You are on page 1of 10

A.

PENGERTIAN

Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas
atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang
tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses
keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan
pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang
ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia (Robbin &
Kumar, 2007).

B. Etiologi

Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru
belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang
bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya
faktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik, dan lain-lain (Amin, 2006).

Predisposisi

Pengaruh rokok.

Pengaruh paparan industri

Pengaruh adanya penyakit lain atau predisposisi oleh karena adanya penyakit
lain.

Pengaruh genetik dan status imunologis.

C. Patofisiologi.

Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel, daerah asal, dan kecepatan
pertumbuhan

Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid (sel
skuamosa), karsinoma sel kecil (sel oat), karsinoma sel besar (tak
terdeferensiasi) dan adenokarsinoma.

D. Gambaran klinis kanker paru


1.

Lokal (tumor setempat)

Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis

Hemoptisis

Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran napas

2.

Kadang terdapat kavitas seperti abses paru


Aelektasis
Invasi local :

Nyeri dada

Dispnea karena efusi pleura

Invasi ke pericardium terjadi temponade atau aritmia

Sindrom vena cava superior

Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)

Suara sesak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent

Syndrome Pancoasta karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
servikalis

3.

Gejala penyakit metastasis :

Pada otak, tulang, hati, adrenal

Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis

Sindrom Paraneoplastik : Terdapat pada 10% kanker paru, dengan gejala

Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam

Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi

Hipertrofi : osteoartropati

Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer

Neuromiopati

Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalsemia)

Dermatologi : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh

Renal : syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)

4.

Asimtomatik dengan kelainan radiologist :


Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang terdeteksi secara
radiologis

Kelainan berupa nodul soliter

E. Studi Diagnostik

Chest x ray ( pandangan lateral dan poteroanterior), tomografi dada


dan CT scanning.

Radioisotop scanning

Tes laboratorium

Pengumpulan sputum untu sitologi, bronkoskopi dengan biopsi, hapusan


dan perkutaneus biopsi
Mediastinoskopi
F. Manajemen

Manajemen umum : terapi radiasi

Pembedahan : Lobektomi, pneumonektomi, dan reseksi.

Terapi obat : kemoterapi

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi bronkial
sekunder karena invasi tumor.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor
paru.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan
dan dyspnea
Aktivitas intolerans berhubungan dengan kelemahan secara umum.

H. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan

Perencanaan
Tujuan dan

Tidak efektif

kriteria hasil
Bersihan

bersihan

jalan napas

jalan napas

akan paten

berhubungan

dengan

dengan

kriteria batuk

obstruksi

hilang, suara

Intervensi
1.

2.

Auskultasi

pertukaran gas dan

rales atau mengi.


Monotr

luasnya obstruksi

ABGs
Monitor

bronkial

hasil sputum sitologi


napas bersih, 4.
Beri posisi

sekunder

x ray bersih.

tumor.
5.

Lihat adekuatnya

paru akan ronkii,

3.

karena invasi

Rasional

jalan napas karena


skeret.
Melihat
keseimbangan asam

optimal kepala

dan basa dan

tempat tidru

kebutuhan untuk

ditinggikan.
Atur

terapi oksigen

humifier oksigen
6.
bantu
pasien dengan
ambulasi atau ubah

kanker
Sekret bergerak
sesuai gravitasi
sesuai perubaha

posisi
7.

