You are on page 1of 20

TUGAS PERPINDAHAN PANAS

DAN MASSA
MAKALAH HEAT EXCHANGER
( ALAT PENUKAR PANAS )

KELOMPOK 1
Febrian
Reskiana
Misykat Al-Khaukah
Sindy Amalia Rahmadani
Franky Tandi
Ardan Mardiansyah

110405067
1401204
120405035
1401213

JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Heat Exchanger adalah alat penukar kalor yang berfungsi untuk
mengubah temperatur dan fasa suatu jenis fluida. Proses tersebut terjadi dengan
memanfaatkan proses perpindahan kalor dari fluida bersuhu tinggi menuju fluida
bersuhu rendah. Di dalam dunia industri peran dari heat exchanger sangat penting.
Misal dalam industri pembangkit tenaga listrik, heat exchanger berperan dalam
peningkatan efisiensi sistem. Contohnya adalah ekonomizer, yaitu alat penukar
kalor yang berfungsi memanaskan feed water sebelum masuk ke boiler
menggunakan panas dari exhaust gas (gas buang). Selain itu heat exchanger juga
merupakan komponen utama dalam sistem mesin pendingin, yaitu berupa
evaporator dan condenser.
Dalam perkembangannya heat exchanger mengalami transformasi bentuk
yang bertujuan meningkatkan efisiensi sesuai dengan fungsi kerjanya. Bentuk
heat exchanger yang sering digunakan ialah shell and tube. Dengan berbagai
pertimbangan bentuk ini dinilai memiliki banyak keuntungan baik dari segi
fabrikasi, biaya, hingga unjuk kerja.
Heat exchanger merupakan media vital didalam dunia industri. Untuk itu
dalam tugas akhir ini direncanakan sebuah heat exchanger model shell and tube
sederhana namun tetap mengacu pada kaidah desain yang ada. Sehingga didapat
keuntungan sebagai metode pembelajaran mengenai

Alat penukar kalor sangat dibutuhkan pada proses produksi dalam suatu
industri, maka untuk mengetahui unjuk kerja dari alat penukar kalor perlu
diadakan analisis. Dengan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa alat
tersebut mampu menghasilkan kalor dengan standar kerja sesuai kebutuhan yang
diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Heat Exchanger ?
2. Bagaimana sistem kerja Heat Exchanger ?
3. Apa saja tipe-tipe dan klasifikasi dari Heat Exchanger ?
4. Bagaimana perhitungan perpindahan panas dan massa pada Heat
Exchanger ?
5. Apa saja masalah yang sering muncul pada heat exchanger dan
bagaimana cara mengatasinya ?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Mengetahui pengertian Heat Exchanger
2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari Heat Exchanger
3. Mengetahui tipe-tipe dan klasifikasi dari Heat Exchanger
4. Mengetahui cara perhitungan perpindahan panas dan massa pada heat
exchanger ?
5. Mengetahui masalah yang sering dijumpai pada heat exchanger dana cara
mengatasinya

BAB II
HEAT EXCHANGER (HE)
2.1 Alat Penukar Kalor

Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas


Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama
sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu
suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.
Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan
panas dari dua fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat
dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
a. Secaara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang
terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran
steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat
bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.
b. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui dinding
pemisah.
Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
a. Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan
panas suatu aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi
sekaligus, yaitu:
Memanaskan fluida
Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger,
dimana fluida yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari
tube fluida yang mengalir adalah kerosene yang semuanya berada
didalam shell.

Gbr. 2.3. Konstruksi Heat Exchanger (Anonim, 2011)

2.2 Prinsip Kerja Heat Exchanger


Heat exchanger bekerja berdasarkan prinsip perpindahan panas
(heat transfer), dimana terjadi perpindahan panas dari fluida yang
temperaturnya lebih tinggi ke fluida yang temperaturnya lebih rendah.
Biasanya, ada suatu dinding metal yang menyekat antara kedua cairan
yang berlaku sebagai konduktor . Suatu solusi panas yang mengalir pada
satu sisi yang mana memindahkan panasnya melalui fluida lebih dingin
yang mengalir di sisi lainnya. Energi panas hanya mengalir dari yang lebih
panas kepada yang lebih dingin dalam percobaan untuk menjangkau
keseimbangan. Permukaan area heat exchanger mempengaruhi efisiensi
dan kecepatan perpindahan panas yang lebih besar area permukaan panas
exchanger, lebih efisien dan yang lebih cepat pemindahan panasnya.
( Sitompul, 1993)
2.3 Klasifikasi Alat Penukar Kalor
Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka
dapat diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :
1. Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas
a. Tipe kontak tidak langsung

