Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nama
NIM
: 135040201111266
Asisten
: Fefira Suci
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih merupakan tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau mengembangkan tanaman. Benih rentan sekali dengan
serangan hama dan penyakit benih yang dapat menurunkan produktivitas benih.
Hama adalah organism yang karena aktivitas makannya dapat menurunkan
kualitas dan kuantitas pada tanaman maupun pada benih. Hama menyerang benih
baik di lapang maupun di gudang sehingga dapat menggangu daya kecambah
benih. Hasil panen yang disimpan pada gudang dapat diserang oleh hama.
Penyakit adalah organism yang menyerang benih baik itu terbawa dari
benihnya sendiri atau saat di panen, diolah ataupun disimpan. Penyakit dapat
menyebabkan perubahan warna dan bentuk, penurunan daya kecambah, serta
dapat menurunkan produktivitas benih. Terdapat banyak jenis penyakit yang
menyerang benih misalnya jamur, bakteri, dan virus.
Pada laporan kali ini akan membahas tentang hama dan penyakit tanaman
kacang hijau pada setiap varietas agar praktikan mengetahui penyerangan dan
perkembangan hama dan penyakit pada benih kacang hijau.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang hama dan penyakit benih.
2. Untuk mengetahui tentang hama Callosobruchus chinensis.
3. Untuk mengetahui hubungan antara jenis pakan terhadap tingkat prferensi
hama Callosobruchus chinensis pada benih kacang hijau dalam simpanan.
4. Untuk mengetahui metode pengujian pathogen benih.
5. Untuk mengetahui macam-macam pathogen yang terdapat dalam benih
kacang hijau.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang hama dan penyakit benih
2. Mahasiswa dapat mengetahui hama Callosobruchus chinensis
3. Mahasiswa dapat mengetahu hubungan antara jenis pakan terhadap
tingkat preferensi hama Callosobuchus chinensis pada benih
kacang hijau dalam simpanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hama Gudang
a. Stored product pests are pest that reduces grain weight, nutritional value,
and germination of stored grain. Infestations also cause contamination,
odor, mold, and heat-damage problems that reduce the quality of the grain
and may make it unfit for processing into food for humans or animals
(Cotton, 1963).
Terjemahan :
Hama gudang adalah hama yang mengurangi bobot biji, nilai gizi, dan
perkecambahan biji-bijian yang disimpan. Pengerumunan tersebut juga
dapat menyebabkan masalah kontaminasi, bau, jamur, dan kerusakan-suhu
yang mengurangi kualitas gabah dan dapat membuatnya tidak layak untuk
diproses menjadi makanan bagi manusia atau hewan.
b. Post-harvest pests are destructive pests of agricultural products while in
storage or during storage (Champ and Highley, 1985).
Terjemahan :
Hama pasca panen adalah hama yang merusak produk pertanian saat
berada di gudang atau pada masa penyimpanan.
c. Stored product pests include several beetles, moths, and a mite that can
infest whole grains or processed foods (Munro, 1966).
Terjemahan :
Hama gudang meliputi beberapa kumbang, ngengat, dan tungau yang
dapat mengerumuni biji-bijian atau makanan olahan.
2.2 Definisi Penyakit Benih
a. Seed pathology may be defined as the study of seedborne disease and
pathogens. It includes studies on the mechanisms of infection, seed
transmission, the role of seedborne inocula in disease development,
techniques for the detection of seedborne pathogens and nonpathogens,
seed certification standards, deterioration due to storage fungi,
mycotoxins, and mycotoxicoses, and control of seedborne inocula
( Nameth, 1981).
Terjemahan : Patologi benih dapat didefinisikan sebagai studi penyakit
dan patogen benih. Ini mencakup studi pada mekanisme infeksi, transmisi
benih, peran inokulum benih dalam perkembangan penyakit, teknik untuk
mendeteksi patogen benih dan nonpathogens, standar sertifikasi benih,
kerusakan karena jamur penyimpanan, mikotoksin, dan mycotoxicoses,
dan pengendalian inokulum benih.
b. Seedborne pathology includes the study of diseases and deterioration
caused by bacteria, fungi, nematodes, viroids, and viruses, and
physiological and mechanical disorders (Agarwal and Sinclair, 1997).
c. Pupa
Pupa berwarna putih kekuningan. Stadia pupa berkisar antara 4-6 hari
pada suhu 30oC dan RH 95-100%. Bentuknya menyerupai serangga
dewasa, tetapi semua bagian tubuhnya belum dapat digerakkan. Pupa
bertipe ekstrata (Kardiyono, 2009).
d. Imago
C. chinensis yang baru dewasa, beberapa hari tetap berada dalam biji
kacang hijau. 2-3 hari keluar dari biji dengan cara mendorong kulit biji
yang digores dengan mandibelnya sehingga terlepas dan terbentuklah
lubang.
