsung
terhadap tanaman adalah pengaruh terhadap kelarutan dan ketersediaan hara tanaman. Pengaruh
secara langsung ion H+ dilaporkan mempunyai pengaruh beracun terhadap tanaman jika terdapat
dalam konsentrasi yang tinggi ( Tan, 1991 ).
Pengujian PH tanah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan menggunakan kertas
lakmus, dengan menggunakan kertas indikator universal dan dengan alat PH dilaboratorium
dapat menggunakan PH meter Beckman H5 ( Kuswandi, 1993 ).
Ion H+ dalam tanah dapat berada dalam keadaan terjerap. Ion H + yang terjerap
menentukan kemasaman aktif atau aktual kemasaman potensial dan aktual secara bersama
menentukan kemasaman total. pH yang diukur pada suspensi tanah dalam larutan garam netral
(misal KCl) menunjukan kemasaman total oleh karena K + dapat melepaskan H+ yang terjerap
dengan mekanisme pertukaran (Notohadiprawiro, 1998)
Binatang biasanya dianggap sebagai penyumbang sekunder setelah tumbuhan. Mereka
akan menggunakan bahan ini atau bahan organik sebagai sumber energi. Bentuk kehidupan

tertentu terutama cacing tanah, sentripoda atau semut memainkan peranan penting dalam
pemindahan sisa tanaman dari permukaan ke dalam tanah ( Soepardi, 1983 ).
Bahan kapur pertanian ada tiga macam, yaitu CaCO3 atau CaMg(CO3)2, CaO atau MgO
dan Ca(OH)2. Kapur yang disarankan adalah CaCO3 atau CaMg(CO3)2 yang digiling dengan
kehalusan 100 % melewati saringan 20 mesh dan 50 % melewati saringan80 100 mesh.
Pemberian kapur dapat menaikkan kadar Ca dan beberapa hara lainnya, serta
menurunkan Al dan kejenuhan Al, juga memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pemberian
kapur yang menyebabkan sifat dan ciri tanah membaik, meningkatkan produksi tanaman ( padi,
jagung, kedelai ) ( Bailey, 1986 ).
Penentuan PH tanah dapat ditentukan secara kalorimetrik dan elektrometrik baik
dilaboratorium ataupun dilapangan. Elektrik reaksi tanah ditentukan antara lain dengan PH meter
Backman, sedangkan kalorimetrik dapat ditentukan dengan suatu alat atau menggunakan kertas
PH, pasta PH dan larutan universal. Penentuan car terakhir umumnya lebih murah tetapi peka
terhadap pengaruh dari luar. Pada prinsipnya dikerjakan dengan membandingkan warna larutan
tanah dengan warna larutan standart dari kertas, pasta dan larutan indikator universal
( Darmawijaya, 1990 ).
Perilaku kimia tanah dapat ditafsirkan sebagai keseluruhan reaksi fotokimia dan kimia
yang berlangsung antar penyusun tanah dan bahan yang ditambahkan kepada tanah insitu.
Faktor kelajuan semua reaksi kimia yang berlangsung dalam tanah berentangan sangat lebar,
antara yang sangat singkat berhitungan menit ( reaksi serapan tertentu ) dan yang luar biasa
berhitung abad ( reaksi yang berkaitan dengan pembentukan tanah ). Reaksi-reaksi tanah diimbas
oleh tindakan faktor lingkungan tertentu ( Notohadiprawiro,1998 )
Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :
1.DerajaKemasamanTanah(pH)
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam
tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah
selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan
banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada
tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- ,
maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7.
Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7
disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun dcmikian pH tanah umumnya
berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 5,5 sehingga

tanah dengan pH 6,0 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak
masam.Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari
3,0 yang disebut tanah sangat masam karena banyak mengandung asam sulfat.Di daerah yang
sangat kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (Ph lebih dari 9,0) karena banyak
mengandung garam Na.
2.C-Organik
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat
meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan
organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik.Bahan organik tanah sangat menentukan
interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah.
3.N-Total
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 % bobot tanaman
dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein.
Menurut Hardjowigeno (2003) Nitrogen dalam tanah berasal dari :
a.Bahan Organik Tanah : Bahan organik halus dan bahan organik kasar
b.Pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara
c.Pupuk
d.Air Hujan
Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari aktifitas
didalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik khususnya terdapat pada
tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu. Bahan organik juga membebaskan N dan
senyawa lainnya setelah mengalami proses dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah.
Hilangnya N dari tanah disebabkan karena digunakan oleh tanaman atau mikroorganisme.
Kandungan N total umumnya berkisar antara 2000 4000 kg/ha pada lapisan 0 20 cm tetapi
tersedia bagi tanaman hanya kurang 3 % dari jumlah tersebut. Manfaat dari Nitrogen adalah
untuk memacu pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, serta berperan dalam pembentukan
klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain.
4.P-Bray
Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan mineral-mineral di
dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar 6-7 . Menurut
Leiwakabessy (1988) di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu fosfor organik dan fosfor
anorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat banyak di lapisan atas yang lebih kaya akan
bahan organik. Kadar P organik dalam bahan organik kurang lebih sama kadarnya dalam
tanaman yaitu 0,2 0,5 %.
5.Kalium
Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah Nitrogen dan Fosfor yang diserap oleh
tanaman dalam bentuk ion K+. Muatan positif dari Kalium akan membantu menetralisir muatan