Tipe dari satu fase

Tipe dari banyak fase

Tipe yang ditimbun (storage type)

Tipe fluidized bed

b. Tipe kontak langsung


1) Immiscible fluids
2) Gas liquid
3) Liquid vapor

2. Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir


a. Dua jenis fluida
b. Tiga jenis fluida
c. N Jenis fluida (N lebih dari tiga)
3. Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan
a. Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m
b. Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan < 700 m
4. Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas
a. Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya
b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya
terdapat cara konveksi 2 aliran
c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass aliran
masingmasing
d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi
5. Klasifikasi berdasarkan konstruksi
a. Konstruksi tubular (shell and tube)
1) Tube ganda (double tube)
2) Konstruksi shell and tubeoSekat plat (plate baffle) oSekat batang (rod
baffle) oKonstruksi tube spiral
b. Konstruksi tipe pelat
1) Tipe pelat 3) Tipe lamella
2) Tipe spiral 4) Tipe pelat koil
c. Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)
1) Sirip pelat (plate fin)
2) Sirip tube (tube fin)

Heat pipe wall

Ordinary separating wall


d. Regenerative
1) Tipe rotary 3) Tipe disk (piringan)

2) Tipe drum 4) Tipe matrik tetap


6. Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran
a. Aliran dengan satu pass
1) Aliran berlawanan

4) Aliran
parallel
2) Aliran melintang
5) Aliran split
3) Aliran yang dibagi (divided)

b. Aliran multipass
1) Permukaan yang diperbesar (extended surface)

Aliran counter menyilang

Aliran paralel menyilang

Aliran compound

2.4Jenis-jenis Heat Exchanger


Dikarenakan banyaknya jenis dari alat penukar kalor, maka dalam
pembahasan akan dibatasi pada alat penukar kalor jenis heat exchanger yang
banyak dijumpai dalam industri perminyakan. Heat exchanger ini juga banyak
mempunyai jenisjenisnya.
Perlu diketahui bahwa untuk alat-alat ini terdapat suatu terminology
yang telah distandarkan untuk menamai alat dan bagian-bagian alat tersebut
yang dikeluarkan oleh Asosiasi pembuat Heat Exchanger yang dikenal dengan
Tublar Exchanger Manufactures Association (TEMA). Standarisasi tersebut
bertujuan untuk melindungi para pemakai dari bahaya kerusakan atau
kegagalan alat, karena alat ini beroperasi pada temperature dan tekanan
yang tinggi.
Didalam standar mekanik TEMA, terdapat dua macam kelas heat
Exchanger, yaitu :
1. Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi berat,
misalnya untuk industri minyak dan kimia berat.
2. Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada
segi ekonomis dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum
industri.
Jenis-jenis Heat Exchanger yang terdapat pada industri perminyakan
dapat dibedakan atas :
2.4.1 Jenis Double Pipe (Pipa Ganda)
Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam
jenis penukar panas dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah

aliran, baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam
ruangan nular dan cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart
yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak
penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua
mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat
penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan
tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar
digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh ( shell and tube heat
exchanger ).
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell
sendiri- sendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat
exchanger ini dibentuk menjadi U. pada keperluan khusus, untuk
meningkatkan kemampuan memindahkan panas, bagian diluar pipa
diberi srip. Bentuk siripnya ada yang memanjang, melingkar dan
sebagainya.