berbentuk
EC
(Emulsifiable
Concentrate)
meruoakan
insektisida dalam bentuk cairan dalam bentuk konsentrat pekat. Selain itu
dapat dilakukan dengan cara fumigasi. Fumigan yang paling banyak
ini
bermacam-macam
tergantung
dari
umur
dan
stadia
antraknosa
sukar
dikendalikan
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi Produksi Benih dari aspek HPT tentang hama
gudang dan penyakit benih dilaksanakan pada tangal 22 April 2015 pukul
13.55 15.00 WIB. Di laboratorium Pemuliaan Tanaman lantai 2 Gedung
Budidaya Pertanian.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat Hama
Kain kasa
Karet gelang
Kertas label
Gelas Plastik
: Menampung benih yang dimasukkan imago
Alat Penyakit
Api bunsen
: Mensterilkan bibir cawan petri
Cawan petri
: Sebagai wadah media PDA
Pinset
: Untuk mengambil benih steril
Korek api
: Untuk menyalakan api bunsen
Kamera
: Mendokumentasikan hasil
3.2.2 Bahan
Bahan Hama
Benih kacang hijau varietas konsumsi, vima, murai : Bahan perlakuan
Imago Challosobruchus chinensis
: Bahan perlakuan
Bahan Penyakit
Benih jagung
Cholorx
Aquades
: Untuk mensterilkan benih jagung
Kertas Tissue
: Meniriskan jagung
Media PDA
: Menutrisi jagung
Plastik
: Untuk mewrapping cawan petri
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Hama
Menimbang beberapa varietas benih masing-masing 100 gr
dan masukkan kedalam gelas plastik
Menghitung hama Chalosobruchus chinensis sebanyak 10 hama untuk masingmasing varietas
Menginvestasikan imago Challosobruchus chinensis pada masing-masing
varietas
Tutup dengan kain dan beri label
Amati seminggu sekali selama 4 minggu dengan variabel
pengamatan jumlah imago dan berat benih
Dokumentasikan
3.3.2 Penyakit
Mensterilkan meja kerja dengan alkohol
Mensterilkan 2 benih jagung dengan merendam benih yang akan diisolasi dengan
chlorox, aquades, dan aquades steril secara berurutan masing-masing selama 1
menit
Siapkan media PDA dan buka plastik wrapnya, kemudian panaskan bibir cawan
dengan api Bunsen
Sterilkan pinset dengan merendam alkohol dan membakarnya pada api Bunsen
Buka media dengan membuat celah pada cawan (sekiranya pinset bisa masuk),
dan tanam 2 benih yang telah disterilkan dengan tetap didekat api Bunsen
Tutup kembali media dan panaskan kembali bibir cawan
Tutup dengan plastik wraping dan beri label sesuai dengan kelas masing-masing
Pengamatan dilakukan setiap hari selama seminggu dan didokumentasikan.
adalah jumlah imago dan berat benih akhir kacang hiaju yang di
amati selama 4 minggu.
3.4.2 Penyakit
Pada penyakit langkah awal yang dilakukan adalah
mensterilkan meja dengan alkohol. Lalu benih jagung yang sebagai
bahan perlakuan sebelumnya disterilkan terlebih dahulu ke dalam
chlorox lalu alkohol dan aquades masing-masing selama kurang
lebih 1 menit secara berurutan.
Kemudain siapkan media PDA dan membuka plastik
wrapnya. Setelah itu memanaskan bibir cawan dengan api bunsen
supaya steril. Langkah selanjutnya sterilkan pinset dengan
merendam alcohol dan membakarnya pada api Bunsen. Setelah itu
membuka media dengan membuat celah pada cawan dan tanam 2
benih yang telah disterilkan dengan tetap didekat api bunsen.
Setelah semuanya selesai, tutup kembali media dan
panaskan kembali bibir cawan. Tutup dengan plastic wraping dan
beri label sesuai dengan kelompok masing-masing.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel Hama
Tabel Berat Kacang Hijau
Varietas
Berat Kacang Hijau
Awal
Minggu I
Kacang hijau
100.6
100
Kacang
hijau 100.05
100.47
Minggu II
99.85
100.6
Minggu III
99.73
100.5
Minggu IV
99.61
100.5
(Murai)
Kacang hijau (Fima)
99.32
98.92
98.26
Jumlah Hama
Awal
Minggi I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
10 imago
10 imago
10 imago
12
13
0
14
17
0
15
15
0
100
99.88
10
11
0
101
100.5
100
99.5
99
98.5
98
Kacang Hijau
Kacang Hijau ( Fima)
4.1.2
Kacan
g
Hijau
Kacan
g
Hijau
(Fima)
Tabel Penyakit
Benih jagung
Bakteri
Benih jagung
Jamur
Jamur
tumbuh
meluas
dan
terbentuk 2 koloni
bakteri
di
media
kadar air biji, temperatur dan kelembapan udara. Pada kadar air tertentu
hama kumbang kacang mudah menyerang yaitu pada kadar air di atas 10%,
sedangkan pada kadar air di bawah 10% hama ini jarang atau sulit
menyerang. Kondisi temperatur yang optimum untuk pertumbuhan dan
perkembangan hama ini adalah antara 26 dan 31 0C. Kelembapan yang
mendorong berkembangnya hama ini yaitu jika di atas 65%.