listrik yang disebabkan oleh muatan negatif Nitrat, Fosfat, atau unsur lainnya. Hakim et al.
(1986), menyatakan bahwa ketersediaan Kalium merupakan Kalium yang dapat dipertukarkan
dan dapat diserap tanaman yang tergantung penambahan dari luar, fiksasi oleh tanahnya sendiri
dan adanya penambahan dari kaliumnya sendiri.Kalium tanah terbentuk dari pelapukan batuan
dan mineral-mineral yang mengandung kalium.
6.Natrium(Na)
Natrium merupakan unsur penyusun lithosfer keenam setelah Ca yaitu 2,75% yang
berperan penting dalam menentukan karakteristik tanah dan pertumbuhan tanaman terutama di
daerah kering dan agak kering yang berdekatan dengan pantai, karena tingginya kadar Na di laut,
suatu tanah disebut tanah alkali jika muatan negatif koloid-koloidnya dijenuhi oleh 15% Na,
yang mencerminkan unsur ini merupakan komponen dominan dari garam-garam larut yang ada.
Pada tanah-tanah ini, mineral sumber utamanya adalah halit (NaCl). Kelompok tanah alkalin ini
disebut tanah halomorfik, yang umumnya terbentuk di daerah pesisir pantai iklim kering dan
berdrainase buruk. Sebagaimana unsur mikro, Na juga bersifat toksik bagi tanaman jika terdapat
dalam tanah dalam jumlah yang sedikit berlebihan (Hanafiah, 2005).
7.Kalsium (Ca)
Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder seperti Magnesium dan
Belerang. Ca2+ dalam larutan dapat habis karena diserap tanaman, diambil jasad renik, terikat
oleh kompleks adsorpsi tanah, mengendap kembali sebagai endapan-endapan sekunder dan
tercuci. Adapun manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji
serta menguatkan batang dan membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan sel,
membantu aktivitas beberapa enzim .
8.Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti halnya dengan beberapa hara
lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan warna yang khas pada daun. Kadangkadang pengguguran daun sebelum waktunya merupakan akibat dari kekurangan magnesium
(Hanafiah 2005).
9.Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya
dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi
mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah
atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003). Nilai KTK tanah sangat beragam dan
tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh :
1.Reaksi tanah
2.Tekstur atau jumlah liat
3.Jenis mineral liat
4.Bahan organik dan,

5.Pengapuran serta pemupukan.


Soepardi (1983) mengemukakan kapasitas tukar kation tanah sangat beragam, karena jumlah
humus dan liat serta macam liat yang dijumpai dalam tanah berbeda-beda pula.
10.Kejenuhan Basa (KB)
Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan dengan
kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen. Kejenuhan basa rendah berarti tanah
kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal alkalis. Tampaknya
terdapat hubungan yang positif antara kejenuhan basa dan pH. Akan tetapi hubungan tersebut
dapat dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan kation-kation yang diserap. Tanah dengan
kejenuhan basa sama dan komposisi koloid berlainan, akan memberikan nilai pH tanah yang
berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi ion H+ yang diserap pada
permukaan koloid.

III.PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai Propil tanah,sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.Tanah adalah akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebagian besar
permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sebagai akibat
pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief
tertentu selama jangka waktu tertentu .
2.Pada propil tanah,tanah memiliki empat lapisan yakni Lapisan tanah atas,Lapisan bahan
induk tanah, Lapisan Mineral, Lapisan batuan induk.
3.Dalam sifat-sifat fisik tanah terdiri dari Warna Tanah,Tekstur,Struktur,Kadar
air,Kerapatan isi,Ruang pori total,Infiltrasi,Permeabilitas,Stabilitasagregat.
4.Adapun sifat-sifat kimia tanah terdiri dari Derajat keasaman tanah(PH),C-organik,Ntotal,P-bray,Kalium, Natrium (Na),Kalsium(Ca),Magnesium(Mg),Kapasitas tukar kation
(KTK),Kejenuhan basa(KB).

You might also like