Gambar. 2.4 Alat penukar klor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)

Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan


yang tinggi, dank arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua
fluida sangat kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan
panasnya sangat kecil, Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan
pipa, dapat dipasang secara seri ataupun paralel, dapat diatur sedimikian
rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD sesuai dengan
keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya dan

kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan kelemahannya


terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal, terbatas
untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2),
dan biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan
atau dikondensasikan.
2.4.2 Koil Pipa
Heat Exchanger ini mempunyai pipa berbentuk koil yang
dibenamkan didalam sebuah box berisi air dingin yang mengalir atau yang
disemprotkan untuk mendinginkan fluida panas yang mengalir di dalam
pipa. Jenis ini disebut juga sebagai box cooler jenis ini biasanya digunakan
untuk pemindahan kalor yang relative kecil dan fluida yang didalam shell
yang akan diproses lanjut.

Gambar 2.5Pipa Coil Heat Exchanger (Anonim, 2012)

HE jenis ini disusun dari tabung-tabung (tubes) dengan jumlah


besar mengelilingi tabung inti, dimana setiap HE terdiri dari lapisanlapisan tabung sepanjang arah aksial maupun radial. Aliran tekanan tinggi
diberikan pada tube diameter kecil, sementara untuk tekanan rendah
dialirkan pada bagian luar tube diameter kecil.
HE jenis ini memiliki keuntungan untuk kondisi suhu rendah antara lain:
1. Perpindahan kalor dapat dilakukan lebih dari dari dua aliran secara
simultan.
2. Memiliki jumlah unit Heat transfer yang tinggi
3. Dapat dilakukan pada tekanan tinggi.

Geometri HE Coiled Tube sangat bervariasi, tergantung pada


kondisi aliran dan drop pressure yang dibutuhkan. Parameter yang
berpengaruh antara lain: kecepatan aliran pada shell dan tube, diameter
tube, jarak antar tube (tube pitch), layer spacer diameter. Faktor lain yang
juga harus diperhitungkan yaitu jumlah fasa aliran, terjadinya kondensasi
dan evaporasi pada shell atau tube.
Aplikasi HE Coiled Tube untuk skala besar telah banyak diterapkan
pada LNG Plant, dimana alat HE ini memiliki kapasitas 100,000 m3/h pada
289 K dan 0.101 Mpa. Luas permukaan heat transfer 25,000 m2 dan
panjang keseluruhan 61 m, diameter 4.5 m dan berat 180 ton. Gambar
Skematik alat tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.15.

Gb. 2.6 Skema HE Coiled Tube yang Digunakan Pada LNG Plant (Anonim, 2012)

2.4.3 Shell and Tube Heat Exchanger


Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam
industry perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder
besar) dimana didalamnya terdapat suatu bundle (berkas) pipa dengan
diameter yang relative kecil. Satu jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa
sedangkan fluida lainnya mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam
shell. Alat penukar panas shell dan tube terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel
(Shell ). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida
yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau
bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang

menempel pada Shell. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas,


biasanya pada alat penukar panas Shell dan Tube dipasang sekat (buffle).
Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu
tinggal (residence time), namun pemasangan sekat akan memperbesar
pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju
alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Shell and tube Heat Exchanger terdiri dari serangkaian tabung. Satu
set dari tabung berisi cairan yang harus dipanaskan atau didinginkan.
Cairan kedua berjalan lebih dari tabung yang sedang dipanaskan atau
didinginkan sehingga dapat menyediakan panas atau menyerap panas yang
dibutuhkan. ( Kern, 1984 )

Komponen komponen Shell and tube Heat Exchanger


1. Head
Head yaitu kepala heat exchanger yang berfungsi sebagai penutup
bagian depan dan belakang shell. Bentuk dari kepala heat
exchanger ini adalah lingkaran. Tebal plat dari kepala heat
exchanger ini tergantung dengan hasil perhitungan yang ditentukan
dari karakteristik fluida yang akan diproses di dalam heat
exchanger. Head ini dapat dihubungkan dengan dinding bejana
(shell) heat exchanger dengan baut dan connection tubesheet
dimana ukuran atau diameter dari pada head harus sama dengan
shell, untuk ketebalan bejana akan sedikit lebih tipis dibandingkan
dengan ketebalan dinding, sedangkan untuk jenis material sama
dengan material yang digunakan pada shell. (Kern, 1984) Berikut
ini adalah gambar head heat exchanger :