Berat kacang hijau pada setiap varietas juga berbeda-beda. Pada
varietas konsumsi berat kacang hijau awal yaitu 100,6, minggu pertama
sebesar 100 gram, minggu ke dua sebesar 99,85 gram, minggu ke tiga
sebesar 99,73 dan minggu ke empat sebesar 99,61. Varietas murai untuk
awal sebesar 100,05, minggu pertama sebesar 100,47, minggu ke dua
sebesar 100,6, minggu ke tiga sebesar 100,5 dan minggu ke empat juga
100,5. Sedangkan pada varietas fima berat awal yaitu 100, minggu pertama
sebesar 99,88, minggu ke dua sebesar 99,32, minggu ke tiga sebesar 98,92,
dan minggu empat 98,26.
Hasil untuk berat biji setiap varietas kacang hijau berbeda-beda.
Varietas konsumsi dari awal mengalami penurunan berat terlihat perbedaan
dari minggu pertama hingga minggu ke empat. Pada varietas murai tidak
terlalu terlihat perbedaan berat pada biji kacang hijau padahal varietas
tersebut jumlah hamanya yang terbanyak. Untuk varietas fima dari minggu
pertama hingga minggu ke empat terus mengalami penurunan.
Menurut Supeno (2005), setelah menetas larva C. chinensis masuk ke
dalam biji dengan cara menggerek biji dan tinggal di dalam biji hingga
menginjak dewasa. Akibatnya biji menjadi berlubang dan bobot biji
berkurang. Nilai selisih bobot 100 biji sebelum dan susudah infestasi yang
makin besar mengindikasikan bahwa varietas tersebut rentan terhadap
serangan hama gudang C. chinensis. Namun demikian, pengamatan bobot
biji tidak dijadikan tolak ukur karena bobot biji dipengaruhi oleh kadar air.
4.2.2 Penyakit
Dari hasil praktikum penyakit yang telah dilakukan pada benih jagung
dengan menggunakan media PDA didapatkan hasil, pada hari ke 5 setelah
tanam terdapat bakteri yang muncul pada benih jagung tersebut. Terlihat
bakteri tersebut muncul didaerah sekitar akar. Setelah itu terdapat juga
jamur yang tumbuh meluas disekitar benih jagung itu. Bakteri juga semakin
banyak sebanyak 2 koloni di media tanam. Untuk jenis jamur dan bakteri
yang menyerang benih jagung belum diketahui karena tidak melakukan
pengamatan di mikroskop.
Salah satu jamur yang menyerang benih jagung pada media PDA yaitu
jamur Aspergillus flavus. Jamur A. flavus ditemukan pada berbagai media
tumbuh, dapat bertahan hidup dan berkembang biak pada berbagai inang
alternative dan kondisi iklim yang berbeda (Pakki, 2009).
Pada jagung, pathogen ini umumnya menginfeksi biji dalam fase
pertumbuhan generative, selanjutnya menjadi sumber inokulum awal untuk
penularan penyakit pada benih jagung yang disimpan digudang.
4.3 Pembahasan Soal
1. Dari grafik pengamatan saudara, apakah ada penambahan populasi
Callosobruchus chinensis pada ketiga jenis kacang hijau? mengapa
demikian? Apakah variable tersebut sudah menunjukkan bahwa varietas
tertentu yang disukai oleh Callosobruchus chinensis?
Jawaban :
Iya terdapat penambahan populasi Callosobruchus chinensis yaitu pada
varietas konsumsi dan juga varietas murai. Tetapi pada varietas murai pada
minggu ke 4 mengalami penurunan 2 hama.
Faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan populasi suatu hama
khususnya hama gudang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
makanan, faktor iklim, keadaan musuh alami, faktor kegiatan manusia.
Jika dilihat dari literature tersebut kemungkinan faktor yang berpengaruh
pada hasil praktikum ini yaitu faktor makanan serta faktor iklim.
Variable tersebut sudah menunjukkan bahwa varietas tersebut disukai oleh
hama. Terlihat dari varietas fima tidak ada hama dari minggu ke awal
sampai dengan minggu ke empat
2. Dari ketiga jenis kacang hijau, manakah yang memiliki kualitas bagus,
sehingga disukai oleh Callosobruchus chinensis? Apakah kualitas pada
kacang hijau mempengaruhi preferensi Callosobruchus chinensis?
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, V.K, Sinclair, J.B. 1997. Principles of seed pathology, 2 ed. Boca Raton:
CRC, 1997. 538p.
Champ, B.R. and Z. Highley. 1985. Pesticides and Humid Tropical Grain
Stroge System. Proceedings of an International Seminar in Manila,
Philipines, 27-30 Maros, 1985. Aciar Proceedings No. 41.
Cotton, R.T. 1963. Pest Of Storet Grain And Grain Product. Burgerss Publishing
Co. Minneapolis 15, Minn
Greaves, J. H.P. Dobbie ang J. Bridge. 1998. Strocage in Pest Control in Tropical
Grain Legumes. London : Collage House, Wrights Lane.
Kardiyono. 2009. Efektivitas Abu Sekam dan Minyak Goreng Pada Pengendalian
Hama Gudang Kacang Hijau. Banten : Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Banten.