Melihat adanya sel

anjurkan

posisi. Meninggikan

intake 1,5 2 L/hari

kepala tempat tidur

kecuali

memungkinkan

kontraindikasi
8.
Bantu
pasien yang batuk

diafragma untuk
brkontraksi
Mensuplay oksigen

dan mengurangi kerja


pernapasan
Sekret bergerak
sesuai perubahan
tubuh terhadap
gravitasi
Mengencerkan sekret
Batuk mengeluarkan
sekret yang
menunmpuk

Gangguan

Mendemonstras 1. Beri

rasa nyaman ikan

bebas

nyeri

nyeri

berhubunga

kriteria ekspresi

dengan wajah

penekanan
saraf

rileks,

pengembangan

oleh paru

tumor paru.

dengan

optimal,

menyatakan
nyeri hilang

analgesik

dan Rasa nyaman

evaluasi keefektifannya
merupakan prioritas
2. Untuk meminimalkan nyeri
dalam pemberian
dada pleural : anjurkan
perawatan pasien
untuk
menahan
dada
demgam tumor.
dengan kedua tangan
Kontrol rasa nyeri
atau dengan bantal saat
butuh narkotik dosis
batuk,
dorong
pasien
tinggi.
untuk berhenti merokok,
Napas dalam dan
dan berikan pelembab
batuk kuat
udara sesuai order dan
meregangkan
obat antitusif
membran pleura dan
3. Untuk meminimalkan nyeri
menimbulkan nyeri
tulang : mmembalik hati dada pleuritik.
hati
dan
berikan
Nikotin dari
dukungan,
hindari
tembakau bisa
menarik
ekstremitas,
menyebabkan
berikan
matras
yang
konstriksi bronkial
lembut, ubah posisi tiap 2
dan menuruhkan
jam.
gerakan silia yang
melapisi saluran
pernapasan. Anti
batuk menekan
pusat batuk di otak
Metastase ke tulang
menyebabkan nyeri
hebat. Pada banyak
pasien bahkan
sentuhan ringan
dapat menimbjlkan
rasa nyeri.

Perubahan

Status nutrisi

1. Kaji diet harian dan

Bantu menentukan

nutrisi kurang

ditingkatkan

diet individu

dari kebutuhan

dengan kriteria BB

kebutuhannya
2. Timbang BB tiap

tubuh

bertambah,

berhubungan

makan sesuai diet

dengan

seimbanmg,

kelelahan dan

albumin, limfosit

dyspnea

normal, lingkar
lengan normal

minggu
3. Kaji faktor psikologi
4. Moniitor albumin dan
limfosit
5. Beri oksigen selama
makan sesuai
keperluan
6. Anjurkan oral care
sebelum makan
7. Atur anti emetik
sebelum makan
8. Berikan diet TKTP
9. Atur pemberian
vitamin sesuai order

Sesuai penngkatan
nutrisi.
Mengidentifikasi efek
psikologis yang
mempengaruhi
menurunnya makan
dan minum
Indikasi adekuatnya
protein untuk sistem
imun
Mengurangi dyspnea
denan mengurangi
kerja paru
Menghilangkan rasa
sputum yang bisa
mengurangi napsu
makan pasien
Mengurangi mual
yang bisa
mempengaruhi napsu
makan
Mendukung sistem
imun
Sebagai diet
suplemen atau

tambahan

Aktivitas
intolerans
berhubungan
dengan
kelemahan
secara umum.

Pasien mampu
1. Observasi respon
melakukan akvitas
terhadap aktivitas
tanpa keleahan
2. Identifikasi faktor yang
atau dyspnea
mempengaruhi intolerans
dengan kriteria
seperti stres, efek
hasil mampu
samping obat
melakukan aktivitas
hariannya.
3. rencanakan periode
istirahat di antara waktu
bekerja
4. anjurkan untuk lakukan
aktivitas sesuai
kemampuan pasien
5. berikan program latihan
aktivitas sesuai toleransi
6. Rencanakan bersama
keluarga mengurangi
energi yang berlebihan
saat melakukan aktivitas
harian

Melihat kemapuan
beraktivitas
Intevensi
dilaksanakan sesuai
faktor yang
mempengaruhi
Mengurangi
kelelahan melalui
isitirahat yang cukup
Menemukan pasien
kebutuhannya
ttanpa
menyebabkan
kelelahan
Meningkatkan
independensi pasien
sendiri
Identifikasi
menyimpan energi .

You might also like