2. Shell

Shell merupakan komponen heat exchanger tempat terjadinya


proses pertukaran kalor antar fluida. Shell berbentuk silinder yang
dapat menahan tekanan dari luar. Tebalnya shell tergantung dari
hasil perhitungan dan dari karakteristik fluida yang akan diproses
didalamnya, dimana dinding shell terbuat dari plat baja yang di roll
dibentuk menjadi suatu diameter lingkaran yang berbentuk tabung.
Ukuran dan diameter shell dapat disesuaikan dengan dengan hasil
perhitungan panjang tube dan jumlah tube didalamnya. Berikut ini
adalah contoh gambar shell heat exchanger :

3, Tube
Tube adalah pipa-pipa berukuran kecil sebagai tempat mengalirnya
fluida yang akan didinginkan atau dipanaskan pada heat exchanger.
Ukuran dari pipa ini diperoleh dari asumsi dan perhitungan perpindahan
panasnya. Biasanya terbuat dari material yang memiliki konduktivitas
thermal yang besar. Bentuk dari tube dapat disesuaikan dengan heat
exchanger yang akan digunakan seperti terlihat pada gambar 2.4
dibawah ini :

4. Buffles
Buffles adalah sekat sekat yang dipasang pada tube yang
berfungsi untuk mengarahkan aliran sehingga distribusi
perpindahan panas merata dan juga sebagai penopang komponen
tube.

5. Nozzle
Nozzle berfungsi sebagai penghubung antara shell dengan proses
pemipaan aliran fluida yang akan dialirkan keluar masuk (nozzle
outlet inlet) dari dan shell itu sendiri, dari dan ke proses lanjutan
kedalam sistem pemipaan atau interface atau alat-alat instrumen
pendukung lainnya.

2.5 Perhitungan

2.6 Masalah yang sering timbul pada heat exchanger dan cara mengatasinya

Fouling factor (Rd)


Fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak
dikehendaki di permukaan Heat Exchanger yang berkontak dengan fluida
kerja, termasuk permukaan heat transfer. Peristiwa tersebut adalah
pengendapan, pengerakan, korosi, polimerisasi dan proses biologi.Angka
yang menunjukkan hambatan akibat adanya kotoran yang terbawa fluida yang
mengalir di dalam HE
Penyebab terjadinya fouling :
a. Adanya pengotor berat yaitu kerak keras yang berasal dari hasil
korosi atau coke keras.
b. Adanya pengotor berpori yaitu kerak lunak yang berasal dari
dekomposisi kerak keras.

Akibat fouling :
a. mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer, sehingga
meningkatkan biaya, baik investasi, operasi maupun perawatan.
b. ukuran Heat Exchanger menjadi lebih besar, kehilangan energi
meningkat, waktu shutdown lebih panjang dan biaya perawatan
meningkat.

Variabel operasi yang berpengaruh terhadap fouling :


a. Kecepatan Linier Fluida (Velocity)
Semakin tinggi kecepatan linier fluida, semakin rendah
kemungkinan terjadinya fouling. Sebagai batasan dalam rancangan
dapat digunakan nilai-nilai berikut:
1). Kecepatan fluida proses di dalam tube adalah 3 6 ft/s
2). Kecepatan fluida pendingin di dalam tube adalah 5 8 ft/s
3). Kecepatan fluida tube maksimum untuk menghambat terjadinya
fouling adalah 10 15 ft/s
4). Kecepatan fluida shell adalah 1 3 ft/s.

Temperature Permukaan dan Temperature Fluida


Kecepatan terbentuknya fouling akan meningkat dengan meningkatnya

temperatur.

Cara mengatasi fouling

Chemical / Physical Cleaning


metode pembersihan dengan mensirkulasikan agent melalui peralatan
biasanya menggunakan HCl 5-10%.
Mechanical Cleaning
- Drilling atau Turbining
Pembersihan dilakukan dengan mendrill deposit yang menempel pada
dinding tube.
- Hydrojeting
Pembersihan dilakukan dengan cara menginjeksikan air ke dalam tube
pada tekanan yang tinggi, untuk jenis deposit yang lunak.
Gabungan dari keduanya

