You are on page 1of 4

Pengaruh Meningkatnya Temperatur di Permukaan Bumi

Terhadap Kelayakan Bumi sebagai Tempat Tinggal di Masa


Depan
M.Farid Naufal, MIPA Fisika, 1508102010033
Temperatur merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mendukung kehidupan di
suatu planet. Di tata surya, Bumi merupakan satu-satunya planet yang mampu menyokong
kehidupan, karena temperatur di permukaan Bumi dapat diterima oleh makhluk hidup.
Temperatur di permukaan bumi berkisar antara -89.3 C s.d. 56.7 C dan memiliki temperatur
rata-rata 15 C. temperatur di bumi berbeda-beda tergantung dengan letak geografis suatu daerah
dan musim di daerah tersebut. Namun, dalam kurun waktu 100 tahun terakhir suhu rata-rata
bumi telah meningkat kurang lebih sebesar 0.74 C yang mana hal ini dapat mengancam
kelayakan bumi sebagai planet yang dapat disinggahi oleh mahkluk hidup.
Kenaikan suhu ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti efek rumah kaca dan emisi gas
karbon dioksida, hal ini sering disebut sebagai pemanasan global. Tentunya manusia sebagai
salah satu makhluk hidup yang menetap di Bumi akan terancam keberlangsungan hidupnya jika
pemanasan global ini terus berlangsung. Apa dampak dari pemanasan global terhadap planet kita
ini?, tentulah banyak dan juga memiliki dampak yang sangat besar terhadap keberlangsungan
makhuk hidup di Bumi itu sendiri. Salah satu pengaruh dari kenaikan tempertur di permukaan
Bumi dan lingkungan adalah pengaruh terhadap aspek kelayakan tempat tinggal makhluk hidup
khusunya manusia di pemukaan planet. Seperti yang kita ketahui tempat tinggal merupakan salah
satu syarat keberlangsungannya makhluk hidup, apa jadinya bila kenaikan temperatur di bumi
dapat mengubah suatu kawasan layak huni menjadi tidak layak huni lagi?, tentu akan menjadi
suatu masalah besar.
Kenaikan temperatur bumi dapat berpengaruh pada suatu kawasan diakibatkan karena
kenaikan temperatur tersebut akan banyak mengubah aspek-aspek lainnya pada suatu daerah,
seperti perubahan iklim yang drastis, naiknya permukaan air laut, tejadinya suhu panas yang
sangat ekstim, hingga berdampak buruk pada aspek cocok tanam dan pangan. Pada bulan april
2015 lalu telah terjadi gelombang panas yang menalan korban kurang lebih 2,200 jiwa di India,
yang mana suhu gelombang panas tersebut mencapai 50 C dan merupakan yang terburuk dari
kejadian-kejadian sebelumnya. Dari peristiwa tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa dampak

buruk dari pemanasan global mulai menelan banyak korban. Kasus lain yaitu terjadinya kenaikan
permukaan laut, menurut British Antarctic Survey pada tahun 2100 diperkirakan akan terjadi
kenaikan air laut setinggi 36.8 sentimeter, Bahkan sekarang sini sebagian besar kawasan tanah di
Negara Belanda lebih rendah dibandingkan dengan tinggi permukaan laut disana. Tentu saja itu
merupakan dampak dari melelehnya es di kutub yang di sebabkan oleh naiknya teperatur di
permukaan bumi.
Yang menjadi pertanyaan kita bersama ialah bagaimana dampak pemanasan global ini di
masa yang akan datang? Dengan melihat beberapa kasus peristiwa pada saat ini saja kita dapat
menyimpulkan bahwa pengaruh dari pemanasan global telah memaksa kita untuk bertanaya
apakah Planet Bumi ini masih layak untuk di tinggali?. Untuk saat ini Bumi memang masih
sangat layak untuk di huni, namun dengan meningkatnya keberlangsungan dari pemanasan
global ini dapat mengancam eksistensi makhluk hidup Bumi di masa depan. Jika hal ini tidak di
tanggulangi maka bias saja pemanasan global merupakan akar dari punahnya seluruh makhluk
hidup termasuk manusia yang hidup di Planet Bumi.
Beberapa Option memang telah sejak lama di pikirkan oleh para ilmuwan hingga
politikus agar pemanasan global ini dapat ditanggulangi. Beberapa pilihan itu sendiri adalah
seperti yang marak di canangkan sekarang ini yaitu pengurangan penggunaan ruma kaca dalam
bidang Botani dan pengurangan emisi gas karbon dioksida, akan tetapi fakta di lapangan berkata
lain penggunaan rumah kaca dalam dunia botani masih sangat banyak digunakan dan emisi gas
CO2 tetap terjadi setiap harinya melalui penggunaan bahan bakar fosil. Kita bisa lihat kedua cara
penanggulang ini tidaklah berjalan sesuai yang diharapkan, jika nantinya cara-cara tersebut tidak
berhasil sehingga Bumi ini memang benar-benar tidak layak huni lagi apakah masih ada solusi
lainnya agar makhluk hidup Bumi masih dapat bertahan hidup? Tentu saja ada. Apabila
permukaan bumi memang tidak layak untuk di huni lagi kita masih bisa bertahan dengan
membuat tempat hunian bawah tanah di masa depan.
Dengan kemajuan teknologi di masa depan, bukan tidak mungkin tempat hunian bawah
tanah dapat diciptakan. Namun, hunian bawah tanah juga masih memiliki kekurangan, apabila
solusi hunian bawah tanah di masa depan masih kurang efektif untuk menyelamatkan manusia
dari kepunahan, mengingat tinggal di bawah tanah tidaklah begitu aman apalagi di masa pada
saat bumi layaknya Neraka, pilihan terakhir untuk bertahan hidup dan bertempat tinggal adalah
dengan cara pindah ke Planet lain yang lebih layak huni. Planet layak huni tersebut bias saja

tetangga Bumi yaitu Mars dan planet lainnya yang ada di luar tata surya dan galaksi kita.
Beberapa planet yang diklaim sabagai zona layak huni telah ditemukan dengan adanya bantuan
Teleskop luar angkasa Hubble, contohnya seperti Planet Kepler-186F yang berjarak 490 tahun
cahaya dari bumi. Tentu untuk mencapai planet tersebut manusia harus memiliki pesawat
antariksa yang mampu bergerak melewati kecepatan cahaya. Memang terdengar agak fiksi, akan
tetapi bukan tidak mungkin di masa yang akan datang kita dapat melakukan perjalan antar
bintang dengan tujuan mencari tempat tinggal baru untukmeneruskan keberlangsungan hidup
manusia. Dari semua pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa apabila kenaikan temperatur
di permukaan Bumi terus berlanjut, maka akan sangat berdampak buruk bagi makhluk hidup di
masa yang akan dating, karena Bumi akan menjadi planet yang tidak layak huni lagi solusi
terbaik untuk bertahan hidup adalah melakukan eksodus ke planet lain yang lebih layak huni, dan
selanjutnya membentuk sebuah koloni baru di sana.

Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
https://id.wikipedia.org/wiki/Bumi
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/05/130515_iptek_permukaanairlaut
https://en.wikipedia.org/wiki/Kepler-186f

http://www.idntimes.com/novi/gelombang-panas-ekstrem-di-india-tewaskan-lebih-dari-2200jiwa-dan-bikin-aspal-meleleh

You might also like