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa
dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya,
medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air

biasa sebagai air pendingin (cooling water).Penukar panas dirancang sebisa


mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding
yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung
(direct contact).
Jenis-jenis penukar panas
antara lain :
a.Double Pipe Heat E
b. Plate and Frame Heat Exchanger
c. Shell anf Tube Heat Exchanger
d. Adiabatic wheel Heat Exchanger
e. Pillow plate Heat Exchanger
f. Dynamic scraped surface Heat Exchanger
g. Phase-change Heat Exchanger
Dari jenis-jenis Heat Exchanger diatas, komponen-komponen peralatan
tergantung dari jenisnya. Setiap komponen memiliki peranan masing-masing yang
semuanya saling bergantungan yang apabila salah satu tidak berfungsi maka akan
mengganggu kinerja dari peralatan tersebut.
Perawatan Heat Exchanger dilakukna dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja sadi peralatan serta untuk menjaga dan merawat agar peralatan dapat
bertahan lebih lama dalam penggunaannya. Peralatan yang dilakukan diantaranya
dengan melakukan pemeriksaan secara rutin/ berkala maupun dalam jangka
panjang. Pemeriksaan rutin dilakukan setiap hari, seminggu sekali, sebulan sekali
dan setiap 6 bulan sekali. Pemeriksaan jangka panjang dilakukan setiap 1 tahun
sekali maupun diatas 1 tahun.Sebelum dilakukan perawatan, biasanya peralatan
dilakukan analisa terlebih dahulu untuk mengetahui bagianbagian mana saja yang
mengalami kerusakan maupun yang membutuhkan perbaikan. Analisa yang sering
dilakukan adalah analisa perpindahan panas keseluruhan, factor fouling dan
penurunan tekanan pada Heat Exchanger.
Tipe pembersihan Heat Exchanger yang sering dilakukan adalah :
a.Chemical / Physical Cleaning

b. Mechanical Cleaning
-

Drilling atau Turbining

Hydrojeting

c. Gabungan dari keduanya

DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Ilma. (2011). PENUKAR PANAS ( HEAT EXCHANGER) (online).
Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/46808854/Tugas-Shell-and-TubeEx-Changer-2. (Diunduh tanggal 8 Desember 2012)

Anonim.

(2012).

Alat

Heat

Exchanger

(online).

Tersedia

di

http://beckfk.blogspot.com/ 2012/05/alat-heat-exchanger.html. (Diunduh


tanggal 25 Oktober 2012)
Anonim.

(2010).

Heat

Exchanger

(online).

Tersedia

di

http://www.alaquainc.com/Heat_Exchangers.aspx. (Diunduh tanggal 25


Oktober 2012)
Anonim.

(2010).

Pembagian

Konstruksinya

Heat

(online).

Exchanger
Tersedia

Berdasarkan
di

Bentuk

http://java-

borneo.blogspot.com/2011/05/pembagian-heatexchangerberdasarkan.html. (Diunduh tanggal 5 November 2012)


Anonim. (2012). Pengertian Heat Exchanger (online). Tersedia di :
http://www.scribd.
com/doc/94966592/Pengertian-Heat-Exchanger. (Diunduh tanggal 7
Desember 2012)
Anonim. (2012). Jenis-Jenis Alat Penukar Panas dan Tipe aliran HE (Heat
Exchanger) (online). Tersedia di : http://pelatihanguru.net/category/alatpenukar-kalor. (Diunduh tanggal 8 Desember 2012)
Djunaidi. (2009). Pemeliharaan Tube-Side Penukar Kalor Rsg-Gas Jangka
Pendek Dan
Jangka Panjang. Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN. Kawasan Puspitek
Serpong Tangerang : Banten
Eka, dkk. (2011). Laporan Praktikum Heat Exchanger (online). Ekstensi
Teknik

Kimia

Universitas

Indonesia:

Depok.

Tersedia

di

http://www.scribd.com/doc/72839539/Laporan-HE-Eka-Gefin-KrisnaLaili-Final. (Diunduh Tanggal 7 Desember 2012)


Firiana, Mira. (2011). Heat exchanger (online). Tersedia di :
http://id.scribd.com/ doc/52312812/BAB-II. (Diunduh tanggal 8 Desember
2012)

You might also like